DISUSUN OLEH :
NAMA : Yulianto Tyas Prasetyo
KELAS : XII TMO A
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian
hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang penulis beri judul STRATEGI MENGHADAPI ANCAMAN DALAM MEMBANGUN
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA.
Dalam penyusuna kliping ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah
nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi
kliping ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan
selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kliping ini dapat menjadi
lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar kliping ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan jenis ancaman dan
besarnya risiko yang dihadapi.
Strategi Pertahanan untuk menghadapi ancaman militer berupa agresi militer berbeda dengan
strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman yang jenisnya bukan agresi militer. Agresi militer
mengancam totalitas eksistensi bangsa dan negara sehingga harus dihadapi dengan strategi pertahanan
dalam kerangka operasi militer perang dengan pengerahan segenap kekuatan nasional. Sebaliknya,
ancaman militer yang lain tidak selalu harus dihadapi dengan OMP.
Ancaman Militer yang jenisnya bukan agresi militer dihadapi dengan kekuatan pertahanan yang besarnya
terbatas dan proporsional dengan besarnya ancaman yang dihadapi serta dengan pola OMSP. Penerapan
strategi pertahanan berlapis berlaku untuk konteks menghadapi jenis ancaman militer agresi militer dan
ancaman militer yang bukan agresi.
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya memerlukan penanganan
melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan. Dalam hal ini lapis
pertahanan militer yang berintikan komponen utama, dan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung, di samping disokong oleh lapis pertahanan nirmiliter yang melaksanakan fungsifungsi diplomasi serta upaya-upaya lain dalam bentuk perlawanan tidak bersenjata.
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya tidak memerlukan penanganan
melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan pertahanan untuk
melaksanakan OMSP.
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai macam ancaman militer, Indonesia
melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Penyelenggaraan
Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban seluruh warga negaraserta keyakinan akan
kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.
Ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta :
Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat.
Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal mungkin sebagai upaya
pertahanan.
Kewilayahan, yaitu melaksanakan di seluruh wilayah NKRI sesuai kondisi geografis sebagai
negara kepulauan.
Dalam mengahadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk melaksanakan Operasi Militer
dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda komponen utama bila
diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen pertahanan siap dikerahkan, namun
setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan damai terlebih dahulu. Penggunaan kekuatan
pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak berhasil.
Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi dan pernah terjadi di Indonesia:
Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara antar TNI
yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam.
19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu kota
Indonesia.
4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap
Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi
2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer
a.
Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:
Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur pertahanan nir-militer, yakni
kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang membidangi ideologi.
Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri mengerahkan seluruh istrumen
pemerintahan untuk menangkal pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk melakukan operasi
informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang
mengancam ideologi.
Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan
kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut.
Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk
membangun kerjasama dengan pemerintah demi membetengi masyarakat dari penetrasi ideologi
asing.
Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti TNI.
5
b.
Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik
Strategi pertahanan ancaman di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam
menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia.
Terwujud dengan kehidupan politik berlandaskan demokrasi Pancasila dan politik luar negeri bebas aktif.
Langkah langkah yang ditempuh:
1.
Pendekatan ke dalam
Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa.
Tertulis dalam 3 pilar penataan kedalam :
Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa, dan bebas
KKN, serta bertanggung jawab.
e.
f.
g.
2.
1.
Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti kerja sama antar perusahaan
dengan SMK
Peningkatan pelayanan atau kebutuhan dasar kepada masyarakat miskin, misalnya sekolah
gratis, Kartu Jakarta Sehat dan lain-lain
2.
3.
4.
5.
6.
Penerobosan wilayah
Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan penerobosan batas
Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang lebih kuat dan permanen
sehingga tidak dapat dipindah
Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak bergantung pada negara tetangga
sehingga penduduk di wilayah perbatasan tidak berpindah kewarganegaraan
Penyeludupan
Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya mengawasi lalu lintas barang antar
negara
C. Jenis Pertahanan:
Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.
D. Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
9
Keluarga
Menghormati orang tua, wali dan guru
Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman
10
Sekolah
Mengikuti seluruh kegiatan sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mewujudkan dan memelihara ketertiban, keamanan, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan
Hadir di sekolah sebelum bel sekolah dibunyikan.
Memberi keterangan izin/sakit/berhalangan yang sah.
Menggunakan fasilitas pembelajaran.
Mendapatkan porsi pengembangan sesuai potensi yang dimiliki.
Memperoleh bimbingan dan konsultasi secara optimal.
Mendapatkan perlindungan selama berada di lingkungan sekolah
Masyarakat
Menjaga kerukunan hidup dengan tetangga atas dasar saling menghormati;
Ikut menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan;
Menaati peraturan yang berlaku di dalam lingkungan itu atas dasar kepentingan bersama;
Membatasi diri jangan sampai mengganggu hak dan kemerdekaan orang lain atas dasar hak
dalam negara
Menggunakan fasilitas umum yang disediakan pemerintah
Mendapat pelayanan dari pemerintah
Memiliki hak untuk menyampaikan pendapat di lingkungan masyarakat
Hak untuk mendapatkan rasa aman.
Hak mendapatkan perlindungan hukum.
Diperlukan keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajiban. Hal ini agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain dan diri sendiri. Misalnya,
pertumbuhan pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan) di satu daerah dengan daerah lainnya harus
sama. Jika berbeda akan terjadi kecemburuan dan berakibat terganggunya integrasi nasional. Dengan
demikian, sangat penting integrasi nasional bagi pembangunan bangsa dalam masyarakat yang berbedabeda. Setiap warga masyarakat di daerah harus menyadari adanya perbedaan etnik, suku, agama, budaya,
bahasa, dan sebagainya. Perbedaan tersebut jangan sampai dijadikan sebagai pemicu terjadinya
disintegrasi nasional. Oleh karena itu, kalian harus memahami hak dan kewajiban dalam kehidupan
sehari-hari.
Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan serta
menyebabkan perpecahan. Adapun ciri-ciri terjadinya disintegrasi di suatu masyarakat antara lain:
Ketidaksamaan tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak ada keterpaduan. Sebagian besar
anggota kelompok tidak mematuhi norma-norma yang berlaku. Menurunnya wibawa tokoh-tokoh
pemimpin kelompok. Kurang berfungsinya sanksi sebagaimana mestinya. Beberapa sikap dan perilaku
11
yang dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi nasional melalui lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan bangsa antara lain sebagai berikut.
Keluarga
Tidak mendengarkan nasehat orang tua
Bermusuhan dengan kakak atau adik
Mendapat hukuman atas perbuatan tersebut
Terjadi pertengkaran dan permusuhan
Mendengarkan dan melaksanakan nasehat orang tua.
Saling menyayangi dan mengasihi sesama anggota keluarga
Sekolah
Tidak menghargai pendapat teman.
Saling mengejek dan menghina sesama teman
Terjadi pertentangan pendapat yang berujung perselisihan.
Terjadi permusuhan dan saling acuh tak acuh
Menghragai perbedaan pendapat.
Menghargai keberagaman suku, ras, dan antargolongan
Masyarakat
Menggunakan hak tanpa memperhatikan kepentingan orang lain.
Bergaul hanya dengan masyarkat sedaerah
Tumpang tindih pelaksanaan hak dalam masyarakat.
Terjadi konflik antar suku, ras, dan antargolongan
Menggunakan hak dengan tidak merugikan orang lain.
Bergaul tanpa membedakan asal-usul mereka
Bangsa
Sikap kurang menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain
Sikap kurang toleransi antarumat beragama, walaupun agama
Terjadi pertentangan, konflik dan masalah.
Terjadi pepecahan antar umat beragama yang berujung perselisihan.
Menghargai dan ikut memiliki budaya daerah lain.
Mengutamakan toleransi dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan
Rakyat Indonesia harus memiliki sikap untuk mempersiapkan diri jika terdapat ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (ATHG) yang dapat mengganggu integrasi nasional.
E. Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
1. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
12
Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan
bangsa Indonesia.
2. Faktor pendukung integrasi nasional
Penggunaan bahasa Indonesia.
Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
3. Faktor penghambat integrasi nasional
Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
Kurangnya toleransi antargolongan.
Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
F. Upaya Membangun Integrasi Nasional
Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.
Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.
G. Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional
2. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.
3.
Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila
dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
4.
Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa
Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.
5.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat
nasionalisme dalam kalangan Bangsa Indonesia.
Faktor Pendukung Integrasi Nasional
Penggunaan bahasa Indonesia.
Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
13
Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan
yang sangat kuat.
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.
14
BAB III
KESIMPULAN
A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara antar TNI
yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam.
19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu kota
Indonesia.
4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap
Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi
2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer
Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik
Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya
B. Jenis Pertahanan:
Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.
C. Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan
bangsa Indonesia.
Faktor pendukung integrasi nasional
Penggunaan bahasa Indonesia.
Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
Faktor penghambat integrasi nasional
Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
Kurangnya toleransi antargolongan.
Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
15
16