Case Kista
Case Kista
IDENTIFIKASI PASIEN
MR : 062084
Umur : 25 thn
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
ANAMNESIS
Keluhan utama : nyeri perut sebelah kanan, bawah dan ulu hati
hati sejak 3 minggu yang lalu. Nyeri hilang timbul dan memberat sejak 3 hari
Os juga mengeluh mual, muntah. Muntah sebanyak 5 kali pada hari ini.
perut terasa perih, belum flatus sejak pagi, perut terasa keras dan begah. Nafsu
merasa lelah, lemas, demam (+). Demam hilang timbul sejak 3 hari ini.
dan panas, sering merasa ingin BAK tapi tidak lancar dan hanya sedikit-sedikit,
rasa tidak puas saat BAK (-). Kadang-kadang BAK berwarna merah. Keluhan ini
Batu ginjal/saluran
Cacar Malaria
kemih
Cacar air Disentri Burut (hernia)
Difteri Hepatitis Penyakit prostat
Batuk rejan Tifus abdomen Wasir
Campak Hipotensi Diabetes
Influenza Sifilis Alergi
2
Tonsilitis Gonore Tumor
Penyakit Jantung
Kholera Hipertensi
Koroner
Demam rematik
Ulkus ventrikulus Asma Bronkhial
akut
Pneumonia Ulkus duodeni Gagal Ginjal Kronik
Pleuritis Gastritis Serosis Hepatis
TuberkulosisParu Batu empedu
Keadaan Penyebab
Hubungan Diagnosa
Kesehatan Meninggal
Tidak
Kakek - -
diketahui
Tidak
Nenek - -
diketahui
Tidak
Ayah - -
diketahui
Tidak
Ibu Diabetes mellitus -
diketahui
Saudara - - -
Anak-anak - - -
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
Kepala
3
- Trauma - Sakit kepala (Frontal)
- Sinkop - Nyeri sinus
Mata
Telinga
- Nyeri - Tinitus
- Sekret - Gangguan pendengaran
- Kehilangan pendengaran
Hidung
Mulut
Tenggorokan
Leher
Dada (Jantung/Paru)
4
- Nyeri dada - Sesak nafas
- Berdebar - Batuk darah
- Ortopnoe - Batuk Berdahak
Abdomen (Lambung/Usus)
Ektremitas
- Bengkak - Deformitas
5
- Nyeri sendi - Sianosis
- Ptechie
BERAT BADAN
Tetap ( )
Turun ( )
Naik ( )
RIWAYAT MAKANAN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
6
Nadi : 80 x/menit, reguler, isi, tegangan cukup.
Suhu : 36,9C
Pernapasan : 20x/menit
Sianosis :-
Edema umum :-
Habitus :-
Cara berjalan :-
Mobilitas : aktif
Aspek Kejiwaan
STATUS GENERALIS
KULIT
7
KELENJAR GETAH BENING
KEPALA
MATA
TELINGA
8
MULUT
LEHER
Trakhea : Di tengah
DADA
Bentuk : Simetris
9
Kiri : Sonor
JANTUNG
Auskultasi: Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Dinding perut cembung, simetris dengan dinding dada, asistes (+),
Auskultasi :Peristaltik (+) 9x/menit, bruit hepar (-), bruit epigastrium (-)
Limpa:Tidak teraba
Perkusi : Timpani
10
EKSTREMITAS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
11
URIN LENGKAP
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Warna Kuning kuning
Kejernihan Jernih jernih
Berat jenis 1.010
Ph 5 5
protein 4,7 3,6-5,5
Keton 91 98-110
Protein 30 (+) Negative <30
Keton 52 (++) Negative <50
Darah samar 10 (+) Negative <10
Sedimen: leukosit 4-6 10
Erytrosit 10-12 5
Epitel Beberapa
USG
DIAGNOSIS KERJA
12
Kista Ginjal +Syndrom dyspepsia
DIAGNOSIS BANDING
Gastritis
Vesikolitiasis
Infeksi saluran kemih
PROGNOSIS
RENCANA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan Darah
Ultrasonografi ginjal
MRI
Biopsi
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
13
Nefrektomi
Ranitidine /12 jam
//FOLLOW UP//,
Kepala
Konjungtiva palpebra anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflek cahaya
+/+
Leher
Paru-paru
Jantung
Abdomen
14
CVA (+/+), turgor kulit normal.
