Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA

Satino, Yuyun Setyorini


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract: exclusive breastfeeding, primiparous. This study aims to analyze the factors
that influence exclusive breastfeeding, especially in primiparous mothers. The benefit of
this study is as a reference or consideration for repair service, do more research and
additional studies in the learning process. The design of this study is the "cross-sectional"
that every subject in the observations while at the same time, meaning that the subject is
observed only once and is measured according to the circumstances at the time of
observation (Notoatmodjo, 2002). In this study, researchers wanted to get an overview of
the factors affecting exclusive breastfeeding in primiparous mothers. The results showed
that age, education, work, knowledge, behavior and environment affect exclusive
breastfeeding.

Keywords: exclusive breastfeeding, primiparous.

Abstrak: ASI eksklusif, primipara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif khususnya pada ibu primipara.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan acuan atau pertimbangan untuk
memperbaiki pelayanan, melakukan penelitian lebih lanjut dan tambahan kajian dalam
proses pembelajaran. Rancangan pada penelitian ini adalah cross sectional yaitu setiap
subyek di observasi sekaligus pada saat yang sama, artinya subyek hanya diobservasi satu
kali saja dan diukur menurut keadaannya pada saat diobservasi (Notoatmodjo, 2002).
Pada penelitian ini peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, perilaku dan
lingkungan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

Keywords: ASI eksklusif, primipara.

ASI (Air Susu Ibu) merupakan usia 0 6 bulan. Memberikan makan


makanan yang paling cocok bagi bayi bayi dengan ASI tidak hanya
serta mempunyai nilai gizi yang memberinya awal kehidupan yang
paling tinggi dibandingkan dengan sehat dan bergizi, tetapi juga
makanan bayi yang dibuat manusia merupakan cara yang hangat, penuh
ataupun susu hewan, seperti susu kasih sayang dan menyenangkan serta
sapi. ASI mengandung lebih dari 200 bayi merasa aman, terlindung
unsur-unsur pokok antara lain zat dan disayangi (Welford, 2001).
putih telur, lemak, karbohidrat, Manfaat utama dari ASI eksklusif
vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, bagi bayi adalah sebagai nutrisi
hormon, enzim, zat kekebalan dan sel terbaik, meningkatkan daya tahan
darah putih. Semua zat ini terdapat tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan
secara proporsional dan seimbang meningkatkan jalinan kasih sayang.
antara satu dengan yang lainnya. ASI Pada waktu lahir sampai bayi
adalah makanan terbaik untuk bayi berusia beberapa bulan, bayi belum

