Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH DOSIS LARUTAN NUTRISI TERHADAP HASIL

BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum


Mill) SECARA HIDROPONIK
(THE EFFECT of DOSE CONDENSATION of NUTRITION TO RESULT OF
SOME VARIETAS TOMATO (Lycopersicum Esculentum Mill) BY HYDROPONIC)
Oleh:
Moh. Aminuddin*) dan Muhammad Chabib IS**)
*) Alumni Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember
**) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT
An experiment to study the effects of varying dose of nutrient solution on growth
and yield of three different tomato cultivars growth by hydrophonic method was done in the
greenhouse of the Faculty of Agriculture University of Muhammadiah Jember. Duration
of experiment was from December 20 th of 2004 up to March 28 th of 2005. The tomato
cultivars used were Fatimah, Imagine, and Ranti, where as four variation of nutrient dose
were 0 ml, 8,750 ml, 11,200 ml, and 13,650 ml/plant respectively. The design of
experiment was factorial based on randomized complete blocks with three replications.
The results of experiment showed that three levels of nutrient dose tested gave
favourable effects on number of fruit per plant and average fruit weight. How ever the best
result was obtained with Fatimah cultivar grown in nutrient solution at the rate of 8,750
and 11,200 ml/plant which produced maximum fruit weight per plant. As regards vitamin
C content Fatimah and Imagine produced higher value than that of Ranti.
Key Words: Lycopersicum esculentum, hydropinic

I. PENDAHULUAN
Tanaman tomat Lycopersicum esculentum Mill termasuk tanaman semusim yang
berumur sekitar 4 bulan. Tomat mengandung vitamin C dan vitamin A yang dapat
mencegah sariawan dan rabun mata. Produksi tomat + 2 ton-13 ton tiap hektar, tergantung
pada varietas, budidaya tanaman, dan kesuburan tanah. Tanaman tomat yang ditanam
dalam pot atau kantong plastik yang diisi tanah subur dapat menghasilkan buah sekitar 1-2
kg/tan (Pracaya, 1998).
Budidaya tanaman tomat secara tradisional kurang menguntungkan, sehingga perlu
penerapan teknologi guna meningkatkan kualitas hasil tomat maupun pendapatan petani.
Salah satunya adalah dengan cara hidroponik (Bahri, 1992). Selain itu dengan budidaya
hidroponik dapat meminimalisir serangan hama dan penyakit (Anonim, 2002). Dengan
menerapkan budidaya sistem hidroponik tanaman menjadi lebih baik bagi kesehatan
manusia karena tanaman tidak kontak secara langsung dengan tanah, karena kebanyakan
masalah kesehatan berasal dari luar tanaman (Anonim, 2003). Karena semakin sempitnya
lahan untuk bercocok tanam sacara konvensional, sementara itu desakan untuk
meningkatkan produksi pangan terutama sayuran semakin tinggi, muncullah tehnik

bercocok tanam tanpa tanah atau yang lebih populer disebut hidroponik (Wiryanta, 2002).
Bercocok tanam hidroponik dapat dilakukan di dalam rumah kaca (green house) atau di
kebun seperti tanaman-tanaman lainnya. Keuntungan bercocok tanam hidroponik di dalam
green house adalah suhu, kelembaban, curah hujan, dan sinar matahari dapat diatur sesuai
dengan keinginan, serta mengurangi resiko serangan hama dan penyakit (Wiryanta, 2002).
Varietas unggul sangat dianjurkan untuk ditanam sehingga dapat memperbaiki
produksi dan kualitas hasilnya (Tugiyono, 2002). Beberapa varietas tomat yang cocok di
dataran rendah, dapat berproduksi cukup tinggi, misalnya Intan, Ratna, Mutiara, Berlian,
AV-15, AV-22, dan New Kingkong yang ditanam pada ketinggian antara 100-300m dpl
mampu berproduksi antara 18-23 ton/hektar (Rukmana, 1994).
Bertitik tolak dari kondisi di atas, maka permasalahan yang muncul adalah seberapa
jauh dosis pupuk berpengaruh terhadap penggunaaan varietas tomat yang dibudidayakan
secara hidroponik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan kombinasi
antara dosis larutan nutrisi dan macam varietas yang dibudidayakan secara hidroponik guna
meningkatkan produksi tomat.
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan dosis yang optimal
pada budidaya tomat secara hidroponik terhadap berbagai varietas tomat yang diuji.

