Anda di halaman 1dari 7

REVITALISASI TAMBAK DI PANTURA

Disusun Oleh :
RIAN FIRDAUS
ERVI AISYI MUNDIRI
MUHARAMAR RAZAK
HANOCH I.S.TALLANE

PROGRAM PASCASARJANA
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA
2016

I.

Pendahuluan

II.

PEMBAHASAN
Revitalisasi Tambak Pantura
Berikut ini kerangka pemikiran mengenai Revitalisasi tambak di Pantura.

Perencanaan
Tujuan
Target Produksi
Lokasi dan Periode Pelaksanaan
Jumlah Tenaga Kerja yang di serap
Teknologi yang akan digunakan
Pelaksanaan
Realisasi Produksi
Cakupan wilayah yang terealisir
Tenaga kerja yang telah terealisir
Teknologi yang telah terealisir
Evaluasi
Evaluasi kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
Solusi
Pembuatan kawasan budidaya yang terintegrasi kawasan mangrove
Pemindahan lokasi revitalisasi tambak ke wilayah yang lebih berpotensi

II.1

Perencanaan
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
mencanangkan industrialisasi perikanan budidaya sebagai salah satu strategi
pembangunan perikanan yang dimulai pada tahun 2012. Industrialisasi perikanan
budidaya adalah integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan
kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya perikanan
secara berkelanjutan. Tujuan industrialisasi perikanan budidaya adalah untuk percepatan
pendapatan pelaku usaha perikanan perikanan.
II.2
Pelaksanaan
II.3
Evaluasi

II.4

Solusi

Sukses tidaknya usaha budidaya udang di tambak dapat ditentukan pula dengan
langkah awal yang sangat urgen, dalam hal ini penentuan lokasi untuk mendukung kebutuhan
biologis udang yang dipelihara harus terpenuhi (pusluh.kkp).
Kriteria dan kategori kualitas air tambak secara fisik-kimiawi (Arifin, dkk., 2007).

Berdasarkan table di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam


parameter fisik dan kimiawi sangat berpengaruh besar dalam suksesnya suatu
kegiatan budidaya. Pengukuran parameter fisik dan kimiawi sangat perlu
dilakukan dalam perencanaan pembangunan usaha budidaya yang baik dan
benar.

II.5

Keberhasilan dan Kegagalan Revitalisasi tambak Pantura.

No
1

Wilayah
Cirebon

2
3
4

Serang
Kerawang
Subang

Panyingkiran
Lor
Panyingkiran
Kidul
Lamarantarun
g
Indramayu
Cantigi
Kerangkeng
Juntinyuat
Karangampel
Balongan
Sindang
Kadanghaur
Pasekan
Lohbener
Arahan
Losarang
Sukra
Patrol

Kondisi
Semua udang mati sebelum umur 2
bulan
Hanya berhasil dipanen 30 %
Berhasil panen perdana

Udang mati mendadak


Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak
Udang mati mendadak

Sebaiknya revitalisasi Tambak di kawasan Patura perlu dilakuan tinjauan


kembali terkait keberhasilan dan kegagalan di setiap daerah. Kegagalan di setiap
daerah tentunya mempunyai alasan baik kondisi tambak, cara budidaya yang
benar, pengetahuan pembudidaya, dll.
Adapun daerah-daerah revitalisasi tambak yang dikatagorikan gagal di
kawasan Pantura ini dapat dialih fungsikan menjadi kawasan konservasi
Manggrove atau ekowisata, yang mana kawasan ekowisata ini dapat
meningkatkan pendapatan daerah. Sedangkan daerah-daerah revitalisasi
tambak yang dikatagorikan berhasil dapat diteruskan keberlangsungannya
dengan catatan harus ada pengawasan dari pemerintah.

M
M
T
M

T
T
T
M

M
T
M
T
1.

T = Tambak Udang

M = Mangrove

LAUT
T
T
T
M

M
T
M
M

Ilustrasi wilayah tambak Pantura

T
T
T
M

M
M
M
T

III.

KESIMPULAN

Daftar pustaka
Arifin, Z., Kokarkin, C., Priyoutomo, T.P. (editor), 2007, Penerapan Best Management
Practices (BMP) pada Budidaya Udang Windu (Penaeus Monodon Fabricius) Intensif,
Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Balai
Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, Jepara.
(pusluh.kkp).
http://www.kompasiana.com/geshayuliani/revitalisasi-tambak-pantura-jangan-karena-asal-kebutproduksi_551abc9281331137489de0de

Anda mungkin juga menyukai