Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antar
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pemberian otonomi daerah telah
memacu semua pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota memacu sumber-sumber potensi
pendapatan asli daerah sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pembangunan.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengukur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Dalam Peraturan tersebut pemerintah pusat dan daerah merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan kepada masyarakat. Semangat undang undang tersebut bukan
keinginan untuk melimpahkan kewenangan pembiayaan pembangunan pemerintah
pusat ke pemerintah daerah, tetapi lebih penting adalah peningkatan efisiensi dan
efektivitas

pengelolaan

sumberdaya

keuangan

dalam

rangka

peningkatan

kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.


Semangat

lain

yang

terkandung

di

dalamnya

yaitu

desentralisasi,

demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas menjadi sangat dominan dalam


mewarnani proses penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan keuangan di
daerah.
Pengelolaan keuangan daerah telah menjadi kebutuhan pokok bagi pemerintah
Kabupaten Poso, dalam rangka penataan sumber-sumber pendapatan asli daerah
dalam rangka penetapan anggaran belanja daerah setiap tahun. Salah satu upaya

Pemerintah

Kabupaten

(Pemkab)

Poso

dalam

memenuhi

kebutuhan

dana

pembangunan, semua Dinas/Badan/Kantor yang ada di lingkungan pemkab berusaha


menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah yang dapat memperkuat keuangan
daerah.
Salah satu dinas yang sangat berperan dan potensial untuk menghasilkan
pendapatan adalah Dinas Pekerjaan Umum. Sesuai peraturan daerah nomor 11 Tahun
2003 tentang organisasi dan tata kerja dinas dengan tugas pokok fungsi sesuai
Keputusan Bupati Poso nomor 188.45/2575/tahun 2003 tanggal 20 Agustus 2003.
Dinas Pekerjaan Umum berfungsi menyelenggarakan pelayanan umum di bidang
pekerjaan umum, serta pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis dinas dan cabang
dinas, pengelolaan urusan ketatalaksanaan dan pelaksanaan tugas perbantuan.
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai unit teknis yang mengelola peralatan
besar dan peralatan bantu untuk dimanfaatkan secara optimal dalam pemberian jasa
yang maksimal bagi pembangunan nasional. Secara teknis pemanfaatan peralatan
tersebut

disewakan dalam rangka mempercepat dan menyelesaikan proyek

pemerintah dan swasta. Penggunaan peralatan tersebut ditetapkan dengan keputusan


menteri pekerjaan umum no: 585/KPTS/1988 tentang pedoman Penggunaan Peralatan
dilingkungan Pekerjaan Umum
Pendapatan sewa peralatan pada tahun 2005 sebesar Rp.103.731.834, pada
tahun 2006 sebesar Rp.200.479.665, tahun 2007 meningkat sebesar 6% atau sejumlah
Rp.212.363.367. pada

tahun 2008 meningkat sebesar 46% atau sejumlah

Rp.310.687.357, dan pada tahun 2009 menurun sebesar 25% atau sejumlah
Rp.248.037.128. Turunnya pendapatan merupakan sebuah fenomena, secara ekonomi
perlu

mendapat

kajian secara benar apa penyebab turunnya pendapatan sewa

tersebut. Berdasarkan fenomena pendapatan sewa yang dikemukakan terdapat

kecenderungan penurunan penerimaan sewa peralatan dimaksud, atas dasar masalah


tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dalam suatu karya ilmiah
dengan judul Analisis Pengelolaan Peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Poso, yang merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang harus disetorkan
langsung kepada Kas Daerah dan selanjutnya akan dapat digunakan untuk kegiatan
belanja daerah secara berkelanjutan (sustainable) melalui RAPBD yang disusun
selanjutnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, masalah pada
Dinas Pekerjaan Umum dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana meningkatkan pendapatan asli daerah melalui peralatan yang ada pada
Dinas Pekerjaan Umum
2. Bagaimana pengelolaan sewa peralatan jalan pada Dinas Pekerjaan Umum secara
optimal
3. Mengapa pendapatan sewa peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum mengalami
penurunan
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
pengelolaan sewa peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan sewa
peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum secara optimal

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Poso
2. Kegunaan penelitian
a. Sebagai informasi untuk metode pengelolaan sewa pendapatan peralatan pada
Dinas Pekerjaan Umum
b. Sebagai sumber informasi untuk penelitian lanjutan
c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sintuwu Maroso Poso

BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Teori
1. Konsep Pengelolaan Peralatan
Kemampuan manusia pada umumnya terbatas baik secara fisik, pengetahuan,
waktu dan perhatian sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan manusia
membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja,
tugas dan tanggung jawab mendorong pembentukan kerja sama dan keterkaitan
formal dalam suatu organisasi secara spesialisasi. Dalam organisasi pekerjaan yang
berat dan sulit dapat diselesaikan dengan cara terbaik serta tujuan yang diinginkan
tercapai.
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi barang/jasa harus
selalu siap dan tersedia untuk dioperasikan, sehingga dibutuhkan adanya kegiatan
pemeliharaan dan perawatan. Pemeliharaan peralatan atau fasilitas produksi
merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan begitu saja dalam pengendalian
produksi.
Walaupun akibat dan pemeliharaan tidak dirasakan secara langsung akan tetapi
mengingat akibat-akibat di dalam jangka panjang maka pemeliharaan ini mutlak
diperlukan. Oleh karena akibat langsung dan tidak adanya pemeliharaan yang baik
tidak segera dirasakan, banyak perusahaan/organisasi yang menganggap pemeliharaan
ini sebagai faktor yang kurang berarti sehingga prioritas penyelenggaraan
pemeliharaan menjadi terbelakang