II. METODOLOGI
Penelitian

dilaksanakan

di

Green

House

Fakultas

Pertanian

Universitas

Muhammadiyah Jember, yang memiliki ketinggian tempat + 89 m dpl dan memiliki


keadaan lingkungan (iklim mikro) seperti pada Lampiran 1. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 20 Desember 2004 sampai tanggal 28 Maret 2005.
Bahan yang digunakan meliputi pupuk hidroponik Gandapan, pupuk daun Excell 3,
benih tomat varietas Imagine, Fatimah, dan Ranti, pasir, pupuk kandang, polybag, pestisida
(Decis, Dusban, Folicur 50 WP, dan Ridomil Gold ES), Amilum 1%, aquades, Yodium
0,01 N, kawat dan benang sebagai rambatan batang tomat.
Alat yang digunakan meliputi beaker glass, gelas ukur, labu takar, blender,
sentrifuge, erlenmeyer, pipet, pengaduk, pisau, meteran/penggaris, timbangan analitis,
Indikator universal, timba, termometer, aktinograf dwilogam, hand sprayer, Hygrometer
dan lain-lain.
Penelitian dilakukan secara faktorial (3x4) dengan pola dasar Rancangan Acak
Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor varietas (V) dan faktor dosis
larutan nutrisi (D), masing-masing diulang 3 kali, dimana Faktor Varietas terdiri 3 macam
yaitu : V1 = Varietas tomat Fatimah, V2 = Varietas tomat Imagine dan V3 = Varietas tomat
Ranti, sedangkan factor Dosis (D) terdiri dari 4 tingkatan yaitu : D0 = 0 ml/tanaman
(kontrol), D1 = 8.750 ml/tanaman, D2 = 11.200 ml/tanaman dan D3 = 13.650 ml/tanaman.
Model matematis dari rancangan yang digunakan adalah:
2

Y ijk = + V i + D j + (VD ) ij + B k + ijk

Keterangan :
Yijk

= Variabel respon karena pengaruh faktor V taraf ke-i dengan faktor D taraf ke-j
ulangan.

= Nilai tengah populasi (rata-rata sesungguhnya)

Vi

= Pengaruh faktor V taraf ke-i

Dj

= Pengaruh faktor D taraf ke-j

(VD) ij = Pengaruh interaksi antara faktor V taraf ke-i dengan faktor D taraf ke-j

Bk

= Pengaruh faktor dari kelompok ke k

ijk

= Pengaruh galat dari satuan percobaan ke D yang memperoleh kombinasi


perlakuan ij
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang nyata dari masing-masing

perlakuan, data di uji dengan analisis varian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan
5 %.
Pemupukan tanaman tomat dilakukan pada pagi hari dengan cara manual, yakni
menyiramkan larutan pupuk dengan menggunakan gayung. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk hidroponik Gandapan dengan konsentrasi 2,5 gr/liter air.
Parameter yang diamti meliputi 1)Tinggi tanaman (cm), diamati setiap dua minggu sekali
diukur dari pangkal batang hingga ujung batang utama tanaman. 2) Umur saat berbunga
(hari), ditentukan dengan menghitung saat bunga pertama mekar. 3) Umur panen (hari),
ditentukan sejak hari pertama penanaman sampai panen pertama (+ 75% bagian dari buah
telah berwarna merah). 4) Jumlah buah per tanaman, ditentukan dengan menghitung semua
buah yang jadi sampai masak dalam satu tanaman sampai panen terakhir. 5) Berat buah per
tanaman (gram), ditentukan dengan menghitung semua buah yang jadi sampai masak dalam
satu tanaman. 6) Berat buah perbiji (gram), ditentukan dengan menimbang berat semua
buah pertanaman kemudian

