ABSTRAK
Solusio plasenta adalah pelepasan dini plasenta selama kehamilan
sebelum kelahiran janin. Mekanisme patogenesis penyebab solusio plasenta
belum diketahui dengan pasti hingga saat ini dan merupakan komplikasi
obstetrik multifaktorial yang serius. Beberapa faktor risiko yang diduga berperan
menimbulkan solusio plasenta adalah usia ibu hamil, preeklampsia, dan paritas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usia ibu hamil, preeklampsia, dan
paritas sebagai faktor prediktor solusio plasenta.
Penelitian observasi analitik dengan rancangan case control
menggunakan sampel 42 orang pasien, terdiri atas 21 ibu hamil dengan solusio
plasenta dan 21 ibu hamil tanpa disertai solusio plasenta pada periode 1
Januari 2010 - 31 Desember 2015 di RSUD Tugurejo Semarang yang
memenuhi kriteria inklusi. Analisis statistik menggunakan uji Chi-square dan uji
regresi logistik.
Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square antara usia ibu hamil
dengan solusio plasenta didapatkan p = 0,204 (OR = 2,273; IK 95% = 0,634
8,146), antara preeklampsia dengan solusio plasenta didapatkan p = 0,024 (OR
= 0,214; IK 95% = 0,054-0,855), dan antara paritas dengan solusio plasenta
didapatkan p = 0,030 (OR = 4,063; IK 95% = 1,11514,804). Hasil analisis
multivariat dengan uji regresi logistik didapatkan persamaan regresi Y = -0,773
4,481 (preeklampsia) + 2,840 (multipara).
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa paritas merupakan faktor prediktor
yang meningkatkan kejadian solusio plasenta.
Kata kunci: Usia ibu hamil, preeklampsia, paritas, solusio plasenta.
1
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Solusio plasenta adalah pelepasan dini dari plasenta sebelum kelahiran
janin. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti mekanisme patogenesis
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 (BPS, 2013), AKI sebesar 359
dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup,
2
kematian ibu karena perdarahan salah satunya diakibatkan oleh solusio
banyak pembuluh darah dan plasenta yang terlepas (Cunningham et al., 2014).
sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sehingga
arteri spiralis tidak bisa berdilatasi, tetap kaku dan keras (Prawirohardjo, 2011).
hidroksil ini akan mengakibatkan kerusakan membran sel, nukleus, dan protein
3
sehingga arteri spiralis akan mengalami vasokonstriksi (Prawirohardjo, 2011;
perubahan pada uterus salah satunya jaringan parut pada uterus yang akan
(Prawirohardjo, 2011). Uterus pada ibu yang telah melahirkan banyak anak
akan semakin elastis dan ukurannya akan bertambah besar sehingga kontraksi
uterus akan melemah dan terjadi perdarahan (Oxom dan Forte, 2010).
Beberapa penelitian terdahulu oleh Ghaheh et al. (2013) ibu hamil yang
berusia lebih dari 35 tahun meningkatkan risiko 3,65 kali mengalami solusio
plasenta dibanding usia kurang dari 35 tahun (OR = 3,65; IK 95% = 1,57
2,9 kali angka kejadian solusio plasenta (OR = 2,90; IK 95% = 1,9 4,6). Hasil
hipertensi (OR = 0,92; IK 95% = 0,42 2,26). Penelitian oleh Ghaheh et al.
dan paritas sebagai faktor prediktor solusio plasenta. Hipotesis yang diajukan
4
adalah usia ibu hamil, preeklampsia, dan paritas sebagai faktor prediktor
solusio plasenta.
METODE PENELITIAN
Semarang pada bulan Februari 2016. Sampel penelitian diambil dari data
inklusi dan eksklusi untuk menjadi sampel penelitian. Keempat puluh dua
sampel tersebut telah memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu hamil yang mengalami
solusio plasenta dan data rekam medis lengkap serta kriteria eksklusi yaitu ibu
Empat puluh dua sampel tersebut terdiri dari 21 sampel ibu hamil yang
mengalami solusio plasenta sebagai kelompok kasus dan 21 sampel ibu hamil
yang tidak mengalami solusio plasenta sebagai kelompok kontrol. Setelah data
mencari hubungan antara ketiga variabel dengan uji Chi-square dan melihat
5
HASIL PENELITIAN
Diagram 4.1 Distribusi dan Presentase dari Karakteristik Sampel
Total sampel
n=42
Usia Ibu Hamil Preeklampsia Paritas Usia Ibu Hamil Preeklampsia Paritas
Tabel 4.2 Hasil Uji Chi-Square antara Usia Ibu Hamil, Preeklampsia, dan
Paritas dengan Solusio Plasenta
Solusio Plasenta
Solusio Tidak p OR IK 95%
Plasenta Solusio
Plasenta
PE* Preeklampsia 4 11
0,054
Tidak 17 10 0,024 0,214
0,855
preeklampsia
6
Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Logistik dari Usia Ibu Hamil, Preeklampsia,
dan Paritas dengan Solusio Plasenta
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara ibu hamil
yang berusia lebih dari 35 tahun dengan kejadian solusio plasenta. Ibu hamil
akan tetapi ibu hamil dengan riwayat preeklampsia tidak meningkatkan kejadian
solusio plasenta. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hossain (2010) bahwa usia ibu hamil lebih dari 35 tahun tidak
Beberapa sebab yang menjadikan hasil penelitian antara usia ibu hamil
dengan solusio plasenta tidak bermakna antara lain: pertama, estrogen tidak
dan susunan saraf pusat dalam jumlah kecil (Baziad, 2003). Namun, prekusor
estrogen yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari androgen
bentuk estron (E1), estradiol (E2), dan estriol (E3) (Heffner dan Schust, 2005).
Kedua, tanpa melihat pengaruh usia, konsentrasi estriol pada kehamilan akan
7
Estrogen dalam kehamilan berfungsi untuk meningkatkan progesteron
Efek progesteron terhadap otot polos arteriol adalah kapasitas vaskular akan
akibat ruptur arteri spiralis sehingga desidua basalis akan terpisah dan
8
terlepas (Cunningham et al., 2014). Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian oleh Ghaheh et al. (2013) bahwa ibu hamil dengan usia lebih dari 35
Sampai saat ini belum diketahui dengan jelas penyebab hipertensi dalam
kehamilan dan tidak ada satu pun teori yang dianggap mutlak benar serta
dengan solusio plasenta saja (Prawirohardjo, 2011). Jumlah ibu hamil yang
merupakan faktor risiko solusio plasenta. Mungkin ada faktor risiko lain yang
sesarea, ketuban pecah dini (Aiken et al. 2012; Ghaheh et al., 2013). Penelitian
kejadian solusio plasenta (OR = 2,90; IK 95% = 1,9 4,6) dengan kelompok
kasus terdiri dari 46 orang ibu hamil yang mengalami solusio plasenta dengan
riwayat preeklampsia dari 247 kasus solusio plasenta dan kelompok kontrol
terdiri dari 856 ibu hamil yang tidak mengalami solusio plasenta yang memiliki
riwayat preeklampsia dari 55.679 dari ibu hamil tanpa solusio plasenta.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian oleh Ghaheh et al.
<0,05; OR = 1,35; IK 95% = 1,1 4,6). Kondisi pada ibu hamil yang terlalu
jaringan parut pada uterus yang akan mengakibatkan kondisi uterus akan
9
darah ke plasenta tidak adekuat sehingga aliran darah yang menuju plasenta
dari uterus pada ibu yang telah melahirkan banyak anak juga mengalami
banyak anak maka uterus akan semakin elastis dan ukurannya akan bertambah
besar sehingga kontraksi uterus akan melemah dan terjadi perdarahan (Oxom
riwayat solusio plasenta sebelumnya dan riwayat terkena tumor uterus yang
merupakan faktor risiko dari solusio plasenta karena data yang tidak lengkap.
Keterbatasan lainnya adalah masih diperlukan jumlah kasus yang lebih banyak
untuk diteliti.
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, C.E.M., Mehasseb M.K., Konje J.C., 2012, Placental Abnormalities.
Dalam: Arulkumaran, S., et al.,An Essential Clinical Reference for
Effective Management 2nd Edition, London: Sapiens Publishing, 227-239.