Namun apabila kerusakan mulai terjadi akibat pemeliharaan yang kurang


baik, maka pada umumnya pada saat tersebut baru dirasakan betapa pentingnya
pemeliharaan bagi peralatan yang dipergunakan.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1988), Peralatan adalah sumberdaya
yang melipatgandakan jasa manusia untuk mencapai usahanya sekaligus menunjukan
spesifikasi jenis usaha manusia tersebut. Assauri (1999), memberikan batasan bahwa,
pemeliharaan peralatan merupakan fungsi dalam suatu perusahaan yang sama
pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Peralatan sangat menentukan
dalam proses produksi, karena pentingnya, pemimpin organisasi perusahaan harus
memperhatikan pemeliharaan (maintenance) setiap peralatan yang digunakan untuk
menjamin kelancaran proses produksi.
Dalam organisasi, masalah pemeliharaan peralatan kurang diperhatikan,
akhirnya terjadilah pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari
kegiatan pemeliharaan baru teringat setelah mesin/peralatan yang dimiliki rusak dan
tidak dapat dioperasikan. Keadaan ini sangat bertentangan dengan konsep manajemen
pemeliharaan yakni bahwa selama proses produksi berlangsung tidak akan terjadi
kemacetan yang disebabkan oleh ganguan peralatan/mesin.
Gosali (2002), mendefenisikan bahwa pemeliharaan adalah kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan maka peralatan tersebut
dipergunakan untuk proses produksi dapat berjalan lancar atau terjamin, karena
kemungkinan kemacetan yang disebabkan ganguan fasilitas atau peralatan produksi
dapat dikurangi.

a. Preventive maintenance
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan
kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua
fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin
kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap
dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat, sehingga
pembuatan suatu rencana dan skedul pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat
terhadap penggunaan peralatan tersebut.
Preveentive maintenance sangat penting karena kegunaannya yang sangat
efektif di dalam mengahadapi fasilitas produksi yang tergolong kritikal unit (crticall
unit). Fasilitas yang tergolong seperti ini adalah kerusakan peralatan tersebut akan
membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja, mempengaruhi kualitas
pekerjaan dan penyelesaian pekerjaan.
Apabila preventive maintenance dilaksanakan pada peralatan yang termasuk
dalam critical unit, maka tugas maintenance dapat dilakukan dengan suatu
perencanaan yang intensif untuk unit bersangkutan. Sehingga rencana penggunaan
peralatan dapat dipergunakan secara optimal
Buffa dalam Handoko (2002), dalam prakteknya, preventive maintenance
dapat dibedakan atas routine maintenance dan periodic maintenance. Routine
maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin
(perhari) misalnya pengecekan bahan bakar dan pelumas. Periodic maintenance dapat
dilakukan pula dengan memakai lamanya jam kerja peralatan atau fasilitas produksi
tersebut sebagai jadwal kegiatan seperti pembersihan carburator ataupun alat-alat di

bagian sistem aliran bahan bakar. Kegiatan periodic maintenance ini jauh lebih berat
dari pada routine maintenance.
b. Corrective atau Breakdown Maintenance
Corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan setelah terjadi suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan
sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan ini sering disebut kegiatan
perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang
dapat terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance ataupun telah
dilakukan tetapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut
tetap rusak.
Jadi dalam hal ini kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai
kerusakan terjadi dahulu, kemudian diperbaiki atau dibetulkan. Maksud dan tindakan
perbaikan ini agar peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses
produksi, sehingga operasi proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Apabila
organisasi hanya mengambil kebijakan untuk melakukan corrective maintenance saja,
maka terdapatlah faktor ketidakpastian dalam kelancaran proses produksinya akibat
ketidak pastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang ada.
Kebijaksanaan untuk melakukan corrective maintenance saja tanpa preventive
maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun tidak
menghambat kegiatan produksi apabila terjadi kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas
yang digunakan.
Secara pintas kelihatan corrective maintenance lebih murah biayanya dari
pada mengadakan preventive maintenance. Hal ini benar selama belum terjadi
kerusakan pada waktu proses produksi berlangsung. Tetapi sekali kerusakan terjadi
pada fasilitas/peralatan saat produksi berlangsung, maka akibat dan kebijakan

corrective maintenance saja akan jauh lebih parah dari preventive maintenance. Di
samping itu akan terjadi kenaikan yang melonjak terhadap biaya-biaya pemeliharaan
pada saat terjadi kerusakan.
2. Pengelolaan Peralatan
Keputusan menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 pasal 1 ayat (1)
keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah, dalam kerangka anggaran pendapatan belanja daerah. Menurut keputusan
menteri tersebut memberikan pengertian bahwa keuangan daerah identik dengan
pendapatan daerah, sebab semua hak daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan hak kekayaan daerah atau aset daerah merupakan sumber pendapatan bagi daerah.
Menurut Undang Undang nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan daerah, sumber-sumber pendapatan daerah terdiri
atas:
a. Pendapatan asli daerah, yaitu hasil pajak daerah, retribusi, hasil perusahaan milik
daerah, hasil penggelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah
b. Dana perimbangan
c. Pinjaman daerah
Dalam penyelenggaraan pembangunan di daerah besarnya pendapatan akan
memperlancar pelaksanaan pembangunan artinya jika dana tersedia pekerjaan akan
dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan

B. Kerangka Pemikiran
Manajemen sewa peralatan produksi adalah syarat mutlak yang harus
dilakukan dalam organisasi. Manajemen adalah salah satu alat manajer untuk
mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dapat dilakukan melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Semua fungsi manajemen berperan
dalam pencapaian tujuan.
Manajemen sewa yang baik dan benar terhadap peralatan pada Dinas
Pekerjaan umum akan memberikan kontribusi pendapatan sewa bagi pendapatan asli
daerah. Upaya untuk mencapai tujuan hal yang perlu mendapat perhatian yang baik
adalah pemeliharaan terhadap peralatan yang dipersewakan demi kelancaran
pelayanan terhadap pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana di Kabupaten
Poso. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kerangka pikir berikut ini.
Gambar : Kerangka Pikir

DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. POSO

PENGELOLAAN SEWA

PENDAPATAN SEWA

MASALAH

ANALISIS DATA

HASIL PENELTIAN

10

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pekerjaan Umum Poso, dengan
pertimbangan Dinas pekerjaan umum termasuk salah satu dinas yang mengelola asset
daerah berupa peralatan yang digunakan memperlancar penyelesaian proyek
pemerintah dan swasta di Kabupaten Poso yang dapat menghasilkan pendapatan bagi
pemerintah. Waktu yang akan digunakan dalam penelitian mulai bulan Mei sampai
dengan bulan Juli 2010.
B. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian ialah metode
deskriptif. Menurut Umar (2002), metode ini digunakan untuk menguraikan sebabsebab yang terjadi terhadap suatu kejadian yang ditemukan pada saat penelitian.

C. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis dan sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer
yang semuanya bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum. Data primer diperoleh
melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui
dokumen yang telah tersedia di Dinas Pekerjaan Umum
2. Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :
a. Observasi, yakni melakukan pengamatan langsung terhadap gejala dan fakta
yang terjadi di lapangan.

11

b. Interview (wawancara) yaitu metode yang dipakai oleh peneliti untuk


mengumpulkan informasi mengenai variabel yang diteliti dengan cara tanya
jawab secara langsung kepada responden.
c. Dokumen, yakni data mengenai metode pengelolaan sewa peralatan selama
lima tahun terakhir (2005 2009)

D. Analisis Data
Data yang dikumpulkan

dianalisis dengan pendekatan deskriptif/kualitatif

yaitu, menguraikan mekanisme pengelolaan sewa peralatan pada Dinas pekerjaan


Umum Poso.

E. Definisi Operasional
1. Pengelolaan, yang dimaksud dengan pengelolaan dalam penelitian ini adalah tata
kelolah sewa peralatan pada dinas pekerjaan umum Poso
2. Sewa, yang dimaksud dengan sewa adalah biaya yang ditetapkan oleh dinas
pekerjaan umum yang harus dibayarkan oleh pengguna peralatan.
3. Pendapatan, yang dimaksud dengan pendapatan adalah jumlah uang yang diterima
dinas pekerjaan umum atas penggunaan peralatan
4. Peralatan, yang dimaksud dengan peralatan adalah alat-alat berat dan alat bantu
yang dipersewakan pada Dinas Pekerjaan Umum Poso, meliputi Motor Greder,
Wheel Loader, Three Wheel Roller, Dump Truck, Vibrating Roller, Exavator dan
Truck Tronton.
5. Metode, yang dimaksud metode pada penelitian ini adalah mekanisme yang
berlangsung penggunaan peralatan.

12

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Dinas mempunyai tugas perumusan kebijakan pengkordinasian,
pembinaan, pengendalian dan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah di bidang pekerjaan umum. Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas
Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi :
a.

Perumusan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum

b.

Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum

c.

Pengendalian pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum

d.

Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum


Sekretaris melaksanakan tugas Dinas Pekerjaan Umum sub bagian
perencanaan, sub bagian keuangan dan asset serta sub bagian umum dan
kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas sekretariat menyelengarakan fungsi :
a. Merumuskan program kerja tahunan dinas
b. Menghimpun bahan berupa aturan untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas
c. Menyelenggarakan program administrasi umum untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi dalam lingkup dinas pekerjaan umum
d. Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan rencana anggaran pendapatan dan
belanja Dinas
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan anggaran untuk
menciptakan tertib dan disiplin anggaran
f. Memberikan petunjuk dan bimbingan penggelolaan administrasi keuangan

13

Bidang Sumberdaya Air melaksanakan tugas dinas di bidang sumberdaya air,


meliputi

pengembangan,

pendayagunaan

dan

pengelolaan

sumberdaya

air,

pengendalian banjir dan konservasi SDA serta penggelolaan irigasi. Dalam


melaksanakan

tugas

sebagaimana

dimaksud,

bidang

sumberdaya

air

menyelenggarakan fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi terhadap penyelenggaraan tugas di bidang sumberdaya
air
b. Melaksanakan koordinasi terhadap penyelenggaraan tugas di bidang sumberdaya
air
c. Mengadakan evaluasi terhadap penyelenggaraan tugas di bidang sumberdaya air
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Bidang sumberdaya air membawakan

seksi pelestarian sumberdaya air.