di rata-rata. 7) Kandungan vitamin C, dianalisis dengan

menggunakan cara titrasi Yodium (Jacobs).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Tinggi Tanaman
Hasil uji jarak berganda Duncan taraf 5% pada perlakuan kombinasi antara macam
varietas dan dosis larutan nutrisi berpengaruh tidak nyata tetapi kedua factor tunggalnya
masing-masing berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat, dengan hasil
sebagaimana disajikan pada Tabel 1 berikut..
Tabel 1. Rataan pengaruh beberapa varietas tomat dan dosis larutan nutrisi terhadap tinggi
tanaman (cm)

Interaksi
V1
V2
V3

D0
119.63 ce
123.80 ce
108.37 e

D1
122.61 ce
131.91 c
192.59 ab

D2
127.31 c
133.77 c
177.86 b

D3
137.34 c
128.62 c
205.29 a

Keterangan: Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata
menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan taraf 5% pada parameter tinggi
tanaman minggu ke empat belas, bahwa perlakuan kombinasi antara varietas Ranti dengan
perlakuan dosis pemberian larutan nutrisi 8.750 ml/tan (V3D1) dan 13.650 ml/tan (V3D3)
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini terjadi
karena varietas Ranti termasuk dalam golongan tipe indeterminate dimana proses laju
pertumuhannya tidak berhenti meskipun memasuki fase generatif dalam menunjang proses
pertumbuhannya tersebut varietas Ranti juga membutuhkan pasokan nutrisi di dalam fase
generatifnya. Hal ini didukung oleh Wiryanta (2002) yang menyatakan bahwa, tanaman
tomat tipe determinate adalah tanaman yang pertumbuhannya diakhiri dengan tumbuhnya
rangkaian bunga atau buah. Dirjen Dikti (1991) dan Loveless (1991) juga menyatakan
bahwa tanaman respon terhadap kondisi lingkungan termasuk suplai hara tanaman.
Dari beberapa pengamatan tinggi tanaman yang diamati pada tiap dua minggu sekali
dapat diketahui bahwa tinggi tanaman selain dipengaruhi oleh varietas yang digunakan juga
sangat dipengaruhi oleh pemupukan. Hal tersebut terlihat pada tinggi tanaman varietas
Fatimah yang merupakan jenis tanaman hibrida yang memiliki laju pertumbuhan lebih
cepat dibandingkan dengan varietas lainnya, karena varietas Fatimah ini termasuk dalam
tipe determinate maka pada fase generatif laju pertumbuhannya mulai berhenti, sedangkan
varietas Ranti termasuk ke dalam tipe indeterminate sehingga pada fase ini
pertumbuhannya tetap berjalan dan mengakibatkan tinggi tanamannya melebihi kedua
varietas lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan setiap dua minggu sekali terhadap
tinggi tanaman secara rata-rata maka untuk lebih mudahnya dapat data tersebut dilihat pada
Grafik 1 berikut.

250.00

TINGGI TANAMAN (CM)

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
2

10

12

14

UMUR TANAMAN (MINGGU KE...)


Fatimah 0 ml/tan

Fatimah 8.750 ml/tan

Fatimah 11.200 ml/tan

Fatimah 13.650 ml/tan

Imagine 0 ml/tan

Imagine 8.750 ml/tan

Imagine 11.200 ml/tan

Imagine 13.650 ml/tan

Ranti 0 ml/tan

Ranti 8.750 ml/tan

Ranti 11.200 ml/tan

Ranti 13.650 ml/tan

Gambar 1. Grafik pengaruh dosis pemupukan terhadap tinggi


tanaman tomat varietas Fatimah, Imagine, dan Ranti

3.2 Umur Saat Berbunga


Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan taraf 5% pada parameter umur
berbunga bahwa kombinasi antara macam varietas (Fatimah, Imagine, dan Ranti) dengan
dosis pemberian larutan nutrisi menunjukkan adanya interaksi, dimana pada dosis
pemberian larutan nutrisi [8.750 ml/tan (D1), 11.200 ml/tan (D2), dan 13.650 ml/tan (D3)]
menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding dengan yang menggunakan perlakuan 0
ml/tan (D0), sebagaimana terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan pengaruh macam varietas dan dosis larutan nutrisi pada umur berbunga
(hari)
Interaksi
D0
D1
D2
D3
69.00 a
35.00 c
34.00 c
34.00 c
V1
65.00 a
36.00 c
34.00 c
34.00 c
V2
45.00 b
32.00 c
33.00 c
31.00 c
V3
Keterangan: Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara varietas tomat dengan
dosis larutan nutrisi berpengaruh terhadap proses pembungaan. Setiap Varietas tomat yang

dikombinasikan dengan ketiga dosis larutan nutrisi mampu mempercepat pembungaan,


tetapi varietas yang tidak diberi perlakuan larutan nutrisi tidak mempengaruhi proses
pembungaan, bahkan cenderung berbunga lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa waktu
berbunga tanaman tomat selain dipengaruhi faktor internal (varietas), pemberian unsur hara
juga bisa mempercepat umur berbunga.
Pernyataan tersebut didukung oleh Darjanto dan Satifah (1982) yang menyatakan
bahwa peralihan dari masa vegetatif ke masa generatif ditentukan oleh faktor
genotip/varietas (internal factor) dan faktor-faktor luar seperti suhu, cahaya, air, pupuk, dan
lain-lain. Bila salah satu syarat yang diperlukan untuk pertumbuhan tidak dipenuhi, maka
masa generatifnya akan mengalami kemunduran.
Gardner, dkk. (1991) juga menyatakan bahwa pembungaan, pembuahan, dan
pembentukan biji merupakan peristiwa-peristiwa penting dalam produksi tanaman
budidaya. Proses-proses ini salah satunya dikendalikan oleh ketersediaan nutrisi.
3.3 Umur Panen
Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan taraf 5% pada parameter umur
berbunga bahwa umur panen tomat dipengaruhi oleh perlakuan dosis larutan nutrisi.
sebagaimana terlihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Rataan pengaruh dosis larutan nutrisi pada umur panen (hari)
DOSIS
D0
D1
D2
D3

Rerata
92.00 b
72.00 a
73.00 a
73.00 a

Keterangan: Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut uji jarak
berganda Duncan taraf 5%.

Tanaman yang diberi larutan nutrisi dari ketiga dosis yang diperlakukan (8.750
ml/tan, 11.200 ml/tan, dan 13.650 ml/tan) berpengaruh terhadap proses percepatan umur
panen tomat. Tetapi apabila varietas percobaan tidak dikombinasikan dengan dosis larutan
nutrisi, tomat dipetik pada umur yang lebih panjang, Darjanto dan Satifah (1982)
memberikan pernyataan dimana untuk pertumbuhan buah diperlukan zat hara, terutama
nitrogen, phospor dan kalium. Kekurangan zat tersebut dapat mengganggu pertumbuhan
buah. Akibat kekurangan unsur nitrogen pertumbuhan tanaman akan kerdil, banyak kuncup
6

bunga yang akan mengering dan mati sebelum mekar. Unsur phospor selain dapat
memperbaiki perakaran tanaman, juga dapat mempercepat pertumbuhan bunga, buah dan
biji. Jika tanaman kekurangan phospor, maka masaknya buah akan terlambat, Unsur kalium
dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan buah hingga masak. Dengan adanya
kalium, maka buahnya menjadi lebih kuat dan kualitasnya bertambah baik, kekurangan
kalium dapat menyebabkan pertumbuhan buah berjalan sangat lambat, dan banyak buah
yang mati sebelum masak.
Kurangnya unsur N dalam perlakuan 0 ml/tan (tanpa pemberian larutan nutrisi)
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif, dimana kekurangan unsur N
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan organ-organ reproduktif yang mengakibatkan
tertundanya pematangan buah. Kekurangan unsur P mengakibatkan pembentukan bunga
tertunda (Sahi, 1991). Ketersediaan unsur K yang rendah mengakibatkan proses fotosintesa
berkurang, sehingga senyawa-senyawa hasil fotosintesa tidak mencukupi kebutuhan dalam
pembentukan dan pemasakan buah (Sahi, 1991).

3.4 Jumlah Buah Per Tanaman


Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan taraf 5% bahwa jumlah buah tomat
dipengaruhi oleh pemberian dosis larutan nutrisi sebagaimana terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan pengaruh dosis larutan nutrisi pada jumlah buah per tanaman
DOSIS
Rerata
1.00 b
D0
8.00 a
D1
9.00 a
D2
7.00 a
D3
Keterangan: Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut
uji jarak berganda Duncan taraf 5%.
Ketiga perlakuan pemberian dosis larutan nutrisi (8.750 ml/tan, 11.200 ml/tan, dan
13.650 ml/tan) memberikan pengaruh terhadap jumlah buah per tanaman dibandingkan
yang tanpa perlakuan dosis larutan nutrisi (D0).
Tanaman yang tidak diberi larutan nutrisi akan mengalami defisiensi unsur hara,
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman itu sendiri. Seperti yang
dikemukakan oleh Darjanto dan Satifah (1982) dimana untuk pertumbuhan buah di pohon

diperlukan zat hara, terutama nitrogen, phospor dan kalium. Kekurangan zat tersebut dapat
mengganggu pertumbuhan buah. Efek dari kekurangan unsur nitrogen adalah tanaman akan
kerdil tumbuhnya, banyak kuncup-kuncup bunga dapat mati sebelum mekar. Unsur phospor
selain dapat memperbaiki perakaran tanaman, phospor juga dapat mempercepat
pertumbuhan bunga, buah dan biji., sedangkan unsur kalium dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan buah sampai buahnya menjadi masak. Dengan adanya
kalium, maka buahnya menjadi lebih kuat dan kualitasnya bertambah baik, jika kekurangan
kalium sering menyebabkan pertumbuhan buah berjalan sangat lambat, dan banyak buah
yang belum masak kemudian mati.
Hal ini didukung pula oleh Sahi (1991) dimana kurangnya unsur N bisa
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif yang bisa menyebabkan kurang
mendukungnya pertumbuhan organ-organ reproduktif. Demikian juga kurangnya unsur P
mengakibatkan pembentukan bunga tertunda. Ketersediaan unsur K yang rendah
mengakibatkan proses fotosintesa berkurang, sehingga senyawa-senyawa hasil fotosintesa
tidak mencukupi kebutuhan dalam pembentukan dan pemasakan buah.
3.5 Berat Buah Per Tanaman
Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan taraf 5% kombinasi perlakuan macam
varietas dengan dosis pemberian larutan nutrisi berpengaruh terhadap berat buah per
tanaman, sebagaimana terlihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rataan Pengaruh Macam Varietas dan Dosis Larutan Nutrisi pada Pengamatan
Berat Buah Per tanaman (gr)
Interaksi
D0
D1
D2
0.00 e
177.15 a
153.57
V1
0.00 e
130.36 bc
86.43
V2
10.71 e
109.61 bcd
101.54
V3
Keterangan: Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama
uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

D3
ab
123.43 bcd
d
95.81 cd
cd
112.46 bcd
berbeda tidak nyata menurut

Kombinasi varietas Fatimah dengan dosis pemberian larutan nutrisi 8.750 ml/tan
(V1D1) dan 11.200 ml/tan (V1D2) memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan kombinasi yang lain. Hal tersebut terjadi karena pemberian dosis larutan nutrisi
yang diberikan terhadap tanaman sebesar 8.750 ml/tan dan 11.200 ml/tan pada varietas
8