P: Timpani
Ekstremitas
Kepala
Konjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflek cahaya
+/+
Leher
Paru-paru
15
I: Bentuk dada simetris, retraksi (-/-)
P: Vokal fremitus paru kanan dan kiri (+/+) simetris
P: Sonor (+/+)
A: Vesikuler (+/+), Rongki (-/-),
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
ANALISIS KASUS
16
Definisi
Polikisitik berasal dari dua kata poly yang berarti banyak dan Cystic yang berarti
rongga tertutup abnormal, dilapisi epitel yang mengandung cairan atau bahan
semisolid, jadi polikistik (polycystic) ginjal adalah banyaknya kistik (cytstic) pada
ginjal (4)
Kista kista tersebut dapat dalam bentuk multipel, bilateral, dan berekspansi yang
lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal akibat
penekanan. Ginjal dapat membesar (kadang kadang sebesar sepatu bola) dan
terisi oleh kelompok kista kista yang menyerupai anggur. Kista kista itu terisi
oleh cairan jernih atau hemorargik (1).
Klasifikasi
Polikistik memiliki dua bentuk yaitu bentuk dewasa yang bersifat autosomal
dominan dan bentuk anak-anak yang bersifat autosomal resesif. (5) Namun pada
buku lain menyebutkan polikistik ginjal dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyakit
ginjal polikistik resesif autosomal (Autosomal Resesif Polycystic Kidney/ARPKD)
dan bentuk penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (Autosomal Dominant
Polycytstic Kidney/ADPKD) (1).
2. Terdiri atas setidaknya dua bentuk, PKD1 dan PKD2, dengan PKD1
memiliki lokus gen pada 16p dan PKD2 kemungkinan pada kromosom 2.
17
PKD2 menghasilkan perjalanan penyakit yang secara klinis lebih ringan,
dengan ekspresi di kehidupan lebih lanjut. (7)
Etiologi
Disebabkan oleh mutasi suatu gen yang belum teridentifikasi pada kromosom 6p.
Manifestasi serius biasanya sudah ada sejak lahir, dan bayi cepat meninggal akibat
gagal ginjal. Ginjal memperlihat banyak kista kecil dikorteks dan medulla
sehingga ginjal tampak seperti spons (6)
18
b. Ginjal Polikistik dominan autosomal (Autosomal Dominant Polycytstic
Kidney/ADPKD)
Epidemiologi
Pada umunya, separuh pasien dengan ADPKD menjalani terapi pada ginjal
dengan umur 60 tahun. Penyakit Ginjal Polikistik Dominan Autosomal adalah
penyebab keempat gagal ginjal yang membutuhkan dialysis atau transplantasi. (8)
Manifestasi klinis
Penyakit ginjal polikistik pada dewasa atau penyakit ginjal polikistik dominan
autosomal tidak menimbulkan gejala hingga dekade keempat, saat dimana ginjal
telah cukup membesar. Gejala yang ditimbulkan adalah :
Nyeri
19
Nyeri yang dirasakan tumpul di daerah lumbar namun kadang-kadang juga
dirasakan nyeri yang sangat hebat, ini merupakan tanda terjadinya iritasi di daerah
peritoneal yang diakibatkan oleh kista yang ruptur. Jika nyeri yang dirasakan
terjadi secara konstan maka itu adalah tanda dari perbesaran satu atau lebih kista.
Hematuria
Hipertensi
Hipertensi ditemukan dengan derajat yang berbeda pada 75% pasien. Hipertensi
merupakan penyulit karena efek buruknya terhadap ginjal yang sudah kritis.
Pembesaran ginjal
Pembesaran pada pasien ADPKD ginjal ini murapakan hasil dari penyebaran kista
pada ginjal yang akan disertai dengan penurunan fungsi ginjal, semakin cepat
terjadinya pembesaran ginjal makan semakin cepat terjadinya gagal ginjal (11)
Pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD) terdapat kista pada
organ-organ lain seperti : hati dan pangkreas (12)
Pathogenesis
20
Penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD) umumnya tampak pada
orang yang homozigot untuk alel yang mengalami mutasi, sedangkan heterozigot
jarang menunjukan fenotip penyakit. Pada penyakit yang bersifat resesif
autosomal memiliki beberapa karakteristik yaitu :
21
Berdasarkan karakteristik tersebut maka peyakit ginjal polikistik dominan
autosomal sering disebut sebagai bentuk pada orang dewasa karena awitanya yang
muncul sering lambat. Pada umumnya terdapat dua gen yang berperan terhadap
ter bentuknya kista yaitu :
Tetapi buku lain menyebutkan, ADPKD dibagi menjadi tiga tipe yaitu dua
diantaranya sama dengan yang telah disebutkan dan ditambah dengan ADPKD
bentuk ketiga yang telah diidentifikasikan namun gen yang bertanggung jawab
belum diketahui letaknya (1)
PKD-1 yang terletak pada lengan pendek kromosom 16. Gen ini mengkode
sebuah protein dan kompleks, melekat ke membrane, terutama ekstrasel dan
disebut dengan polikistin-1. Polikistin-1 ini memiliki fungsi sama dengan protein
yang diketahui berperan dalam perlekatan sel ke sel atau sel ke matriks.
Namun pada saat ini belum diketahui bagaimana mutasi pada protein tersebut
dapat menyebabkan kista, namun diperkirakan ganguan interaksi sel-matriks dapat
meneybabkan gangguan pada pertumbuhan, diferensiasi dan pembentukan matriks
oleh sel epitel tubulus dan menyebabkan terbentuknya kista.
PKD-2 yang terletak pada kromosom 4 dan mengkode polikistin-2 yaitu suatu
protein dengan 968 asam amino. Walaupun secara struktural berbeda tetapi
diperkirakan polikistin-1 dan polikistin-2 bekerja sama dengan membentuk
heterodimer. Hal inilah yang menyebabkan,jika mutasi terjadi di salah satu gen
maka akan menimbulkan fenotipe yang sama. (6)
Kista muncul sejak dalam uterus dan secara perlahan merusak jaringan normal
sekitarnya bersamaan dengan pertumbuhan anak tersebut menjadi dewasa. Kista
muncul dari berbagai bagian nefron dan duktus koligentes. Kista tersebut terisi
22
dengan cairan dan mudah terjadi komplikasi seperti infeksi berulang, hematuria,
poliuria, mudah membesar, ginjal yang menonjol sering menjadi tanda dan
gejala yang terlihat. (1)
Polikista pada ginjal dimulai dari timbulnya beberapa kista pada kedua ginjal.
Pada perkembangan selanjutnya kista menjadi banyak, ukuran bertambah besar
dan menginfiltrasi parenkim ginjal sehingga pada akhirnya pasien terjatuh dalam
kondisi gagal ginjal terminal. (3)
Penurunan fungsi ginjal yang progresif lambat biasa terjadi dan sekitar 50 %
menjadi ESRD (End Stage Renal Disease) atau Gagal Ginjal pada usia 60
tahun.Gejala biasanya berkembang antara umur 30 dan 40, tapi dapat juga terjadi
lebih awal, pada saat anak anak. Sekitar 90% dari PKD disebabkan autosomal
dominant PKD. (14)
Penegakkan Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan Urin
Proteinuria
Hematuria
Leukosituria
Kadang Bakteriuria
Pemeriksaan Darah
23
Pada penyakit yang sudah lanjut menunjukkan:
Uremia
Ultrasonografi ginjal
MRI
Biopsi
Biopsi ginjal ini tidak dilakukan seecara rutin dan dilakukan jika diagnosis tidak
dapat ditegagkan dengan pencitraan yang telah dilakukan (10)
24
Tatalaksana
Prognosis
25
Pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD) cenderung relative
stabil dan berkembang sangat lambat. Sekitar 50% akan menjadi gagal ginjal
stadium akhir atau uremia pada usia 60 tahun dan 25% pada usia 50 tahun (1),
Namun pada buku lain menyebutkan bahwa gagal ginjal terjadi pada usia sekitar
50 tahun, tetapi perjalanan penyakit ini bervariasi dan pernah dilaporkan pasien
dengan rentang usia yang normal (6)
DAFTAR PUSTAKA
26
9. Sjamsuhidajat, dkk. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ke 2. Jakarta:
EGC. Hal: 775.
10. Gearhart J.P., Baker L.A., 2001. Congenital Disease of The Lower Urinary
Tract. In: Comperhensive Urology, Editor : Robert M. Weiss, Nicholas J.R.
George, Patrick H. Oreally. Mosby International Limited, England.
13. Nelson W.E., Behrman R.E., Kliegman R.M., Marvin A.M., , Ilmu
Kesehatan Anak, Alih Bahasa : A. Samik Wahab.Ed. 15., Vol. 3., EGC,
Jakarta. 2000
15. Roser Torra, MD, PhD, Penyakit Ginjal Polikistik. Jan 9, 2008. diunduh
dari www.eMedicine.com
27