Anda di halaman 1dari 24

Pengelolaan Laboratorium

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pernahkah terbayang di benak kita, bahwa di sebuah pabrik konveksi terdapat
administrasi di dalamnya? Atau kehidupan sekolah yang telah kita lewati,
administrasi melekat disana. Begitu juga di laboratorium, administrasi merupakan
salah satu komponen penunjang keberhasilan pengelolaan sebuah laboratorium.
Herbert A Simon dalam bukunya Administrative Behaviour, mendefinisikan
administrasi sebagai kegiatan dari sekelompok manusia yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
Liang Gie dalam bukunya Unsur-Unsur Administrasi: Suatu Kumpulan
Karangan, mendefinisikan administrasi sebagai segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-sumber kegiatan
lainnya yang bermaksud mencapai tujuan apapun dalam usaha bersama dari
sekelompok orang.
Leonard D. White menyatakan bahwa administrasi sebagai suatu proses yang
umum dalam semua usaha-usaha kelompok baik usaha umum atau pribadi, usaha
pemerintah atau swasta, sipil atau militer dalam skala besar maupun kecil.
Administrasi Laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan atau
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, namun lebih luas
lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian
maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai
tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.

BAB II
ISI

Pengelolaan Laboratorium

Pengertian, Peran dan Fungsi Laboratorium


Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan
dan dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, laboratorium
merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis,
pembuktian ujicoba peneltian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu
yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang
memadai.
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan
dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagai tempat
yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya
terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Dalam pembelajaran biologi
laboratorium dapat berupa ruang terbuka atau alam terbuka misalnya kebun
botani. Namun dalam tulisan ini pengelolaan laboratorium hanya dibatasi pada
laboratorium berupa ruang tertutup yang ada di sekolah menengah ke atas.
Fungsi utama dari laboratorium adalah wadah untuk melakukan praktik
atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan, sehingga
menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan dan penelitian, khususnya di
bidang IPA. Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah
untuk membantu memperlancar pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan
kegunaan dari laboratorium beserta semua sumberdaya yang ada didalamnya,
sehingga dapat membantu terselenggaranya kegiatan praktikum yang berkualitas.

Pengertian Administrasi Laboratorium

Pengelolaan Laboratorium

Administrasi Laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan atau


pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, namun lebih luas
lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian
maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai
tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.
Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi
tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi laboratorium
meliputi segala kegiatan administrasi yang ada dilaboratorium antara lain:
a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat - alat yang rusak , alat-alat yang
dipinjam dan alat alat yang dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan
penelitian
e. Daftar inventaris bahan bahan kimia dan non kimia, bahan bahan gelas
f. Daftar inventaris alat alat mebel lain
g. Sistem evaluasi dan pelaporan
Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan kesinambungan karena itu
perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan baik.

Pengelolaan Laboratorium

Pengelolaan Laboratorium

Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan


sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang
diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber
daya. Henri Fayol (1996:86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya
dijalankan

berkaitan

dengan

unsur atau fungsi-fungsi

manajer,

yakni

perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan


pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsifungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian pelaporan,
dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa
aspek yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,
fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi,
bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga
keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu,
setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil
untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur
dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap
berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya
kerja

mencakup

usaha

untuk

selalu

menjaga

keselamatan

mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi


kecelakaan.

Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium IPA

Pengelolaan Laboratorium

Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi


fasilitas & aktifitas laboratorium, supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium
dapat terorganisir dengan sistematis. Komponen laboratorium yang perlu
dilakukan administrasi meliputi:
1. Bangunan/Ruangan laboratorium
2. Fasilitas umum laboratorium
3. Peralatan dan bahan
4. Ketenagaan laboratorium
5. Kegiatan laboratorium
Jenis pengadministrasian meliputi:
1. Pengadministrasian Bangunan atau ruangan laboratorium
Misalnya:Ruangan praktikum, ruangan persiapan, ruangan penyiapan,
Greenhouse, dll. Ruangan-ruangan tsb harus tercatat namanya, ukuran, dan
kapitasnya dalam Format A.

