Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

Pengkajian Resiko Bencana Desa Arang-Arang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi

Dosen : M. Dalmanto, A.KS, MPS, Sp


Kelompok 3:
Riki Randy A

Wiliandra Pratama

Rosa Veradina

Wira Puspita

Rumiati

Wulandari

Septy Dinda Putri

Yona octaviana

Siti Aisyah

Yulia

Siti Hardia

Yuni Giantari

Suchi Afrisila Silfani

M. Dwi Jayanto

Suci Susanti

Elisa Apriyani

Tamara Daudia

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Tahun Akademik 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari terjadinya bencana. Berdasarkan UndangUndang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 tentang Penanggulangan Bencana,
menyebutkan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis. Pengesahan UU tersebut telah membawa dimensi baru
dalam pengelolaan bencana di Indonesia. Dimensi baru dalam pengelolaan bencana
tersebut yaitu masyarakat tidak lagi pasrah dan berdiam diri terhadap bencana, melainkan
berperan aktif agar risiko dari terjadinya bencana dapat diminimalkan.
Letak geografis Indonesia secara geologis berada pada pertemuan tiga lempeng
tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng IndoEurasia yang
menyebabkan rawan terhadap terjadinya bencana. Berdasarkan kondisi iklimnya,
Indonesia berada di daerah dengan iklim tropis yang terdiri dari dua musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Curah hujan yang tinggi maupun kemarau
berkepanjangan juga dapat memicu terjadinya bencana. Kejadian-kejadian bencana besar
yang sering terjadi di sumatra prov.jambi ini menjadi kan masyarakat prov .jambi sadar
bahwa bencana adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan .
Berdasarkan observasi yang dilakukan di desa arang-arang kec.kumpeh ulu kab.muaro
jambi dua bencana sering terjadi di desa tersebut yaitu bencana kebakaran hutan dan
banjir dimana dampak yang dirasakan dari bencana tersebut sangat membuat masyarakat
desa setempat banyak mengalami kerugian baik dari segi kesehatan maupun segi
ekonomi . pada tahun 2015 di desa arang-arang terjadi kebakaran hutan yang sangat luar
biasa dimana sangat berdampak sekali pada kesehatan masyarakat sehingga masyarakat
banyak yang terjatuh sakit khususnya pada penyakit ispa dan saluran pernapasan
lainnya . hal ini tidak hanya terjadi di desa arang-arang akan tetapi terjadi di sebagian
besar pulau sumatra. Penyebab kebakaran juga tidak hanya disebabkan alam melainkan
banyak di sebabkan oleh ulah manusia dimana manusia masih banyak yang lalai dari
mulai pembakaran hutan untuk membuka lahan sampai membuang puntung rokok
sembarangan . bencana kebaran hutan ini terjadi pada akhir tahun dimana pada saat
mengalami kemarau panjang .pada tahun 2016 di desa arang-arang kebakaran hutan
berkurang karena adanya pengawasan yang lebih ketat , akan tetapi di desa arang-arang
terjadi bencana banjir musiman dimana terjadi pada saat musim penghujan datang
meskipun hal ini tidak mejadi masalah serius bagi warga setempat dibanding bencana
kebakaran hutan yang pernah terjadi .

