- Sianosis :
Kesalahan muara semua vena pulmonalis
o Terdapat sianosis
o Volume aliran darah ke dalam pulmo berlebih
o Shunt terletak pada daerah atrium
Patofiologi :
Gambaran klinis :
Gejala2 klinis agak tidak spesifik, kecuali adanya sianosis. Pada umumnya
bayi dengan kelainan ini tidak bergejala. Dapat terjadi gagal jantung pada
umur 2-3 bulan.
Umumnya obstruksi terbatas hanya sampai pada bagian jalan keluar ventrikel
kanan, disertai atau tidak dengan kombinasi PS valvular dan kadang-kadang
dengan anulus ostium pulmonalis yang sempit atau stenosis cabang a.
Pulmonalis. Bagian-bagian krista supra-ventrikularis terganggu pada TF, sebagai
akibat terdapatnya VSD (lerutama bagian parietal krista berpindah ke atas ke
arah septum). Distal dari krista terdapat infundibuium; obslrukss ventrikel terjadi
pada jalan keluar danjuga pada inlet infundibuium. Pada keadaan ekstrim, maka
bagian septum krista pindah ke alas tempal terdapat rnekanisme sfingter yang
kuat di bagian jalan keluar ventrikei kanan. Hipeitrofi akan terjadi terus-menerus
pada sfingter ini, sehingga kemudian terjadi penyempitan ekstrim jalan keluar
ventrikel kanan.
VSD umumnya besar dan sering terletak di bagian atas septum ventrike!, di
sebelah kanan bawah katup aorta dan di bawah krista supraventrikularis.
Overiding aorta lebih mengarah ke hemodinamika daripada pengertian anatomik
saja Basis aorta terhadap VSD berpindah ke arah ventral, kadang-kadang
membuat bentuk demikian rupa sehingga dapat dikatakan ada transposisi
sebagian aorta. Hipertrofi ventrikel kanan adalah akibat obstruksi ventrikel
kanan. Aorta umum-nya melebar. 25% penderita dengan arkus ke kanan, aorta
membelok. Terutama pada TF berat, terjadilah a. interkostalis dari aorta
desendens serta anyaman kolateral yang rapat rapat rapat dari a. bronkialis
dalam perut.
o Terdapat sianosis
o Aliran darah dalam paru berkurang
o Shunt pada daerah ventrikel
Tetralogi fallot selalu digambarkan dengan 4 kelainan, antara lain :
Penderita yang pada waktu bayi sampai masa kanak2 tidak sianosis
( penderita golongan 2 ) dan kalu bekerja hana timbul keluh kesah ringan,
penderita tipe ini dapat hidup sampai kurang lebih umur 40 tahun.
Komplikasi lain pada anak dengan tetralogi Fallot dan dengan sianosis
berat ialah adanya polisitaemia, abses otak, endokarditis lenta, episode
trombosis, dan gangguan perdarahan.
- Non-sianosis
VSD
1. Defek Septum Ventrikel (DSV / VSD)
DSV / VSD adalah PJB yang paling sering ditemukan yaitu 25%-30% dari
semua jenis PJB. Diagnosis kelainan setelah melewati masa neonatus
karena pada minggu-minggu pertama bising belum terdengar oleh karena
resistensi vaskular paru masih tinggi dan akan menurun setelah 8-10
minggu. Kelainan DVS / VDS sering bersama dgn kelainan lain misalnya :
trunkus arteriosus dan tetralogi fallot.
Sifat khusus : Tidak ada sianosis, aliran darah pada a.pulmonalis lebih
banyak, shunt pada daerah ventrikel.
Patofisiologi :
a. DSV / VSD Kecil & Sedang dengan tahanan pada a.pulmonalis masih
normal.
b. DSV / VSD Besar dan sudah disertai hipertensi pulmonal dinamis
artinya hipertensi pulmonal terjadi karena bertambahnya volume
darah pada a.pulmonalis tetapi belum ada kenaikan tahana
a.pulmonalis atau belum ada arteriosklerosis a.pulmonalis.
c. DSV / VSD Besar dengan hipertensi pulmonal yang permanen karena
pada kelainan ini sudah disertai arteriosklerosis a.pulmonalis.