Seksi ini menyelenggarakan fungsi :


a. Menghimpun data-data SDA dan rencana pengembangannya dengan sistem
embung
b. Mengelola administrasi perencanaan pelestarian sumberdya air
c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan sumberdaya air
d. Menetapkan dan menerbitkan izin penyediaan peruntukan penggunaan dan
pengusahaan air tanah
e. Sosialisasi dan meningkatkan kemampuan serta melibatkan para pemilik
kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya air
f. Sosialisasi dan meningkatkan kemampuan serta melibatkan kelembagaan
sumberdaya air
g. Melaksanakan upaya konservasi hutan untuk kelestarian sumberdaya air

14

Seksi Irigasi melaksanakan tugas dinas dan fungsi sebagai berikut :


a. menghimpun data irigasi dan wilayah potensi irigasi, serta mengelola laporan
pada pengamat, penjaga pintu air dan bendungan
b. mengelola administrasi perencanaan irigasi
c. membentuk wadah koordinasi sumberdaya air dan komisi irigasi kabupaten
d. menerbitkan izin pembangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi
primer dan sekunder
e. melaksanakan pembangunan dan peningkatan sistem irigasi guna meningkatkan
manfaatnya bagi masyarkat
f. memastikan beroperasinya sistem irigasi serta mengupayakan pemeliharaan dan
rehabilitasi.
Seksi pengelolaan sungai, pantai dan rawa melakksanakan tugas dan fungsi
sebagai berikut :
a. Menyiapkan data-data sungai rencana pengembangannya
b. Mengelola administrasi dan perencanaan penggelolaan sungai, pantai dan rawa
c. Merumuskan dan menetapkan rencana pengelolaan sumberdaya air pada wilayah
sungai
d. Menetapkan dan mengelolah kawasan lindung sumberdaya alam pada wilayah
sungai
e. Menetapkan dan menerbitkan izin atas penyediaan,peruntukan, penggunaan dan
pengusahaan sumberdaya air pada wilayah sunggai
f. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penggelolaan sumberdaya air pada wilayah
sungai
g. Membangun dan menyelenggarakan sistem informasi sumberdaya air serta
mengendalikan daya rusak air khususnya pada daerah rawan banjir

15

h. Melaksanakan pemeliharaan dan rehabilitasi sungai waduk dan pantai


i. Melakukan pengawasan pengelolaan sumberdaya air pada wilayah sungai guna
menjaga kelestarian lingkungan
Bidang Bina Marga melaksanakan program dinas di bidang pengembangan
prasarana jalan meliputi : perencanaan jalan dan jembatan, peningkatan jalan dan
jembatan, pemeliharaan jalan dan jembatan. Dalam mejalankan tugas bidang bina
marga menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Melaksanakan penataan penyelenggaraan tugas di bidang pembangunan jalan dan
jembatan
b. Melaksanakan koordinasi terhadap pengeluaran tugas di bidang pembangunan
jalan dan jembatan
c. Melaksanakan evaluasi terhadap penyelenggaraan tugas di bidang bina marga
Bidang bina marga membawakan seksi perencanan jalan dan jembatan yang
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. mengelola administrasi dan menyusun program kerja tahunan seksi perencanaan
jalan dan jembatan
b. menyiapkan bahan dan memfasilitasi pembinaan dan pelaksanaan kegiatan
perencanaan jalan kabupaten
c. menyiapkan

bahan

dan

mengkoordinasikan

pelaksanaan

kegiatan

serta

memfasilitasi perencanaan jalan kabupaten


d. menyiapkan bahan dan data serta melakukan analisis penyusunan petunjuk
perencanaan jalan kabupaten
e. menyiapkan bahan pertimbangan teknis dan operasional dalam perencanaan jalan
kabupaten

16

f. menyiapkan bahan dan data dalam rangka evaluasi dan konfirmasi laporan
perencanaan jalan kabupaten
g. menyiapkan bahan dan data serta menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas seksi perencanaan jalan
Seksi peningkatan jalan dan jembatan melaksanakan tugas dan berfungsi
sebagai berikut :
a. mengelola administrasi dan menyusun program kerja tahunan seksi jalan
b. menyiapkan dan memfasilitasi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan
jalan di kabupaten
c. menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan jalan kabupaten
d. menyiapkan bahan dan melakukan analisis penyusunan petunjuk peningkatan
jalan kabupaten
e. menyiapkan

bahan

pertimbangan

teknis

dan

operasional

mengenai

penyelenggaraan jalan kabupaten


f. menyiapkan bahan dan data dalam rangka evaluasi dan konfirmasi pelaporan
penyelenggaraan kegiatan jalan kabupaten
g. menyiapkan bahan data serta menyiapkan penyampaian laporan pelaksanaan tugas
seksi jalan
Seksi pemeliharaan jalan dan jembatan mempunyai tugas dan fungsi sebagai
berikut :
a. Mengelola administrasi dan menyusun program kerja tahunan seksi pemeliharaan
jalan dan jembatan
b. Menghimpun