125
126 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214

dapat membentuk kekebalan sendiri eksklusif sampai dengan 6 bulan


secara sempurna. ASI mampu hanya 15,3%.
memberikan perlindungan baik secara Berdasar permasalahan diatas
aktif maupun pasif, ASI tidak saja diprioritaskan program Peningkatan
menyediakan perlindungan yang unik Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) ,
terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga karena dampaknya yang luas terhadap
merangsang sisitem kekebalan bayi status gizi dan kesehatan Balita.
itu sendiri. Adanya zat kekebalan ini Program prioritas ini berkaitan juga
pada bayi yang diberi ASI eksklusif dengan kesepakatan global antara
akan terhindar dari berbagai macam lain: Deklarasi Innocenti (Italia) tahun
infeksi atau penyakit. Umumnya 1990 tentang perlindungan, promosi,
komposisi ASI disesuaikan dengan dan dukungan terhadap penggunaan
kecepatan tumbuh untuk mencapai ASI. Disepakati pula untuk pemberian
berat badan lahir sebanyak dua kali ASI Eksklusif sebesar 80% pada
lipat pada usia 3 4 bulan. Bayi tahun 2000. Konferensi Tingkat
termasuk kelompok bayi yang pada Tinggi tentang kesejahteraan anak
waktu lahir masih sangat belum tahun 1990 salah satu kesepakatannya
matang sehingga tergantung penuh adalah semua keluarga mengetahui
pada orang tua. Untuk perawatan arti penting mendukung wanita dalam
serta untuk kelangsungan hidupnya tugas pemberian ASI saja untuk 4 6
diperlukan waktu sekitar 4 4,5 bulan bulan pertama kehidupan anak dan
agar berat badan dapat digandakan 2 memenuhi kebutuhan makanan anak
kali berat lahirnya. Ini merupakan berusia muda pada tahun-tahun rawan
salah satu alasan mengapa ASI (Utami Roesli, 2000). Pada
eksklusif harus diberikan pada bayi peringatan Pekan ASI sedunia tahun
usia 0 4 bulan, bahkan pada tahun 1999, telah dicanangkan kembali
1999, setelah pengalaman selama 9 Gerakan Masyarakat peduli ASI pada
tahun. tanggal 2 Agustus oleh Presiden RI.
Pencapaian ASI eksklusif Sampai sekarang ini kalangan
hingga saat ini belum medis maupun pemerintah sedang
menggembirakan, dari penelitian gencar-gencarnya mengkampanyekan
terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek penggunaan ASI Eksklusif, hal ini
(1995), diperoleh fakta bahwa yang dilakukan karena masih banyak
memberi ASI eksklusif selama 4 persepsi-persepsi yang cenderung
bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% keliru tentang pemberian ASI
ibu-ibu tersebut menyusui. Dari eksklusif, menyadari akan hal ini
penelitian tersebut juga didapatkan maka perlu dilakukan penelitian
bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tak tentang faktor apa saja yang
pernah mendapatkan informasi mempengaruhi pemberian ASI
khusus tentang ASI, sedangkan eksklusif pada ibu primipara.
70,4% ibu tak pernah mendengar
informasi tentang ASI eksklusif METODE PENELITIAN
(Utami Roesli, 2000). Berdasarkan Rancangan pada penelitian ini
hasil RISKESDAS tahun 2010 adalah cross sectional yaitu setiap
menunjukkan adanya penurunan subyek di observasi sekaligus pada saat
prosentase bayi yang menyusu yang sama, artinya subyek hanya
diobservasi satu kali saja dan diukur
Satino, Yuyun Setyorini, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi 127

menurut keadaannya pada saat tingkat pengetahuan sedang sebanyak


diobservasi (Notoatmodjo, 2002). Pada 28% (14 responden).
penelitian ini peneliti ingin mendapatkan
gambaran tentang faktor yang Tabel 3.
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif Distribusi frekuensi perilaku
pada ibu primipara. Perilaku Frekuensi Prosentase
Tidak Baik 10 20
HASIL PENELITIAN Baik 40 80
Total 50 100
Tabel 1.
Distribusi frekuensi pendidikan
Dari tabel 3 diatas terlihat
bahwa perilaku responden tentang
Pendidikan Frekuensi Prosentase
Rendah 6 12
pemberian ASI eksklusif dibagi
Sedang 12 24 menjadi dua yaitu perilaku baik dan
Tinggi 32 64 perilaku tidak baik. Perilaku
Total 50 100 pemberian ASI eksklusif dengan
Berdasarkan tersebut diatas. kategori baik sebesar 80% (40
pendidikan responden terbanyak responden) sedangkan perilaku
adalah kategori pendidikan tinggi pemberian ASI eksklusif dengan
yaitu diploma, sarjana dan pasca kategori yang tidak baik sebanyak
sarjana sebesar 64% (32 responden), 20% (10 responden).
yang terkecil adalah pendidikan
tingkat rendah yaitu Sekolah Dasar Tabel 4.
(SD) sebesar 12% (6 responden) dan Distribusi frekuensi lingkungan
responden dengan pendidikan sedang Perilaku Frekuensi Prosentase
(SMP, SMA) sebanyak 24% (12 Tidak
18 36
Mendukung
responden).
Mendukung 32 64
Total 50 100
Tabel 2.
Distribusi frekuensi pengetahuan Faktor lingkungan yang
Pendidikan Frekuensi Prosentase
mendukung pemberian ASI eksklusif
Kurang 8 16
Sedang 14 28
sebanyak 64% (32 responden) dan
Baik 28 56 lingkungan yang tidak mendukung
Total 50 100 pemberian ASI eksklusif sebesar 36%
(18 responden).