1.2 Maksud dan Tujuan


Dalam praktek lapangan yang penulis lakukan pada tanggal 23-januari-2017 ini yaitu
bertujuan untuk pengkajian risiko bencana pada desa arang-arang selain itu penulis
bertujuan agar mengetahui tingkat ancaman , kerentanan , dan kapasitas masyarakat
terhadap pengurangan risiko bencana .
1.3 Ruang lingkup
Untuk menjelaskan permasalahan yang akan dibahas pada laporan pengkajian
bencana agar tidak terlalu jauh dari kajian masalah yang dipaparkan, maka ruang lingkup
dalam laporan ini adalah : Daerah praktek pengkajian risiko bencana desa arang-arang
kec.kumpeh ulu kab.muaro jambi dengan unit terkecil daerah risiko yaitu kelurahan yang
sering terancam bencana kebakaran hutan dan banjir.
1.4 Sistematika
Sistematika pada laporan praktek pengkajian bencana ini yaitu bermula dari
pengampu mata kuliah kesling bencana dan tanggap darurat , dimana mahasiswa diajarkan
agar mampu mengkaji risiko bencana yang dapat terjadi di suatu daerah , setelah dilakukan
pembelajaran teori mahasiswa mendapatkan tugas pengkajian risiko bencana , dimana
praktek pengkajian risiko ini melibatkan desa arang-arang kec.kumpeh ulu kab.muaro jambi
dalam melakukan praktek pengajian risiko ini selain melibatkan desa arang-arang mahasiswa
melibatkan 3 Dosen stikes harapan ibu jambi , ketua camat kumpeh ulu , ketua BPBD muaro
jambi , polresta kumpeh ulu , serta kepala desa arang-arang beserta staf dan MPA desa arangarang , berkat keterlibatan mereka semua maka praktek pengkajian risiko bencana di desa
arang-arang dapat berjalan dengan lancar hingga selesai pengkajian .

BAB II
3

GAMBARAN UMUM WILAYAH


.1 KONDISI DESA
Desa yang kami datangi saat melakukan pengkajian resiko bencana yaitu Desa Arangarang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan penuturan kepala desa arang-arang Bapak Bahari IB Luas Desa arangarang ini sekitar: 14.000-15.000 Hektar. Yang terdiri dari 13.000 untuk lahan gambut dan
1.000 lebih untuk lahan material. Kecamatan kumpeh ulu ini memiliki 18 desa, pusat
kesehatan antara kumpeh ulu dan kumpeh ilir adalah di desa arang-arang. Sehingga setiap
tahun terjadi kebakaran yang menjadi masalah utama karena mayoritas lahan di desa
tersebut adalah lahan gambut.
Pada tahun 2015 sekitar 4.500 hektar lahan yang terbakar dan pada tahun 2016
sekitar 20,5 hektar yang terbakar. Akibat dari kebakaran itulah sangat di rasakan bagi
warga desa arang-arang seperti hasil pertanian menurun akibat dari tidak berbuahnya hasil
pertanian mereka, selain itu bagi kesehatan akibat menghirup kabut asap tersebut banyak
warga yang menderita penyakit saluran pernafasan, gatal-gatal dan sebagainya.
2.1.1 Sejarah Desa
Menurut warga desa arang-arang ada beberapa penuturan mengenai sejarah awal desa
sehingga di sebut sebagai desa arang-arang.
Warga 1 mengatakan bahwa Dulunya kayu trap/getah terbakar sehingga mutung

maka disebut kayu arang sehingga di sebut arang-arang.


Warga 2 mengatakan bahwa Pada awalnya arang-arang ini di sebut aring-aring
dikarenakan terlalu banyak ikan di danau dan mareka menjemur ikan sehingga
bau amis, mereka menyebut amis dengan sebutan aring. Karena ada perubahan
dari pusat maka aring-aring diganti menjadi arang-arang.
Namun mereka juga hanya mendengar cerita belum mengetahui kebenaran dari

sejarah desa arang-arang itu sendiri. Mereka juga mengatakan Desa arang-arang ini
sudah ada dari jaman jepang dan dulu merupakan perbatasan bayung dan desa ini
merupakan kampung tua yang terdiri dari 5 RT, dan setelah terjadi pemekaran menjadi
14 RT.