Ananth, C.V., Keyes, K.M., Hamilton, A., Gissler, M., Wu C., Liu S., Luque-
Fernandez, M.A., Skjaerven R., Williams, M.A., Tikkanen M., Cnattingius
S., 2015, Placental Abruption: An Age-Period-Cohort Analysi, PloS ONE.
Baziad, A., 2003, Menopause dan andropause, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Bibi, S., Ghaffar, S., Pir, M.A., Yousfani, S., 2009, Original Article Risk factors
and Clinical Outcome of Placental Abruption : a Retrospective Analysis,
Journal Of Pakistan Medical Association, 10, 672-674.
Boisrame, T., Sananes N., Fritz G., Boudier, E., Aissi, G., Favre, R., Langer, B.,
2014, Placental Abruption: Risk Factors, Management and Maternal-fetal
Prognosis. Cohort study over 10 years. European Journal of Obstetrics
Gynecology and Reproductive Biology, 179, 100-104.
BPS, 2013, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Buurma, A.J., Turner, R.J., Driessen, J.H.M., Mooyaart, A.L., Schoones, J.W.,
Brujin, J.A., Bloemenkamp, K.W.M., Dekkers, O.M., Baelde, H.J., 2013,
Genetic Variants in Pre-eclampsia: A meta-analysis, Human
Reproduction Update, 19, 289-303.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Spong, C.Y., Dashe, J.S.,
Hoffman, B.L., Casey, B.M., Sheffield, J.S., 2014, Williams Obstetrics
24th, United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Dahlan, M.S., 2013, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat, edisi 5, Jakarta: Salemba Medika.
Despopoulos, A., dan Silbernagl, S., 2008, Color Atlas of Physiology, 6th edition,
New York: Thieme.
Fowler, B., 2003, Functional and Biological Markers of Aging. Dalam: Klatz, R.,
2003, Anti-Aging Medical Therapeutics volume 5, Chicago: the A4M
Publications, 43.
Ghaheh, H.S., Feizi, A., Mousavi, M., Sohrabi, D., Mesghari, L., Hosseini, Z.,
2013, Risk Factor of Placental Abruption, Journal of research in medical
sciences : The Official Journal of Isfahan University of Medical Sciences,
18, 422-466.
Hashmi, I.B., Afridl, F., Anbreen, F., Saba, N., Maher-un-Nisa, 2014, Frequency
Of Risk Factors Associated With Placental Abruption, J. Med. Sci, 22, 57-
59.
Kementerian Kesehatan, 2013, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012,
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
11
Kementerian Kesehatan, 2014, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013,
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kumar V., Abbas A.K, Aster J.C, 2013, Robbins Basic Pathology, 9th edition,
Philadelphia: Elsevier Inc.
Norwitz, E.R., dan Schorge, J.O., 2013, Obstetrics and Gynecology at a
Glance, 4th edition, United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.
Oyelese, Y., dan Ananth, C.V., 2006. Placental Abruption, American College of
Obstetricians and Gynecologists, 108, 4, 1005-1016.
Oxom H., dan Forte W. R., 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi
Persalinan, Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Pfeifer, S.M., 2012, NMS Obstetrics and Gynecology, 7th edition, Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins.
Prawirohardjo, Sarwono, 2011. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Staines-Urias, E., Paez, M.C., Doyle, P., Dudbridge, F., Serrano, N.C.,
Ioannidis, J.P., Keating, B.J., Hingorani, A.D., Casas, J.P., 2012, Genetic
Association Studies in Pre-eclampsia: Systematic Meta-analyses and
Field Synopsis, International Journal of Epidemiology, 41, 1764-1775.
Sherwood, L., 2011, Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, edisi 6, Jakarta:
EGC.
Tikkanen, M., 2008, Studies on Incidence, Risk Factors and Potential Predictive
Biomarkers, Helsinki: Helsinki University Print.
Tikkanen, M., 2010, Etiology, Clinical Manifestations, and Prediction of
Placental Abruption, Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 89,
732-740.
Tortora, G.J., dan Derrickson, B., 2009, Priciples of Anatomy and Physiology,
twelth edition, United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
12