Fatimah (V1D1 dan V1D2) sudah dapat mencukupi kebutuhan tanaman akan unsur hara
guna melakukan proses pembentukan buah, tetapi jika dosis ditinggikan akan terjadi
kelebihan kelebihan unsur hara tanaman yang justru dapat menjadi faktor penghambat
untuk pertumbuhan tanaman (Novizan, 2003 ).
Pemberian unsur hara yang berlebih dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembanagan tanaman yang berakibat kepada hasil akhir yaitu berat buah. Hal ini
dikemukakan oleh Agustina (2004) dalam kurva hasil tanaman (Gambar 1). Dalam kurva
tersebut digambarkan bahwa status nutrisi tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil tanaman berada pada zona defisiensi (kekurangan), zona cukup, atau zona keracunan
(kelebihan).
3.6 Berat Buah Per Biji
Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% bahwa berat biji
dipengaruhi oleh pemberian larutan nutrisi pada setiap dosis perlakuan, sebagaimana
terlihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rataan pengaruh dosis larutan nutrisi pada berat buah per biji (gr)
DOSIS
Rerata
1.79 b
D0
7.05 a
D1
7.11 a
D2
5.22 a
D3
Keterangan: Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut
uji jarak berganda Duncan taraf 5%.
Ketiga dosis larutan nutrisi perlakuan (8.750 ml/tan, 11.200 ml/tan, dan 13.650
ml/tan) berpengaruh terhadap berat tomat per biji, dibandingkan dengan perlakuan yang
tanpa pembaerian larutan nutrisi (D0). Hal ini didukung oleh pendapat Sahi (1991) serta
Darjanto dan Satifah (1982) bahwa untuk pertumbuhan buah diperlukan zat hara, terutama
nitrogen, phospor dan kalium. Kekurangan zat tersebut dapat mengganggu pertumbuhan
buah, dimana kurangnya unsur N dapat menyebabkan berat buah per biji menjadi ringan
yang diakibatkan oleh keadaan lingkungan yang kurang mendukung bagi perkembangan
buah tomat karena tidak mampau mengimbangi intensitas cahaya yang diterima oleh
tanaman, suhu siang hari pada fase generatif ini terlalu tinggi, dan kelembabannya terlalu

rendah sehingga tanaman mengalami kekurangan air sehingga proses fotosintesis terganggu
yang berakibat kepada hasil akhir (berat buah) yang rendah.
3.7 Kandungan Vitamin C
Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan taraf 5% menunjukkan bahwa
kandungan Vitamin C pada buah tomat dipengaruhi oleh factor varietas, sebagaimana
terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan pengaruh beberapa varietas tomat terhadap kandungan vitamin C (mg
asam. askorbat/cc lar. standart) tiap 30 gr buah
Varietas
Rerata
2.90 a
V1
2.73 a
V2
1.70 b
V3
Keterangan: Angka Srerata yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut
uji jarak berganda Duncan taraf 5%.
Dari hasil analisis diketahui bahwa kandungan vitamin C dari varietas Fatimah (V1)
dan varietas Imagine (V2) lebih besar dibandingkan dengan varietas Ranti (V3), hal ini
dikarenakan dari tiap tanaman kandungan gizinya bisa berbeda tergantung kepada jenis
tanamannya. Perbedaan tersebut bisa terjadi baik antar spesies, varietas atau kultivar
(Dirjen Dikti, 1991). Varietas Ranti merupakan jenis tanaman tomat varietas lokal sedang
varietas Fatimah dan Imagine berasal dari jenis tanaman hibrida, sehingga mutu
(kandungan gizi) dari jenis tomat hibrida lebih tinggi dibandingkan dengan tomat varietas
lokal, seperti diketahui bahwa tanaman dari jenis varietas hibrida telah menjalani berbagai
seleksi guna mendapatkan hasil yang lebih baik secara kuantitas maupun kualitas. Bahkan
Lakitan (1995) menyatakan bahwa kandungan dan komposisi zat gizi pada hasil tanaman
hortikultura akan bervariasi tergantung jenis tanamannya.
Menurut Dirjen Dikti (1991) salah satu peranan penting dari suatu tanaman hibrida
(hasil silang dari induk-induk yang potensial) adalah untuk berproduksi tinggi dan
menghasilkan mutu (kualitas) yang baik.
Rendahnya kandungan vitamin C yang masih dibawah kandungan vitamin C pada
buah tomat secara umum selain dipengaruhi oleh varietas juga oleh keadaan
lingkungannya. Dimana keadaan lingkungan tempat penelitian ini dilaksanakan masih
kurang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan buah tomat sehingga hasil yang

