Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SITUASI

Sistem pencernaan merupakan salah satu dari berbagai sistem yang ada dalam tubuh
manusia. Sistem pencernaan bekerja sama dengan sistem kerja tubuh lainnya membentuk
proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel dalam tubuh. Tidak seperti sistem
pernapasan yang apabila terjadi suatu gangguan dapat langsung teridentifikasi, gangguan
sistem pencernaan tidak jarang teridentifikasi saat tingkat gangguan yang diderita masuk
tahap yang cukup parah. Salah satu gangguan pencernaan yang cukup sering dialami dan juga
merupakan suatu gejala adanya penyakit lain adalah konstipasi. Sembelit atau konstipasi
merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam usus besar pada waktu cukup lama karena
adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik
pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak
nyaman pada perut (Firmansyah, 2010). Konstipasi merupakan keadaan individu yang
mengalami atau berisiko tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi
yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
Keluhan konstipasi sering menjadi alasan orang tua membawa anaknya berobat.
Keluhan yang berhubungan dengan konstipasi ditemukan pada 3% anak yang berobat ke
pusat pelayanan primer dan 25% berobat ke spesialis Gastroenterologi (Jurnalis, 2013).
Penyebab utama anak-anak mengalami konstipasi adalah kebiasaan anak-anak yang tidak
suka makan sayur dan buah, kurang minum dan juga kebiasaan menahan untuk buang air
besar. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar anak-anak tidak suka makan sayur dan buah
serta jarang minum air putih. Selain itu, anak-anak juga sering kali lebih memilih menahan
rasa ingin buang air besar karena takut ke toilet atau alasan lainnya. Padahal bila dibiarkan
konstipasi akan berdampak cukup buruk pada metabolisme anak, sedangkan kita tahu bahwa
pada usia anak-anak banyak sekali kegiatan dan membutuhkan energi yang cukup.
Konstipasi terkadang diremehkan oleh orang tua karena dianggap telah selesai
permasalahan apabila anak sudah bias buang air besar. Padahal, apabila konstipasi tidak
segera diatasi, anak akan terus mengalami konstipasi dan merasakan tidak nyaman tiap kali
ingin buang air besar. Tidak menutup kemungkinan anak dapat mengalami hemoroid atau
wasir bahkan kanker colon dan kanker rectum. Faktor kurang tanggapnya orang tua terhadap
faktor risiko komplikasi pada konstipasi tersebut yang melatar belakangi kami untuk
memberi edukasi tentang konstipasi agar masyarakat dan mencegah dan menangani
konstipasi.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KONSTIPASI
Topik
:
Hari/Tanggal :
Waktu
:
Tempat:

Konstipasi pada Anak-anak


Selasa / 17 Januari 2017
08.00 10.00 WIB
Balai RW Wisma Gunung Anyar Timur, Kecamatan

Penyaji

Gunung Anyar Tambak, Surabaya


Mahasiswa Fakultas Keperawatan Kelas A2 Angkatan

2015
1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Konstipasi selama 15 menit,
diharapkan sasaran dapat mengetahui, mengerti, dan memahami tentang Konstipasi.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang konstipasi, diharapkan sasaran
dapat :
1) Menjelaskan tentang apa itu konstipasi
2) Menyebutkan penyebab konstipasi
3) Menyebutkan gejala yang dialami penderita konstipasi
4) Menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah konstipasi
2. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan kesehatan ini adalah masyarakat usia 3-10 tahun
3. Metode
Metode yang digunakan penyaji dalam penyuluhan kesehatan ini adalah ceramah,
diskusi, dan disertai dengan games.
4. Media
Media yang digunakan penyaji dalam penyampaian materi adalah:
a. Poster
b. Leaflet
5. Struktur Organisasi
a. Moderator
Nurul Fauziah

b. Penyaji
Rahmadanti Nur Fadilla dan Ayu Rahmawati
c. Notulen
Siti Lusiyanti
d. Observer
Erna Yunita, Windi Khoiriyah
e. Fasilitator
Prisdamayanti Ayuningsih, Yenny Paramitha, Risniawati, Alfian Gafar, Kifayatus
Saadah
f. Dokumentasi
Nopen Trijatmiko, Lely Suryawati, Sri Wulandari
6. Job Description
a. Moderator
Membuka acara, mengatur jalannya diskusi, dan menutup acara
b. Penyaji
Menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan dari peserta.
c. Notulen
Menulis, mencatat, dan melaporkan jalannya penyuluhan.
d. Observer
Mengamati jalannya diskusi dan menyampaikan hasil diskusi pada saat evaluasi
e. Fasilitator
Menemani dan mengarahkan peserta untuk aktif dalam diskusi
f. Dokumentasi
Mendokumentasikan acara penyuluhan dari awal hingga akhir.

7. Setting Tempat

Multimedia

Moderator

Penyaji

Fasilitator

Peserta
Pengamat

Dokumentasi
dan

Notulen

8. Materi
Terlampir
9. Waktu
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Januari 2017, dan dimulai
pada pukul 08.00 10.00 WIB.
10. Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai RW Wisma Gunung Anyar Timur, Kecamatan
Gunung Anyar Tambak, Surabaya
11. Evaluasi
Kriteria evaluasi :
a. Struktur: Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

b. Proses: 70% dari seluruh peserta hadir pada kegiatan tersebut, 50% dari peserta
mengajukan pertanyaan, 80% dari peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir.
c. Hasil : Peserta dapat
1) Menjelaskan tentang apa itu konstipasi
2) Menyebutkan penyebab konstipasi
3) Menyebutkan gejala yang dialami penderita konstipasi
4) Menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah konstipasi
12. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu
1
Pembukaan
5 menit

Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
a. Moderator mengucapkan a. Peserta
menjawab
salam

salam

b. Moderator

b. Peserta memperhatikan

memperkenalkan diri

dengan baik

c. Moderator menjelaskan
latar

belakang

dilakukannya
2

Penyampaian
Materi
15 menit

penyuluhan
a. Penyaji
menampilkan a. Peserta memperhatikan
drama tentang konstipasi
b. Penyaji

memaparkan

informasi

tentang

konstipasi

drama

yang

ditampilkan

dengan

seksama
b. Peserta mendengarkan
dan

memperhatikan

informasi
3

Diskusi
10 menit

a. Moderator

yang

diberikan penyaji
membuka a. Peserta
bertanya

sesi tanya jawab kepada

mengenai materi yang

peserta

disampaikan

yang

ingin

bertanya
b. Pemateri

dirasa
menjawab

pertanyaan
c. Penyaji memulai games

belum

yang
cukup

jelas
b. Peserta mendengarkan
penjelasan penyaji

cari kata

c. Peserta

mengikuti

games dengan penuh


4

Penutup
5 menit

semangat
a. Mendengarkan

a. Moderator
menyimpulkan

hasil

diskusi

yang disampaikan oleh


penyaji

b. Moderator mengucapkan b. Mengucapkan salam


maaf jika ada kesalahan
c. Moderator mengucapkan
salam penutup

apa

Konstipasi
A. Definisi
Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam
usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal
ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu
tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut
(Firmansyah, 2010). Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau
berisiko tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang
jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
Konstipasi adalah suatu gejala bukan penyakit. Di masyarakat dikenal dengan
istilah sembelit, merupakan suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar,
feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa ingin buang air
besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya), atau jarang buang air besar. Seringkali
orang berpikir bahwa mereka mengalami konstipasi apabila mereka tidak buang air
besar setiap hari yang disebut normal dapat bervariasi dari tiga kali sehari hingga tiga
kali seminggu.
B. Penyebab
Kurangnya asupan serat (dietary fiber) sebagai kerangka feses (stool bulking),
kurang minum dan meningkatnya kehilangan cairan merupakan faktor penyebab
terjadinya konstipasi. Jika anak sering menahan buang air besar, maka rektum pada
akhirnya akan meregang dan menahan massa feses sehingga lama kelamaan akan
menyebabkan konsistensi feses menjadi keras. Hal ini menyebabkan ukuran feses
menjadi lebih besar dan keras menyebabkan timbulnya fisura ani yang terasa nyeri.
Keadaan

tersebut

seperti

lingkaran

setan,

semakin

anak

menahan

keinginannya untuk buang air besar maka feses yang tertahan di kolon akan terus
mengalami reabsorbsi air dan elektrolit dan membentuk feses yang besar dan keras
sehingga menjadi lebih sulit dikeluarkan melalui kanal anus, menimbulkan rasa nyeri
dan kemudian retensi feses selanjutnya.

C. Gejala
Menurut Firmansyah (2010), ada beberapa tanda dan gejala yang umum
ditemukan pada sebagian besar atau terkadang beberapa penderita sembelit sebagai
berikut:
1) Perut terasa begah, penuh dan kaku;
2) Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas
mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk;
3) Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi, mengakibatkan stress,
rentan sakit kepala bahkan demam;
4) Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak
bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan kualitas, dan produktivitas
kerja;
5) Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit daripada
biasanya;
6) Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan tubuh
berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan atupun menekan- nekan perut
terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang feses ( bahkan sampai
mengalami ambeien/wasir );
7) Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal sesuatu
disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering dan keras atau karena
mengalami wasir sehingga pada saat duduk tersa tidak nyaman;
8) Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya;
9) Usus kurang elastis ( biasanya karena mengalami kehamilan atau usia lanjut),
ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal, dan
gerakannya lebih lambat daripada biasanya;
10) Terjadi penurunan frekuensi buang air besar.
D. Pencegahan

Berikan asupan cairan yang cukup


Karena anak anak suka lupa dalam hal makan atau minum ketika
sedang asik bermain, sebaik nya sebagai orang tua memiliki inisiatif untuk
mengingatkan atau membawakan minuman pada anak, sehingga anak tidak
kekurangan asupan cairan.

Olahraga
Tidak hanya orang dewasa saja yang perlu olahraga, namun anak anak
juga harus olahraga. anda bisa mengajak olahraga anak anak ketika pada hari
libur di taman bermain sekitar rumah, atau ke tempat wisata. Olahraga juga
membuat perkembangan tumbuh anak menjadi lebih baik ketika besar nanti,
tulang nya juga akan kuat jika rutin melakukan olahraga. Tidak perlu olahraga
yang berat, berlari pagi dengan melakukan permainan estafet juga sudah
cukup, hal ini juga dapat menambah kedekatan anda dengan anak semakin
erat.

Berikan makanan teratur


Makan dengan teratur juga bisa mencegah konstipasi pada anak. anak
anak juga harus makan dengan teratur agar tidak mengalami konstipasi pada
anak. anda bisa membawakan anak bekal makan setiap pergi ke sekolah, dan
juga selalu memberikan makanan yang sehat ketika sedang di rumah.

Berikan makanan mengandung serat


Makanan yang mengandung serat bisa anda dapatkan dari buah
ataupun sayur. tetapi terkadang anak anak juga tidak suka dengan makanan
yang terdapat sayur. Namun anda bisa mencari cara agar anak anda ingin
memakan sayur dan juga buah. Karena buah dan sayur dapat mencegah
konstipasi pada anak.

Mengajari anak untuk ke toilet

Karena penyebab konstipasi pada anak bisa di kerenakan kebiasaan menahan buang
air besar, maka anda bisa memberikan penjelasan pada anak agar tidak suka menahan
buang air besar, dan membuat toilet nyaman seperti, membelikan peralatan toilet dan
juga peralatan mandi dengan memiliki gambar tokoh animasi yang di sukai anak.
E. Komplikasi
Rektum akan relaksasi dan hasrat untuk defekasi hilang apabila defekasi tidak
sempurna. Air tetap terus diabsorbsi dari massa feses yang menyebabkan feses
menjadi keras, sehingga defekasi selanjutnya lebih sukar. Tekanan feses berlebihan

menyebabkan kongesti vena hemoroidalis interna dan eksterna, dan merupakan salah
satu penyebab hemoroid (vena varikosa rektum).
Daerah anorectal sering merupakan tempat abses dan fistula. Kanker kolon
dan rectum merupakan kanker saluran cerna yang paling sering terjadi pada penderita
konstipasu. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah hipertensi arterial, impaksi
fekal, fisura serta megacolon.

Referensi:
Firmansyah A. Konstipasi pada anak. Dalam: Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S,
Rosalina I, Mulyani NS. Eds. Gastroenterologi-Hepatologi.Jakarta: IDAI. 2010, p.201-13.
Jurnalis, Yusri D., Sarmen, S., Sayoeti, Y. 2013. Konstipasi pada Anak CDK-200/vol 40 no.1.
http://www.kalbemed.com/portals/6/09_200konstipasi%20anak.pdf
Croffie JM, Fitzgerald JF. Constipation and irritable bowel syndrome. In: Liacouras CA,
Piccoli DA. Pediatric gastroenterology. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008, p.30-40.

Anda mungkin juga menyukai