Berdasarkan tabel 2. dapat


disimpulkan bahwa responden dengan Hubungan pendidikan dan
tingkat pengetahuan tentang ASI pengetahuan
eksklusif dengan kategori baik Pengetahuan tentang ASI
sebanyak 56% (28 responden) eksklusif dengan kategori baik
sedangkan responden dengan tingkat sebanyak 56% (28 responden) yang
pengetahuan tentang ASI eksklusif didominasi oleh ibu dengan
dengan kategori kurang sebesar 16% pendidikan tinggi (diploma, sarjana
(8 responden) dan responden dengan dan pasca sarjana) yaitu sebanyak
46% (23 responden), dan pendidikan
128 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214

sedang (SMP, SMA) sebanyak 10% bahwa pendidikan merupakan


(5 responden). Sedangkan pada penuntun manusia untuk berbuat dan
tingkat pengetahuan sedang sebanyak mengisi kehidupan yang dapat
28% (14 responden) serta tingkat digunakan untuk mendapatkan
pengetahuan kurang sebanyak 16% (8 informasi, sehingga dapat
responden). meningkatkan kualitas hidup. Juga
Kaitan pendidikan dan perilaku menurut Notoadmodjo (2010)
Delapan puluh persen sebagaimana umumnya semakin
responden mempunyai perilaku yang tinggi pendidikan seseorang maka
baik dalam pemberian ASI eksklusif. semakin mudah mendapatkan
60% (30 responden) dengan perilaku informasi dan akhirnya
baik dalam pemberian ASI eksklusif mempengaruhi perilaku seseorang.
yang memiliki pendidikan tinggi Menurut Rini (2008),
(diploma, sarjana, pasca sarjana), pendidikan berhubungan dengan
18% (9 responden) dengan pembangunan dan perubahan
pendidikan sedang (SMP, SMA) dan kelakuan. Pendidikan berkaitan
2% (1 responden) dengan pendidikan dengan transmisi, pengetahuan, sikap,
rendah (SD). kepercayaan, ketrampilan dan aspek
Kaitan pendidikan dan lingkungan kelakuan yang lain. Dengan
Hubungan pendidikan dengan pendidikan yang tinggi akan
lingkungan yang mendukung mempengauhi pola fikir seseorang
pemberian ASI eksklusif sebanyak untuk bertindak dan mengambil
64% dengan rincian sebagai berikut keputusan yang sebaik-baiknya
pada pendidikan tinggi (diploma, sehingga muncul sifat kedewasaan
sarjana, pasca sarjana) sebanyak 46% disamping itu hal yang
(23 responden), pendidikan sedang mempengaruhi pemberian ASI adalah
(SMP, SMA) 16% (8 responden) dan pengalaman dan pengalaman yang
pendidikan rendah (SD) sebanyak membuat responden tidak
2% (1 responden). Sedangkan memberikan susu formula pada
lingkungan yang tidak mendukung bayinya.
pemberian ASI eksklusif sebanyak Pengetahuan dalam penelitian
36% (18 responden). ini adalah segala sesuatu yang ibu
ketahui ASI eksklusif, manfaat ASI
PEMBAHASAN eksklusif, dan cara pemberian ASI
Pendidikan terbanyak adalah eksklusif. Hasil penelitian
pada kategori pendidikan tinggi yaitu menunjukkan bahwa responden
diploma, sarjana dan pasca sarjana dengan tingkat pengetahuan tentang
sebesar 64% (32 responden), dan ASI eksklusif dengan kategori baik
yang terkecil adalah pendidikan sebanyak 56% (28 responden)
tingkat rendah yaitu Sekolah Dasar sedangkan responden dengan tingkat
(SD) sebesar 12% (6 responden). Hal pengetahuan tentang ASI eksklusif
ini menunjukkan bahwa semakin dengan kategori kurang sebesar 16%
tinggi tingkat pendidikan maka akan (8 responden) dan responden dengan
semakin baik pula perilaku seseorang tingkat pengetahuan sedang sebanyak
dalam hal ini adalah pemberian ASI 28% (14 responden).
eksklusif. Menurut Hidayat (2005)
Satino, Yuyun Setyorini, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi 129