2. Pengadministrasian fasilitas umum laboratorium

Pengelolaan Laboratorium

Fasilitas umum laboratoium adalah barang-barang yang merupakan


perlengkapan laboratorium. Untuk mengadministrasikannya digunakan 4
macam format yaitu Format B1, B2, B3 dan B4.
Barang-barang fasilitas umum meliputi:

Format B1 atau Kartu Barang


-

Kartu ini digunakan oleh petugas di setiap laboratorium.


Jika suatu sekolah memiliki beberapa jenis laboratorium, maka
untuk barang sejenis nomor kartu di setiap lab harus sama, juga
kartu ini hanya digunakan untuk satu macam barang.

Pengelolaan Laboratorium

Perhatikan format tersebut:


-

Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A sampai Z


untuk memberi label nama awal dari suaru barang. Misalnya
Barometer, dan Blower. Kedua barang tersebut diawali dengan
huruf B, maka huruf-huruf lainnya dari C s.d. Z harus

dihilangkan dengan cara mengguntingnya.


Secara alfabetis urutan kata Barometer (Ba) lebih dahulu dari
kata Blower (Bl), maka Barometer bernomor B1 dan Blower

bernomor B2.
Nama barang diisi dengan nama yang lazim digunakan

misalnya barometer.
Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut
termasuk perkakas, barang optik, barang elektronik, perabot,

dsb.
Kode barang disesuaikan dengan kode yang diberikan oleh
pabrik atau buku katalog.

Pengelolaan Laboratorium

Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang.


Lokasi penyimpanan diisi dengan R_ / L_ / Rk_ / Tk_ . R, L,

Rk dan Tk menyatakan Ruangan, Lantai, Rak, dan Tingkat.


Tanggal diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun saat penerimaan

barang atau pengeluaran barang.


Di bagian sebelahnya, kartu barang tersebut memuat informasi
tentang riwayat barang yang memberi keterangan tentang
pelaksanaan pemeliharaan atau perbaikan dari barang tersebut

Format B2 disebut daftar barang atau buku induk

Pengelolaan Laboratorium

Format B3 Daftar Penerimaan/Pengeluaran Barang

Pengelolaan Laboratorium

Pengelolaan Laboratorium

3. Pengadministrasian alat laboratorium


-Alat laboratorium dimaksudkan adalah alat-alat yang digunakan untuk
pelaksanaan praktikum
-Kartu alat dengan Format C1 berfungsi untuk mencatat data untuk
masing-masing alat
-Informasi yang harus dicantumkan dalam kartu alat yaitu nomor kartu,
golongan alat, nomor induk, spesifikasi (nama alat, merk, ukuran, pabrik,
kode alat), lokasi penyimpanan, tanggal masuk dan dikeluarkan, dan

Pengelolaan Laboratorium

jumlah alat yang tersedia. Khusus untuk alat-alat canggih dan alat
keperangkatan harus dibuatkan secara tersendiri karena spesifikasinya
lebih banyak.

4. Pengadministrasian Bahan kimia di laboratorium


Dalam mengadministrasikan bahan kimia adalah menggunakan format D.
Spesfikasi bahan kimia yang diinformasikan yaitu nama-nama zat dalam
bahasa
Inggris,
rumus
kimia,
massa
molekul
(Mr),
kemurnian,konsentrasi,massa/berat jenis (BJ),Ujud, Warna, pabrik dan
Kode Zat.

Pengelolaan Laboratorium

Pengelolaan Laboratorium

Alat-alat Laboratorium
Penataan

dan

penyimpanan

alat-alat

laboratorium

sangat

perlu

memperhatikan karakteristik dan spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan alat,


kemudahan pencarian dan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, ataupun
sekedar kerapihan penyimpanan. Oleh karena itu alat-alat laboratorium perlu
dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kritria yang sesuai dengan
tujuan pengelonpokkannya. Kriteria klasifikasi alat-alat laboratrorium antara lain
adalah bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik pembuat, usia
pakai, konserp fisika, fungsi atau kegunaan.
Bahan pembuatan
Misalnya kayu, plastik, kaca, logam, dan sebagainya.
Massa