2.1.2

Letak Geografis Desa


Desa Arang-arang ini memiliki Luas lebih kurang 30.000 Ha.
Topografi wilayah desa arang-arang yaitu: Dataran rendah
Suhu udara : 300C
4

Desa Arang-arang yang kami tuju yaitu tepatnya di RT 05 dengan jarak


sekitar 2 km dari Balai desa ke tempat tujuan.
Denah lokasi Desa Arang-arang

2.1.3 Demografi/Kependudukan
Jumlah penduduk di desa arang-arang secara keseluruhan sekitar 608 KK yang
mayoritas warga Negara Indonesia, sedangkan untuk RT 05 yang kami datangi sekitar
75 KK.
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di desa arang-arang:
Laki-laki
: 1.131 orang
Perempuan
: 1.080 orang
2.1.4 Akses dan Transportasi
Dulunya akses dan transportasi di desa arang-arang masih memanfaatkan air
dengan menggunakan perahu, namun seiring berkembangnya teknologi, kebanyakan
masyarakat tersebut lebih banyak menggunakan jalur darat untuk melakukan
perjalanan. Dan mobil sudah bisa masuk ke desa arang-arang.
2.1.5 Keadaan Sosial
Keagamaan
Mayoritas masyarakat di desa arang-arang beragam islam, menurut data yang

kami lihat di tabel desa arang-arang sekitar:


Islam
: 2.178 orang
Kristen
: 33 orang
Kesehatan
Keadaan kesehatan warga di desa arang-arang berada dalam keadaan yang sehatsehat saja, namun akibat dari kebakaran hebat yang terjadi pada tahun 2015

menyebabkan banyak warga desa tersebut mengalami sakit seperti ispa, gatal

gatal , sesak nafas dll.


Pendidikan
Pendidikan warga desa arang-arang berdasarkan tabel desa :
Lulusan pendidikan umum
: 1.485 orang
Lulusan pendidikan khusus
: 57 orang
Dan tingkat pendidikan yang ada di Kumpeh ulu desa arang-arang yaitu mulai
dari tingkat TK, SD, SMP/MTS,dan SMA.
Ekonomi
Berdasarkan penuturan ketua RT 05 bapak hatta mata pencaharian para warga di
desa tersebut dalam yaitu, petani seperti menanam sayur, buah-buahan, sawit,
nelayan dan pedagang.

2.2 KONDISI PEMERINTAHAN DESA


Desa arang-arang setelah terjadi pemekaran dibagi menjadi 14 RT, dan terdiri dari 5
dusun.
Desa arang-arang terdiri dari 5 dusun yaitu :
Dusun sungai terap
Dusun baru
Dusun jadi rejo
Dusun jadi mulyo
Dusun bakung jaya

2.3 KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DESA


Kebijakan yang dilakukan terkait dalam penanggulangan bencana yang terjadi di desa
arang-arang khususnya kebakaran hutan yaitu terlebih dahulu menkonsultasikan ke aparat
desa terkait hal-hal yang dibutuhkan dalam menangani bencana, kemudian akibat kebakaran
yang terjadi tahun 2015 maka terbentuklah MPA(Masyarakat Peduli Api), adanya bantuan
dari BNPB(Badan Nasional Penanggulangan Bencana), tersedianya Puskesmas yang akan
membantu masyarakat apabila ada yang sakit, pemasangan pamflet atau larangan masuk
kewilayah rawan api, adanya GPS untuk mengetahui titik api dan membuat sekat penghalang
api.

BAB III
KAJIAN RESIKO BENCANA
3.1 PENGKAJIAN ANCAMAN
Bencana yang pernah terjadi di desa arang-arang kecamatan kumpeh ulu kabupaten
muaro jambi yaitu bencana kebakaran dan banjir. Namun resiko bencana yang paling tinggi
yaitu kebakaran yang terjadi di desa arang-arang pada ahun 2015. Sedangkan banjir yang
terjadi sekitar desember maret hanya lah banjir musiman, dan menurut salah satu warga
banjir yang paling dalam terjadi pada tahun 2003-2004.
Kebakaran : Pada tahun 2015 seluas 4.500 hektar yang terbakar mengakibatkan
terjadinya dampak bagi masyarakat di desa arang-arang akibat kabut asap yang ditimbulkan
dan sekaligus menimbulkan kerugian besar baik dari segi pertanian maupun kesehatan.
Menurut penuturan warga di desa itu sumber kebakaran atau sumber api diakibatkan sekitar
7

