PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maraknya dunia hiburan saat ini ditandai dengan munculnya berbagai
kegiatan-kegiatan sebagai sebuah bentuk penggarapan nilai-nilai estetis yang lebih
banyak memberikan hiburan kepada manusia. Dunia hiburan sangat identik dengan
pertunjukan, maka dalam satu produksi pertunjukan mulai dari seniman hingga
manejer dan tenaga artistik justru memberikan peranan yang sangat besar dalam
mensukseskan suatu hiburan. Banyak tenaga, bakat, keterampilan dan keahlian
dibutuhkan untuk menyajikan sebuah produksi pertunjukan, salah satunya adalah
desain properti.
Sebuah produksi pagelaran apapun tujuan, bentuk, gaya, atau sistemnya,
selalu banyak orang yang bekerja sama untuk tujuan bersama, yaitu menampilkan
hasil cipta sang desainer. Sebuah hasil yang baik bukan sekedar itu saja, imajinasi
desainer harus pula divisualkan, baik dengan desain, dekorasi, dan tata cahaya.
Dalam hal ini yang penulis maksudkan adalah dekorasi panggung, karena
dalam mendekorasi suatu ruangan, memerlukan kreativitas dan penguasaan elemen
visual yang memadukan semua unsur yang terdapat dalam seni rupa.
Dekorasi sangat penting dalam seni pementasan, dan merupakan unsur yang
cukup dominan dalam dunia hiburan baik kostum, tata cahaya, tata rias dan lain-lain.
Itu adalah suatu bukti bahwa dekorasi panggung sangat berperan dalam dunia hiburan
saat ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan sebuah penelitian
dengan judul: Estetika Panggung Indoor Momen Ramadhan Tahun 2015 Karya
Kukana Production . Sebab yang menjadi acuan penulis adalah bentuk panggunya
yang unik serta sarat akan makna dan simbolis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk estetika panggung indoor momen ramadhan tahun
2015 karya Kukana Production?
2. Bagaimana kualitas bentuk panggung indoor momen ramadhan tahun
2015 karya Kukana Production?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan bentuk estetika panggung indoor momen
ramadhan tahun 2015 karya Kukana Production.
2. Untuk mendeskripsikan tentang kualitas bentuk estetika panggung indoor
momen ramadhan tahun 2015 karya Kukana Production.
E. Sistematika Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Pikir
BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
BAB II
TINJAUAN PUTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti dan merupakan acuan teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam
melakukan penelitian, yaitu :
1.
sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia karya adalah kerja atau pekerjaan
, hasil pembuatan dan ciptaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
karya adalah hasil ciptaan atau pembuatan orang bahwa belum pernah diciptakan oleh
orang lain.
Karya seni sebagai salah satu wujud kebudayaan dapat dikatakan sebagai
wujud kreativitas yang dilakukan oleh seniman melalui pertimbangan ide, imajinasi,
gagasan, teknik, alat dan bahan, serta proses penciptaannya. Hal ini dimungkinkan
karena (1) seniman memiliki keinginan kuat untuk membentuk dan selalu berada
dalam kegiatan kreatif, (2) seniman memiliki perilaku yang berbeda dengan anggota
masyarakat lainnya karena sifat-sifat dasar yang tertanam dalam jiwanya yang
menyatu dengan kebiasaan-kebiasaan dalam hidupnya. Seniman sebagai salah satu
unsur dari sistem budaya sekaligus sebagai orang yang memiliki kemampuan kreatif
senantiasa mengintegrasikan antara intuisi, perasaan, emosi dengan pengaruh
lingkungan sekitarnya, mengungkapkan gagasan melalui logika, rasio, dan akal.