Pengelolaan Laboratorium

Di kelompokkan berdasarkan bobot dan massanya apakah alat-alat itu


ringan atau berat.
Bentuk dan volume
Berdasarkan

kriteria

ini

alat-alat

laboratorium

di

kelompokkan

berdasarkan bentuk dan ukuran volumenya, misalnya besar, kecil, bola,


kubus, balok, silinder dan sebagainya.
Pabrik pembuat
Berdasarkan

kriteria

ini

alat-alat

laboratorium

di

kelompokkan

berdasarkan produser atau pabrik yeng membuatnya. Pengelompokkan ini


tentu dengan menyebutkan nama PT pabrik pembuat dan negaranya.
Letak dan cara penyimpanannya
Berdasarkan

kriteria

ini

alat-alat

laboratorium

di

kelompokkan

berdasarkan Letak dan cara penyimpanan atau cara pemasangannya.


Berdasarkan kriteria ini alat dikelompokkan atas alat-alat permanen dan
alat-alat tidak permanen atas alat-alat permanen dan alat-alat tidak
permanen. Alat-alat permanen adalah alat-alat yang terpasang tetap di
bagian tertentu dalam laboratorium, dan alat-alat tidak permanen adalah
alat-alat yang dapat disimpan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan
penggunaannya.
Usia pakai
Usia pakai adalah waktu yang menyatakan berapa lama atau berapa kali
alat itu dapat digunakan dan berfungsi dengan baik dan benar sesuai
dengan spesifikasinya pembuatannya.
Konsep fisika
Di kelompokkan berdasarkan konsep atau materi fisika yang berkaitan
dengannya, misalnya alat-alat mekanika, alat-alat listrik-magnet, alat-alat
optik dan sebagainya.
Fungsi/kegunaan
Di kelompokkan berdasarkan fungsinya ketika digunakan apakah sebagai
alat ukur yang dapat digunakan pada lebih dari satu percobaan, sebagai

Pengelolaan Laboratorium

satu set percobaan, sebagai alat peraga, sebagai alat perbaikan, atau yang
lainnya. Pada prakteknya sering terjadi bahwa pengelompokkan alat-alat
didasarkan kepada lebih dari satu kriteria. Berikut ini adalah alat-alat fisika
dikelompokkan atas bahan habis, alat permanen, alat tidak permanen dan
alat perbaikan.
1. Bahan habis
Bahan habis di laboratorium fisika dapat terdiri dari bahan material dan
alat-alat yang umur pakainya pendek atau bahkan sekali pakai habis, rusak atau
tidak dapat dipakai lagi. Bahan habis yang benar-benar berupa bahan material
misalnya adalah timah patri, pita kertas ticker timer, kertas karbon, benang, tali,
paku keling, spirtus, alkohol, minyak tanah, bensin, pelumas dan sebagainya,
sedangkan bahan habis yang berupa alat yang usia pakainya pendek misanya
adalah berbagai komponen elektronika seperti hambatan, kapasitor, transistor dan
sebagainya, pegas dan neraca pegas, termometer, hidrometer, batu baterai, dan
sebagainya. Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan bahan habis antara
lain adalah sebagai berikut ini.
Pemilihan alat-alat yang harus dimasukkan ke dalam kelompok bahan
habis.
Pemberian label nama dan atribut yang jelas bagi setiap bahan habis, agar
tidak tertukar penyimpanan dan pemakaiannya.
Cantumkan catatan, peringatan dan perhatian cara menggunakan yang
tepat dan aman.
Penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik alat misalnya :
o Tempat penyimpanan yang tepat apakah dari kayu, plastik, kaca dan
sebagainya.
o

Ditutup dengan rapat.

Tidak ditutup rapat atau bahkan terbuka

Suhu dan kelembaban tempat tempat penyimpanan yang sesuai,


apakah bahan harus disimpan di tempat yang kering, di tempat yang

Pengelolaan Laboratorium

sejuk, jangan di tempat yang lembab, atau harus dalam lemari es atau
frezer, di tempat yang terang atau gelap dan sebagainya.
o Bila bahan habis termasuk bahan yang mudah terbakar, maka harus
disimpan jauh dari sumber api atau sumber panas, atau bahkan
membelinya jangan terlalu banyak, cukup sekali pakai habis saja.
Perhatikan batas waktu pemakaian dan kadaluarsanya.
Pengadaan yang sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai berlebihan
sehingga sisa menjadi lewat bataas waktu pemakaian atau kadaluarsa.
Termasuk ke dalam bahan habis adalah bahan-bahan (padat, cair, gas)
pembersih seperti sabun dan pembersih lantai, cairan khusus pembersih
lensa, lap, tissue dan sebagainya.
2. Alat-alat permanen
Alat-alat permanen adalah alat-alat fisika yang disimpan dan sekaligus
dipasang (siap digunakan) di tempat tertentu, tidak harus atau bahkan tidak boleh
dipindah-pindahkan tempatnya. Beberapa contoh alat yang dapat dipandang
sebagai alat permanen misalnya adalah :
Barometer untuk mengukur tekanan udara di laboratorium
Termometer suhu ruangan untuk mengukuir suhu udara di laboratorium.
Higrometer

untuk

mengukur

kelembaban

udara

dalam

ruangan

laboratorium.
Bandul fisis.
Pesawat Ethwood.
Foto, diagram, gambar, poster, contoh grafik.
Pembakar bunsen dan instalasi gasnya.
Pemasangan alat-alat permanen hendaknya memperhatikan hal-hal berikut
ini :
Pemilihan tempat yang stategis untuk pengamatan atau bahkan melakukan
percobaan.
Ketepatan posisi pemasangan di tempat yang sudah ditentukan.

Pengelolaan Laboratorium

Tempat pemasangan dan alat yang dipasang ditempat itu harus terhindar
dari faktor-faktor yang dapat mengganggu atau merusak alat seperti panas
matahari, kelembaban, banyak getaran dan sebagainya.
Setiap alat permanen dapat diberi kartu alat yang menjelaskan nama dan
atribut-atribut lain alat tersebut seperti jumlah, spesifikasi, asesoris dan
tempat penyimpanannya.
3. Alat-alat tidak permanen
Sebagian besar alat-alat fisika adalah alat-alat tidak permanen. Alat-alat
tidak permanen adalah alat-alat yang penyimpanan dan pemakaiannya dapat
berpindah- pindah tempat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penyimpanan
atau penggunaannya.
Alat-alat tidak permanen dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria
pengklasifikasian yang pernah dijelaskan sebelumnya.
Alat-alat tidak permanen dapat berupa alat ukur yang dapat disetting
dalam lebih dari satu macam percobaan, asesoris yang dapat digunakan
pada lebih dari satu alat yang lain, asesoris khusus untuk satu alat tertentu,
satu set percobaan yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi komponenkomponennya, satu set peraga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi
komponen-komponennya.
Alat-alat tidak permanen hendaknya disimpan berdasarkan kriteria
pengklasifikasian yang sudah ditentukan.
Alat-alat tidak permanen yang berupa set percobaan atau set peraga jangan
sampai komponen-komponen atau asesoris-asesorisnya tercerai berai.
Untuk itu maka setiap set percobaan atau set peraga dapat disimpan disatu
tempat sekaligus, misalnya disimpan dalam satu kotak atau dus.
Setiap alat tidak permanen dapat diberi kartu alat yang menjelaskan nama
dan atribut-atribut lain alat tersebut seperti jumlah, spesifikasi, kondisi,
asesoris dan tempat penyimpanannya.

Pengelolaan Laboratorium

Administrasi penggunaan laboratorium dan alat-alat laboratorium


Administrasi penggunaan alat terutama ditujukan untuk mengetahui kapan,
berapa lama, dan untuk apa dan oleh siapa laboratorium dan alat-alat laboratorium
digunakan. Data ini penting berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas penggunaan
laboratorium dan alat-alat laboratorium serta kegiatan pemeliharaan dan
perawatan alat-alat, karena setiap alat memiliki usia pakai yang dapat berbeda satu
sama lain.
Pada garis besarnya, kegiatan laboratorium dapat dibedakan atas kegiatan
rutin dan kegiatan non rutin atau insidental. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang
dilaksanakan dengan jadwal teratur dan berkala menurut perioda tertentu,
sedangkan kegiatan non rutin atau insidental adalah kegiatan yang dilaksanakan
sewaktu-waktu jika diperlukan. Walaupun hanya dilaksanakan sewaktu-waktu jika
diperlukan saja, kegiatan non rutin tetap harus direncakan dengan baik hingga
pada saatnya dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk kegiatan rutin maka
perencanaannya harus melibatkan semua guru yang terlibat didalamnya dengan
pembagian tugas dan penjadwalan yang disepakati bersama. Jadwal kegiatan rutin
harus menunjukkan dengan jelas hari, tanggal dan jam serta jenis kegiatan, peserta
dan guru penanggung jawabnya. Untuk kegiatan pembelajaran yang rutin
menggunakan laboratorium serta alat-alat laboratorium.
Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium
Pada prinsipnya, laboratorium beserta segala bahan habis dan alat-alat
laboratorium di dalamnya adalah diperuntukkan bagi setiap dan semua guru dan
siswa yang membutuhkannya dalam proses pembelajaran di dalam sekolah.
Dengan demikian setiap dan semua guru dan siswa berhak menggunakannya
untuk kepentingan proses pembelajaran di dalam sekolah yang bersangkutan,
namun tidak berarti bahwa semua berlangsung tanpa kontrol dan tanpa kendali,
dan bukan tidak mungkin terjadi pemakaian di luar laboratorium atau bahkan di

Pengelolaan Laboratorium

luar sekolah. Agar tanggung jawab atas resiko kehilangan dan kerusakan tidak
tertumpu pada seseorang atau akhirnya saling menyalahkan tanpa bukti, maka
diperlukan administrasi peminjaman alat-alat yang tertib dan dapat memberikan
bukti atas peminjaman alat-alat untuk berbagai kepentingan baik di dalam maupun
diluar laboratorium dan sekolah yang bersangkutan. Yang Juga penting dalam
administrasi peminjaman alat-alat laboratorium adalah adanya kebijakan yang
jelas (bila perlu tertulis) mengenai alat-alat yang boleh dan yang tidak boleh
dipinjamkan, serta tata tertib dan prosedur peminjaman. Pelaksanaannya,
administrasi peminjaman alat-alat dapat dilakukan dengan menggunakan bon atau
bukti peminjaman alat dan buku catatan peminjaman alat-alat.
Administrasi pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium
Masalah penyimpanan alat dan bahan biasanya ditentukan oleh: keadaan
laboratorium, susunan laboratorium, keadaan perabot laboratorium serta adanya
gudang dan ruang persiapan. Cara menempatkan atau menyimpan alat dapat
didasari pemikiran nalar tentang hal-hal berikut?
1. Keselamatan atau keamanan pemakai dan alat pada waktu alat diambil
dari atau dikembalikan ke tempatanya.
2. Kemudahan menemukan dan mengambila alat.
3. Frekuensi pemakaian alat.
4. Tempat alat-alat digunakan.
Pemeliharaan dan perawatan alat-alat merupakan bagian dari kegiatan
pengelolaan laboratorium yang paling penting dilakukan untuk menjaga agar alatalat laboratorium dapat digunakan sesuai dengan batas usia pakainya. Kegiatan
memelihara dan merawat alat-alat laboratorium dapat meliputi kegiatan-kegiatan
membersihkan alat-alat, memeriksa hasil kerja dan unjuk kerja alat, memperbaiki
bagian-bagian alat yang rusak, mengganti bagian-bagian alat yang hilang,
menyimpan alat-alat sesuai dengan daftar inventaris, memeriksa ketersediaan dan
kebutuhan sehingga memeberikan informasi bagi pengadaan alat-alat.
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan itu sebaiknya dijadwalkan dan
dicatat sehingga dapat memberikan informasi tentang riwayat alat sejak dari