bahan

dan

melakukan

analsisis

penyusunan

petunjuk

penyelenggaraan jalan dan jembatan kabupaten

17

c. Menyiapkan

bahan

dan

mengkoordinasikan

penyelenggaraan

kegiatan

pemeliharaan jalan kabupaten


d. Menyiapkan bahan dan memfasilitasi penentu pemeliharaan jalan dan jembatan
kabupaten
e. Menyiapkan bahan pertimbangan teknis dan operasional pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan jalan dan jembatan kabupaten
f. Menyiapkan bahan dan data dalam rangka konfirmasi laporan pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan
g. Menyiapkan bahan dan data serta menyususn laporan pelaksanaan tugas seksi
pemeliharaan jalan dan jembatan.
Bidang bangunan gedung dan jasa konstruksi menjalankan sebagian tugas
kepala dinas, dan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
a. Melaksanakan penataan penyelenggaraan tugas di bidang bangunan gedung,
perizinan bangunan dan jasa konstruksi
b. Mengkoordinasi terhadap penyelenggaraan tugas di bidang bangunan gedung,
perizinan dan jasa konstruksi
c. Mengevaluasi terhadap penyelenggaraan tugas di bidang bangunan gedung,
perizinan dan jasa konstruksi
Bidang penataan ruang bersifat strategis dan dalam pelaksanaannya
melibatkan peran seluruh instansi meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian
pemanfaatan ruang, bidang ini menyelenggarakan fungsi :
a. Merumuskan kebijaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antara
wilayah dan daerah serta keserasian antara sektor

18

c. Memanfaatkan segenap sumberdaya yang tersedia secara optimal, untuk mencapai


hasil pembangunan secara maksimal
d Mengarahkan dan mengantisipasi pemanfaatan ruang untuk pelaksanaan
pembangunan yang bersifat dinamis
e. Mengendalikan fungsi pelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa.
Selain bidang-bidang yang dikemukakan di atas di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum terdapat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a.

Mengelolah administrasi dan menyusun program kerja tahunan dalam rangka


menyelenggarakan kegiatan peralatan dan laboratorium

b.

Menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk pelaksanaan


pengadaan peralatan dan laboratorium

c.

Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan terhadap


peningkatan peralatan dan laboratoruium

d.

Mengumpulkan bahan dan data-data serta melakukan analisa mengenai kegiatan


terhadap pengembangan peralatan dan laboratorium

e.

Menyiapkan bahan dan data dalam rangka koordinasi terhadap peningkatan


peralatan dan laboratorium

f.

Menyiapkan bahan dan data dalam rangka menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan pada unit pelaksanaan teknis (UPT) peralatan dan
laboratorium

g.

Dalam rangka pelaksanaan tugas administrasi dan kegiatan operasional peralatan


dan laboratorium bertanggungjawab langsung kepada kepala dinas di bawah
koordinasi sekretariat.

19

2. Tata Laksana
Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan masing-masing maupun
antara satuan organisasi. Kepala dinas wajib menyelenggarakan koordinasi dengan
instansi yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja
Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan Bupati. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui
Sekrtaris Daerah Kabupaten Poso
Kepala Dinas bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Kepala Dinas wajib
menerapkan pengawasan melekat dalam pelaksanaan tugas bawahannya dan apabila
terjadi penyimpangan, segera mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan
prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala dinas dalam melaksanakan tugas dibantu oleh satuan organisasi
bawahannya dan wajib mengadakan rapat secara berkala. Bawahan dilingkungan
Dinas pekerjaan umum dapat memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah
dan tindakan yang perlu diambil
Kepala dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggungjawab
kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala dan tepat
waktu. Laporan dari bawahan yang diterima oleh kepala dinas wajib dikaji, diolah dan
dipergunakan sebagai bahan laporan selanjutnya kepada atasan. Laporan yang
disampaikan kepada atasan, untuk tembusan laporan disampaikan kepada satuan
organsiasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

20

B. Pembahasan
1. Pedoman dan mekanisme Penggunaan Peralatan
Pedoman penggunaan peralatan guna memberikan petunjuk pelaksanaan
tentang penggunaan peralatan/alat-alat besar dan alat-alat bantu bagi kantor/satuan
kerja/proyek di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan instansi

di luar

Departemen pekerjaan umum, agar peralatan/alat-alat besar dan alat-alat bantu


tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pemberian jasa yang maksimal bagi
pembangunan nasional.
Pedoman ini mengatur secara umum prosedur, wewenang dan syarat-syarat
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan peralatan baik penggunaan secara
swakelola, penggunaan dengan imbalan (sewa), dan penggunaan tanpa imbalan.
Peralatan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum adalah sumberdaya yang
melipat gandakan jasa manusia untuk mencapai usahanya sekaligus menunjukkan
spesifikasi jenis usaha manusia tersebut. Pemakai alat-alat berat dan alat bantu yakni
kantor/satuan kerja/proyek dalam satu penguasaan barang, kantor/satuan kerja/proyek
berlainan penguasa barang, kantor/satuankerja/proyek di luar lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum, dan kontraktor pelaksana pekerjaan pemborongan di lingkungan
Dinas Pekerjaan Umum.
Penggunaan peralatan juga bisa digunakan secara swakelola yakni penggunaan
peralatan yang dilaksanakan sendiri oleh kantor/satuan kerja/proyek yang
bersangkutan. Penggunaan peralatan dilakukan dengan imbalan sewa, dimana setiap
pengguna di bebani biaya sewa.
Setiap kontraktor pemenang lelang pemborongan diwajibkan menggunakan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan dengan ketentuan sebagai
berikut :

21

a. Dalam dokumen lelang/penjelasan pelelangan dipersyaratkan bahwa peralatan


yang digunakan/dipakai oleh kontraktor pemenang lelang, dalam pelaksanaan
pekerjaan pemborongan yang bersangkutan adalah peralatan Dinas Pekerjaan
Umum.
b. Jenis,

jumlah,

type/model

masing-masing

peralatan

yang

bersangkutan

dinyatakan/ditetapkan dalam dokumen lelang/penjelasan lelang, serta kondisi


peralatan dapat disaksikan/diperiksa oleh kontraktor peserta lelang.
c. Khusus wajib dengan imbalan besarnya tarif sewa peralatan sudah dicantumkan
dalam dokumen lelang.
Penggunaan peralatan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari
penggunaan wajib dimana imbalan sewa oleh kontraktor di setor ke kas negara,
penggunaan wajib tanpa imbalan sewa dengan ketentuan bahwa nilai sewa peralatan
diperhitungkan nol dalam harga penawaran pemborongan, penggunaan dengan sewa
subtitusi, dan penggunaan dengan sewa bebas (menggunakan peralatan milik swasta
lainnya).
2. Jenis-jenis peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Poso
Berikut ini disajikan daftar jenis alat dan sewa alat perhari di Dinas Pekerjaan
Umum (unit Pelaksana Teknis Dinas) sebagai berikut :
Tabel 1. Data Alat

1.

Motor Grader

Komatsu GD 511-1A

135 PS

Jumlah
Unit
1

2.

Wheel Loader

Kawasaki 60 W IV

1,2 M3

792.132

3.

Three Wheel Roller

Bukaka BRR-8 TW

435.415

4.

Vibrating Roller

Meiwa MG 7

700 Kg

223.258

5.

Dump Truck

Mitsubishi FE 349

3,5 M

297.765

6.

Exavator

Komatsu PC-20-7

200 PC

2.142.204

7.

Truck Tronton

Mitsubishi FN 527Ml

959.196

No

Jenis Alat

Merk/Type

Kapasitas

8 Ton

24 Ton

Sewa/
Hari (Rp.)
1.643.422

22

3. Pemeliharaan Peralatan
Setiap peralatan yang mengalami kerusakan atau masalah, perbaikan peralatan
dilakukan di Workshop Peralatan Kasiguncu milik pemerintah daerah Kabupaten
Poso. Semua jenis peralatan pada tabel di atas setiap tahunnya mendapat alokasi
dana/biaya pemeliharaan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan
dianggarkan setiap tahun melalui daftar usulan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum.
Pemeliharaan dan perbaikan ringan hanya pada sebatas penggatian minyak pelumas.
Sesungguhnya jadwal perbaikan pemeliharaan setiap tahun telah ditetapkan dengan
prosedur yang baku, seperti perawatan mesin, penggantian spare part yang sudah haus
serta penyimpanan peralatan di pool, namun kondisi di lapangan, prosedur ini tidak
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya karena pada saat perawatan akan dilakukan
sering kali kendaraan masih berada di lokasi proyek atau bahkan ada yang sudah
rusak, sehingga tidak dapat diperbaiki dalam waktu singkat. Di lain pihak suku
cadang tidak selalu tersedia. Bila ditinjau dari segi usia ekonomis, penggunaan
peralatan sudah hampir tidak layak pakai, sebab rata-rata umur ekonomis peralatan
sudah melewati lima tahun.
Untuk dapat memberi gambaran antara biaya pemeliharaan peralatan dan
pendapatan dari sewa selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Biaya pemeliharaan Tahun 2005 - 2009
No
.

Tahun

Pendapatan Sewa
(Rp.)

Biaya Pemeliharaan
(Rp.)

Setoran PAD
(Rp.)

1.

2005

103.731.834

100.000.000

100.000.000

2.

2006

200.479.665

100.000.000

100.000.000

3.

2007

212.363.367

151.829.000

103.000.000

4.

2008

310.687.357

139.800.000

245.664.750

5.

2009

248.037.128

106.738.500

215.194.000

23

Jika dibandingkan antara pendapatan sewa dan biaya pemeliharaan yang


dianggarkan selama 5 tahun terakhir maka terdapat selisih, dari tabel di atas terlihat
bahwa pada tahun 2009 terjadi penurunan pendapatan sewa peralatan. Penurunan
pendapatan disebabkan peralatan banyak yang mengalami kerusakan dan tidak dapat
dipersewakan.
Agar pemanfaatan alat lebih optimal, untuk pencapaian prestasi kerja yang
tinggi dalam jangka waktu lama serta untuk pencapaian peningkatan pemasukan PAD,
maka tentunya diperlukan pemeliharaan yang teratur serta pengoperasian yang tepat
sesuai spesifikasi pemakain alat berat yang dimiliki Dinas Pekerjaan Umum
kabupaten Poso.
Kemungkinan yang paling besar untuk menjamin alat berat dapat mencapai
prestasi kerja dalam jangka waktu lama, diperlukan suatu pemeliharaan yang teratur
dan ketekunan yang sungguh-sungguh. Untuk menghindari perbaikan yang tidak perlu
dan kerusakan pada waktu alat berat beroperasi, harap selalu diperhatikan pelumas
dan peraturan pemeliharaan. Operator dilarang melakukan perubahan atau perbaikan
yang menyimpang dari petunjuk yang telah ditetapkan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rangka
pelaksanaan tugas pemerintah secara efektif dan efisien. Pada umumnya setelah
melakukan pengadaan barang, sering terjadi kurang memperhatikan dalam hal
pemeliharaan secara baik, ini akan mengakibatkan barang-barang akan habis atau
tidak layak pakai sebelum habis umur ekonomisnya dan juga akan menimbulkan
perbaikan yang membutuhkan biaya yang lebih besar.
Pemeliharaan adalah suatu upaya atau proses kegiatan untuk mempertahankan
kondisi teknis, daya guna dan hasil guna dengan jalan memelihara/merawat,
memperbaiki,

