Pembangunan Infrastruktur Pendidikan untuk Peningkatan
Kualitas SDM Masyarakat Perbatasan
Kawasan Perbatasan merupakan kawasan strategis nasional dengan
berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Namun, rendahnya kualitas SDM Masyarakat di kawasan perbatasan menyebabkan potensi di kawasan perbatasan tidak dapat terkelola dengan baik. Rendahnya Kualitas Sumber daya Manusia di Kawasan Perbatasan ini sangat terkait dengan tingkat pendidikan masyarakat di kawasan Perbatasan. Rata-rata pendidikan masyarakat perbatasan yang hanya sampai di tingkat SD, bahkan sebagian ada yang tidak memperoleh pendidikan menyebabkan kualitas SDM masyarakat menjadi rendah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di perbatasan sebagian besar dikarenakan sulitnya akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Kondisi geografi dan sulitnya aksesibilitas jalan di kawasan perbatasan turut mempersulit masyarakat untuk mengikuti proses belajar di Sekolah. Di hampir semua kawasan perbatasan, para siswa rela berjalan kaki dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menuju sekolah tempat mereka belajar. Kondisi tersebut juga terjadi pada beberapa kawaan perbatasan yang berupa kepulauan, dimana para siswa harus menyeberang pulau untuk mendapatkan pendidikan. Kondisi tersebut salah satunya terjadi di Distrik Sota, Kabupaten Merauke. Saat ini, SMA di Distrik Sota hanya berjumlah 1 unit yang berada di kampung Sota. Begitu juga SMP hanya berjumlah 3 yang berlokasi di Kampung Sota, Kampung Erambu, dan Kampung Yenggandur. Sedangkan siswa yang bersekolah di SMP maupun SMA di Distrik Sota sebagian besar harus menempuh jalan yang cukup jauh dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencapai sekolah. Tak jarang banyak siswa yang malas untuk pergi ke sekolah, bahkan ada sebagian siswa yang datang ke sekolah setiap 2 minggu sekali. Terkait dengan masalah tersebut, BNPP melalui Keasdepan ekonomi dan Kesra berupaya untuk membangun Asrama di dekat Sekolah yang diperuntukkan bagi siswa yang lokasi rumahnya jauh dari sekolah. Pada tahun 2015, BNPP sudah membangun Asrama siswa SMP & SMA di Kampung Sota melalui dana TP (Tugas Pembantuan). Begitu juga pada tahun ini, asrama siswa kembali akan dibangun untuk siswa SMP di Kampung Erambu. Dengan adanya asrama diharapkan para siswa khususnya yang berlokasi jauh dari sekolah dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah lebih rajin dan lebih efektif. Selain permasalahan terkait akses dan lokasi menuju sekolah, permasalahan infrastruktur pendidikan yang terjadi di kawasan perbatasan antara lain yaitu kondisi gedung sekolah yang tidak terawat, kurangnya ruang kelas, ketidaktersediaan fasilitas pendukung sekolah seperti perpustakaan dan laboratorium, kurangnya tenaga pengajar, kurangnya fasilitas pembelajaran, dan sebagainya. Menghadapi permasalahan tersebut, BNPP melalui Keasdepan ekonomi dan Kesra berkoordinasi dengan Kementrian Pendidikan berupaya untuk membangun infrastruktur pendidikan di kawasan perbatasan melalui beberapa program/kegiatan antara lain yaitu pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), rehabilitasi Ruang Kelas yang sudah rusak, membangun Unit Sekolah baru (USB) untuk daerah yang belum terlayani sekolah, Pembangunan ruang Perpustakaan, Pembangunan ruang laboratorium, maupun pembangunan fasilitas pembelajaran lainnya yang diperlukan dalam sekolah. Selain fasilitas pembelajaran, pembangunan rumah dinas guru juga menjadi salah satu program yang diupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru di kawasan perbatasan. Melalui program-program sebagaimana telah disebutkan diatas diharapkan masyarakat di perbatasan dapat terpenuhi kebutuhan pendidikannya sesuai dengan program Wajib belajar 9 tahun yang diprogramkan oleh pemerintah. Dengan begitu kualitas SDM masyarakat di perbatasan juga tidak tertinggal jauh dibandingkan di daerah-daerah pusat kota. Terkait dengan kualitas