Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan

adalah

salah

satu

program

pemerintah

dalam

memakmurkan masyarakatnya.Sejak awal Orde baru hingga saat ini


pembangunan selalu menjadi fokus utama dalam program pemerintah, baik
itu pembangunan dalam bentuk fisik maupun pembangun dalam bentuk non
fisik.Dalam pembangunan yang berbentuk fisik yang salalu menjadi rencana
bagi pemerintah baik itu pemerintah pusat, provinsi maupun daerah adalah
pembangunan dalam hal material yang diantaranya adalah pembangunan
infrastruktur jalan dan yang paling penting adalah pembangunan rumah bagi
masyarakat.Hal tersebut tercermin dalam visi dan juga misi pemerintah yaitu
pembangunan perumahan bagi masyarakat.Perumahan dan pemukiman
adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan
aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Namun dari program
pembangunan

perumahan tersebut tidak selalu mendapat dampak yang

positif bagi masyarakat tetapi juga dampak negatifnya.


Kondisi pembangunan perumahan di perkotaan yang sangat pesat
cenderung untuk tidak mempertimbangkan faktor konservasi lingkungan
dengan meminimalkan ruang terbuka hijau.Kondisi demikian menyebabkan
terganggunya keseimbangan ekosistem perkotaan dengan meningkatnya suhu
udara di perkotaan, serta pencemaran udara. Sumber pencemaran udara di
kota besar Indonesia terutama disebabkan kegiatan transportasi, permukiman,
persampahan dan industri.
Dalam studi Amdal dampak lingkungan yang dipelajari adalah suatu
kegiatan yang direncanakan oleh manusia. Dampak dapat meliputi komponen
atau lingkungan kimia, biotis, sosial ekonomi, sosial budaya maupun
kesehatan masyarakat. Dampak ini dapat menjadi masalah yang cukup serius

karena tujuan pembangunan lebih memberikan dampak negatif terhadap


lingkungan sekitar.
Sedangkan keadaan lingkungan tidak selalu tetap (statis),melainkan
selalu berubah seiring dengan waktu yang berjalan. Perubahan ini dapat
bersifat daur, acak maupun dengan kecenderungan tertentu. Perubahan yang
bersifat daur dapat berjangka pendek, musiman dan berjangka panjang oleh
karena itu di perlukan suatu perkiraan dampak untuk meminimalisir
kemungkinan dan dampak negatif yang mungkin terjadi.
Dari uraian latar belakang diatas maka laporan ini berjudul Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Pada Pembangunan Perumahan.
1.2 Identifikasi Masalah
1) Identifikasi Rona Lingkungan Terkait Pembangunan Perumahan
2) Komponen Fisik dan Kimia Pembangunan Perumahan
3) Komponen Biologi Pembangunan Perumahan
4) Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Pembangunan Perumahan
5) Evaluasi Dampak yang Ditimbulkan Dari Kegiatan Pembangunan
Perumahan
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Waktu:
a. Tanggal
b. Hari
c. Pukul

: 07 Januari 2017
: Sabtu
: 16.30 Wita

Tempat: Bukit Biru Tenggarong, Kalimantan Timur

BAB II
DASAR TEORI
2

2.1 Pengertian Amdal


AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi,
sosial- ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap
studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No.
27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran
yang

diharapkan,

pengawasannya

dikaitkan

dengan

mekanisme

perijinan.Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan


bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil
keputusan

wajib

mempertimbangkan

hasil

studi

AMDAL

sebelum

memberikan ijin usaha/kegiatan.AMDAL digunakan untuk mengambil


keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
2.2 Manfaat AMDAL
1. Bagi masyarakat
- Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,
sehingga

dapat

mempersiapkan

diri

di

dalam

penyesuaian

kehidupannya apabila diperlukan;


- Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah
proyek dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat
menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian
yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;
- Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di
daerahnya sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi3

informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan


proyek;
- Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas
sehingga kesalahfahaman dapat dihindarkai dan kerja sama yang
menguntungkan dapat digalang;
- Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam
hubungannya dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di
dalam ikut dan mengelola lingkungan.
2. Bagi pemilik proyek
- Proyek terhindar dari pelanggaran terhadap undang-undang atau
peraturan yang berlaku.
- Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau perusakan
lingkungan.
- Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan
dihadapi di masa yang akan datang;
- Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di
masa yang akan datang;
- Analisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan
di sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial
ekonomi dan sosial budaya;
- Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara
komprehensif dari perencanaan proyeknya, sehingga dapat diketahui
kelemahan-kelemahannya

untuk

segera

dapat

dilakukan

penyempurnaannya;
- Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat
mengetahui keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir,
tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain) sehingga dapat dicari keadaan
lingkungan yang aman bagi proyek.
3. Bagi pemerintah

- Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur


tidak rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
- Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di
luar lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat
atau yang belum diolah;
- Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya
pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya,
sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan
masyarakat;
- Untuk

menghindari

terjadinya

pertentangan-pertentangan

yang

mungkin timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek


lainnya;
- Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana
pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak
mengganggu proyek lain;
- Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas
bagi negara dan masyarakat;
- Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat
pengambil keputusan.
2.3 Peranan AMDAL Dalam Perencanaan Pembangunan
Adanya pembangunan ialah karena adanya kebutuhan untuk menaikan
kesejahteraan rakyat.Pembangunan itu dijabarkan ke dalam program dalam
berbagai bidang yang selanjutnya dirinci ke dalam berbagai proyek.
Walaupun AMDAL dapat juga digunakan untuk menganalisis dampak yang
diprakirakan akan ditimbulkan oleh program, namun pada umumnya
AMDAL digunakan pada tingkat proyek. Hal ini disebabkan karena AMDAL
untuk program lebih sulit pelaksanaanya dari pada untuk proyek.Padahal
AMDAL untuk proyek pun sudah sulit.Sebab kesulitan pada AMDAL untuk
program ialah uraian program belumlah terinci, bidangnya adalah luas dan
daerah yang dijangkau pun sering luas.Sebagai contoh ialah program

transmigrasi,

program

intensfikasi

produksi

pangan

dan

program

pemberantasan penyakit malaria.Ketiga program ini meliputi daerah seluruh


Indonesia

yang

mempunyai

kondisi

lingkungan

yang

sangat

bervariasi.Jelaslah betapa sulitnya untuk membuat AMDAL untuk ketiga


program tersebut.AMDAL untuk daerah yang luas itu dapat menggunakan
AMDAL kawasan dan AMDAL regional. Akan lebih mudahlah untuk,
misalnya, membuat AMDAL untuk perencanaan intensifiasi produksi ubi
jalar dikabupaten Jaya Wijaya, Irian Jaya, perencanaan transmigrasi
penduduk dari daerah Cirata Jawa Barat, ke daerah Sintang, Kalimantan
Barat, dan perencanaan pemberantasan penyakit Mlaria dikecamatan
Wonodadi, Banjarnegara. Walaupun demikian AMDAL untuk program
tidaklah boleh diabaikan.Sebab dapat saja terjadi dampak dari suatu proyek
yang merupakan bagian program tidaklah besar, tetapi dampak kumulatif
program tersebut dapatlah sangat besar.Sebagai contoh ialah program
introduksi huller ke desa-desa.Dampak yang ditimbulkan oleh proyek satu
atau dua huller disebuah desa tidaklah besar.Akan tetapi dampak introduksi
huller di beribu ribu desa di seluruh Indonesia sangatlah besar.Beratus ribu
wanita telah kehilangan pekerjaan tambahanya sebagai penumbuk padi. Oleh
karena

itu

sangatlah

mengembangkan

penting

teknik

untuk

AMDAL

dilakukan
untuk

penelitian
program.

untuk
(Otto

Soemarwoto,1997:51).
2.4 Pentingnya AMDAL bagi Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
maka nampak gambaran bagi proyek-proyek yang akan dibangun atau yang
telah berjalan, perlu diteliti sampai seberapa besar dapat meningkatkan kulitas
lingkungan hidup setempat. Selain itu terkandung pula pengertian seberapa
besar dapat memaksimumkan manfaat (dampak positif) terhadap lingkungan
yang mengandung makna harus dapat menciptakan kegiatan ekonomi baru
dan penyedian fasilitas sosial ekonomi bagi masyarakat setempat.atau