merehabilitasi

dan

menyempurnakannya,

agar

alat-alat

berat

24

mempunyai manfaat ekonomis yang lebih lama dan selalu dalam keadaan baik serta
siap pakai. Sehingga tujuan dari kegiatan pemeliharan untuk memperoleh dayaguna
dan hasil guna yang maksimal dalam masa pemakaian yang layak, harus dilaksanakan
dalam suatu sistim pemeliharaan yang baik dan teratur.
Dengan harga sewa yang ideal/wajar serta peningkatan pemasukan PAD,
diharapkan bisa menutupi kekurangan biaya pemeliharaan yang selama ini menjadi
faktor utama kurang optimalnya pemanfaatan peralatan dan alat-alat berat di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Poso. Pemeliharaan yang dilakukan
secara rutin terutama setelah alat berat dipergunakan, serta penggunaan operator yang
baik dan mengerti tentang peralatan alat berat akan membantu kemampuan/kapasitas
dari alat itu sendiri.
Jenis-jenis pemeliharaan yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum
(1985), antara lain :
1. Merawat, menjaga jangan rusak atau dinamakan pemeliharaan preventif.
2. Pemeliharaan Berkala
Sifat pemeliharaan ini terdiri dari rangkaian pemeriksaan, penyetelan, penggantian
dan perbaikan yang dilaksanakan dalam jangka panjang yang disesuaikan dengan
usia pemakaian alat berat tersebut.
4. Perbaikan Darurat.
Sifat perbaikan ini tidak dapat direncanakan tetapi dapat diperkirakan dan
diperhitungkan kebutuhannya, guna mengatasi kerusakan yang terjadi karena
kecelakaan atau sebab lain yang tak terduga.
Pada umumnya pemeliharaan dapat dilakukan pada tingkat-tingkat sebagai
berikut :

25

a. Tingkat I
Pada tingkat ini pemeliharaan bersifat pencegahan yang dilakukan oleh
operator.
b. Tingkat II
Pemeliharaan bersifat pencegahan, dilakukan secara berkala oleh tenagatenaga mekanik terdidik dan memerlukan alat khusus.
c. Tingkat III
Pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dilaksanakan oleh tenaga-tenaga ahli
terdidik dan khusus dilapangan atau bengkel, meliputi perbaikan, penggantian
dan penyetelan bagian tetapi bukan bagian yang utama.
d. Tingkat IV
Pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dilaksanakan oleh tenaga ahli, terdidik,
khusus dan bermutu tinggi di bengkel besar serta dilengkapi alat-alat ukur tes,
meliputi perbaikan, penggantian dan penyetelan pada bagian-bagian umum.
e. Tingkat V
Pemeliharaan

bersifat

pemulihan

kemampuan

atau

penyempurnaan,

dilaksanakan oleh tenaga ahli, terdidik, khusus dan bermutu tinggi di bengkel
besar dengan fasilitas seperti unit produksi yang dilengkapi alat-alat ukur dan
tes, meliputi pembongkaran, penyeleksian dan perbaikan bagian yang
memenuhi syarat, penyetelan dan pengendalian mutu seperti halnya suatu
barang hasil produksi.
4. Pendapatan Sewa Peralatan
Sumber pendapatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Poso terdiri atas sewa
peralatan seperti tersebut pada tabel 1. Hasil penelitian selama tahun 2005 sampai

26

dengan tahun 2009 pendapatan yang diperoleh dari sewa peralatan seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 3 : Pendapatan sewa peralatan
No.

Tahun

Jumlah Pendapatan

1.

2005

Rp.

Persentase
Kenaikan

103.731.834
93%

2.

2006

Rp.

200.479.665

3.

2007

Rp.

212.363.367

4.

2008

Rp.

310.687.357

5.

2009

Rp.

248.037.128

6%
46%
25%
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Poso (data diolah)
Berdasarkan data pendapatan sewa pada tabel 3, Pendapatan sewa peralatan pada
tahun 2005 sebesar Rp.103.731.834, pada tahun 2006 sebesar Rp.200.479.665, tahun
2007 meningkat sebesar 6% atau sejumlah

Rp.212.363.367. pada

tahun 2008

meningkat sebesar 46% atau sejumlah Rp.310.687.357, dan pada tahun 2009 menurun
sebesar 25% atau sejumlah Rp.248.037.128. Penurunan pendapatan sewa pada tahun
2009 disebabkan pada tahun tersebut terjadi kerusakan pada alat berat dimana
kerusakan tersebut sangat berpengaruh pada produksi alat yang lain dan keterbatasan
suku cadang yang ada di Poso dan harus dipesan pada distributor luar daerah
5. Pengelolaan Sewa Penggunaan Peralatan dan Pelaporan Peralatan
Prioritas penggunaan peralatan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum adalah
sebagai berikut :
a. Penggunaan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam satu penguasa barang
secara swakelola. Cara ini merupakan penggunaan peralatan yang dilaksanakan
sendiri oleh kantor/satuan/proyek baik di lingkungan pekerjaan umum maupun

27

instansi pemerintah di luar dinas pekerjaan umum. Peralatan tersebut berasal dari
satu penguasa barang atau dari penguasa barang lain.
b.