80% oleh olah manusia itu sendiri rata-rata kebakaran lahan gambut. Lahan yang terbakar itu
sendiri ada yang berasal dari milik pribadi maupun milik perusahaan seperti perusahaan
kelapa sawit.
Jenis Ancaman : Kebakaran Hutan dan Lahan
Karakter
Asal/penyebab
Faktor perusak
Tanda Peringatan
Sela Waktu
Kecepatan Hadir
Frekuensi
Periode
Durasi
Intensitas
Posisi

Keterangan
Oleh ulah manusia
Kabut asap
Adanya peta persebaran titik api
Tidak diketahui
1 tahun sekali
Juli-september 2015
Diatas 350 nilai ambang batas minimum level berbahaya
Langsung dirasakan oleh masyarakat

3.2 PENGKAJIAN KERENTANAN DAN KAPASITAS


3.2.1 Pengkajian Kerentanan
Akibat dari bencana kebakaran yang terjadi di tahun 2015, warga di
desa arang-arang merasakan dampak dari kebakaran tersebut pada tahun 2016
seperti :
Menurut warga desa arang-arang pada tanaman buah-buahan seperti
duku dan durian terkontaminasi dengan kabut asap tidak terkena sinar
matahari sehingga sulit untuk berbuah. Selain itu sawit baru berbuah pada
bulan September 2016,

bukan hanya dari segi perekonomian mereka

mengalami kerugian, tetapi dari segi kesehatan pun banyak warga yang
menderita penyakit gangguan pernapasan akibat menghirup asap tebal dari
kebakaran tersebut.
Akibat dari kabut asap tersebut mereka mengalami kesulitan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Seperti sekolah diliburkan karena anakanak rentan terhadap penyakit apabila menghirup kabut asap, jalanan menjadi
terganggu akibat tertutup oleh kabut serta masyarakat sulit melakukan
8

pekerjaan sesuai dengan mata pencaharian mereka serta hasil pertanian


mereka gagal akibat tidak adanya sinar matahari yang membantu proses
petumbuhan tanaman mereka
3.2.2 Pengkajian Kapasitas
Setelah terjadinya kebakaran di tahun 2015 maka aparat desa arangarang mulai mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran. Agar
kebakaran tersebut tidak terjadi lagi mereka melakukan upaya agar kebakaran
tersebut dapat di hindari. Seperti di pemasangan pamflet atau larangan masuk
kewilayah rawan bencana, diwajibkannya bagi setiap perusahaan terutama
perusahaan kelapa sawit untuk menanam pohon nanas yang dikenal sebagai
sekat kebakaran setiap 1 km, karena akarnya yang padat dapat mengahalangi
api menjalar ke tempat lain, diharapkan juga untuk dihidupkan kembali lahanlahan tidur, karena lahan tidur juga salah satu lahan yang rawan kebakaran
selain itu juga terbentuknya MPA karena adanya kebakaran di tahun 2015.
Hasilnya di tahun 2016 adanya peningkatan tidak terjadi lagi
kebakaran lahan seperti di tahun 2015, dan tidak ada kabut asap yang dapat
menjadi penghalang bagi warga untuk melakukan aktivitas mereka. Karena 23% lahan tidur sudah ditanami sawit sehingga potensi timbulnya kebakaran
semakin berkurang. Hanya saja dampak yang mereka rasakan di tahun 2016
akibat kebakaran tahun 2015. Namun hal tersebut menjadi pelajaran bagi
masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi lahan di sekitar agar tidak
terjadi lagi kebakaran yang dapat merugikan mereka sendiri.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 KESIMPULAN
Dari penjabaran laporan diatas pada intinya desa arang-arang memiliki luas lahan
kurang lebih berkisar 14000-15000 Hk , berdiri sejak jaman jepang dimana dahulu kala
desa tersebut adalah perbatasan dengan bayung , desa tersebut adalah desa tua yang
dulunya terdiri dari 5 RT dan setelah dilakukan pemekaran sehingga desa tersebut menjadi
14 RT , sedangkan asal usul nama desa tersebut yaitu salah satu warga menuturkan bahwa
dahulu kayu trap/getah terbakar sehingga mutung maka disebut kayu arang sehingga di
sebut arang-arang. Disatu sisi ada warga lain yang menuturkan dimana pada awalnya
arang-arang ini di sebut aring-aring dikarenakan terlalu banyak ikan di danau dan mareka
menjemur ikan sehingga bau amis, mereka menyebut amis dengan sebutan aring. Karena
ada perubahan dari pusat maka aring-aring diganti menjadi arang-arang.
Sedangkan Topografi desa tersebut yaitu dataran rendah degan suhu normal berkisar
300C dengan jumlah penduduk 608 KK , dan jumlah penduduk menurut kelamin Lakilaki

