Oleh:
dr. Indah Permata
Pembimbing:
dr. Imran, SpPD
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul
Congestive Heart Failure et causa Hypertensive Heart Disease + Hypertension Stage
II. Di kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Imran, SpPD selaku pembimbing yang telah membantu penyelesaian
laporan kasus ini.
Penulisan juga mengucapan terima kasih kepada teman sejawat dokter lainnya
dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Demikianlah penulisan laporan ini, semoga bermanfaat, amin.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Judul
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program
Dokter Internship di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat periode 6 Februari 2012 5
Februari 2013.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Jantung
memiliki dua atrium, yaitu atrium kanan dan atrium kiri, yang membentuk ruang atas
jantung, dan dua ventrikel, yaitu ventrikel kiri dan ventrikel kanan, yang membentuk
ruang yang lebih rendah pada jantung.1 Salah satu fungsi jantung adalah untuk
memompakan darah baik ke paru maupun ke seluruh tubuh. Bagian jantung yang
berfungsi untuk memompakan darah ke paru-paru adalah ventrikel kanan, sedangkan
bagian jantung yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh adalah
ventrikel kiri.
Gagal jantung kongestif terjadi ketika ada kerusakan dalam aksi pemompaan
ini, baik pada ventrikel kiri, ventrikel kanan, atau keduanya, yang menyebabkan darah
berkumpul di arteri paru, pembuluh darah, atau keduanya. Bendungan ini
menyebabkan kemacetan di paru-paru (cairan terbendung di paru-paru), penurunan
output jantung, peningkatan beban jantung, penurunan efisiensi kontraksi otot
jantung, penurunan stroke volume, peningkatan denyut jantung, dan hipertrofi.
Kompensasi ini dapat menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung dan
penurunan suplai darah ke seluruh tubuh.2
Kompensasi terhadap gagal jantung kongestif tersebut merupakan alasan
kedatangan penderita ke rumah sakit. Berdasarkan data Medicare di Amerika Serikat
dan data Scottish di Eropa, gagal jantung merupakan penyebab rawat inap yang paling
banyak di rumah sakit.3 Data lain menyebutkan bahwa sekitar 5 juta warga Amerika
mengalami gagal jantung, dan terjadi penambahan 550.000 penderita gagal jantung
setiap tahunnya.4 Selain insidensi yang tinggi, angka kematian pada gagal jantung
kongestif juga tidak sedikit.
menyebabkan edema paru yang memiliki angka kematian 12% di rumah sakit. 3 Data
lain menunjukkan bahwa angka kematian akibat gagal jantung adalah sekitar 10%
setelah 1 tahun dan sekitar setengah dari penderita gagal jantung mengalami kematian
dalam waktu 5 tahun setelah didiagnosis.4
Tingginya insidensi dan angka kematian pada gagal jantung kongestif sesuai
dengan data tersebut menunjukkan bahwa kasus gagal jantung kongestif memerlukan
perhatian lebih di kalangan masyarakat. Untuk itu diperlukan pemahaman lebih lanjut
mengenai gagal jantung kongestif ini. Itulah sebabnya, kasus ini perlu diangkat untuk
dipelajari.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identifikasi
Nama
: Ny. A
Umur
: 80 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kota Agung
Pekerjaan
Agama
: Islam
MRS
: 20 Maret 2012
Riwayat darah tinggi sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu, kontrol tidak
teratur
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
Nadi
Temperatur
: 36.7 C di axilla
RR
Berat Badan
: 54 kg
Tinggi Badan
: 155 cm
IMT
Lingkar Perut
: 89 cm
Keadaan Spesifik
Kulit
Warna sawo matang, efloresensi tidak ada, scar tidak ada, pigmentasi dalam batas
normal, ikterus pada kulit tidak ada, temperatur kulit normal, keringat umum
tidak ada, keringat setempat tidak ada, pucat pada telapak tangan dan kaki tidak
ada, sianosis tidak ada, lapisan lemak cukup.
Dada
Bentuk thorax`normal simetris kanan dan kiri, sela iga tidak melebar, retraksi
dinding thorax tidak ada, ginekomastia tidak ada, tidak ditemukan venectasis dan
spider nevi.
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: Cembung
Palpasi
: Lemas, Nyeri Tekan (-) Hepar dan Lien sulit dinilai, Undulasi
(+)
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas Atas
Kedua ekstremitas atas tampak pucat tidak ada, palmar eritema tidak ada, nyeri
otot dan sendi tidak ada, gerakan kesegala arah, kekuatan +5, refleks fisiologis
normal, refleks patologis tidak ada, jari tabuh tidak ada, eutoni, eutropi, tremor
tidak ada, edema ada pada kedua lengan dan tangan tidak ada.
Ekstremitas Bawah
Kedua ekstremitas bawah tidak tampak pucat, nyeri otot dan sendi tidak ada,
kekuatan +5, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ada, eutoni,
eutrophi, varices tidak dijumpai, jaringan parut ada, pigmentasi dalam batas
normal, jari tabuh tidak ada, turgor cukup, edema pretibial minimal ada.