(Yabu M. 2003:5)
Karya seni sebagai sebuah wujud dari aktivitas yang dilakukan oleh seniman,
tentunya mengandung suatu maksud, makna serta nilai yang ingin disampaikan
kepada masyarakat sebagai apresiator. Sedangkan karya seni yang berbobot ditunjang
faktor-faktor ide, imajinasi, gagasan, teknik, alat dan bahan dalam proses
penciptaannya. Selain itu, faktor pengalaman seni dan pendalaman seni yang tidak
kalah pentingnya dari faktor-faktor tersebut. Sementara itu, faktor-faktor yang
berkaitan dengan aktivitas seni antara lain: faktor yang mendorong untuk melakukan
aktivitas, alat dan bahan dalam aktivitas, proses aktivitas yang berkaitan dengan
ruang dan waktu, manfaat dan tujuan beraktivitas, serta hasil dari aktivitas yang telah
dilakukan.
Karya seni yang telah dibuat oleh seniman merupakan suatu usaha
untuk mengabadikan pengalaman estetis yang dipilihnya dengan
harapan mempunyai nilai estetis. Bahkan ada yang berpendapat
bahwa munculnya seni dan karya seni sebaiknya jangan pertamatama dikaitkan dengan pengalaman estetis yang mau diabadikan
atau disampaikan kepada orang lain, melainkan dengan usaha untuk
menyempurnakan hasil karya tersebut sehingga manusia betul-betul
dapat menyukai dan menikmati hasil pekerjaan tersebut (Yabu M,
2003:6).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa karya seni sebagai
wujud dari pengalaman estetis lebih diutamakan daripada pengalaman estetis yang
diabadikan. Akan tetapi yang penting dalam seni bukanlah karya seni semata, tetapi
ide atau gagasan yang berupa seperangkat nilai seni juga merupakan aspek yang
penting.
Di sisi lain, dalam dunia kesenian, nilai-nilai keindahan kerap dikaitkan
dengan kualitas karya seni yang mengandung unsur kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan
perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, getar ataupun rasa senang.
Kesemuanya itu kemudian dikenal sebagai prinsip-prinsip estetis dalam karya rupa.
Seni merupakan karya manusia yang diciptakan dan dilandasi oleh kemahiran
untuk menciptakan keindahan, dimana keindahan itu ialah nilai-nilai estetis yang
menyertai suatu karya seni. Keindahan juga dipahami sebagai pengalaman estetis
yang diperoleh ketika seseorang mencerap obyek seni, atau dapat pula dipahami
sebagai sebuah obyek yang memiliki unsur keindahan. Sedangkan medium
penciptaannya amatlah bervariasi, mulai dari kertas, lempung tanah liat, batu, kayu,
nada (suara), gerak ritmis, bahan bangunan, produk teknologi, bana, cetakan (grafis),
dan berbagai material alam.
2.
Pengertian Bentuk
Bentuk adalah struktur artikulasi sebuah hasil kesatuan yang
sering
didefinisikan
cara
menyajikan,
proses
dan
penampilan.
Bentuk adalah merupakan totalitas dari pada karya seni itu
sendiri. Bentuk itu merupakan organisasi atau suatu kesatuan dari
komposisi dengan unsur pendukung karya lainnya. Ini dijelaskan
lebih lanjut oleh Dharsono, bahwa ada dua macam bentuk yaitu :
1. Bentuk Visual
oleh
fenomena
kesadaran
bentuk
emosional,
atau
fisik
yang
terhadap
disebut
sebuah
karya
dapat
diartikan
sebagai
3. Pengertian Estetika
Estetika merupakan istilah yang muncul sekiar tahun 1750 oleh A. G.
Baumgaren, seorang filsuf minor. Istilah tersebut diperoleh dari bahasa Yunani kuno,
yaitu aistheton yang artinya kemampuan melihat melalui penginderaan. Estetika
dihubungkan dengan sesuatu yang berbau seni karena mengandung keindahan yang
dapat dipandang. Sejak kemunculannyam, estetika menjadi istilah yang selalu
digunakan untuk mengutarakan bahasa filsafat terhadap karya seni. Namun, nyatanya
seni tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang indah sehingga harus ada bidang
yang digunakan unuk menjawab hakekat seni sebenarnya yaitu filsafat seni.
Estetika adalah filsafat keindahan, berbicara tentang keindahan, terkadang kita
selalu menghubungkan dengan kebaikan. Sebagaimana dikemukakan oleh Djelantik,
10
bahwa estetika adalah ilmu yang mempelajari suatu keindahan. Dari definisi diatas
nampaklah estetika sebagai ilmu pengetahuan.
Seperti yang dikemukakan oleh Jacob Sumardjo, (Jacob Sumardjo:2000) perbedaan
pengerian antara estetika dengan filsafat seni adalah pada objek yang dinilainya. Jika
estetika merupakan pengetahuan yang membahas entang keindahan segala macam hal
mulai dari seni dan juga keindahan alam, filsafat seni hanya mempersoalkan karya
yang dianggap seni itu sendiri.
Berdasarkan semua istilah para ahli bias dikatakan bahwa estetika merupakn
segala hal yang menyangkut keindahan yang ada pada penglihaan seseorang.
Pandangan itu sendiri dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif dan idadk dapat
dipastikan sama. Tapi didalamnya, terdapat dua nilai yang penting yang perlu
diketahui, yaitu :
1. Nilai intrinsik, yaitu nilai yang terkandung dari dalam keindahan.
2. Nilai ekstrinsik, yaitu nilai yang terlihat dari luar.
Untuk nilai intrinsik biasnya dapat dirasakan dan dimengerti dari dalam hati
oleh para penikmatnya. Sedangkan nilai ekstrinsik dapa dilihat secara langsung dan
kasa mata. Misalnya pada pementasan tari, Nampak gerakan lembut yang ditunjukkan
penari, hal inilah yang disebut nilai ekstrinsik, sedangkan penghayatan gerak
termasuk nilai intrinsikyang dapat diterima penonton sehingga semua mata yang
melihatnya mengerti alur cerita dari pementasan tersebut. Dan itulah yang dimaksud
estetika dalam dunia seni.
Unsusr unsur estetika menurut Djelantik,
a. Wujud atau rupa (ing; Apparance)
11
13
14
5. Pengertian Panggung
Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi
antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.
(Ufi Lutfiyah, 2013)
Menurut (Heru Subagio, 2010) Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi
menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung
kereta. panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan
juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan
sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam.
1. Macam-Macam Panggung
a. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura (Panggung Indoor)
15
Gambar 2
www.google.com/panggung indoor
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang
prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan
pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi
oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium bisa
berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung
prosenium (Proscenium Arch ).
16
Gambar 3
Panggung SCTV award, 2009
Panggung proscenium dibuat untuk membatasi daerah pemeranan dengan
penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, agar
pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas
panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam
kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi
melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.
Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya bermaksud untuk
menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin apa yang
nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka dipasanglah
layar-layar (curtain) dan sebeng-sebeng (Side wing). Maksudnya agar segala
17
18
Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka.
Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka.
Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada
di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landai dimana penonton
berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung terbuka permanen (open air stage)
yang cukup popular di Indonesia antara lain adalah panggung terbuka di Candi
Prambanan.
Adapun contoh yang dimaksud panggung terbuka atau panggung outdoor,
Gambar 7
Rangka panggung Gempita 20 tahun SCTV, 2010
19
Gambar 8
Panggung Gempita 20 tahun SCTV, 2010
2. Pokok-pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas
Set panggung atau pentas (scenery) yaitu penampilan visual lingkungan
sekitar gerak laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu dalam merancang pentas
harus memperhatikan aspek-aspek tempat gerak-laku, memperkuat gerak-laku dan
mendandani atau memperindah gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang perancang
pentas hendaklah merencanakan set-nya sedemikian rupa sehingga :
1. Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.