10

dicapai kurang maksimal. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Lakitan (1995) bahwa
kandungan dan komposisi zat gizi yang terkandung pada hasil tanaman hortikultura akan
bervariasi tergantung kepada faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh dosis larutan nutrisi terhadap
beberapa varietas tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang dibudidayakan secara
hidroponik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Kombinasi antara varietas Fatimah dengan dosis larutan nutrisi 8.750 ml/tan, dan
11.200 ml/tan memberikan hasil yang terbaik pada berat buah per tanaman
2) Varietas Fatimah dan Imagine menunjukkan hasil terbaik terhadap kandungan vitamin
C (2,90 dan 2,73 mg as. askorbat/cc lar. standart tiap 30 gr buah).
3) Ketiga dosis larutan nutrisi (8.750 ml/tan, 11.200 ml/tan, dan

13.650 ml/tan)

memberikan pengaruh baik terhadap jumlah buah per tanaman dan berat buah per biji.

4.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil produksi tanaman tomat yang optimal dalam sistem
hidroponik dengan menggunakan varietas Fatimah dengan larutan nutrisi Gandapan dosis
larutan 8.750 ml/tan.

11

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L., 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta.
Anonim, 2002. Teknologi Hidroponik Arang Sekam Untuk Budidaya Hortikultura.
ww.iptek.net.id/ind/terapan/terapan_idx.php?doc=artikel_19. Diakses Tanggal 15
Februari 2005.
Anonim, 2003. Hidroponik Tingkatkan Kualitas Hidup. www.bisnisbali.com/
2004/07/10/news/agrobisnis/hidsa.html. Diakses Tanggal 15 Februari 2005.
Bahri, S., 1992. Kajian Terhadap Jenis Media Tumbuh Pada hasil Beberapa Varietas
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Dalam Kultur Hidroponik.
Unibraw, Malang.
Darjanto, dan S. Satifah, 1982. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Butan. PT Gramedia, Jakarta.
Dirjen Dikti, 1991. Kesuburan Tanah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Lakitan, B., 1995. Hortikultura Teori, Budidaya, dan Pasca Panen. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Loveless, A.R., 1991. Prisip-prisip Biologi untuk Daerah Tropik 1. PT. Gramedia, Jakarta.
Novizan, 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Pracaya, 1998. Bertanam Tomat. Kanisius, Yogyakarta.
Rukmana, R., 1994. Tomat dan Cherry. Kanisius, Yogyakarta.
Sahi, M., 1991. Pengaruh Dosis Pemupukan Larutan Nutrien Terhadap Hasil Beberapa
Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Universitas Jember, Jember.
Tugiyono, H., 2002. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wiryanta, B. T. W., 2002. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka, Jakarta.

12

ERROR: syntaxerror
OFFENDING COMMAND: --nostringval-STACK:
/Title
()
/Subject
(D:20120130124752+0700)
/ModDate
()
/Keywords
(PDFCreator Version 0.9.5)
/Creator
(D:20120130124752+0700)
/CreationDate
(Administrator)
/Author
-mark-

Anda mungkin juga menyukai