Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi klinik dan klasifikasi dari kolesistitis:

a. Manifestasi klinis.

Gejala yang ditimbulkan dari kolesistitis bersifat akut dan kronis,


gangguan epigastrium : rasa penuh, distensi abdomen, nyeri samar
pada perut kanan atas, terutama setelah klien konsumsi makanan
berlemak atau yang digoreng.

Tanda dan gejalanya dalah sebagai berikut :

1. Nyeri dan kolik bilier, jika duktus sistikus tersumbat oleh empedu,
kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi.
Pasien akan menderita panas, teraba massa padat pada
abdomen, pasien dapat mengalami kolik bilier disertai nyeri
hebat pada abdomen kanan atas yang menjalar kepunggung
atau bahu kanan, rasa nyeri disertai mual dan muntah akan
bertambah hebat dalam waktu beberapa jam sesudah makan
dalam porsi besar. Pasien akan gelisah dan membalik-balikkan
badan, merasa tidak nyaman, nyerinya bukan kolik tapi
persisten. Seorang kolik bilier semacam ini disebabkan oleh
kontraksi kandung empedu yang tidak dapat mengalirkan
empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. Dalam
keadaan distensi bagian fundus kandung empedu akan
menyentuh dinding abdomen pada daerah kartilago kosta
sembilan dan sepuluh bagian kanan, sehingga menimbulakn
nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika
inspirasi dalam.

2. Ikterus. Biasanyan terjadi obstruksi duktus koleduktus. Obstruksi


pengaliran getah empedu ke duodenum akan menimbulkan
gejala khas: getah empedu tidak dibawa ke duodenum tetapi
diserap oleh darah sehinga kulit dan mukosa membran berwarna
kuning, disertai gatal pada kulit.

3. Perubahan warna urine tampak gelap dan feses warna abu-abu


serta pekat karena ekskresi pigmen empedu oleh ginjal.

4. Terjadi defisiensi vitamin ADEK. Defisiensi vitamin K dapat


mengganggu pembekuan darah yang normal. Jika batu empedu
terus menyumbat saluran ersebut akan mengakibatkan abses,
nekrosis dan perforasi disertai peritonitis generalisata.

b. Klasifikasi Kolesistitis
Jenis kolesistitis dapat dibagi menjadi 2 menurut waktu timbulnya
penyakit, yaitu:

1. Kolesistitit Kalkulus

Terdapat pada lebih dari 90% pasien kolesistitis akut. Pada


kolesistitis kalkulus, batu kandung empedu menyumbat
saluran keluar empedu. Getah empedu yang tetap berada
pada kandung empedu akan menimbulkan suatu reaksi kimia:
terjadi otolisis serta edema dan pembuluh darah dalam
kandung empedu akan terkompresi sehingga suplay
vaskulernya terganggu. Sebagai konsekuensinya dapat terjadi
ganggrene pada kandung empedu disertai perforasi. Bakteri
kurang berperan dalam kolesistitis akut, meskipun demikian,
infeksi sekunder oleh E. coli dan kuman enteric lainnya terjadi
pada sekitar 40% pasien.

2. Kolesistitis Akalkulus

Merupakan infalmasi kandung empedu kuat tanpa adanya


obstruksi empedu akut tanpa adanya obstruksi oleh batu
empedu. Kolesistitis akulkulus timbul sesudah tindakan bedah
mayor trauma berat atau luka bakar. Faktor-faktor lain yang
baerkaitan dengna tipe kolesistitis ini mencakup obstruksi
duktus sistikus akibat terinfeksi primer bakterial pada
kandung empedu dan transfusi darah yang dilakukan berkali-
kali, kolesistitis alkakulus diperkirakan terjadi akibat visceral.
Kejadiannya yang menyertai tindakan bedah mayor atau
trauma mempersulit penegakan diagnosa keadaan ini.

Anda mungkin juga menyukai