A.DEFINISI
Gangguanobsesifkompulsifadalahsuatucontohdariefekpositifdimanapenelitian
moderentelahmenemukangangguandidalamwaktusingkat.Padaawaltahun1980
angangguanobsesifkompulsifdianggapsebagaigangguanyangjarangdanberespon
burukterhadapterapi.Sekarangdiketahuibahwagangguanobsesifkompulsifadalah
seringditemukandansangatresponsifterhadapterapi.
Suatuobsesiadalahpikiran, perasaan,ide,atausensasiyang mengganggu
(intrusif).Suatukompulsiadalahpikiranatauperilakuyangdisadari,dibakukandan
rekuren, seperti menghitung, memeriksa atau menghindari. Obsesi meningkatkan
kecemasan seseorang sedangkan melakukan kompulsi menurunkan kecemasan
seseorang tetapi jika seseorang memaksa untuk melakukan suatu kompulsi,
kecemasan adalah meningkat. Seseorang dengan gangguan obsesifkompulsif
biasanya menyadari irasionalitas dari obsesi dan merasakan bahwa obsesi dan
kompulsi sebagai egodistonik. Gangguan obsesifkompulsif dapat merupakan
gangguanyangmenyebabkanketidakberdayaankarenaobsesidapatmenghabiskan
waktu dan dapat mengganggu secara bermakna pada rutinitas normal seseorang,
fungsipekerjaan, aktivitas sosialyangbiasanyaatau hubungandenganteman dan
anggotakeluarga
B. EPIDEMIOLOGI
Prevalensiseumurhidupgangguanobsesifkompulsifpadapopulasiumum
diperkirakanadalah22,4%dimanapriadanwanitamemilikiresikosama.Beberapa
peneliti telah memperkirakan bahwa gangguan obsesifkompulsif ditemukan pada
sebanyak 10 persen pasien rawat jalan di klinik psikiatrik. Angka tersebut
menyebabkangangguanobsesifkompulsifsebagaidiagnosispsikiatrikterseringyang
keempat setelah fobia, gangguan berhubungan zat, dan gangguan depresif berat.
PenelitianepidemiologisdiEropa,Asia,danAfrikatelahmenegakkanangkatersebut
melewatiikatankultural.
Untukorangdewasa,lakilakidanwanitasamamungkinterkena;tetapiuntuk
remaja, lakilaki lebih sering terkena gangguan obsesifkompulsif dibandingkan
perempuan. Sebagian besar gangguan mulai pada saat remaja atau dewasa muda,
tetapidapatterjadipadamasakanak.Usiaonsetratarataadalahkirakira20tahun
walaupunlakilakimemilikionsetusiayangagaklebihawal(rataratasekitarusia19
tahun)dibandingkanwanita(rataratasekitar22tahun).Secarakeseluruhan,kirakira
duapertigadaripasienmemilikionsetgejalasebelumusia25tahun,dankurangdari
15persenpasienmemilikionsetgejalasetelahusia35tahun.
Orangyanghidupsendirianlebihbanyakterkenagangguanobsesifkompulsif
dibandingkan orang yang menikah, walaupun temuan tersebut kemungkinan
mencerminkankesulitanyangdimilikipasiendengangangguanobsesifkompulsif
dalam mempertahankan suatu hubungan. Gangguan obsesifkompulsif ditemukan
lebih jarang diantara golongan kulit hitam dibandingkan kulit putih walaupun
tersedianyajalurkepelayanankesehatandapatmenjelaskansebagianbesarvariasi
tersebutketimbangperbedaanprevalensiantararasras.
Pasien dengan gangguan obsesifkompulsif umumnya dipengaruhi oleh
gangguanmentallain.Prevalensiseumurhidupuntukgangguandepresifberatpada
pasiendengangangguanobsesifkompulsifadalahkirakira67persendanuntukfobia
sosialadalah25persen.Diagnosispsikiatrikkomorbidlainnyapadapasiendengan
gangguan obsesifkompulsif adalah gangguan pengaruh alkohol, fobia spesifik,
gangguanpanik,dangangguanmakan.
C. ETIOLOGI
1. FaktorBiologis
Neurotransmiter
Sistemserotoninergik
Banyakpercobaanyangdilakukanuntukmendukunghipotesistentang
terlibatnya disregulasi serotonin terhadap munculnya gejala obsesi dan kompulsif
pada penyakit ini. Banyak data yang menunjukkan bahwa obat serotonergik lebih
efektifdibandingkandenganobatlainyangjugamempengaruhisistem
neurotransmitter, tetapi patofisiologi serotonin yang terlibat sebagai penyebab
terjadinyagangguanobsesifkompulsifmasihbelumjelas.Fungsiserotonindiotak
ditentukanolehlokasisistemproyeksinya.Proyeksipadakorteksfrontaldiperlukan
untukpengaturanmoodsedangkanproyeksipadagangliabasalisbertanggungjawab
padagangguanobsesikompulsi.
SistemNoradrenergik
Buktisaatinimasihkurangtentangadanyadisfungsisistemnoradrenergikdalam
terjadinya gangguan obsesif kompulsif. Namun, ada laporan bahwa clonidine oral
dapatmenunjukkanperbaikangejalaOCD.
SistemNeuroimunologi
Beberapapakarberpendapatbahwaadahubunganpositifantarainfeksi
streptokokus dan gangguan obsesif kompulsif. Infeksi Streptokokus hemolitikus
grupAdapatmenyebabkandemamrematik,dansekitar1030%pasien
jugamengalamiSyndenhamschoreadangangguanObsesifKompulsif.Genetikjuga
didugaberpengaruhuntukterjadinyagangguanobsesifkompulsifdimanaditemukan
perbedaanyangbermaknaantarakembarmonozigotdandizigot.
Penelitianpencitraanotak
Berbagai penelitian pencitraan otak fungsional, sebagai contoh PET (positron
emission tomography), telah menemukan peningkatan aktifitas (sebagai contoh,
metabolismedanalirandarah)dilobusfrontalis,gangliabasalis(khususnyakaudata),
dan singulum pada pasien dengan gangguan obsesif kompulsif. Baik tomografi
komputer (CT scan) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) telah menemukan
adanya penurunan ukuran kaudata secara biateral pada pasien dengan gangguan
obsesifkompulsif. Baik penelitian pencitraan otak fungsional maupun struktural
konsistendenganpengamatanbahwaprosedurneurologisyangmelibatkansingulum
kadangkadangefektifdalampengobatanpasiendengangangguanobsesifkompulsif.
SuatupenelitianMRIbarubaruinimelaporkanpeningkatanwakturelaksasiT 1 di
korteksfrontalis.
Genetik
Data genetik pada pasien OCD memberikan hipotesis bahwa gangguan ini
memilikikomponengenetikyangsignifikan.Studikembaruntukgangguanobsesif
kompulsif secara konsisten menemukan angka kejadian lebih bermakna untuk
monozigot daripada dizigot. Sedangkan, studi keluarga pada pasien OCD
menunjukkanbahwa35%kerabatgenerasipertamajugamengalamigangguanini.
DatalainmenunjukkanbahwaterdapathubunganfamilialantaragangguanTourette
dantikmotorikkronissertabeberapakasusOCD.
2.Faktorperilaku
Menurutahli,obsesiadalahstimuliyangdibiasakan.Stimulusyangrelatifnetral
menjadidisertaidengankecemasanatauketakutanmelaluiprosespembiasaandengan
memasangkan dengan peristiwa yang secara alami adalah berbahaya atau
menghasilkankecemasan.Jadi,objekdanpikiranyangsebelumnyanetralmenjadi
suatustimuliyangterbiasakanmampumenimbulkankecemasanataugangguan.
Kompulsi dicapai dengan cara yang berbeda. Strategi menghindar yang aktif
dalambentukperilakukompulsiatauritualistikdikembangkanuntukmengendalikan
kecemasan.
3.FaktorPsikososial
Faktorkepribadian
OCDberbedadengangangguankepribadianobsesifkompulsif.Sebagianbesar
orangdenganOCDtidakmemilikigejalakompulsifpramorbiddancirikepribadian
sepertiitutidakperluatautidakcukupuntukmenimbulkanOCD.Hanyasekitar15
sampai35persenpasienOCDmemilikiciriobsesionalpramorbid.
Faktorpsikodinamik
SigmundFreudmenjelaskantigamekanismepertahananpsikologisutamayang
menentukanbentukdankualitasgejaladansifatkarakterobsesifkompulsif;isolasi,
meruntuhkan(undoing),danpembentukanreaksi.
1)Isolasi
Isolasiadalahmekanismepertahananyangmelindungiseseorangdariafekdan
impuls yang mencetuskan kecemasan. Jika terjadi isolasi, afek dan impuls yang
didapatkandarinyaadalahdipisahkandarikomponenidesionaldandikeluarkandari
kesadaran.Jikaisolasiberhasilsepenuhnya,impulsdanafekyangterkaitseluruhnya
terepresi,danpasiensecarasadarhanyamenyadarigagasanyangtidakmemilikiafek
yangberhubungandengannya.
2)Undoing
Karenaadanyaancamanterusmenerusbahwaimpulsmungkindapatlolosdari
mekanismeprimerisolasidanmenjadibebas,operasipertahanansekunderdiperlukan
untuk melawan impuls dan menenangkan kecemasan yang mengancam keluar ke
kesadaran. Tindakan kompulsif menyumbangkan manifestasi permukaan operasi
defensif yang ditujukan untuk menurunkan kecemasan dan mengendalikan impuls
dasaryangbelumdiatasisecaramemadaiolehisolasi.Operasipertahanansekunder
yang cukup penting adalah mekanisme meruntuhkan (undoing). Seperti yang
disebutkan sebelumnya, meruntuhkan adalah suatu tindakan kompulsif yang
dilakukan dalam usaha untuk mencegah atau meruntuhkan akibat yang secara
irasionalakandialamipasienakibatpikiranatauimpulsobsesionalyangmenakutkan.
3)Pembentukanreaksi
Pembentukanreaksimelibatkanpolaperilakuyangbermanifestasidansikapyang
secarasadardialamiyangjelasberlawanandenganimpulsdasar.Seringkali,pola
yangterlihatolehpengamatadalahsangatdilebihlebihkandantidaksesuai.
D. GEJALA KLINIS
Obsesif dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum:
1. Suatu gagasan atau impuls yang memaksakan dirinya secara bertubi-tubi dan terusmenerus ke dalam kesadaran seseorang.
2. Suatu perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai manifestasi sentral
dan seringkali menyebabkan orang melakukan tindakan kebalikan melawan gagasan
atau impuls awal.
3. Obsesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego-alien), yaitu dialami sebagai suatu
yang asing bagi pengalaman seseorang tentang dirinya sendiri sebagai makhluk
psikologis.
4. Tidak peduli bagaimana jelas dan memaksanya obsesi atau kompulsi tersebut,
orang biasanya menyadarinya sebagai mustahil dan tidak masuk akal.
5. Orang yang menderita akibat obsesi dan kompulsi biasanya merasakan suatu
dorongan yang kuat untuk menahannya.
Gambaran obsesi dan kompulsi adalah heterogen pada dewasa, pada anakanak dan remaja. Gejala pasien individual mungkin bertumpang tindih dan berubah
dengan berjalannya waktu, tetapi gangguan obsesif-kompulsif memiliki empat pola
gejala yang utama. Pola gejala utama gangguan obsesif kompulsif, yaitu :
1. Kontaminasi
Pola yang paling sering ditemukan adalah suatu obsesi tentang kontaminasi,
diikuti oleh mencuci disertai penghindaran obsesif terhadap objek yang kemungkinan
terkontaminasi. Objek yang ditakuti seringkali sukar untuk dihindari, sebagai contoh
feses, urin, debu atau kuman. Pasien mungkin secara terus-menerus menggosok kulit
tangannya dengan mencuci tangan secara berlebihan atau mungkin tidak mampu pergi
keluar rumah karena takut akan kuman. Walaupun kecemasan adaloah respon
emosional yang paling sering terhadap objek yang ditakuti, rasa malu dan rasa jijik
yang obsesif juga sering ditemukan. Pasien dengan obsesi kontaminasi biasanya
percaya bahwa kontaminasi ditularkan dari objek ke objek atau orang ke orang oleh
kontak ringan.
a. Penggolongan
1) Obat trisiklik
Contoh: Clomipramine.
Clomipramine biasanya dimulai dengan dosis 25 sampai 50 mg sebelum
tidur dan dapat ditingkatkan dengan peningkatan 25 mg sehari setiap dua sampai
tiga hari, sampai dosis maksimum 250 mg sehari atau tampak efek samping yang
membatasi dosis. Karena Clopramine adalah suatu obat trisiklik, obat ini disertai
dengan efek samping berupa sedasi, hipotensi, disfungsi seksual dan efek samping
antikolinergik, seperti mulut kering.
2) Obat SSRI (Serotonin Reuptake Inhibitors)
Contoh: Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram.
Penelitian
tentang
Fluoxetine
dalam
gangguan
obsesif-kompulsif
3. Psikoterapi
Psikoterapi suportif jelas memiliki bagiannya, khususnya untuk pasien
gangguan obsesif-kompulsif, walaupun gejalanya memiliki berbagai derajat
keparahan, adalah mampu untuk bekerja dan membuat penyesuaian sosial. Dengan
kontak yang kontinu dan teratur dengan tenaga yang profesional, simpatik, dan
mendorong, pasien mungkin mampu untuk berfungsi berdasarkan bantuan tersebut,
tanpa hal tersebut gejalanya akan menyebabkna gangguan. Kadang-kadang jika ritual
dan kecemasan obsesional mencapai intensitas yang tidak dapat ditoleraansi, perlu
untuk merawat pasien di rumah sakit sampai tempat penampungan institusi dan
menghilangkan stres lingkungan eksternal menurunkan gejala sampai tingkat yang
dapat ditoleransi.
Anggota keluarga pasien seringkali menjadi putus asa karena perilaku pasien.
Tiap usaha psikoterapik harus termasuk perhatian pada anggota keluarga melalui
dukungan emosional, penentraman, penjelasan dan nasihat tentang bagaimana
menangani dan berespons terhadap pasien.
4. Terapi lain
Terapi keluarga seringkali berguna dalam mendukung keluarga, membantu
menurunkan percekcokan perkawinan yang disebabkan gangguan, dan membangun
ikatan terapi dengan anggota keluarga untuk kebaikan pasien. Terapi kelompok
berguna sebagai sistem pendukung bagi beberapa pasien.
G. DIAGNOSIS BANDING
1.
Kondisi medis
Gangguan neurologis utama yang dipertimbangkan dalam diagnosis banding
adalah gangguan Tourette, gangguan tik lainnya, epilepsi lobus temporalis, dan
kadang-kadang komplikasi trauma dan pascaensefalitik. Gejala karakteristik dari
gangguan Tourette adalah tik motorik dan vokal yang sering dan hampir setiap hari
terjadi.
2.
Kondisi psikiatrik
Pertimbangan psikiatrik utama di dalam diagnosis banding gangguan obsesif-
yaitu penerimaan obsesi dan kompulsi, dan adanya gangguan kepribadian (terutama
gangguan kepribadian skizotipal). Prognosis yang baik ditandai oleh penyesuaian
sosial dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa pencetus, dan suatu sifat gejala yang
episodik. Isi obsesional tampaknya tidak berhubungan dengan prognosis.