Anda di halaman 1dari 3

BADAN KOORDINASI NASIONAL

LEMBAGA KESEHATAN MAHASISWA ISLAM


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(BAKORNAS LKMI PB HMI)
NATIONAL COORDINATION BOARD OF ISLAMIC STUDENT HEALTH INSTITUTE
CENTRAL BOARD OF ISLAMIC UNIVERSITY STUDENTS ASSOCIATION
Sekretariat :

Kerangka Acuan (Term of Reference )


DISKUSI AKHIR TAHUN
INDONESIA DARURAT HIV/AIDS, MARI LINDUNGI GENERASI BANGSA
Jakarta, 24 Desember 2016
Diselenggarakan Oleh Bakornas LKMI PB HMI

A. Latar Belakang
Epidemi AIDS (Acquired Immuno Defisiensi Syndrome) akibat perjangkitan HIV
(Human Imuno Virus) berkembang pesat pada beberapa dekade terakhir. Diperkirakan, setiap
tahun terdapat jutaan orang di dunia terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) via virus,
termasuk AIDS. Hampir di seluruh belahan dunia, kelompok relawan dan pihak-pihak
berkompeten disibukkan oleh AIDS.

Dengan melihat kondisi yang ada, pola pewabahan HIV/AIDS terbanyak dapat terjadi
melalui hubungan homoseksual, kemudian melalui PSK, laki-laki dengan PMS, wanita hamil
serta bayi dan anak-anak. Permasalahan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya
konsumsi narkotika di kalangan remaja. Hingga saat ini, antara HIV/AIDS dan narkotika, nyaris
tak dapat dipisahkan. Yang paling rentan dalam hal ini adalah masyarakat awam yang intens
berinteraksi dengan mereka penderita HIV/AIDS yang tidak terdeteksi.

Di Indonesia, AIDS bukan lagi nama penyakit asing didengar. Penderita HIV/AIDS dapat
ditemui hingga ke berbagai pelosok, tersebar secara tidak merata berdasarkan tingkat ekonomi
dan gejolak sosial masyarakat setempat. Angka-angka yang menunjukkan jumlah penderita
positif AIDS, kerap kali bukan merupakan gambaran kondisi sebenarnya. Gambaran penularan
HIV/AIDS tidak lebih merupakan fenomena gunung es (iceberg phenomenon).

AIDS dalam Perspektif Gender

Sejak awal, sejarah AIDS mencatat bahwa kelompok yang paling rentan transmisi virus
HIV-nya adalah kaum perempuan. Melalui hubungan seksual, seorang perempuan beresiko
tertular HIV sebanyak 2-4 kali di atas laki-laki. Jika dilihat lebih jauh, faktor ekonomi memang
banyak berperan dalam hal ini. Posisi inferior kaum perempuan dalam rumah tangga menjadi
salah satu penyebabnya. Ketakberdayaan sebagian besar perempuan akan kekuasaan suaminya,
termasuk untuk menolak hubungan seksual meningkatkan probabilitas terjangkit penyakit
kelamin seperti AIDS. Apalagi, jika sang suami sering jajan di luar atau memang telah
mengidap PMS.

Selain itu, kecenderungan kaum perempuan mencari pekerjaan sendiri akibat tuntutan
hidup, semakin membuka kemungkinan-kemungkinan suburnya HIV/AIDS. Banyak kaum
perempuan terjebak dalam aktivitas pelacuran (prostitusi) atau menjadi Tenaga Kerja Wanita
BADAN KOORDINASI NASIONAL
LEMBAGA KESEHATAN MAHASISWA ISLAM
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(BAKORNAS LKMI PB HMI)
NATIONAL COORDINATION BOARD OF ISLAMIC STUDENT HEALTH INSTITUTE
CENTRAL BOARD OF ISLAMIC UNIVERSITY STUDENTS ASSOCIATION
Sekretariat :

(TKW) ke luar negeri. Pada saat bekerja, baik sebagai WTS maupun TKW, kaum perempuan
kerap kali tidak mendapat perlindungan hukum dan medis yang memadai, tetapi justru menjadi
bumerang baginya. Tidak sedikit kasus perjangkitan PMS dan penyakit kelamin lainnya
menjangkiti para pekerja perempuan saat mereka kembali ke kampung halamannya.

