59 174 1 PB PDF
59 174 1 PB PDF
Abstrak
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh temperatur karbonisasi dan konsentrasi zat
pengaktif asam phosfat (H3PO4) terhadap daya adsorpsi zeolit telah dilakukan. Zeolit aktif umumnya
digunakan sebagai adsorbent yang berfungsi sebagai katalis, penghilang bau, penyerap warna, zat purifikasi
dan sebagainya. Aktifasi dilakukan dengan dua cara yakni secara fisis dan secara kimia. Aktifasi secara fisis
dilakukan dengan pemanasan zeolit dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam poripori kristal zeolit, sehingga luas permukaan zeolit bertambah. Aktifasi secara kimia dilakukan dengan cara
merendam zeolit didalam larutan asam phosfat (H3PO4), yang tujuannya untuk membersihkan permukaan
pori, membuang senyawa penganggu
Analisa terhadap zeolit aktif dilakukan dengan cara uji daya serap terhadap larutan iodium secara
batch dan kontinyu. Hasil penelitian secara batch menunjukkan konsentrasi iodium terkecil didapat pada
adsorpsi menggunakan zeolit hasil akifasi H3PO4 5M sebanyak 5 gram yaitu 4.6482 mg/ml. Nilai
eksponensial freundlich yang paling tinggi didapat pada aktifasi zeolit dengan H3PO4 5M yaitu 0,096. Hasil
penelitian secara kontinyu menunjukkan konsentrasi iodium mengalami peningkatan sampai waktu adsorpsi
90 menit, hasil yang paling baik didapat pada konsentrasi zat pengaktif H3PO4 5 M, yaitu breakpoint dicapai
pada saat volume effluent 17 ml dengan konsentrasi larutan iodium akhir sebesar 0,0143 mol/liter,
sedangkan exhaustion point dicapai pada saat volume effluent 75,5 ml dengan konsentrasi larutan iodium
akhir sebesar 0,0196 mol/liter.
Kata kunci : zeolit, aktifasi, adsorpsi, eksponensial freundlich
I. PENDAHULUAN
Zeolit merupakan sekelompok mineral yang
terdiri dari oksida rangkap Al2O3, SiO2 , Fe2O3 , CaO
dan MgO. Mineral ini banyak terdapat di dalam
batuan sedimen, terutama kristal dari kelompok
aluminium dan silikat. Zeolit merupakan bahan alam
yang banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat
diperlukan pengetahuan dan penelitian mengenai
zeolit alam itu sendiri serta cara-cara pengolahannya.
Pembuatan zeolit aktif dalam skala
laboratorium dengan bahan baku zeolit alam telah
diteliti oleh Amru Siregar. Dkk (1995) dari
Universitas Medan, dimana zeolit aktif tersebut
berasal dari desa Sarulah, Sumatera Utara yang
digunakan untuk menyerap polutan gas dari gas
buangan mesin angkutan kota dengan menggunakan
fluidized bed reaktor.
Sebelumnya zeolit tersebut diaktifkan
dengan cara pemanasan pada temperatur 200, 300,
400, dan 500oC dengan zat pengaktif HCl 0,2 M, 0,5
50
3) Penukar Ion
Ion-ion pada rongga atau kerangka
elektrolit berguna untuk menjaga kenetralan
zeolit. Ion-ion ini dapat bergerak bebas
sehingga pertukaran ion yang terjadi
tergantung dari ukuran dan muatan maupun
jenis zeolitnya.
4) Katalis
Ciri paling khusus dari zeolit yang
secara praktis akan menentukan sifat khusus
mineral ini adalah adanya ruang kosong yang
akan membentuk saluran di dalam strukturnya.
Bila zeolit digunakan pada proses penyerapan
atau katalis maka akan terjadi difusi molekul
ke dalam ruang bebas diantara kristal. Zeolit
merupakan katalisator yang baik karena
mempunyai pori-pori yang besar dengan
permukaan yang maksimum.
5) Penyaring atau Pemisah
Meskipun banyak media berpori yang
dapat digunakan sebagai penyaring atau
pemisah campuran uap atau cairan, tetapi
distribusi diameter dari pori-pori media
tersebut tidak cukup efektif seperti halnya
penyaring molekular zeolit yang mampu
memisahkan campuran berdasarkan perbedaan
ukuran, bentuk dan polaritas dari molekul
yang disaring. Contohnya pori-pori zeolit A
berbentuk silinder dapat memisahkan nparafin dari campuran hidrokarbon.
Zeolit dapat memisahkan molekul gas
atau zat lain dari suatu campuran tertentu
karena mempunyai ruang hampa yang cukup
besar dengan garis tengah yang bermacammacam berkisar antara 2 hingga 8,
tergantung dari jenis zeolit.
2.3 Jenis Jenis Zeolit
a. Zeolit Alam
Mineral zeolit telah diketahui sejak
tahun
1756
oleh
ahli
mineralogy
berkebangsaan Swedia bernama F.A.F
Constedt. Di alam banyak dijumpai zeolit
dalam lubang-lubang batuan lava dan dalam
batuan sedimen terutama sedimen piroklastik
halus. Telah diketahui lebih dari 40 jenis
mineral zeolit di alam, dari jumlah tersebut
hanya 20 jenis yang terdapat dalam batuan
sedimen terutama sedimen piroklastik.
b. Zeolit Sintetis
Karena sifat zeolit yang unik yaitu
susunan atom maupun komposisinya dapat
dimodifikasi, maka para peneliti berupaya
untuk membuat zeolit sintetis yang
mempunyai sifat khusus sesuai dengan
51
3.2. Karbonisasi
Zeolit alam sebanyak 50 gram diletakkan
pada suatu cawan porselin dan dimasukkan ke dalam
furnace yang diatur pada suhu 800 oC yang
merupakan suhu karbonisasi optimum (berdasarkan
hasil penelitian Bujang Hendri. 1996. Karakteristik
Zeolit Alam dari Desa Campang Tiga Terhadap
Adsorpsi Larutan Iodium Standar. Universitas
Sriwijaya : Inderalaya). Apabila suhu ini telah
dicapai, proses karbonisasi berlangsung pada suhu
tersebut selama 2 jam. Setelah proses karbonisasi
selesai, cawan porselen dibiarkan di dalam desikator
untuk proses pendinginan.
3.3. Proses Pengaktifan Zeolit Menjadi Zeolit
Aktif
Zeolit hasil proses karbonisasi diaktifkan
dengan menggunakan larutan pengaktif asam fosfat
(H3PO4) 2 M 5 M. Zeolit sebanyak 50 gram
dimasukkan ke dalam beker gelas lalu ditambahkan
larutan asam fosfat 2 M sebanyak 50 ml sebagai zat
pengaktifan, kemudian campuran ini diaduk. Setelah
dibiarkan sekitar 24 jam, campuran tersebut
dipisahkan dan endapan zeolitnya dikeringkan di
dalam oven pada suhu 100 110oC sehingga air yang
ada di permukaan zeolit dapat teruapkan. Proses
pengaktifan ini dilakukan untuk semua zat pengaktif
H3PO4 2 M - 5 M.
3.4. Adsorpsi Iodium dalam Sistem Batch
Pengujian kapasitas adsorpsi zeolit aktif
dilakukan dengan menggunakan larutan standar
iodium (I2). Mula-mula, 1 gram zeolit aktif hasil
karbonisasi pada suhu 800oC ditambahkan dengan 50
ml larutan iodium dengan konsentrasi 0,05 N di
dalam erlenmeyer atau wadah tertutup yang gelap.
Campuran diaduk dan diendapkan selama 24 jam.
Setelah itu endapan tersebut dipisahkan dari larutan
iodium dengan alat centrifuge untuk memudahkan
52
5.40
5.30
CI (mg/ml)
5.20
5.10
H3 PO4
5.00
2M
4.90
3M
4.80
4M
5M
4.70
4.60
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
mz (mg)
Gambar 4.1 Hubungan penambahan zeolit aktif terhadap
konsentrasi akhir iodium
4.2.
0.025
CI (mol/liter)
0.020
H 3PO4
2M
3M
4M
5M
0.015
0.010
0.005
0.000
0
30
60
53
0.025
CI (mol/liter)
0.020
0.015
H3PO4
2M
3M
4M
0.010
5M
0.005
0.000
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
V eff (ml)
Gambar 4.5 Kurva Breakthrough zeolit aktif hasil aktifasi
H 3PO4
54
q = Kf C
(1)
Dimana :
q : Berat iodium yang teradsorpsi (mg) / berat
karbon aktif (mg)
Kf : Konstanta Freundlich (liter/mg)
n : Eksponensial Freundlich
C : Konsentrasi pada saat kesetimbangan
(mol/liter)
Persamaan (1) dapat ditulis dalam bentuk
logaritma :
log q = log K f +
1
log C . (2)
n
Log C
1.75
1.74
1.73
1.72
1.71
1.70
1.69
0.00
1.68 0.201.67
0.40
0.80
1.00
1.20
Lo g q
0.60
H3PO4
2M
1.40
3M
1.60
4M
1.80
5M
2.00
Kf
4,43 x 108
2,95 x 1011
3,31 x 1018
1,94 x 1016
N
0,162
0,128
0,085
0,096
55
3.
56