sebaliknya malah menurunkan kualitas ligkungan hidup dalam arti lebih


banyak memberikan kerugian (dampak negatif) bagi masyarakat sekitar.
Untuk mengatasi semua itu, analisa dampak lingkungan adalah salah
satu cara pengendalian yang efektif untuk dikembangkan. AMDAL bertujuan
untuk mengurangi atau meniadakan pengaruh-pengaruh buruk (negatif)
terhadap lingkungan dan bukan menghambat ektifitas ekonomi. AMDAL
pada hakekatnya merupakan penyempurnaan suatu proses perencanaan
proyek pembangunan dimana tidak saja diperhatikan aspek sosial proyek itu,
melainkan juga aspek pengaruh proyek itu terhadap sosial budaya, fisika,
kimia dan lain-lain, Hadi dalam Daniah (2007: 49).
Tujuan dan sasaran utama AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu
usaha atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan
tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha tau
kegiatan tersebut layak dari segi aspek liongkungan. Sedangkan kegunaan
AMDAL adalah sebagai bahan untuk mengambil kebijaksanaan (misalnya
perizinan) maupun sebagai pedoman dalam membuat berbagai perlakuan
penanggulangan dampak negatif. Dalam usaha menjaga kualitas lingkungan,
secara khusus AMDAL berguna dalam hal:
1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak,
terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
2. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber
daya alam lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul
pertentangan-pertentangan.
3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran sehingga
tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
4. Agar diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi
bangsa, negara dan masyarakat.
Melalui pengkajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana
usaha atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu optimal meminimalkan
kemungkinan dampak lingkungan yang negatif serta dapat memanfaatkan dan
mengelola

sumber

daya

alam

secara

efesien.

Munn (1979) sebagaimana dikutip oleh Helneliza, mengemukakan bahwa


AMDAL merupakan salah satu dari bagian perencanaan dalam rangka
menghasilkan

tindakan

pembangunan

yang

selaras

dengan

lingkungan.memanfaatkan sumber daya lingkungan dengan sebaik-baiknya


dan menghindari degradasi. Di banyak negara AMDAL dinyatakan berhasil
menghambat laju kerusakan lingkungan.Hasil KTT Bumi di Rio de Jeneiro
telah membuktikan hal ini, dimana + dari 158 negara menyatakan berhasil
menghambat laju kerusakan lingkungan.AMDAL sebagai bagian yang
integral dari pembangunan berkelanjutan, memberi arti bahwa sekurangkurangnya dengan adanya AMDAL mengingatkan pemrakarsa supaya
memperhatikan kelestarian lingkungan, Herneliza dalam Daniah (2007: 51).
Hasil AMDAL dapat diketahui apakah proyek pembangunan berpotensi
menimbulkan dampak atau tidak.Bila berdampak besar terutama yang negatif,
tentu saja proyek tersebut tidak boleh dibangun atau boleh dibangun dengan
persyaratan tertentu agar dampak negatif tersebut dapat dikurangi sampai
tidak membahayakan lingkungan.
Bila berdasarkan AMDAL tidak akan menimbulkan dampak yang
berarti, maka proyek pembangunan dapat dilaksanakan sesuai usulan dengan
tetap berpedoman agar tetap memperhatikan dampak-dampak negatif yang
mungkin timbul diluar perkiraan semula. Dalam hal ini, sebelum proyek
dilaksanakan harus ditentukan dulu pedoman pengelolaan dan pemantauan
lingkungan sebagai usaha menjaga kelestariannya.Perlu kiranya ditekankan
AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan.Artinya
AMDAL tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan
untuk melaksanakan proyek tersebut.
2.5 Metode Identifikasi Dampak Besar dan Dampak Penting
Kriteria pentingnya dampak dimaksudkan untuk menetapkan derajat
pentingnya dampak.Dampak besar dan dampak penting merupakan
perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh

suatu usaha dan/atau kegiatan (PP 27 Tahun 1999).Kriteria dampak penting


meliputi jumlah manusia terkena dampak, luas wilayah sebaran dampak, lama
waktu dan intensitas dampak, jumlah komponen lingkungan terkena dampak
dan berbalik tidaknya dampak.
2.5.1 Pengertian Identifikasi Dampak
Dalam pelaksanaan studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
lingkungan), identifikasi dampak umumnya difokuskan pada kegiatan
suatu usaha atau proyek yang diperkirakan akan menjadi sumber
dampak serta komponen-komponen/parameter- parameter lingkungan
yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana
kegiatan/usaha/proyek.
Dalam proses identlfiksi dampak, penyusun studi AMDAL harus
dapat menetapkan apa yang menjadi penyebab dampak atau sumber
perubahan lingkungan serta sekaligus menetapkan dengan cermat
bagaimana proses yang akan terjadi pada komponen-komponen
lingkungan yang akan mengalami dampak. Dari hasil identifikasi ini
lalu dicari upaya penanganan dampak lingkungan baik berupa upaya
pencegahan, penanggulangan maupun pengendalian.Upaya-upaya ini
diarahkan agar dapat mengurangi dampak-dampak yang bersifat negatif
serta mengembangkan dampak- dampak yang bersifat positif.
2.5.2 Posisi Identifikasi Dampak Dalam Proses AMDAL
Paling sedikit ada 5 (lima) tahapan analisis yang harus ditempuh
dalam serangkaian proses penyusunan dokumen AMDAL (Adiwibowo,
1995). Tahapan tersebut secara hirarki adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan dampak penting hipotetik yang relevan untuk ditelaah
secara mendalam dalam AMDAL.
2) Menetapkan batas ruang dan waktu yang digunakan untuk
penyusunan AMDAL.

3) Menganalisis beragam data hasil pengaraatan dan pengukuran


sehingga diperoleh informasi yang dalam perihal kondisi rona
lingkungan sebelum proyek dibangun.
4) Memperkirakan besar (magnitude) dan kepentingan (importan ce)
dampak Iingkungan yang akan tirobul sebagai akibat adanya
kegiatan proyek.
5) Mengevaluasi secara holistik kecenderungan dampak penting
Iingkungan untukkeperluan pengambilan keputusan

terhadap

kelayakan Iingkungan dari proyek, serta arahan pengelolaan dan


pemantauan Iingkungan.
Kelima tahapan tersebut merupakan struktur utama dalam tubuh
dokumen AMDAL yang harus dilakukan.Tahapan ini sangat penting
baik bagi penyusun dokumen AMDAL maupun bagi penilainya.
Dalam proses penyusunan AMDAL ada tiga jenis metode
(Adiwibowo, 1995) yakni :
a) Metode Identifikasi Dampak (Impact Identification)
Dilakukan
untuk
mengidentifikasi
komponen/parameter
Iingkungan

yang

diperkirakan

akan

mengalami

perubahan

mendasar (dampak penting) sebagai akibat rencana kegiatan


proyek.
Identifikasi dampak terutama digunakan disaat proses pelingkupan
dalam rangka penyusunan dokumen Kerangka Acuan.
b) Metode Prakiraan Dampak (Impact Prediction)
Dilakukan untuk memperkirakan arah serta besar perubahan
(magnitude) yang akan dialami oleh setiap komponen/parameter
Iingkungan yang menurut identifikasi diperkirakan terkena dampak
kegiatan.
Dilakukan untuk menilai atau mengevaluasi sifat penting dari
perubahan atau dampak Iingkungan tersebut, ditinjau dari
kepentingan masyarakat, pakar dan atau penerintah.
Prakiraan dampak digunakan di saat penyusunan AMDAL.
c) Metode Evaluasi Dampak (Impact Evaluation)
Dilakukan untuk mengevaluasi secara holistik seluruh komponen
atau parameter Iingkungan yang menurut hasil penilaian tergolong
10

mengalami perubahan mendasar (dampak penting), baik yang


bersifat negatif maupun positif, sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan atas kelayakan Iingkungan dari kegiatan.


Dilakukan untuk merumuskan arahan untuk pengelolaan dan

pemantauan Iingkungan.
Evaluasi dampak digunakan di saat penyusunan AMDAL.

2.5.3 Pelaksanaan Identifikasi Dampak


Keberhasilan dalam proses identifikasi dampak, banyak pula
bergantung pula pada kemampuan penyusun dokumen AMDAL dalam
memahami rincian kegiatan suatu proyek/usaha yang akan diteliti.
Rincian kegiatan yang dimaksud disini adalah uraian satuan-satuan
operas! kegiatan proyek yang dimulai dari tahapan prakonstruksi,
konstruksi saropai pada pasca konstruksi, mengingat satuan-satuan
operasi ini memiliki potensi terjadinya dampak Iingkungan. Dengan
kata lain satuan operasi dapat merupakan surober dampak.
Selain itu dalam proses idenifikasi dampak perlu juga diketahui
mengenai rona Iingkungan yang terkena dampak terutama komponen
Iingkungan yang langsung terkena daropak dan yang memiliki arti
ekologis dan ekonomis. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai
sumberdaya alam yang ada di wilayah studi rencana usaha/kegiatan
perlu dipelajari secara seksama. Hal-hal ini semuanya berkaitan dengan
komponen-komponen Iingkungan hidup yang diasumsikan akan terkena
dampak.
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dalam mengenal rona
Iingkungan adalah untuk menduga keadaan Iingkungan dimasa yang
akan datang tanpa proyek dan keadaan Iingkungan masa mendatang
dengan proyek/usaha/kegiatan.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola rona
lingkungan adalah dengan mendaftarkan setiap komponen Iingkungan
di jwilayah studi dimana akan dilaksanakan suatu proyek. Dampak

11

penting yang diidentifikasi nantinya akan memegang peranan penting


dalam penentuan jenis data yang harus dikumpulkan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Kegiatan Proyek Pembangunan Perumahan
Proyek yang akan dibangun adalah sebuah pembangunan perumahan
modern minimalis letaknya strategis dan bebas banjir.
Dengan profil sebagai berikut :
Nama Perumahan

: Graha Bukit Biru

Pengelola

: Cluster Tiara Graha Bukit Biru

12

Lokasi

: Jalan Poros Bukit Biru-Pal 5 gg Graha


( samping Hotel Grand Elty Singgasana )

Kondisi morfologi pada lokasi proyek merupakan dataran tinggi dengan


lithology soil, lempung. Sumber air yang melimpah juga menjadi pertimbangan
khusus pembangunan proyek mall di kawasan ini. Sumber air yang melimpah
ini berasal dari Sungai Mahakam yang merupakan sumber air bagi masyarakat
kota tenggarong.
Adapun sarana penunjang yang akan dibangun yaitu:
a. Pembuatan jalan
b. Pemasangan instalasi listrik, dipilih sumber tenaga PLN dan sebagai
cadangan menggunakan tenaga diesel/generator.
c. Pemasangan jaringan telepon.
d. Pemasangan jaringan air bersih, dimana akan menggunakan
sumber air dari PDAM.
e. Pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan Instalasi
Pengolahan Limbah (IPAL)
f. Drainase air hujan, pada drainase air hujan digunakan prinsip air
hujan harus disalurkan secepat mungkin ke badan air yang telah
ditentukan.

3.1 Identifikasi Rona Lingkungan Terkait Pembangunan Perumahan


3.1.1

Komponen Fisik Dan Kimia Pembangunan Perumahan

13

a) Kualitas Udara
a) Iklim
Daerah penelitian termasuk dalam tipe Iklim Tropika Humida
dengan curah hujan berkisar antara 1500-4500 mm/ tahun . (BMKG
Samarinda)
b) Suhu
Suhu di daerah penelitian minimum 210 C dan maksimum 39oC
dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5o - 8oC.
Temperatur minimumnya terjadi pada bulan Oktober sampai Januari.
Kelembaban 71-96 % dengan kecepatan angin 12 km/jam. (BMKG
Samarinda).
c) Kualitas Udara
Kualitas udara

sebelum adanya kegiatan pembangunan

perumahan digolongkan dalam kategori baik karena kualitas udara pada


daerah tersebut tidak banyak dipengaruhi oleh faktor lain kecuali hanya
kendaraan masyarakat pada umumnya.
d) Kebisingan
Kebisingan yang terjadi sebelum adanya kegiatan pembangunan
perumahan masih dalam keadaan normal, karena hanya terjadi pada
transportasi umum yang di gunakan masyarakat sekitar
e) Hidrologi Dan Kualitas Air

Pada daerah tersebut terjadi erosi, karena daerah tersebut merupakan


daerah dataran tinggi, sehingga memungkinkan air hujan yang turun akan
membawa material-material ke tempat yang lebih rendah jika tidak ada
drainase yang baik.

14

Foto 1. Kondisi daerah telitianterjadi erosi pada saat hujan

Dan untuk kuantitas air tanah terbilang sedikit dikarenakan daerah


telitian tergolong dataran tinggi bukit dimana jika berharap dengan air
tanah tidak akan mencukupi untuk perumahan.

f) Fisiografi Dan Topografi


-

Fisiografi
Proyek perumahan pada koordinat 1165959.309 LS serta -hotel
Grand Elty Singgasana. Lokasi proyek pembangunan Graha BB ini sangat
strategis karena akses yang mudah dilalui serta jauh dari polusi.

Topografi
Ketinggian tanah di lokasi berkisar antara 200 m di atas permukaan
laut. Kondisi topografi lahan juga relatif berbukit.

15

Foto 2. Lokasi daerah telitian bukit

g) Tanah
Untuk kesuburan tanah yang ada pada daerah tersebut sebelum
dilakukan kegiatan pembangunan perumahan, yaitu tanah dalam keadaan
subur karena tumbuhan yang umumnya tumbuh pada daerah bukit tersebut
tumbuh dan berkembang dengan sangat baik.

3.1.2 Komponen Biologi


Komponen biologi yang ditelaah meliputi flora dan fauna serta
organisme lainnya, baik darat maupun perairan. Data yang diambil berupa
indeks keanekaragaman, indeks pemerataan dan kelimpahan suatu organisme.
a) Flora
Jenis Flora Yang Ada berupa rumput ilalang, pohon akasia dan sengon,
pohon kelapa dan jenis tumbuhan gulma. Kelimpahan jenis flora wilayah
kegiatan penelitian adalah rumput ilalang.

16

Foto 2. Jenis Flora daerah telitian


b) Fauna
Jenis jenis fauna yang ada di lokasi berupa semut merah maupun semut
hitam, jangkrik, kumbang, kupu-kupu, capung, nyamuk, burung. Kelimpahan
jenis fauna adalah nyamuk dan dominasi spesisesnya adalah jenis jangkrik.

3.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Komponen sosial yang penting diantaranya adalah demografi,
ekonomi, budaya, kesehatan masyarakat.
1) Demografi
Struktur penduduk pada daerah pembangunan tersebut mempunyai
kepadatan yang sedang dengan keadaan penduduk didaerah tersebut
beraneka ragam dari tua sampai muda, dari anak-anak sampai remaja, dan
dari kelas bawah hingga menengah ke atas.
2) Ekonomi
Tingkat pendapatan penduduk pada daerah pembangunan tersebut
mayoritas terbilang stabil, karena dapat dilihat dari penduduk sebagian
besar adalah penduduk kelas menengah.Untuk sarana yang digunakan
masyarak sendiri, yaitu sebagian besar menggunakan kendaraan roda dua
(motor).
3) Budaya

17

Adat istiadat dan pola kebiasaan yang berlaku di sekitar


pembangunan perumahaan yaitu mengikuti suku yang ada pada daerah
tersebut, yaitu suku Kutai.
4) Kesehatan Masyarakat
Kesehatan mayarakat pada daerah tersebut sebelum adanya kegiatan
pembangunan masih dalam keadaan baik dan yang ditemukan mempunyai
penyakit merupakan penyakit yang sudah di derita sebelum adanya
kegiatan tersebut.Untuk cakupan pelayanan tenaga dokter dan pramedis
jaraknya tidak terlalu jauh terbilang cukup dekat.

BAB IV
DAMPAK PEMBANGUNAN
4.1 Dampak yang Ditimbulkan Dari Kegiatan Pembangunan Perumahan
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kegiatan pembangunan
perumahan antara lain :
a) Dampak Pada Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan pada tahap pra-konstruksi

yang

sangat

potensial

menimbulkan dampak terhadap lingkungan adalah kebisingan. Dampak


kebisingan dari alat angkut Dump Truck (mobilisasi peralatan) dan
pemagaran area kerja ini sangat sensitif karena pada umumnya erat
18

kaitannya dengan aktifitas masyarakat disekitar lokasi pembangunan


perumahan.
Dampak yang ditimbulkan antara lain :
1. Gangguan pendengaran disebabkan dari alat yang beroperasi.
2.
Terganggunya aktivitas masyarakat sekitar lokasi pembangunan
disebabkan dari alat-alat berat yang keluar masuk lokasi
b) Dampak Pada Tahap Konstruksi
Kegiatan pekerjaan umum pembangunan perumahan pada tahap
konstruksi menggunakan alat-alat berat seperti excavator caterpillar 320D,
dump truck, dan alat pemadatan tanah Pengoperasian alat-alat tersebut
mempunyai potensi dampak pada :
1. Lingkungan fisik seperti:
a. Peningkatan kebisingan
b. Pencemaran udara (debu dan gas polutan)
c. Gangguan pada kondisi hidrologi akibat pemadatan tanah yang
dilakukan alat-alat berat sehingga menimbulkanerosi

pada saat

hujan daerah sekitarnya.


2. Komponen biologi seperti :
a. Penurunan flora dan vegetasi
b. Ganguan dan pengurangan fauna yang ada pada daerah tersebut
3. Komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya seperti :
a. Peningkatan kepadatan lalu lintas karena keluar masuknya alat berat
pada daerah kerja.
b. Kerusakan prasarana umum seperti jalan
c) Dampak Pada Tahap Pasca Konstruksi
Pada tahap pasca konstruksi dampak lingkungan terjadi akibat
demobilisasi peralatan yang telah selesai digunakan. Pengoperasian
peralatan tersebut akan menimbulkan dampak diantaranya, yaitu :
1. Peningkatan kebisingan dan pencemaran udara, yaitu gas yang
dikeluarkan dari kendaraan proyek pembangunan perumahan
2. Kerusakan jalan umum, seperti retakan-retakan yang ditimbulkan dari
demobilisasi peralatan
3. Peningkatan kepadatan lalu lintas akibat pengoperasian alat-alat berat
yang telah selesai digunakan.
1) Dampak Positif, yaitu :
Dampak positif yang dapat dirasakan oleh penduduk sekitar yaitu :

19

a) Terbukanya lowongan pekerjaan bagi penduduk disekitar proyek


pembangunan
b) Warga yang berjualan disekitar wilayah proyek pembangunan
mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dikarenakan jumlah
penduduk sekitar pembangunan perumahan meningkat.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pada proyek pembangunan perumahan banyak menimbulkan dampak
negatif dari komponen lingkungan yang, meliputi komponen fisik dan kimia,
komponen biologi serta komponen sosial, ekonomi dan budaya.
Dari komponen lingkungan yang menimbulkan dampak negatif yaitu
lebih banyak terdapat pada komponen fisik.Dampak yang ditimbulkan
dimulai dari pra konstruksi hingga pasca kontruksi yang memiliki dampak
berkelanjutan. Tidak hanya komponen lingkungan, bahkan penduduk sekitar
pun merasakan dampak yang ditimbulkn dari kegiatan pembangunan tersebut,
seperti tingkat kebisingan yang menggangu aktifitas Dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan pembangunan proyek tersebut antara lain :
1. Iklim yang berubah akibat hilangnya tumbuhan dari kegiatan tersebut
2. Polusi udara yang meningkat, juga disebabkan tidak adanya tumbuhan
hijau yang dapat menangani polusi udara tersebut
3. Meningkatnya kebisingan di akibatkan dari alat-alat yang bekerja pada
kegiatan proyek tersebut yang mengganggu aktivitas warga sekitar
4. Kerusakan prasarana umum seperti jalan umum akibat alat-alat berat yang
keluar masuk daerah proyek

20

5. Hilangnya flora dan fauna asal pada daerah tersebut


6. Konflik sosial yang diakibatkan dari pembebasan lahan
7. Serta kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan telinga akibat
kebisingan yang ditimbulkan.
4.2 Saran
Pada kegiatan pembangunan perumahan diharapkan pemilik proyek
lebih memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan bila proyek tersebut
berjalan dan cara penanganannya. Kegiatan pembangunan perumahan ini
sebenarnya

masih

belum

memenuhi

prosedur

pembangunan

yang

berwawasan lingkungan.Oleh sebab itu, untuk para pemilik proyek agar lebih
memperhatikan kondisi lingkungan dan pengaruh bagi daerah sekitar dari
kegiatan pembangunan proyek tersebut.

21

22

Anda mungkin juga menyukai