Secara berantai, infeksi semacam ini akan menyebar ke orang lain hingga tak terhingga
jumlahnya. Yang paling menyedihkan jika sang perempuan sedang mengandung atau menyusui
bayinya. Jika tak dicegah secepatnya, dikhawatirkan jumlah korban akan semakin besar,
melenyapkan sejumlah harapan hidup yang masih tersisa.

Secara ringkas, hasil desk review terhadap berbagai dokumen ilmiah dan kebijakan terkait
penanggulangan HIV-AIDS di tingkat nasional maupun internasional mendukung strategi
pencegahan yang komprehensif, meliputi pencegahan dengan pendekatan biomedik seperti
sirkumsisi, testing, dan konseling HIV, yang dilanjutkan dengan pengobatan antiretroviral
(ARV) jika positif, penanganan infeksi menular seksual (IMS), dan pencegahan berbasis ARV
lainnya. Selain itu, pencegahan dengan pendekatan perilaku juga penting dilakukan melalui
berbagai upaya promosi kesehatan, baik individual maupun masyarakat. Di sisi lain, diperlukan
dukungan struktural berupa reformasi kebijakan dan peraturan yang menghambat pelayanan,
serta gerakan pemberdayaan baik berbasis gender, ekonomi, dan pendidikan masyarakat.
Disadari bahwa di tingkat layanan primer, pendekatan struktural lebih bergantung pada upaya
lintas sektor instansi atau organisasi terkait lainnya.

B. Tujuan
Tujuan umum dari diskusi ini memberikan pencerahan bagaimana cara pencegahan dan
penanggulangan HIV- AIDS di masyarakat. Diskusi ini akan menggambarkan kepada peserta
bagaimana perkembangan HIV/AIDS yang semakin berkembang di masyarakat. Dan diperlukan
langkah-langkah konkrit kerja sama pemerintah, lintas sektor instansi dan organisasi untuk upaya
promosi kesehatan.

C. Waktu dan Lokasi


Hari/Tgl : Sabtu, 24 Desember 2016
Tempat: : Ruang Sidang Sekretariat PB HMI, Guntur.

D. Teknik Pelaksanaan
BADAN KOORDINASI NASIONAL
LEMBAGA KESEHATAN MAHASISWA ISLAM
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(BAKORNAS LKMI PB HMI)
NATIONAL COORDINATION BOARD OF ISLAMIC STUDENT HEALTH INSTITUTE
CENTRAL BOARD OF ISLAMIC UNIVERSITY STUDENTS ASSOCIATION
Sekretariat :

Narasumber dan pokok bahasan:


1. Dr. Dyah Agustina Waluyo (Ketua Pokja HIV/AIDS PB IDI)

2. Dr. Nurlan Silitonga (Pemilik klinik Angsa Merah)

3. DR. Farida Wulandari, M.Pd (Konsultan dan Praktisi Pendidikan Anak)

Target Peserta:
Target peserta yang diharapkan dalam diskusi ini adalah berasal dari :
1. Pengurus Bakornas LKMI PB HMI
2. Kader HMI
3. Mahasiswa umum

E. Penutup
Demikianlah TOR ini dibuat dengan harapan semua pihak dapat bekerjasama demi
kesuksesan acara ini. Terimakasih sedalam-dalamnya dan semoga Allah SWT mencurahkan
rahmat dan karunia-Nya sepanjang usia kita.

Jakarta, 21 Desember 2016 M


22 Rabiul Awal 1438 H

PENGURUS
BADAN KOORDINASI NASIONAL
LEMBAGA KESEHATAN MAHASISWA
ISLAM (BAKORNAS LKMI) PB HMI
PERIODE 14371439 H/20162018 M

TAUFAN IHSAN TUARITA DEWANGGA PRIMANANDA S


DIREKTUR EKSEKUTIF SEKRETARIS DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai