Disebut juga Problem Oriented Medical Record (POMR) dikenal oleh dokter Lawrence Weed
pada tahun 1970. Salah satu kekhususan RMBM ialah penonjolan masalah masalah yang
dialami pasien.Keuntungannya adalah bersifat sangat menyeluruh (komperensif) dan setiap
masalah yang ada dapat dilihat dengan mudah.
3. Rekam Medis Terintegrasi
Rekaman dilakukan dengan menggabungkan dokumentasi yang datang dari berbagai sumber
secara saling berkaitan dan mengikuti urutan kronologis yang ketatat atau urutan berbalik
arah (reverse chronological order).
a.
b.
c.
d.
e.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
4. Setiap pencatatan kedalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
secara langsung.
5. Dalam hal ini terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat
dilakukan pembetulan.
6. Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter,
dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
mengijinkan pasien mengcopy rekam medis secara lengkap.Namun, adapula yang membuat
ringkasannya saja sesuai dengan kebutuhan pasien.Semua kebijaksanaan tadi haruslah
terlebih dahulu atas persetujuan dokter yang merawat pasien dan direktur rumah sakit.
Berpedoman pada prmenkes tentang rekam medis tahun 1989, pasal 7, bahwa lama
penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya 5(lima) tahun terhitung tanggal terakhir
pasien berobat, sedangkan lama penyimpanaan rekam medis yang berkaitan dengan hal-hal
yang bersifat khusus dapat ditetapkan tersendiri.
Rekam medis mempunyai manfaat yang diatur dalam PERMENKES Republik
Indonesia No. 269 tahun 2008 pasal 13:
1. Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai :
a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
b. Alat bukti dalam proses penegakan hokum, disi[lin kedokteran dan kedokteran gigi
c. Keperluan pendidikan dan penelitian
d. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan
e. Data statistic kesehatan
2. Pemanfaatan rekam medis sebagai mana dimaksud pada ayat (1) huruf C yang
menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien atau
ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
3. Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan
persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan negara.
HAK AKSES
Yang bertanggung jawab atas rekam medis. Menurut PERMENKES No.269 Pasal 14
Bab V Tahun 2008, pimpinan saran pelayanan kesehatan bertanggng jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan, dan penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis.
d. Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat menarik diri dari
kontrak terapeutik.
e. Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya
f. Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran.
g. Dirujuk kepada dokter spesialis jika diperlukan, dan dikembalikan kepada dokter yang
merujuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh perawatan atau
tindak lanjut.
h. Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hak pribadi.
i. Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit.
j. Berhubungan dengan keluarga, penasihat, atau rohaniawan dan lain-lain yang diperlukan
selama perawatan.
k. Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan rontgen, ultasonografi (USG), CT-scan, magnetic resonance
imaging (MRI), dan sebagainya.
(Hanafiah & Amir 2009)
DAFTAR PUSTAKA