: 1.131 orang , Perempuan : 1.080 orang , keagamaan di deda tersebut

mayoritas islam dan mayoritas pendidikan penduduk desa arang-arang adalah lulusan
10

pendidikan umum , dengan segi ekonomi yang dikatakan ketua RT 05 bapak hatta mata
pencaharian para warga di desa tersebut yaitu, petani seperti menanam sayur, buahbuahan, sawit, nelayan dan pedagang.
Berdasarkan hasil observasi bahwasannya desa tersebut memiliki kerentanan bencana
kebakaran hutan karena sebagian besar dari kondisi lahan yaitu tahan gambut , selain itu
di desa arang-arang sering terjadi banjir musiman dimana disaat musim penghujan datang
4.2 REKOMENDASI
Dengan diketahuinya sebagian besar lahan di daerah desa arang-arang adalah lahan
gambut dan pernah terjadi kebakaran hutan secara besar-besaran dimana banyak melibatkan
kerugian masyarakat sekitar dan masyarakat luas , maka ada baiknya apabila didesa tersebut
di berikan perhatian khusus dalam segi mengurangi risiko agar tidak terjadi bencana ,
meskipun angka kerentanan bencana menurun dari tahun 2015 ke 2016 , namun hal ini harus
tetap di waspadai , sedangkan hal yang dimaksud dalam memberikan perhatian khusus yaitu
melibatkan warga sekitar dimana dengan cara meningkatkan sumber daya yang ada hal ini
dapat lebih efektif dalam mengurangi risiko kejadian bencana itu sendiri , jadi warga sekitar
kita berikan wawasan yang lebih luas mengenai pencegahan risiko bencana itu sendiri setelah
itu kita berikan pelatihan agar masyarakat mampu mengatasi situasi bencana pada saat
genting , memberikan jalur evaluasi agar masyarakat lebih mudah dalam menyelamatkan diri
pada saat bencana datang . selain itu membentuk kelurahan tangguh bencana (KTB) agar
lebih memaksimalkan pengurangan risiko terjadinya bencana .

11

LAMPIRAN
PETA
Peta Menuju RT 05 Di Desa Arang-Arang

12

DOKUMENTASI
Struktur Kepengurusan Desa Arang-Arang

13

Pembukaan oleh protokol

Penyampaian Kepala Desa

Penyampaian Bapak Purwono

Penyampaian Bapak Dalmanto

Penyampaian Bapak Muhammad Zakir

Penyampaian Bapak Sarkim

Kegiatan saat pengkajian resiko bencana


Perjalanan menuju Rt 05 Desa Arang-Arang
14

Wawancara dengan Ketua Rt 05 Bapak Hatta

Wawancara dengan warga RT 05 Desa Arang-Arang

15

Bersama Para Dosen, Anggota MPA, Gubes BPBD muaro Jambi serta Aparat Desa Arang-Arang

Bersama Ketua Rt 05 Pak Hatta

Bersama Ibu-ibu

Bersama Warga Desa

Bersama Bapak Sarkim

16

Tempat Ibadah Warga Desa Arang-Arang

Beberapa Sumur Di Desa Arang-arang

Kelompok Bermain anak-anak

Hasil Pertanian

Jembatan menuju Rt 05

17

Anda mungkin juga menyukai