Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Geosintetik adalah bahan sintetis (pada umumnya dari bahan plastik) yang
digunakan untuk aplikasi teknik sipil dalam lingkungan tanah. Bahan geosintetik
mulai dikenal dan digunakan di dunia pada awal tahun 1970-an. Sejak tahun 1990-an,
bahan geosintetik sudah mulai banyak digunakan pada proyek proyek di Indonesia.
Bentuk-bentuk bahan geosintetik, sebagai berikut :
Dahulu :
Geotextile : berbentuk seperti textile
Geogrid : berbentuk grid-grid
Geomembrane : berbentuk seperti membrane
Geocomposite : berbentuk gabungan dari 2 atau lebih bentuk geosintetik

Sekarang, ditambah dengan :


Geoarmour
Geobar
Geoblanket
Geocell
Dll,

Fungsi dari bahan geosintetik adalah sebagai perkuatan, lapisan pemisah, filter dan
drainase. Karakteristik dari bahan geosintetik adalah, sebagai berikut :
Karakteristik Fisis
Berat
Tebal
Berat satuan
Berat jenis
Dll

Karakteristik Mekanis
Kekuatan tarik
Kekuatan pecah
Kekuatan robek
Tahanan geser
Karakteristik Hidrolis
Ukuran pori
Permeabilitas
Transmitivitas
Dll

1
Pengepakan
Lebar Gulungan/rol
Panjang gulungan/rol
Diameter gulungan/rol
Dll

Dilihat dari fungsi dan karakteristik geosintetis yang sudah diterangkan diatas,
maka kami melakukan desain perkuatan timbunan Approaching Fly Over dengan
menggunakan Geotextile.

1.2. Rumusan Masalah


1 Bagaimana merencanakan perkuatan timbunan dengan adanya kemiringan slope
1:1.5 menggunakan Geotextile?
2 Bagaimana merencanakan Geotextile yang digunakan sebagai dinding penahan
tanah ?

1.3. Tujuan
1 Merencanakan perkuatan timbunan dengan adanya kemiringan slope 1:1.5
dengan menggunakan Geotextile
2 Merencanakan Geotextile yang digunakan sebagai dinding penahan tanah.

2
BAB II
DATA PERENCANAAN

2.1 Data Perencanaan


Sebuah fly-over dengan tinggi 6.5 meter akan dibangun sebagai sebuah jalan baru
alternative untuk mengurai kemacetan pada suatu kota. Fly-over ini didesain dengan
adanya timbunan jalan sebagau jalan pendekat (approaching road) sepanjang 500 meter.
Ketinggian maksimal timbunan jalan adalah 6.5 meter. Timbunan jalan ini akan dibangun
diatas tanah dasar lunak. Dengan ketinggian timbunan yang relatif tinggi dan kondisi
tanah yang dasar yang lunak maka perlu dibuat perkuatan timbunan untuk menghindari
bahaya kelongsoran dari timbunan tersebut. Perkuatan telah ditentukan dengan
menggunakan geotextile dengan kuat tarik ultimate sebesar 100 KN/m.
Data perencanaan yang didapat dari data tanah SPT adalah sebagai berikut:
Data tanah timbunan adalah sebagai berikut:

Beban (lalu lintas dan perkerasan jalan) diatas timbunan adalah 1.5 t/m 2 atau
sebesar 15 Kpa
2.2 Konstruksi Perencanaan

3
4
BAB III
METODELOGI

3.1 Menghitung T allowable


T allowable atau gaya tarik yang diijinkan merupakan nilai dari T ultimate atau
gaya tarik sesuai spesifikasi geotextile dibagi dengan safety factor geotextile.

3.2.Menghitung tegangan tanah vertikal (V)


Tegangan tanah vertikal merupakan tegangan tanah akibat seluruh beban yang
ada di atasnya.

3.3.Menghitung tegangan tanah horizontal (H)


Tegangan tanah horizontal merupakan tegangan tanah yang mendorong
dinding geotextile. Pada dinding geotextile dianggap tidak ada tegangan tanah horizontal
pasif atau tegangan tanah horizontal pasif dianggap sangat kecil.

3.4.Menghitung koefisien tegangan tanah (K)


Dikarenakan pada dinding geotextile tidak dihitung tegangan tanah horizontal
pasif, maka pada koefisien tegangan tanah (K), nilai yang muncul hanyalah koefisien aktif
(Ka).