Dari kondisi ini bararti bahwa faktor lingkungan berpengaruh


masyarakat memahami pengertian positif terhadap pemberian ASI
dan maksud dari program ASI eksklusif. Lingkungan merupakan
eksklusif. Responden yang memiliki kondisi yang ada di sekitar manusia
tingkat pengetahuan tinggi akan dan pengaruhnya, yang dapat
diwujudkan kedalam suatu tindakan. mempengaruhi perkembangan dan
Karena suatu tindakan akan terwujud perilaku orang atau kelompok.
jika responden memiliki keinginan
untuk melakukan tindakan tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN
Suatu tindakan atau perilaku Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akan terwujud apabila responden faktor umur, pendidikan, pekerjaan,
memahami dan mau melakukan pengetahuan, perilaku dan lingkungan
tindakan pemberian ASI eksklusif. mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
Dari hasil penelitian didapatkan Saran yang diberikan dari hasil
bahwa perilaku pemberian ASI tersebut adalah hendaknya perawat
eksklusif dengan kategori baik dalam melaksanakan perannya
sebesar 80% (40 responden) sebagai pelaksana atau pemberi
sedangkan perilaku pemberian ASI asuhan keperawatan kepada pasien
eksklusif dengan kategori yang tidak harus komprehensif dengan melihat
baik sebanyak 20% (10 responden). dari berbagai aspek, terutama pada
Hal ini menunjukkan bahwa kasus ibu dan bayinya.
responden sudah memahami dan mau
melakukan tindakan pemberian ASI DAFTAR RUJUKAN
eksklusif pada bayinya. Menurut Arikunto S., 2002. Prosedur
Allport (1954) yang dikutip oleh Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Notoatmodjo (2010), bahwa sikap Rineka Cipta. Jakarta.
adalah kecenderungan untuk
bertindak (trend to behave) yang Arifeen S. 2001. Exclisive
artinya sikap adalah merupakan breastfeeding reduces acute
komponen yang mendahului tindakan respiratory infection and
atau perilaku terbuka. diarrhea deaths among infants
Lingkungan adalah salah satu in Dhaka slums. Pediatr.
faktor yang mempengaruhi terhadap Bangladesh.
pembentukan dan perkembangan Azwar R., 2002. Pengantar
perilaku individu. Manusia tidak bisa Administrasi Kesehatan. Binara
melepaskan diri dari secara mutlak Aksara. UI. Jakarta
dari pengaruh lingkungan karena Azwar S.,2009. Sikap Manusia Teori
lingkungan senantiasa tersedia dan Pengukurannya. Pustaka
disekitarnya. Pelajar. Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan Depkes RI, 2004. Kebijakan
bahwa faktor lingkungan yang depatmenen kesehatan tentang
mendukung pemberian ASI eksklusif peningkatan pemberian air susu
sebanyak 64% (32 responden) dan ibu pekerja wanita. Pusat
lingkungan yang tidak mendukung kesehatan kerja Depkes.
pemberian ASI eksklusif sebesar 36% Jakarta.
(18 responden). Hal ini menunjukkan
130 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214

Depkes RI, 2005. Manajemen laktasi:


buku panduan bagi bidan dan
petugas kesehatan di
puskesmas. Direktorat Gizi
Masyarakat. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2010.
Pedoman Pekas ASI sedunia
(PAS). Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta
Lestari Budi, 2006. Cakupan
Pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia. Tesis UGM.
Yogyakarta.
Nasution, S., 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.
Notoadmodjo, S., 2005. Ilmu perilaku
kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Roesli S., 2000. Hubungan Informasi
tentang ASI kaitannya
dengan Pemberian Asi
Eksklusif. Skripsi. UI.
Jakarta.
Roesli U. 2005. Mengenal ASI
eksklusif Seri I. Trubus
Agriwidya. Jakarta.
Roesli U. 2008. Inisiasi Menyusu
Dini. Pustaka Bunda.
Jakarta.
Soekamto, N., 2002. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan,
Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
WHO. 2000. Nutrition profite of the
WHO south-east asia
region. WHO, regional
office for south-east asia.
New Delhi.
Waldo E.N. 1999. Ilmu Kesehatan
Anak. EGC. Jakarta.
Yuliarti, H. 2010. Keajaiban ASI.
Andi Offse. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai