Kesehatan Remaja
Kesehatan Remaja
KELOMPOK 5 :
NISWAHROBIATUL MUAMAROH 115070201131002
13 tahun), remaja tengah (14 16 tahun), dan remaja akhir (17 - 20 tahun). Istilah
adolescence biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas
menunjukkan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal
pubertas
mengakibatkan
perubahan
penampilan
pada
orang
muda,
dan
perkembangan
remaja
yang
berhubungan
dengan
seks
adalah
pembentukan hubungan yang baik dengan lawan jenis. Yang membedakan dalam
masa perkembangan ini adalah perkembangan sikap dan pola perilaku pada remaja.
A. Pertumbuhan
Soetjiningsih
(2004)
pertumbuhan
menggambarkan
proses
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler yang terlihat
secara fisik dan dapat diukur dengan menggunakan satuan panjang atau
orgasmus sebelum masa pubertas, tetapi ejakulasi pada anak laki laki tidak
terjadi sampai organ seksnya matur, yaitu sekitar usia 12 atau 14 tahun.
Ejakulasi mungkin terjadi pertama kali selama tidur (emisi nocturnal), hal ini
biasa disebut dengan mimpi basah yang sering kali dianggap sangat
memalukan. Anak laki laki harus mengetahui bahwa, meski mereka tidak
menghasilkan sperma saat pertama ejakulasi, mereka segera akan menjadi
subur hingga nanti saatnya terjadi perkembangan genital, rambut pubis,
wajah, dan tubuh mulai tumbuh.
Pertumbuhan pada remaja dipengarahi oleh beberapa hormon, antara lain :
1) Hormone Pertumbuhan (Growth Hormone/GH)
Hormon yang paling berpengaruh selama remaja, yang dihasilkan
terutama pada saat tidur nyenyak malam hari. Mempunyai dua efek
terhadap
tulang
rawan
epifisis,
serta
berefek
langsung
pada
merupakan pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk
menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja.
Ketika remaja berumur 18 tahun sampai umur 20 tahun terjadi perubahan
yang membuat remaja mulai bertanggungjawab, membuat pilihan, dan
berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa atau lebih dikenal dengan masa
remaja akhir.
Perkembangan yang dialami remaja pada masanya, antara lain :
1) Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah rangkaian dari perubahan yang dialami remaja.
Remaja membutuhkan penyesuaian yang baik dengan perubahan dalam
tubuhnya. Kematangan yang berbeda yang dialami oleh setiap remaja
membuat remaja yang mengalami pubertas lebih awal akan menjadi lebih
sensitif dan merasa berbeda dengan yang lain, namun seiring dengan
waktu ia dapat menyesuaikan diri. Jadi dalam penyesuaian perkembangan
fisik inilah nantinya remaja dapat berkembang menjadi remaja yang
mampu berhubungan dengan orang lain atau tidak (Djiwandono, 2002).
2) Perkembangan Kognitif
Potter & Perry (2005) menjelaskan selama masa remaja terjadi perubahan
dalam pemikiran dan perluasan lingkungan, namun tanpa lingkungan
pendidikan yang sesuai remaja tidak mampu mencapai perkembangan
neurologis dan tidak mampu diarahkan untuk dapat berpikir rasional.
Kemampuan kognitif yang diperlihatkan oleh remaja sangat dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalunya, pendidikan formal yang ia dapat, dan
motivasi. Djiwandono (2005) menjabarkan dalam teori perkembangan
kognitif Piaget, masa remaja adalah tahap transisi dari penggunaan
berpikir konkret secara operasional ke berpikir formal secara operasional.
Remaja mulai menyadari batasan batasan pikiran mereka. Mereka
berusaha dengan konsep konsep yang jauh dari pengalaman mereka
sendiri.