3.5 Menghitung Kebutuhan Geotextile Untuk Timbunan

5
Banyaknya kebutuhan geotextile didapat dengan menghitung momen akibat
geotextile yang nilainya harus lebih besar dari Mr. Momen geotextile didapat dari hasil
jumlah perkalian Tallow dengan jarak terhadap titik pusat bidang longsor.
Mr= (Ti x Si)

3.6 Menghitung Panjang geotextile dibelakang garis longsor (Le)


S 3 x SF
=
( 1+ 2) xE
Dimana :
S3 = Tallow x Geotextile per lapisan
= c + *H*tan ()
E = Efisiensi antara 0.7-0.8
SF = 1.3 1.5
3.4 Menghitung panjang lipatan geotextile (Lo)
Lo=
2
3.7 Menghitung Panjang keseluruhan geotextile
L = Lo+Le+Lr+Sv
Dimana:
Lr = Panjang dibelakang bidang longsor
Sv = Jarak antar geotextile
3.8 Kontrol Internal Stability Timbunan

6
3.9 Kontrol Foundation Stability Timbunan

3.10. Menghitung jarak antar geotextile (sv) Untuk Dinding Penahan

3.11.Mengontrol internal stability


3.11.1. Panjang geotextile di depan garis kelongsoran (LR)

7
3.11.2. Panjang geotextile di belakang garis kelongsoran (Le)

3.11.3. Panjang lipatan geotextile (Lo)

3.12.Mengontrol eksternal stability


3.12.1 Bearing capacity/ kontrol ambles
Jika daya dukung tanah asli dibagi dengan berat tanah di atas
tanah asli per satuan luas lebih besar sama dengan 3, maka
diyatakan aman terhadap ambles

Dimana,

Dan

Dengan nilai N yang dapat dilihat dari tabel berikut :

8
3.12.2 Sliding/ kontrol geser
Jika gaya geser akibat berat tanah di atas tanah asli per satuan
luas dibagi dengan gaya pendorong dinding geotextile lebih
besar atau sama dengan 3, maka dinyatakan aman terhadap
geser.

Dimana,

Atau

Dan

3.12.3 Overturning/ kontrol guling

9
Jika momen akibat berat tanah di atas tanah asli di ujung dinding geotextile dibagi
dengan momen akibat gaya pendorong dinding geotextile lebih dari 3, maka
dinyatakan aman terhadap guling.

Dimana,

Dan

X = jarak momen yaitu jarak ke ujung dinding geotextile

10
BAB IV
PERENCANAAN GEOTEXTILE UNTUK TIMBUNAN

4.1 Analisa Data Tanah


Analisa Cu
Nilai Cu didapat dengan menggunakan hasil dari lab.Vane Shear Test yang
kemudian dikalikan dengan faktor reduksi.
Cu rencana = x Cu

Mekanika Tanah Jilid I, Braja M Das


Hasil rekap analisa nilai Cu:

Rekap Data Tanah Keseluruhan


Dengan mengasumsi data tanah urugan didapat:

4.2 INTERNAL STABILITY POTONGAN A-A

11
Mencari nilai Ka
30
2
Ka = tan 45 ( 2 ) 2
(
= tan 45
2 ) = 0,333

Mencari nilai tegangan vertical (v)


v1 = q = 15 kN/m2
v2 = v1 + ( . H timb) = 15 + (19 . 6,5) = 138,5 kN/m2
Mencari nilai tegangan horizontal (H)
H1 = v1 . Ka 2 . c . Ka = (15 . 0,333) (2 . 0 . 0,333 ) = 4,995
kN/m2
H2 = v2 . Ka 2. c . Ka = (138,5 . 0,333) (2. 0 . 0,333 ) =
46,121 kN/m2

Mencari nilai gaya (P)


P1 = (4.995 . 6.5) = 32.4675 kN/m
( 46.1214.995 ) . 6.5
P2 = = 133.6595 kN/m
2
6.5 . 9.75
WABC = Luas Segitiga ABC . timb = . 19 = 602.063 kN/m
2
( Berat efektif ABC ) tan
Pa 1
SF
602.063 . tan 20
P1 + P2
1.5
166.127 kN 146.0886 kN ( NOT OK)
Sehingga timbunan perlu dibuat counterweight atau kemiringan timbunan
perlu dilandaikan
4.3 OVERALL STABILITY POTONGAN A-A
Dilakukan 4 kali percobaan analisis dengan menggunakan program bantu
GEOSTUDIO 2012 untuk menghasilkan hasil yang akurat dengan FS rencana = 1.5.