Penggunaan peralatan wajib dengan imbalan sewa atas penggunaan peralatan


Dinas Pekerjaan Umum oleh kontraktor/perusahaan swasta lain untuk pelaksanaan
pekerjaan pemborongan di lingkungan dinas dan pekerjaan pemborongan instansi
di luar Dinas Pekerjaan Umum atas dasar perjanjian (kontrak) dengan
memperhitungan imbalan jasa peralatan (sewa).

c. Penggunaan peralatan untuk oleh kontraktor tanpa imbalan (sewa) atas dasar
perjajian (kontrak) yang ditetapkan.
Pelaporan peralatan dilaksanakan sebagai upaya fungsi pengawasan
pimpinan atas penggunaan peralatan. Mekanisme pelaporan adalah sebagai berikut :
a. Prosedur.
Dalam hal penggunaan peralatan dengan swakelola, laporan penggunaan peralatan
disampaikan kepada pemimpin proyek atau pejabat yang ditunjuk oleh unit yang
mengoperasikan peralatan. Dalam hal peralatan digunakan kontraktor/perusahaan
swasta lain, laporan harian disampaikan kepada kepala kantor/kepala satuan
kerja/pemimpin proyek atau pejabat yang ditunjuk, oleh kontraktor/perusahaan
swasta lain yang bersangkutan.
b. Wewenang
Pengisian data pelaporan dalam hal penggunaan peralatan dengan swakelola ialah
operator yang mengoperasikan peralatan tersebut.
c. Syarat-Syarat
Laporan penggunaan peralatan harus memuat hal-hal sebagai berikut : nama
operator, pelaksanaan operasi (siang dan atau malam), Identitas peralatan yang
digunakan (jenis, merek/type, dan nomor kode), keadaan lapangan (jenis material,

28

kondisi lapangan), penambahan bahan-bahan kebutuhan peralatan, kegiatan


peralatan dan hasil produksi selama dioperasikan, keadaan peralatan, tempat dan
nama pekerjaan, dan mencantumkan nama petugas yang mengisi laporan serta
pejabat/petugas yang memberi konfirmasi (persetujuan) terhadap kebenaran isi
laporan.
Selain Pelaporan penggunaan peralatan hal yang paling mendasar berkaitan
dengan pendapatan daerah yakni pelaporan sewa peralatan. Pelaporan sewa peralatan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Prosedur
Pelaporan sewa peralatan ke kas negara dibuat oleh kantor/satuan kerja/proyek
dan disampaikan kepada penguasa barang
b. Wewenang
Yang berwenang membuat dan menandatangani laporan sewa peralatan ialah
Kepala kantor/Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
d. Syarat-syarat
Laporan sewa memuat dengan jelas hal-hal sebagai berikut : tanggal pembayaran
ke kas negara, jumlah pembayaran, tanggal dan nomor surat perjanjian
penyewaan, nama kontraktor/perusahaan penyewa, nilai sewa dalam surat
perjanjian, jumlah seluruh sewa peralatan yang telah di setor ke kas negara, sisa
sewa peralatan yang belum di setor ke kas negara

29

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan yang telah dikemukakan maka
penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa penggunaan peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum penggunaannya adalah
diperuntukan bagi semua proyek pemerintah/swasta yang didanai oleh APBN dan
APBD
b. Pengelolaan penggunaan peralatan dapat dilakukan dengan cara swakelola,
penggunaan dengan imbalan (sewa), dan penggunaan tanpa imbalan yang
dituangkan dalam perjanjian kontrak
c. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap penggunaan peralatan dokumen
sewa memuat prosedur, wewenang, dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam
perjanjian kontrak.

B. Saran-Saran
a. Demi kelancaran pengggunaan peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum Poso,
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah perlu melakukan pemeliharaan rutin
terhadap peralatan yang dipersewakan, untuk dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan perlu
dioptimalkan pemanfaatannya.
b. Setiap dokumen perjanjian kontrak harus ditetapkan secara baik dan dipahami
dengan benar bagi setiap pengguna peralatan, agar tidak terjadi masalah
dikemudian hari.

30

c. Dengan menerapkan mekanisme pengelolaan alat berat yang baik seperti yang
telah diuraikan di atas, maka pemanfaatan alat berat pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Poso akan dapat digunakan secara efektif dan efisien sehingga dapat
mengoptimalkan pengoperasiannya guna meningkatkan pendapatan untuk
memenuhi biaya operasional dan pemeliharaan alat-alat berat.

31

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim, 1988. Kepmen PU. Nomor 585/KPTS/1988; Pedoman Penggunaan


Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
Anonim, 1999 UU Nomor 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah
Anonim, 2004. UU Nomor 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah
Ahyari, Agus, 2002. Manajemen Produksi; Perencanaan Sistem Produksi, Bagian
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Assauri, Sofyan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia
Gosali, 2002. Ketatalaksanaan Produksi dan Operasi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta
Handoko, Hani, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, EdisiI, BPFE,
Yogyakarta
Umar, Husein, 2002. Metodologi Penelitian Pemasaran; Teori dan Aplikasi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai