Sumber inhalan bahan toksik Kebakaran : karbondioksida,karbonmonoksida metan, ozon, nitrogen dioksida, amonia aldehid Emisi kendaraan : karbonmonoksida ,hidrokarbon,nitrogen dioksida, timbal Kegiatan industri Asap rokok Letusan gunung berapi Inhalasi agen toksik
Kronik Akut
Penyakit paru Iritasi mukosa
obstruksif Erosi mukosa Asma/Rhinitis Keruskan mukosa Bronkiektasis Pneumonitis Fibrosis
Infeksi sekunder ALI/ARDS
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) DEFINISI Adalah suatu sindroma gagal nafas akut akibat kerusakan sawar membran kapiler alveoli , sehingga menyebabkan edema paru akibat peningkatan permeabilitas.
Bentuk ARDS yang lebih ringan adalah ALI (acute
lung injury). Penyebab Inhalasi bahan toksisk BGA 12-24 jam Hipoksemia menetap PO2 < 60 mmhg PO2/FiO2 < 200 AADO2 > 300 Distres pernafasan Perburukan sesak nafas Takipneu X R Thorak Infiltrat difus bilateral
ARDS
Tekanan baji kapiler paru/PCWP < 18 mmhg
ALI jika PO2/FIO2 200-300 mmhg PATOGENESIS Pada keadaan normal terdapat keseimbangan antara tekanan onkotik dan hidrostatik antara kapiler paru dan alveolar.
Teraktivasinya kaskade inflamasi yang
berasal dari suatu fokus kerusakan jaringan tubuh. Neutrofil yang teraktivasi akan melepaskan toksin / sitokin.Sebagai hasilnya: kerusakan endotel → Peningkatan permeabilitas kapiler alveoli. Alveoli penuh eksudat kaya protein, banyak neutrofil dan sel inflamasi Pada tahap awal terjadi peningkatan kandungan cairan jaringan interstisial antara kapiler dan alveoli Trauma Kerusakan alveolar/endotel vaskuler
Aktivasi kaskade inflamasi
Inisiasi : pelepasan mediator inflamasi ke paru
dan sistemik Amplifikasi: Netrofil teraktivasi tertarik ke dan tertahan di paru Injuri: Netrofil melepaskan mediator inflamasi merusak paru dan merangsang inflamasi
Kerusakan membran alveolar-kapiler
Kerusakan membran alveolar-kapiler
Peningkatan permeabilitas membran
Aliran cairan ke alveoli
Kerusakan surfaktan dan alveoli lanjut:
1. Fase eksudatif 2. Fase proliferatif 3. Fase fibrosis Eksudatif
Edema interstisial dan alveolar
Nekrosis sel pneumosit tipe 1 Terlepasnya membran hialin Pembengkakan sel endotel Pembentukan membran hialin Hipertensi pulmoner
Proliferatif: proliferasi sel epitel pneumosit tipe 2
Kriteria Diagnosis: 1.Riwayat pencetus. 2.Hipoksemia refrakter dengan terapi oksigen PaO2/FiO2 <200 . 3.X Foto thorak : infiltrat bilateral difus. 4.Tidak ada gejala edema paru kardiogenik dan tekanan baji ≤ 18 mmHg. Pada ARDS nilai AaDO2 >300. Penatalaksanaan 1. Terapi oksigen 2. Intubasi dan ventilasi mekanis 3. Terapi untuk memperbaiki oksigenasi Postur telungkup Vasodilator a. pulmoner ( nitrit okside, prostasiklin ) 4. Terapi pengganti surfactan 5. Terapi anti inflamasi : Glukokortikoid 6. Tatalaksana umum : Optimalisasi hemodinamik : terapi cairan, koreksi anemia Nutrisi : enteral feeding 7. Terapi penyakit dasar Keracunan karbonmonoksida (CO) Gas yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,tidak mengiritasi Dihasilkan dari pembakaran Keracunan tersering berasal dari asap knalpot mobil/motor Batas paparan yang diperbolehkan 35 ppm 8 jam/ hari kerja Paparan yang berbahaya terhadap kehidupan adalah 1500 ppm Paparan 1000ppm dalam beberapa menit dapat menyebabkan pembentukan COHb 50% CO
Berikatan dengan Hemoglobin 250x lebih kuat dari O2
O2 terlepas dari Hemoglobin COHB
Pasokan O2 turun Interaksi protein heme
Kurva penguraian HbO2 bergeser kekiri
Pengurangan pelepasan O2 dari
Hipoksia darah kejaringan enzim sitokrom oksidase CO
Oksidasi mitokondria ATP
Gejala klinis Akut 1. Ringan ( COHb : 10-30 %): Sakit kepala daerah temporal, sesak, pusing 2. Sedang ( COHb : 30-50 % ) :Nyeri kepala hebat, kelelahan, pusing,mual, muntah, sinkop, takikardia, takhipnea 3. Berat ( COHb : 50-80 % ) : Sinkop, kejang, koma, gangguan kardiovaskuler, kematian
Kronik Parestesi jari-jari, memori menurun, Romberg sign +, perubahan mental Clinical features of CO poisonin
Nausea, headache, malaise, weakness, and
unsteadiness Loss of consciousness, seizures, cardiac abnormalities (ischaemia, arrhythmias, pulmonary oedema) No cyanosis, healthy looking cherry red colour Suspect if several members of household present with these features.
Oxford Handbook of Respiratory Medicine, 1st Edition
Delayed (approximately 1 to 3 weeks, can be longer) Cognitive defects and personality changes Focal neurology and movement abnormalities.
Oxford Handbook of Respiratory Medicine, 1st Edition
Investigations Pulse oximetry will appear normal due to COHb having similar absorption spectra to oxyhaemoglobin COHb levels can be measured on a Co-Oximeter
Oxford Handbook of Respiratory Medicine, 1st Edition
Penatalaksanaan
1. Stabilisasi : dibawa ketempat aman, terapi suportif
ABC 2. Terapi spesifik O2 100 % Management CO is only removed from the body through displacement by O2; therefore use high concentrations of oxygen Raise the PaO2 as high as possible, intubate and 100% O2 if necessary The half-life of COHb breathing air is about 6 hours; breathing 100% O2 it is about 1 hour Hyperbaric O2 more rapidly displaces CO and increases dissolved O2. Reduces the frequency of delayed neurological symptoms from 46% to 25% Oxford Handbook of Respiratory Medicine, 1st Edition Keracunan gas klorin Gas berwarna hijau kekuningan dengan bau merangsang Hipoklorit larutan dari gas klorin dan air Hipoklorit + Asam : gas klorin Sering digunakan dalam industri, pembersih kolam renang, pemutih Nilai ambang batas 1 ppm Dosis yang membahyakan 25 ppm Dosis fatal 100 ppm Gambaran klinis Asimtomatik Nyeri kepala, agitasi Rasa tercekik Lakrimasi,konjungtivitis Edema laring Takhipnea Laringospasme Gagal nafas Edema paru Asidosis Syok Penatalaksanaan Bawa ketempat aman Terapi suportif : ABC Terapi spesifik : - Terima kasih