3) Perkembangan Psikososial
Soetjiningsih (2004) menjelaskan mengenai masa remaja yang identik
dengan kematangan seksualnya menjadi hal yang sangat berperan penting
dalam perkembang psikososialnya. Kematangan seksual yang diiringi
dengan perubahan bentuk tubuh apabila tidak diketahui oleh remaja
dan
aktivitas
seksual,
penyakit
yang
ditularkan
melalui
hubungan seksual, dan kehamilan. Informasi faktual ini dapat datang dari
rumah, sekolah, buku buku, atau teman sebaya. Sering kali informasi
yang remaja dapatkan tidak diaplikasikan dalam gaya hidup karena remaja
tidak merasa rentan dan kurangnya kewaspadaaan karena meyakini bahwa
kehamilan atau penyakit tidak akan terjadi pada mereka (Potter & Perry,
2005).
3. Perilaku Seksual Remaja
Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa secara biologis perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup, sehingga yang dimaksud
dengan perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia yang
mempunyai artian sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Sehingga yang
dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegitan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati pihak luar.
Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan
seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui
berbagai perilaku yang merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan
lingkungan disekitarnya. Perilaku seksual sangat luas sifatnya, mulai dari
berdandan, mejeng, merayu, menggoda hingga aktifitas dan hubungan
seksual (PKBI, 2007).
untuk
menarik
perhatian
(terutama
lawan
jenis).
(PKBI. 2007).
B. Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
Menurut PKBI (2007) dan Suryoputro (2006) banyak hal yang
mampu mempengaruhi perilaku seksual remaja, adalah sebagai
berikut:
1) Perspektif Biologis
Perubahan
biologis
yang
terjadi
pada
masa
pubertas
dan
dalam
masalah
seputar
seksual
dapat
memperkuat
lebih
sering
memunculkan
aktivitas
seksual
sosial
kognitif
diasosiakan
dengan
pengambilan
for
stress,
coping
stress,
kemampuan
membuat
dorongan
seksualnya
secara
sehat
dan
bertanggungjawab.
3) Berfungsinya
keluarga
afeksi/kehangatan,
dalam
penanaman
menjalankan
nilai
moral
fungsi
dan
kontrol
keterbukaan
remaja
untuk
menyalurkan
dorongan
seksualnya
dengan cara yang selaras dengan norma dan nilai yang berlaku
serta menyalurkan energi psikis secara produktif.
4) Pengalaman seksual
Semakin banyak pengalaman mendengar, melihat, mengalami
hubungan seksual makin kuat stimulasi yang dapat mendorong
munculnya perilaku seksual. Misalnya : media massa (film, internet,
gambar atau majalah), obrolan dari teman sebaya/pacar tentang
pengalaman seks, melihat orang orang yang tengah berpacaran
atau melakukan HUS (Hubungan Seksual).
D. Faktor faktor yang mempengaruhi permasalahan seksual remaja
Menurut Sarlito dalam Poltekkes Depkes (2010), faktor faktor
yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada
remaja adalah sebagai berikut :
1) Perubahan
perubahan
hormonal
ini
menyebabkan
remaja
yang
pertama
pertanyaan
mengenai
bagi
kesehatan
remaja
apabila
reproduksi.
mempunyai
Remaja
tidak
yang
menjadi
tempat
pendidikan
setelah
sekolah,
aktif
secara
seksual,
dapat
membuat
mereka
sadar
budaya,
terutama
budaya
asing
yang
menganut
untuk
menyerap
informasi.
Meskipun
media
massa
dunia
publik.
Sejumlah
perilaku
meningkatkan
risiko
terjangkitnya
HIV,
termasuk
perilaku
seksual
berisiko
dan
pada
fisik,
mental,
hingga
dapat
menyebabkan
Lestari,
dkk
(2008)
dalam
Haliadhy
(2012)
alasan
remaja
mendatangi PIK karena remaja ingin mengetahui mengenai enam hal yaitu
perilaku seksual, hubungan seksual, makna seks sebenarnya, sistem
reproduksi, dan problem seksual.
b. Teman sebaya
Pratini, dkk (2008) dalam Haliady (2012) teman sebaya memiliki peran yang
penting dalam proses perkembangan social remaja, antara lain : sebagai
sahabat, sumber dukungan semangat, sumber dukungan fisik, sumber
dukungan ego, fungsi komparasi social, dan fungsi kasih sayang.
c. Motivasi
Haliadhy (2012)
menjelaskan
bahwa
remaja
memiliki
motivasi
untuk