Gejala-gejala klinis :
- DSV / VSD Kecil : Biasanya tidak ada gejala, jantung normal / sedikit
membesar dan tidak ada gangguan tumbuh kembang serta bunyi
jantung biasanya normal dapat ditemukan bising sistolik pendek yang
mungkin didahului early systolic click dan tepat sebelum S2. Diameter
defek 1-5 mm. Besar defek bukan satu-satunya faktor menentukan
besarnya aliran darah.
- DSV / VSD Sedang : Biasanya timbul sesak nafas pada saat minum dan
makan serta kenaikan berat badan yang tidak memuaskan dan sering
menderita infeksi paru sehigga sering menderita batuk. Pada vsd/dvs
sedang jarang terjadi gagal jantung kecuali bila anak ini terjadi
endokarditis infektif atau anemia. Pada auskultrasi terdengar getaran
bising pansistolik yang cukup keras dengan derajat 3 pada sela iga 3-4
linea paraseternalis kiri. Seranagn dispne paroksismal sering timbul.
Diameter defek 5-10 mm.
- DSV / VSD Besar : Sering menimbulkan gagal jantung, bayi sering
sesak nafas saat istirahat, kadang sianosis kekurangan oksigen akibat
gangguan pernafasan, gagal tumbuh sangat nyata, dan terdapat jari-
jari tabuh (clubbing fingers). Biasanya bunyi jantung masih normal
dapat didengan bising pansistolik dengan atau tampa getaran bising.
Hati menjadi teraba besar akibat bendungan sistemik, namun edema
jarang ditemukan.
CARDIAC OUTPUT
SV x HR
Nilai normal pada anak2 :
Sifat khusus : Tidak ada sianosis, volume aliran darah keparu bertambah,
shunt terletak didaerah atrium.
Normalnya :
Sianosis
sianosis hanya terdapat setelah menangis, minum dan stres. Serangan
anoksia merupakan kau tanda bahaya pertama. Segera setelah bangun atau
setelah menangis keras, terjadi sianosis jelas, setelah itu pucat dan pingsan.
Penyebab serangan ini masih belum jelas.
Anak dengan sianosis terus-menerus sekitar umur 6 bulan, pertama-tama
menunjukkan jari-jari tabuh. Anak dengan TF berat senngjongkok (squaring)
yang patognomonik untuk kelainan ini.
Palpasi : Impuls ventrikel kanan jelas, sering teraba getaran bising sepanjang
tepi sternum kiri.
Pada serangan anoksia bising menghilang, karena pada saat itu aliran darah mi-
nimal atau tidak ada darah sama sekali yang mengalir ke paru. Pada sirkulasi ko-
lateral a. bronkialis yang luas, terdengar bising pada sebelah kiri sternum di
samping kedua sisi kolumna vertebralis di punggung (bising sistolik lemah
berfrekuensi tinggi).
Asianosis
Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pemeriksaan fisik;
Aktivitas ventrikel
Thrill 85% positif
P2 80% mengeras
Mur mur sistolik kasar:sela iga III-IV
Flow mur mur (-)/(+)
(KAPITA SELEKTA edisi 2)
Berhenti menetek :
Untuk membedakan pada bayi yang menangis biasa akan timbul sianosis,
maka terdapat kelainan kardiovaskular, sedangkan pada bayi yang
menangis lama dan menahan nafas mungkin karna marah atau ketakutan,
ini bukan termasuk kelainan kardiovaskuler.
Hal ini desebabkan oleh traktus respiratorius menjadi basah sehingga fungsi
tolet bronkial menjadi terganggu. Terdapatnya gagal jantung akan
menambah kemungkinan terjadinya infeksi saluran nafas ini, demikian pula
keadaan umum penderita yang buruk ( gizi kurang, anoreksia ) pada
kelainan jantung sianotik memberi pengaruh yang sama.