2. Dapat memberi pernyataan suasana lakon.
20
21
c) Atraktif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi pandangan yang
menarik bagi penonton.
d) Jelas yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang dapat dilihat
dan dimengerti oleh penonton dari suatu jarak tertentu.
e) Sederhana yaitu penataan pentas itu harus sederhana. Sederhana tidak berarti
bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua kursi, tetapi penataannya
tidak ruwet dan penonton dapat melihat dan menarik maknanya tanpa
memeras pikiran dan perasaan.
f) Bermanfaat yaitu penataan pentas harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat bermanfaat bagi para pemeran dengan efektif dan seefisien mungkin.
g) Praktis yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat, disusun dan
dibawa serta dapat memenuhi kebutuhan teknis pembuatan tata pentas atau
scenery.
h) Organis yaitu penataan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap elemen
yang terdapat didalam penampilan visual penataannya dan memiliki hubungan
satu sama lainnya.
22
Kukana Production adalah salah satu bidang usaha yang bergerak dalam
dunia advertising dalam hal ini membuat produk seni dalam bentuk dua dimensi dan
tiga dimensi, yang berlokasi di BTN Restika Indah, Blok B2 Nomor 5, Kecamatan
Pallangga, Kabupaten Gowa.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan dasar atau konsep sebuah penelitian yang tersusun
secara sistematis dan mampu mengarahkan peneliti kepada tujuan dari penelitian itu
sendiri.
Kukana Production adalah salah satu bidang usaha yang bergerak dalam
dunia advertising dalam hal ini membuat produk seni dalam bentuk dua dimensi dan
tiga dimensi, dimana pada saat ini dunia seni berkembang begitu pesat dan banyak
saingan, terutama dibidang seni pertunjukan yang berkaitan dengan panggung dan
properti panggung itu sendiri.
Kali ini peneliti melakukan penelitian pada Bentuk Estetika Panggung Indoor
Momen Ramadhan Tahun 2015 Karya Kukana Production. Konsep desain dilakukan
merujuk pada tema. Setelah dilakukan sketsa desain, maka Art Designer bertugas
untuk mewujudkan sketsa menjadi desain yang lebih detail, agar perspektif,
komposisi dan pencahayaan objek desain lebih memberikan warna pada titik estitis
yang hidup.
23
Adapun kerangka pikir yang digunakan, dapat dilihat pada skema berikut:
Kukana
Estetika
Panggung Indoor
Moment
Struktur
Fungs
Kualitas
yang
Nilai
Hasil
Nilai
Tematik
Momen
Gambar Skema 1
Kerangka Pikir
24
BAB III
METODE PENELITIAN
25
pertimbangan
bahwa
metode
deskriptif
menggambarkan
atau
menguraikan secara jelas dan objektif tentang Bentuk Estetika Panggung Indoor
Momen Ramadhan Tahun 2015 Karya Kukana Production.
26
Deskripsi
Kesimpula
27
Gambar Skema 2
Desain Penelitian
28
Objek dalam penelitian ini adalah panggung Indoor moment ramadhan tahun
2015 yang berlokasi d. Mall GTC Makassar.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung yang memudahkan penulis dalam
melakukan proses penelitian. Metode penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan
data penciptaan ide kreatif pembuatan desain panggung dan bentuk estetika panggung
iu sendiri. Dalam metode ini digunakan instrumen kamera untuk memotret hasil
penelitian.
2. Wawancara
Pada bagian ini penulis mengadakan dialog atau tanya jawab langsung dengan
Direktur Utama, staf produksi Kukana Production, Seniman, dan Masyarakat
mengenai bentuk estika panggung dan bagaimana kualitas dari panggung itu sendiri.
Agar penelitian ini lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka penulis
menggunakan format wawancara secara tertulis yang berhubungan langsung dengan
penelitian ini.
3. Dokumentasi
29
Teknik atau metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
memanfaatkan bahan tertulis dan foto. Jadi dokumen yang telah didapatkan penulis
tersebut selanjutnya dikumpulkan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan
kenyataan yang ada di lapangan. Dan perlu diketahui bahwa waktu pengambilan
dokumentasi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Di samping dokumen pribadi dan dokumen resmi, penggunaan foto besar
sekali manfaatnya untuk melengkapi sumber data.
30
Sajian Data
Reduksi kata
Penarikan
Kesimpulan/
Verifikasi
Gambar Skema 3
Teknik Analisis Data (Modifikasi dari model Miles dan Huberman)
31