12
Percobaan Pertama

Didapat nilai FS sebesar 1.85 dan MR sebesar 31.881 kNm. Nilai FS lebih
besar dari pada FS rencana sehingga tidak diperlukan perkuatan Geotextile.
Pada Percobaan ini tanah urugan diasumsikan sama dengan tanah dasar UD
01.
Percobaan Kedua

13
Untuk Percobaan kedua, ketiga dan keempat data tanah urugan disesuaikan
dengan yang terlampir pada bagian depan. Didapat nilai FS sebesar 1.095 dan
MR 2337.9 kNm. Nilai FS lebih kecil dari pada FS rencana sehingga
diperlukan perkuatan Geotextile.
Percobaan Ketiga

14
Didapat nilai FS sebesar 1.14 dan MR 2888.4 kNm. Nilai FS lebih kecil
dari pada FS rencana sehingga diperlukan perkuatan Geotextile.
Percobaan Keempat

15
Didapat nilai FS sebesar 1.167 dan MR 3.107 kNm. Nilai FS lebih kecil
dari pada FS rencana sehingga diperlukan perkuatan Geotextile. Hasil run
analysis dengan menggunakan aplikasi GeoStudio 2012 tidaklah berbeda jauh
dengan hasil run analysis dengan menggunakan aplikasi XSTABL. Sehingga
Perhitungan dapat digunakan.
4.3.1 Perhitungan Kebutuhan Geotextile POTONGAN A-A
o Mencari momen pendorong akibat timbunan
Mr
Md =
SF
o Mencari momen penahan rencana
SF rencana = 1.5
Mr = Md . SF rencana
o Mencari Mr
Mr = Mr Mr

16
Dari hasil perhitungan percobaan diatas, diambil yang paling
membutuhkan penggunaan geotextile untuk menghitung jumlah
kebutuhan geotextile.
o Daya Dukung Geotextile
Tu
T allow =
Fsid . FScr . FScd . FSbd

o Mencari Jumlah Lapisan

o Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor


allow . SF
Le =
( t 1+t 2 ) . e
Dimana:
= C + tan
e = 0.8 - 0.85
Lo = 0.5 . Le

17
o Panjang Geotextile di Depan Bidang Longsor
Lr didapatkan dari perhitungan panjang di autocad

L TOT = Le + Lo + Lr + Sv

4.4 FOUNDATION STABILITY POTONGAN A-A

KaA
2
( 2 )
= tan 45
2
( 252 ) = 0.406
= tan 45

25
KpA = tan ( 45+ )
2
= tan ( 45+ ) = 2.464
2
2 2
Menghitung Tegangan Vertikal
v1 = q + ( timb . H timb) = 1.5 + (1.9 * 6.5) = 13.85 t/m2
v2 = v1 + ( A . H) = 13.85 + (0.85 * 1.5) = 15.125 t/m2
v3 = 0 t/m2
v4 = v3 + ( A . H) = 0 + (0.85 * 1.5) = 1.275 t/m2
Menghitung Tegangan Horizontal
H1 = v1 . KaA 2. c u. KaA = (13.85*0.405) (2*2* 0.405 ) =
3.064 t/m2
H2 = v2 . Ka A 2 . c u . KaA = (15.125*0.405) (2*2* 0.405 ) =
3.58 t/m2
H4 = v4 . KpA +2. c u. KpA = (0*2.464) + (2*2* 2.464 ) = 6.279

18
t/m2
H5 = v5 . KpA + 2 . cu . KpA = (1.275*2.464) + (2*2* 2.464 ) =
9.42 t/m2

P1 = H1 * h = 4.596 t
P2 = (H2-H1) * h * 0.5 = 0.387 t
P3 = H3 * h = 9.4185 t
P4 = (H4 - H3) * h * 0.5 = 2.3558 t
Pa2 = P1 + P2 = 4.983 t
Pp = P3 + P4 = 11.7743 t
P p+ S u 1 . S u 2 . L
Pa 2
SF
11.7743+27.89.75
4.983
1.5
4.983 t 109.25 t(OK )

4.5 INTERNAL STABILITY POTONGAN B-B


Mencari nilai Ka
30
2
Ka = tan 45 ( 2 ) 2
= tan 45 ( 2 ) = 0,333

Mencari nilai tegangan vertical (v)


v1 = q = 15 kN/m2
v2 = v1 + ( . H timb) = 15 + (19 . 3,5) = 81.5 kN/m2
Mencari nilai tegangan horizontal (H)
H1 = v1 . Ka 2 . c . Ka = (15 . 0,333) (2 . 0 . 0,333 ) = 4,995
kN/m2
H2 = v2 . Ka 2 . c . Ka = (81.5 . 0,333) (2. 0 . 0,333 ) = 27.14
kN/m2

19
Mencari nilai gaya (P)
P1 = (4.995 . 3.5) = 17.483 kN/m
( 27.144.995 ) .3.5
P2 = = 38.754 kN/m
2
3.5 . 5.25
WABC = Luas Segitiga ABC . timb = . 19 = 174.563 kN/m
2
( Berat efektif ABC ) tan
Pa 1
SF
174.563 . tan 20
P1 + P2
1.5
56.237 kN 42.357 kN (NOT OK)
Sehingga timbunan perlu dibuat counterweight atau kemiringan timbunan
perlu dilandaikan

4.3 OVERALL STABILITY POTONGAN B-B


Dilakukan 4 kali percobaan analisis dengan menggunakan program bantu
GEOSTUDIO 2012 untuk menghasilkan hasil yang akurat dengan FS rencana = 1.5.

Percobaan Pertama

20
Didapat nilai FS sebesar 1.75 dan MR sebesar 15.243 kNm. Nilai FS lebih
besar dari pada FS rencana sehingga tidak diperlukan perkuatan Geotextile.
Pada Percobaan ini tanah urugan diasumsikan sama dengan tanah dasar UD
01.
Percobaan Kedua

21
Untuk Percobaan kedua, ketiga dan keempat data tanah urugan disesuaikan
dengan yang terlampir pada bagian depan. Didapat nilai FS sebesar 1.118 dan
MR 887.65 kNm. Nilai FS lebih kecil dari pada FS rencana sehingga
diperlukan perkuatan Geotextile.
Percobaan Ketiga

Didapat nilai FS sebesar 1.148 dan MR 616.68 kNm. Nilai FS lebih kecil
dari pada FS rencana sehingga diperlukan perkuatan Geotextile.
Percobaan Keempat

22
Didapat nilai FS sebesar 1.198 dan MR 537.6 kNm. Nilai FS lebih kecil
dari pada FS rencana sehingga diperlukan perkuatan Geotextile. Hasil run
analysis dengan menggunakan aplikasi GeoStudio 2012 tidaklah berbeda jauh
dengan hasil run analysis dengan menggunakan aplikasi XSTABL. Sehingga
Perhitungan dapat dilanjutkan.
4.3.1 Perhitungan Kebutuhan Geotextile POTONGAN B-B
o Mencari momen pendorong akibat timbunan
Mr
Md =
SF
o Mencari momen penahan rencana
SF rencana = 1.5
Mr = Md . SF rencana
o Mencari Mr
Mr = Mr Mr

23
Dari hasil perhitungan percobaan diatas, diambil yang paling
membutuhkan penggunaan geotextile untuk menghitung jumlah
kebutuhan geotextile.
o Daya Dukung Geotextile
Tu
T allow =
Fsid . FScr . FScd . FSbd

o Mencari Jumlah Lapisan

o Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor


allow . SF
Le =
( t 1+t 2 ) . e
Dimana:
= C + tan
e = 0.8 - 0.85
Lo = 0.5 . Le

o Panjang Geotextile di Depan Bidang Longsor


Lr didapatkan dari perhitungan panjang di autocad

24
L TOT = Le + Lo + Lr + Sv

4.4 FOUNDATION STABILITY POTONGAN B-B

KaA
2
( 2 )
= tan 45
2
( 252 ) = 0.406
= tan 45

25
KpA = tan ( 45+ )
2
= tan ( 45+ ) = 2.464
2
2 2
Menghitung Tegangan Vertikal
v1 = q + ( timb . H timb) = 1.5 + (1.9 * 3.5) = 8.15 t/m2
v2 = v1 + ( A . H) = 8.15 + (0.85 * 1.5) = 9.425 t/m2
v3 = 0 t/m2
v4 = v3 + ( A . H) = 0 + (0.85 * 1.5) = 1.275 t/m2
Menghitung Tegangan Horizontal
H1 = v1 . KaA 2 . cu . KaA = (8.15*0.405) (2*2* 0.405 ) =
0.755 t/m2
H2 = v2 . Ka A 2 . c u . KaA = (9.425*0.405) (2*2* 0.405 ) =
1.2715 t/m2
H3 = v3 . KpA +2. c u. KpA = (0*2.464) + (2*2* 2.464 ) = 6.279
t/m2
H4 = v44 . KpA +2. c u. KpA = (1.275*2.464) + (2*2* 2.464 ) =
9.42 t/m2

P1 = H1 * h = 1.1325 t

25
P2 = (H2-H1) * h * 0.5 = 0.387 t
P3 = H3 * h = 9.4185 t
P4 = (H4 - H3) * h * 0.5 = 2.3558 t
Pa2 = P1 + P2 = 1.5195 t
Pp = P3 + P4 = 11.7743 t
P p+ S u 1 . S u 2 . L
Pa 2
SF
11.7743+27.85.25
1.5195
1.5
1.5195 t 62.449 t (OK )

26

Anda mungkin juga menyukai