Kontrasepsi
( aspek hukum islam, legal, kesehatan )
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sistem Reproduksi
Dosen:
Fitria Wahyu S.Kep.Ns.,M.Kep
Oleh kelompok 5:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Betris Acnes
Diah Zulaiha
Nurmiati
Santi Dewi
Tita Aprilita
Wardatul Lailah
142201000
1422010007
142201000
1422010029
1422010032
1422010033
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan
tugas
mata
kuliah
Sistem
Reproduksi
dengan
membahas
1. DEFINISI
Laring adalah organ suara yang terletak dibawah dan depan pharynx, serta ujung
procsimal trachea.Carcinoma adalah pertumbuhan ganas yang berasal dari sel epitel atau
pertumbuhan jaringan yang abnormal (Kamus Keperawatan Edisi 17 Sre Itichlitt)
Ca. laring adalah adanya pertumbuhan ganas dijaringan epitel yang menggangu
jaringan suara yang terletak diantara larynx atau di ujung prixsimal trachea. (Kamus
Kedokteran . Dr. Heidra T. Kaksman)
Ca. laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang
THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis
karsinoma sel skuamosa. (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136)
Karsinoma laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara ( laring ) atau
daerah lain di tenggorokan. (K.D Jayanto, 2008)
Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang meliputi bagian supraglotik,
glotis, dan subglotis. (Suddart and Brunner)
Tracheostomy adalah fenetrasi (pembuatan lubang ) pada dinding anterior trachea
dengan mengangkat kartilago dari cincin traghea katiga dan keempat sehingga
terbentuk saluran nafas yang aman dengan bantuan pipe trakeostomi (Kamus
Keparawatan, Edisi 17 Sre Itichlitt hal 440)
Jadi dapat disimpulkan bahwa karsinoma laring adalah suatu keganasan yang
menyerang bagian leher tepatnya pada kotak suara (laring).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3. ETIOLOGI
Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan oleh para ahli
bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang orang dengan
resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring.Penelitian epidemiologic
menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang
kuat ialah rokok , alkohol, dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang
diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
a. Faktor Lingkungan
Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru paru, mulut, laring (pita
suara), Asap debu pada daerah industri
b. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan
kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung
alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat
pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan
laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang
diproses secara berlebihan.
c. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus EpsteinBar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan
dan genetik.
4. TANDA DAN GEJALA
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang
yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
Rasa tidak enak pada tenggorokan seperti ada yang tersangkut.
Kesulitan menelan.
Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah
bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.
Nyeri tenggorokan
Nyeri leher
Penurunan berat badan
Batuk
Batuk darah
Bunyi pernafasan yang abnormal. (strdor/ ngorok timbul saat tidur).
Sesak terjadi pada awal dan di area glotis
Nyeri dan rasa terbakar pada tenggorok ketika minum cairan panas dan jus jeruk
Disfagia, dispnea, dan nafas bau
Pembesaran nodus servikal, debilitas umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat
menandakan adanya metastasis (transfer penyakit dari satu organ ke organ lain).
4. KLASIFIKASI
1. Glotis
Tis Karsinoma insitu
a. T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
b. T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility
c. T3 Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.
d. T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar
dari laring.
2. Subglotis
Tis karsinoma insitu
a. T1 Tumor terbatas pada daerah subglot
b. T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksir.
c. T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.
d. T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau dua-duanya.
Metastasis Jauh (M)
a.
Mx Tidak terdapat/ terdeteksi
b.
M0 Tidak ada metastasis jauh
c.
M1 Terdapat metastasis jauh
Stadium
Tergantung keadaan kanker (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan metastasis
jauh ( M ).
Stadium I : T1 No Mo
Stadium II : T2 No Mo
Stadium III : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo
Stadium IV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.
5. PATOFISIOLOGI
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.
Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan
merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat.
Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan
leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma
laryngeal, 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara
(intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe
sehingga tidak terjadi metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan
epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan subglotis
harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara
serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara
masih dapat digerak
6. WOC (Web Of Caution)
KARSINOMA LARING
Nyeri
Post op
Gangguan pola
tidur
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar X thorax, scan tulang
Untuk mengidentifikasi kemungkinan metastase.
b. Darah lengkap
Dapat menyatakan anemi yang merupakan masalah umum.
c. Laringografi
Dapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan
pembuluh limfe. Kemudian laring diperiksa dengan anestesi umum dan
dilakukan biopsi pada kanker. Gigi yang berlubang, sebaiknya dicabut pada saat
yang sama.
d. Laringoskop
Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor. Pemeriksaan laring dengan kaca
laring atau laringoskopi langsung dapat menunjukkan kanker dengan jelas.
Tempat yang sering timbul kanker dapat dilihat pada gambar
e. Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di
paru.
f. CT-Scan
Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan
daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.
g. Biopsi laring
Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang
terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa
8. PENATALAKSANAAN
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi.
Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi
dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang
berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan.
1. Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien
yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat
digerakkan ( yaitu bergerak saat fonasi ). Selain itu pasien ini masih memiliki
suara yang hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondriti ( inflamasi
kartilagi ) atau stenosis, sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis
nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi juga dapt digerakkan secara
pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor
2. Pembedahan Parsial
a. Laringektomi parsial ( laringotomi tirotomi )
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini
ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka
penyembuhan yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita suara diangkat dan
semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau, jalan
nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
c. Laringektomi supraglotis ( Horizontal )
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik membunuh selsel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka melakukan ini dengan
meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu : Nutrien esensial untuk
metabolisme sel normal, Agen umum meliputi : Cytarabine ( ARA-C ), Floxuridine (
FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ), Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-Merkaptopurine ( 6MP ), Methotrexate ( mexate ) dan 6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum
adalah meliputi stomatitis supresi sum-sum tulang dan diare.
Rute pemberian
Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical, oral, interval,
intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan intratekal. Rute pemberian biasanya
bergantung pada tipe obat, dosis yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya
tumor yang diobati.
Dosis
Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh total
pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu, fungsi organ
utama dan status kinerja fisik.
4. Terapi Sistomatik
Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :
1.
2.
3.
1. PENGKAJIAN
Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah suara serak yang
tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya pembesaran dan perubahan pada daerah
leher.Menurut Suddart Bunner pada pengkajian akan didapatkan data sebgai berikut :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Alamat
1. Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok.sulit menelan,sulit
bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk, penurunan berat badan, nyeri tenggorok,
lemah
a). Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
Suhu
TD
Respirasi
Nadi
Pengukuran BB
Kepala
Pembengkakan kelenjar limfe post dan pre aurikel
Leher
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker pada
daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan,
suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi disfagia,
dispnoe, penurunan berat badan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit tenggorokan,
riwayat epiglottis.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga :Riwayat anggota keluarga yang terdiagnosa positif kanker
laring.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau
seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta
sekresi banyak dan kental.
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan
batang suara).
c. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh
sel-sel tumor.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
saluran pencernaan (disfagia).
e. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah
dan leher.
3. INTERVENSI DAN RASIONAL
Menurut Doenges E. Marlyn ( 2000 ), dan Carpenito (1999), perencanaan dan
intervansi keperawatan pada klien kanker laring adalah sebagai berikut :
CASE STUDY
CA. LARING TRACHEOSTOMY
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Suku/Bangsa
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Tanggal MRS
Diagnosa Medis
Keluhan Utama
: Tn G
No. Regester : 1102XXX
: 53 Tahun
: Laki-laki
: Jawa/Indonesia
: Islam
::::: Ca Laring (Post Operasi Laringektomi).
: Nyeri pada tenggorokan, tidak dapat mengeluarkan suara.
RIWAYAT KEPERAWATAN ()
RPD :RP S : Ca laring post op laringectomy
R P K: -
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama 1x
24 jam
nyeri
berkurang
Kriteria hasil
Nyeri
berkurang
Pasien
terihat
rileks
TTV dalam
batas
normal
Pasien
mengetahui
penyebab
nyeri
Intervensi
BHSP pada
pasien dan
keluarga
Kaji nyeri
Observasi
TTV
ajarkan
teknik
relaksasi pada
pasien
Kolaborasika
n pemberian
Rasional
Dengan
melakukan
BHSP akan
mempermudah
tindakan
keperawatan
Untuk
mengetahui
lokasi nyeri,
intensitas
nyeri, kualitas
nyeri
analgesik
Jelaskan pada
pasien akibat
nyeri
Gangguan
pola tidur
b/d nyeri
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama 1x
24 jam pola
tidur pasien
kembali
normal
Pola tidur
kembali
normal
ttv dalam
batas
normal
BHSP pada
pasien dan
keluarga
observasi pola
tidur
observasi TTV
ciptakan
suasana
nyaman
(tempat tidur
bersih,
suasana
tenang)
Untuk
mengetahui
keadaan
umum pasien
Relaksasi
bertujuan
untuk
mengontrol
nyeri
analgesik
bertujuan
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Dengan
memberikan
HE akan
mengurangi
kecemasan
pasien
Dengan
melakukan
BHSP akan
mempermudah
tindakan
keperawatan
untuk
mengetahui
adanya
peningkatan
/penurunan
kualitas tidur
untuk
mengetahui
keadaan pasien
Untuk
meningkatkan
kualitas tidur
pasien
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart.1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jaka
rta : EGC.
Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik ProsesProses Penyakit edis 4. Jakarta : E
GC.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk siswa Perawat edisi 2. Jakarta : EGC
http://nurseenynopilestari.blogspot.co.id/2014/03/lp-kanker-laring-dan-kasuspasien.html
http://vivitralala.blogspot.co.id/2014/06/asuhan-keperawatan-pada-ca-laring.html
http://erfansyah.blogspot.co.id/2010/03/asuhan-keperawatan-kanker-laring.html