Pengkajian Resiko Bencana Desa Arang-Arang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi
Wiliandra Pratama
Rosa Veradina
Wira Puspita
Rumiati
Wulandari
Yona octaviana
Siti Aisyah
Yulia
Siti Hardia
Yuni Giantari
M. Dwi Jayanto
Suci Susanti
Elisa Apriyani
Tamara Daudia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari terjadinya bencana. Berdasarkan UndangUndang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 tentang Penanggulangan Bencana,
menyebutkan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis. Pengesahan UU tersebut telah membawa dimensi baru
dalam pengelolaan bencana di Indonesia. Dimensi baru dalam pengelolaan bencana
tersebut yaitu masyarakat tidak lagi pasrah dan berdiam diri terhadap bencana, melainkan
berperan aktif agar risiko dari terjadinya bencana dapat diminimalkan.
Letak geografis Indonesia secara geologis berada pada pertemuan tiga lempeng
tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng IndoEurasia yang
menyebabkan rawan terhadap terjadinya bencana. Berdasarkan kondisi iklimnya,
Indonesia berada di daerah dengan iklim tropis yang terdiri dari dua musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Curah hujan yang tinggi maupun kemarau
berkepanjangan juga dapat memicu terjadinya bencana. Kejadian-kejadian bencana besar
yang sering terjadi di sumatra prov.jambi ini menjadi kan masyarakat prov .jambi sadar
bahwa bencana adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan .
Berdasarkan observasi yang dilakukan di desa arang-arang kec.kumpeh ulu kab.muaro
jambi dua bencana sering terjadi di desa tersebut yaitu bencana kebakaran hutan dan
banjir dimana dampak yang dirasakan dari bencana tersebut sangat membuat masyarakat
desa setempat banyak mengalami kerugian baik dari segi kesehatan maupun segi
ekonomi . pada tahun 2015 di desa arang-arang terjadi kebakaran hutan yang sangat luar
biasa dimana sangat berdampak sekali pada kesehatan masyarakat sehingga masyarakat
banyak yang terjatuh sakit khususnya pada penyakit ispa dan saluran pernapasan
lainnya . hal ini tidak hanya terjadi di desa arang-arang akan tetapi terjadi di sebagian
besar pulau sumatra. Penyebab kebakaran juga tidak hanya disebabkan alam melainkan
banyak di sebabkan oleh ulah manusia dimana manusia masih banyak yang lalai dari
mulai pembakaran hutan untuk membuka lahan sampai membuang puntung rokok
sembarangan . bencana kebaran hutan ini terjadi pada akhir tahun dimana pada saat
mengalami kemarau panjang .pada tahun 2016 di desa arang-arang kebakaran hutan
berkurang karena adanya pengawasan yang lebih ketat , akan tetapi di desa arang-arang
terjadi bencana banjir musiman dimana terjadi pada saat musim penghujan datang
meskipun hal ini tidak mejadi masalah serius bagi warga setempat dibanding bencana
kebakaran hutan yang pernah terjadi .
BAB II
3
sejarah desa arang-arang itu sendiri. Mereka juga mengatakan Desa arang-arang ini
sudah ada dari jaman jepang dan dulu merupakan perbatasan bayung dan desa ini
merupakan kampung tua yang terdiri dari 5 RT, dan setelah terjadi pemekaran menjadi
14 RT.
2.1.2
2.1.3 Demografi/Kependudukan
Jumlah penduduk di desa arang-arang secara keseluruhan sekitar 608 KK yang
mayoritas warga Negara Indonesia, sedangkan untuk RT 05 yang kami datangi sekitar
75 KK.
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di desa arang-arang:
Laki-laki
: 1.131 orang
Perempuan
: 1.080 orang
2.1.4 Akses dan Transportasi
Dulunya akses dan transportasi di desa arang-arang masih memanfaatkan air
dengan menggunakan perahu, namun seiring berkembangnya teknologi, kebanyakan
masyarakat tersebut lebih banyak menggunakan jalur darat untuk melakukan
perjalanan. Dan mobil sudah bisa masuk ke desa arang-arang.
2.1.5 Keadaan Sosial
Keagamaan
Mayoritas masyarakat di desa arang-arang beragam islam, menurut data yang
menyebabkan banyak warga desa tersebut mengalami sakit seperti ispa, gatal
BAB III
KAJIAN RESIKO BENCANA
3.1 PENGKAJIAN ANCAMAN
Bencana yang pernah terjadi di desa arang-arang kecamatan kumpeh ulu kabupaten
muaro jambi yaitu bencana kebakaran dan banjir. Namun resiko bencana yang paling tinggi
yaitu kebakaran yang terjadi di desa arang-arang pada ahun 2015. Sedangkan banjir yang
terjadi sekitar desember maret hanya lah banjir musiman, dan menurut salah satu warga
banjir yang paling dalam terjadi pada tahun 2003-2004.
Kebakaran : Pada tahun 2015 seluas 4.500 hektar yang terbakar mengakibatkan
terjadinya dampak bagi masyarakat di desa arang-arang akibat kabut asap yang ditimbulkan
dan sekaligus menimbulkan kerugian besar baik dari segi pertanian maupun kesehatan.