Pengelolaan Laboratorium

pembelian, pemakaian, pemeliharaan sampai habis usia pakainya. Catatan


pemeliharaan dan perawatan alat-alat itu misalnya adalah seperti pada contoh
format isian untuk pemeliharaan dan perawatan alat-alat.
Azas keselamatan atau keamanan pemakai dan alat ialah menempatkan
alat sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecelakaan dalam pemakaian ketika
mengambil dari dan mengembalikan pada tempatnya. Alat yang berat dan
berbahaya diletakkan ditempat penyimpanan yang mudah dijangkau.untuk alatnya
sendiri azasnya alat tidak boleh ditempatkan yang menyebabkan alat itu rusak,
misalnya karna lembab, panas, berisi zat-zat korosif, letaknya terlalu tinggi untuk
alat yang berat. Alat yang mahal atau yang berbahaya ditempatkan dilemari yang
terkunci.
Untuk azas kemudahan menemukan atau mengambil ialah alat
ditempatkan di tempat tertentu, tidak berpindah-pindah, dikelompokkan menurut
pengelompokan yang logis, alat yang tidak mudah dikenal dalam penampilannnya
diberi label yang jelas dan dapat diletakkan menurut label yang digunakan. Untuk
alat yang sejenis ditempatkan di sebalhnya atau berdekatan. Alat yang sering
digunakan ditempatkan pada ruang laboratorium. Dengan azas di atas dapat
dicapai untuk menyimpan alat dengan baik dan aman.
Penjadwalan Penggunaan Laboratorium
Penggunaan laboratorium perlu dibuat jadwal karena umumnya sekolah
tidak memiliki jumlah laboratorium yang cukup. Hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pembuatan jadwal yaitu:
a. Lama sekolah dibuka
Dari lama sekolah dibuka dapat diketahui jumlah jam yang dapat digunakan
dalam setiap minggu, termasuk waktu senggang.
b. Banyak kelas
Banyak kelas adalah jumlah kelas yang menggunakan laboratorium
c. Banyak jam pelajaran setiap minggu
Banyak jam setiap minggu untuk setiap kelas yang menggunakan laboratorium
d. Banyak pertemuan untuk setiap jenis pelajaran sains setiap minggu

Pengelolaan Laboratorium

Jika jumlah jam pelajaran lebih dari dua setiap minggu, banyak guru yang
memecahkannya menjadi lebih dari satu pertemuan.
e. Perlunya waktu senggang
Peralihan dari satu kelas ke kelas berikutnya memerlukan waktu senggang.
Sebab, petugas yang menyiapkan laboratorium memerlukan waktu untuk
mempersiapkan laboratorium ketika pemakaiannya berganti, kecuali jika kelas
yang akan menggantikan malakukan kegiatan yang sama seperti kegiatan kelas
sebelumnya (kelas paralel).
f. Jadwal umum
Pada jadwal pelajaran untuk sekolah (jadwal umum), pada hari yang sama
diupayakan agar tidak ada dua atau lebih kelas yang belajar sains pada periode
yang sam. Karena jika ada dua atau lebih kelas belajar sains pada periode yang
sama maka satu atau lebih kelas itu tidak mendapat tempat dilaboratorium,
kecuali jika ada lebih dari satu laboratorium yang tersedia.

Pengelolaan Laboratorium

BAB III
KESIMPULAN

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan


dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagai
tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang

didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum


Fungsi utama dari laboratorium adalah wadah untuk melakukan praktik
atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan,
sehingga menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan dan penelitian,

khususnya di bidang IPA


Administrasi Laboratorium

adalah

suatu

proses

bersama

untuk

menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan,


penelitian maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi
perencanaan,

pengorganisasian,

pengkoordinasian,

pengarahan,

pengawasan untuk mencapai tujuan pengelolaan laboratorium secara

terencana dan sistematis.


Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi
tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah.
Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu
sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

DAFTAR PUSTAKA

Pengelolaan Laboratorium

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas


Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasaran.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/susilowati-spdsimpdsi/administrasi-dan-pengelolaan-laboratorium-ipa.pdf
http://tip.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/MP-Manajemen-AdministrasiLaboratorium.pdf

Anda mungkin juga menyukai