Alat Kelamin
Tidak diperiksa
Leukosit
Trombosit
: 90 mg/dl
Ureum
Creatinin
: sel epitel
: (+)
Leukosit
Eritrosit
: 0-1/LPB (N : 0-1/LPB)
Protein
: negatif
Glukosa
: negatif
10
EKG: irama sinus, axis normal, HR 115-120x/m, Gel P normal, PR int 0,12 dtk, QRS
komp 0,04 dtk, R/S di v1 < 1, Sv1+Rv5v6<35, ST-T change (-)
Kesan : Low voltage
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.5 Resume
12
13
(+)
(-)
Ronkhi paru
(+)
Kardiomegali
(+)
(+)
Gallop S3
(-)
(+)
Refluks hepatojugular
(-)
Kriteria Minor
Edema ekstremitas
(+)
(+)
Dispneu deffort
(+)
Hepatomegali
(-)
Efusi pleura
(-)
(-)
(-)
Istirahat duduk
Diet Jantung II
O2 3 L/menit
Kateter urin
Farmakologis
-
Digoxin 2 x 0.125 mg
Aspilet 1 x 80 mg
Captopril 2 x 12.5 mg
Laxadine syr 3 x 1 c
Echocardiograhy
2.10
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia
Quo ad functionam
: dubia ad malam
FOLLOW UP
21 Maret 2012
S :
O : Keadaan Umum
Sesak napas
Sensorium
Compos Mentis
Tekanan Darah
140/80 mmHg
Nadi
98 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan
28x / m
Temperatur
36.8C
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thorax
Cor :
HR : 98x/m reguler, M (-), G(-)
Pulmo :
Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di
15
dan lien sulit dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+)
normal
Edema pretibial (+) minimal
Ekstremitas
A :
P :
O2 3L/menit
Diet Jantung II
Furosemid 1 x 1 amp
Digoxin 2x 0.125 mg
Aspilet 1x 80 mg
Captopril 2x 12.5 mg
Laxadine syr 3x 1 c
22 Maret 2012
S :
O : Keadaan Umum
Sesak napas
Sensorium
Compos Mentis
Tekanan Darah
140/80 mmHg
Nadi
86 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan
28x / m
Temperatur
36.6C
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thorax
Cor :
HR : 86x/m reguler, M (-), G(-)
Pulmo :
Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di
16
Ekstremitas
A :
P :
O2 2L/menit
Diet Jantung II
Furosemid 1 x 1 amp
Digoxin 2x 0.125 mg
Aspilet 1x 80 mg
Captopril 2x 12.5 mg
Laxadine syr 3x 1 c
23 Maret 2012
S :
O : Keadaan Umum
Sensorium
Compos Mentis
Tekanan Darah
130/80 mmHg
Nadi
80 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan
26x /m
Temperatur
36.6C
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thorax
Cor :
HR : 80x/m reguler, M(-), G(-)
Pulmo :
Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di
17
Ekstremitas
A :
P :
O2 2L/menit
Diet Jantung II
Furosemid 1 x 1 amp
Digoxin 2x 0.125 mg
Aspilet 1x 80 mg
Captopril 2x 12.5 mg
Laxadine syr 3x 1 c
24 Maret 2012
S :
O : Keadaan Umum
Sensorium
Compos Mentis
Tekanan Darah
130/80 mmHg
Nadi
84 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan
24 x/m
Temperatur
36.6C
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thorax
Cor :
HR : 84x/m reguler, M (-), G(-)
Pulmo :
Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di
18
Ekstremitas
A :
P :
Edema perbaikan
- Istirahat duduk
-
O2 2L/menit
Diet Jantung II
Furosemid 1 x 1 amp
Digoxin 2x 0.125 mg
Aspilet 1x 80 mg
Captopril 2x 12.5 mg
Laxadine syr 3x 1 c
25 Maret 2012
S :
O : Keadaan Umum
Sensorium
Compos Mentis
Tekanan Darah
130/80 mmHg
Nadi
80 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan
24x / m
Temperatur
36.6C
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thorax
Cor :
HR : 80x/m reguler, M (-), G(-)
Pulmo :
19
Ekstremitas
A :
P :
O2 2L/menit
Diet Jantung II
Furosemid 1 x 1 amp
Digoxin 2x 0.125 mg
Aspilet 1x 80 mg
Captopril 2x 12.5 mg
Laxadine syr 3x 1 c
26 Maret 2012
S :
O : Keadaan Umum
Sensorium
Compos Mentis
Tekanan Darah
130/70 mmHg
Nadi
70 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan
26 x/m
Temperatur
36.5C
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thorax
Cor :
HR : 70x/m reguler, M (-), G(-)
Pulmo :
20
Ekstremitas
A :
P :
O2 2L/menit
Diet Jantung II
Furosemid 1 x 1 amp
Digoxin 2x 0.125 mg
Aspilet 1x 80 mg
Captopril 2x 12.5 mg
Laxadine syr 3x 1 c
BAB III
ANALISA KASUS
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak bisa memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan. Gagal jantung terbagi menjadi gagal jantung kiri, gagal jantung
kanan dan gagal jantung kongestif, yakni gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
Gagal jantung kiri ditandai oleh dispneu deffort, kelelahan, orthopnea,
paroksismal nokturnal dispnea, batuk, pembesaran jantung, irama derap, bunyi derap
S3 dan S4, pernapasan cheyne stokes, takikardi, ronki dan kongesti vena pulmonalis.
Gagal jantung kanan ditandai oleh adanya kelelahan, pitting edema, ascites,
21
hepatomegali, efusi
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Ghanie A. Gagal jantung kronik. In: Sudoyo AW, et al, eds. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid 1, edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2006; p1511-4.
2. O'Brien, Terrence. Congestive Heart Failure. South Carolina: Medical University of
South
Carolina:
2006.
Available
from
URL:
http://www.emedicinehealth.com/congestive_heart_failure/article_em.htm
3. Bazo A.
Congestive
Heat Failure. 2010. Available
from
URL:
http://www.scribd.com/doc/15419488/Congestive-Heart-FailureAB
4. Kulick
D.
Congestive
Heart
Failure.
2010.
Available
from
URL:
http://www.medicinenet.com/congestive_heart_failure/article.htm
23
24