Menurut penuturan warga di desa itu sumber kebakaran atau sumber api diakibatkan sekitar
7
80% oleh olah manusia itu sendiri rata-rata kebakaran lahan gambut. Lahan yang terbakar itu
sendiri ada yang berasal dari milik pribadi maupun milik perusahaan seperti perusahaan
kelapa sawit.
Jenis Ancaman : Kebakaran Hutan dan Lahan
Karakter
Asal/penyebab
Faktor perusak
Tanda Peringatan
Sela Waktu
Kecepatan Hadir
Frekuensi
Periode
Durasi
Intensitas
Posisi
Keterangan
Oleh ulah manusia
Kabut asap
Adanya peta persebaran titik api
Tidak diketahui
1 tahun sekali
Juli-september 2015
Diatas 350 nilai ambang batas minimum level berbahaya
Langsung dirasakan oleh masyarakat
mengalami kerugian, tetapi dari segi kesehatan pun banyak warga yang
menderita penyakit gangguan pernapasan akibat menghirup asap tebal dari
kebakaran tersebut.
Akibat dari kabut asap tersebut mereka mengalami kesulitan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Seperti sekolah diliburkan karena anakanak rentan terhadap penyakit apabila menghirup kabut asap, jalanan menjadi
terganggu akibat tertutup oleh kabut serta masyarakat sulit melakukan
8
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 KESIMPULAN
Dari penjabaran laporan diatas pada intinya desa arang-arang memiliki luas lahan
kurang lebih berkisar 14000-15000 Hk , berdiri sejak jaman jepang dimana dahulu kala
desa tersebut adalah perbatasan dengan bayung , desa tersebut adalah desa tua yang
dulunya terdiri dari 5 RT dan setelah dilakukan pemekaran sehingga desa tersebut menjadi
14 RT , sedangkan asal usul nama desa tersebut yaitu salah satu warga menuturkan bahwa
dahulu kayu trap/getah terbakar sehingga mutung maka disebut kayu arang sehingga di
sebut arang-arang. Disatu sisi ada warga lain yang menuturkan dimana pada awalnya
arang-arang ini di sebut aring-aring dikarenakan terlalu banyak ikan di danau dan mareka
menjemur ikan sehingga bau amis, mereka menyebut amis dengan sebutan aring. Karena
ada perubahan dari pusat maka aring-aring diganti menjadi arang-arang.
Sedangkan Topografi desa tersebut yaitu dataran rendah degan suhu normal berkisar
300C dengan jumlah penduduk 608 KK , dan jumlah penduduk menurut kelamin Lakilaki
mayoritas islam dan mayoritas pendidikan penduduk desa arang-arang adalah lulusan
10
pendidikan umum , dengan segi ekonomi yang dikatakan ketua RT 05 bapak hatta mata
pencaharian para warga di desa tersebut yaitu, petani seperti menanam sayur, buahbuahan, sawit, nelayan dan pedagang.
Berdasarkan hasil observasi bahwasannya desa tersebut memiliki kerentanan bencana
kebakaran hutan karena sebagian besar dari kondisi lahan yaitu tahan gambut , selain itu
di desa arang-arang sering terjadi banjir musiman dimana disaat musim penghujan datang
4.2 REKOMENDASI
Dengan diketahuinya sebagian besar lahan di daerah desa arang-arang adalah lahan
gambut dan pernah terjadi kebakaran hutan secara besar-besaran dimana banyak melibatkan
kerugian masyarakat sekitar dan masyarakat luas , maka ada baiknya apabila didesa tersebut
di berikan perhatian khusus dalam segi mengurangi risiko agar tidak terjadi bencana ,
meskipun angka kerentanan bencana menurun dari tahun 2015 ke 2016 , namun hal ini harus
tetap di waspadai , sedangkan hal yang dimaksud dalam memberikan perhatian khusus yaitu
melibatkan warga sekitar dimana dengan cara meningkatkan sumber daya yang ada hal ini
dapat lebih efektif dalam mengurangi risiko kejadian bencana itu sendiri , jadi warga sekitar
kita berikan wawasan yang lebih luas mengenai pencegahan risiko bencana itu sendiri setelah
itu kita berikan pelatihan agar masyarakat mampu mengatasi situasi bencana pada saat
genting , memberikan jalur evaluasi agar masyarakat lebih mudah dalam menyelamatkan diri
pada saat bencana datang . selain itu membentuk kelurahan tangguh bencana (KTB) agar
lebih memaksimalkan pengurangan risiko terjadinya bencana .
11
LAMPIRAN
PETA
Peta Menuju RT 05 Di Desa Arang-Arang
12
DOKUMENTASI
Struktur Kepengurusan Desa Arang-Arang
13
15
Bersama Para Dosen, Anggota MPA, Gubes BPBD muaro Jambi serta Aparat Desa Arang-Arang
Bersama Ibu-ibu
16
Hasil Pertanian
Jembatan menuju Rt 05
17