LUMAJANG
PROTAP (PROSEDUR TETAP)
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN
(PMT-P)
1. Tujuan :
Sebagai acuan dalam pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bagi balita gizi
buruk dan balita sangat kurus
2. Ruang Lingkup
Petunjuk pelaksanaan pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita gizi buruk dan
balita sangat kurus
3. Uraian Umum :
Balita dengan status gizi buruk berdasarkan indeks berat badan menurut umur standart WHO
2005, Z skornya menunjukan <-3 SD atau ada tanda klinis marasmus,kwashiorkor, marasmic-
kwashiorkor, diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk mendapatkan PMT
Pemulihan. Usulan tersebut divalidasi sehingga diperoleh data gizi buruk yang akurat.
Berdasarkan data gizi buruk tersebut dibuatkan alokasi untuk masing-masing Puskesmas
sesuai dengan ketersediaan paket PMT Pemulihan di Dinas Kesehatan yang bersumber dana
dari APBD II. Selanjutnya Puskesmas mengambil paket PMT Pemulihan tersebut ke Dinas
Kesehatan dan mendistribusikannya ke PPD sesuai jumlah alokasi PMT yang tersedia. Balita
yang memiliki kartu Jamkesmas mendapatkan PMT Pemulihan dari sumber dana Jamkesmas.
Paket PMT tersebut diberikan ke sasaran setiap 10 hari sekali dan dilakukan monitoring dan
evaluasi mengenai BB, TB/PB, daya terima dan permasalahan yang ada. Hasil kegiatan
dilaporkan oleh PPD ke Puskesmas setipa bulan dan dari Puskesmas dikirim ke Dinas
Kesehatan juga setiap bulan.
5. Instruksi Kerja :
1. Petugas gizi Puskesmas mengirimkan data balita gizi buruk setelah dilakukan validasi
terlebih dahulu ke dinas kesehatan kabupaten Lumajang
2. Data balita gizi buruk yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten Lumajang dilakukan
validasi ulang.
3. Jika data balita gizi buruk sudah valid dan benar maka akan diusulkan untuk mendapatkan
PMT Pemulihan
4. Dilakukan crosscek antara data balita gizi buruk dan ketersediaan PMT pemulihan yang
ada, kemudian dilakukan prioritas bagi balita penerima PMT
5. Setelah itu dibuat surat alokasi tiap puskesmas, dan puskesmas mengambil bahan PMT
pemulihan ke dinas kesehatan sesuai alokasi.
6. Puskesmas memberikan bahan PMT Pemulihan kepada Petugas Pembina Desa (PPD)
sesuai alokasi balita terpilih
7. Untuk balita gakin jamkesmas mendapatkan bahan PMT P daridana jamkesmas Puskesmas
yang diberikan dalam bentuk uang kepada PPD untuk diblikan bahan PMT Pemulihan sesuai
dengan daya terima balita.
8. PPD memberikan kepada balita terpilih settiap 10 hari sambil ditimbang berat badan dan
diukur tinggi/panjang badannya, daya terima dan permasalahan yang ada.
9. PPD mengisi kartu monitoring PMT pemulihan sesuai dengan kondisi balita. Kartu
monitoring dibuat rangkap 3, dimana satu diberikan pada ibu balita terpilih, satu untuk PPD
satu lagi utk Arsip
10. PPD melaporkan hasil perkembangan status gizi balita penerima PMT P ke puksesmas
setiap satu bulan sekali.
11. Puskesmas merekap hasil perkembangan status gizi balita penerima PMT Pemulihan dan
melaporkan dalam bentuk laporan tiap/per nama ke Dinas Kesehatan setiap satu bulan sekali
12. Dinas kesehatan melakukan rekapitulasi dan melakukan analisa tingkat keberhasilan
pelaksanaan PMT Pemulihan tiap puskesmas ataupun tingkat kabupaten
13. dari hasil analisa tersebut Dinas kesehatan membuat umpan balik ke puskesmas tentang
tingkat keberhasilan pelaksanaan PMT pemulihan
6. Indikator Kinerja :
1. Bahan PMT Pemulihan diberikan kepada sasaran yang tepat yaitu balita gizi buruk/sangat
kurus dan daya terima tinggi.
2. Adanya peningkatan status gizi balita penerima PMT Pemulihan
7. Rekaman Mutu
Referensi :
8.2 Depkes RI, Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI, 2007
.
Newer Post Older Post Home
0 comments:
Post a Comment
11.11. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
11 BAB III KEGIATAN PENANGGULANGAN KEK PADA WUS CATIN DAN IBU
HAMIL Penanggulangan KEK bisa berhasil dengan baik apabila dilakukan
kegiatan meliputi peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku
kesehatan dan gizi, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Dalam rangka penanggulangan KEK pada WUS Catin dan Ibu hamil perlu
dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan
Antenatal, sebagai berikut : A. PENDATAAN Pendataan dilakukan pada
WUS Calon Pengantin (Catin) dan ibu hamil di wilayah kerja yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh masyarakat desa (kader).
Pendataan meliputi nama, usia dan alamat. B. PELAYANAN Pelayanan gizi
dilakukan pada WUS Catin dan Ibu hamil. Pelayanan gizi pada WUS Catin
berupa pemeriksaan antropometri (BB, TB, LiLA) yang hasilnya
diinformasikan ke Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai prasarat layak
nikah. Pelayanan gizi pada ibu hamil mengikuti standar pelayanan
antenatal terpadu yang meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi
badan, nilai status gizi (ukur LiLA), memberikan tablet tambah darah
(TTD), tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling. Sedangkan
mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, menentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi
tetanus dan pemberian imunisasi TT, pemeriksaan laboratorium
sederhana dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya. Secara rinci
pelayanan gizi untuk WUS Catin dan Ibu hamil diuraikan sebagai berikut:
1. WUS Catin a. Penapisan Status Gizi Penapisan status gizi dilakukan
dengan pengukuran LiLA.
13.13. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
13 WUS KEK umumnya disertai Anemia. a) Bila kadar Hb 8 - < 12 gr/dl,
dianjurkan untuk mengonsumsi bahan makanan sumber zat besi dan
pemberian TTD 1 x 1 tablet/hari dan dilakukan pemeriksaan Hb setelah 1
bulan. Bila tidak ada perubahan dalam waktu 1 bulan segera dirujuk. b)
Bila kadar Hb < 8 gr/dl (anemia moderate), segera rujuk. Daerah dengan
prevalensi anemia pada ibu hamil tinggi ( > 20% ) maka dianjurkan Pemda
untuk melakukan pemberian TTD kepada remaja putri (sejak mulai haid)
dan WUS
17.17. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
17 Pelayanan gizi diuraikan pada pelayanan gizi ibu hamil normal, ibu
hamil KEK, ibu hamil anemia, ibu hamil KEK dan anemia, serta ibu hamil
KEK dengan penyakit. 1) Pelayanan Gizi Ibu hamil normal Pelayanan gizi
ibu hamil normal ditujukan agar ibu hamil terhindar dari KEK maupun
penyakit penyerta lainnya. Oleh karena itu kegiatan utamanya adalah
edukasi dan konseling. Upaya pencegahan anemia dan KEK pada Ibu
Hamil dapat dilakukan melalui edukasi dan konseling. a) Edukasi Gizi
Edukasi gizi dilakukan dengan memberikan penyuluhan gizi dan atau
disertai pemasangan poster, penyebaran flyer/pamflet/selebaran (media
KIE lainnya) dengan tujuan untuk merubah perilaku masyarakat agar
mempunyai perilaku makan yang baik sesuai dengan prinsip gizi
seimbang, sehingga dapat mempertahankan dan mencapai BB normal.
Edukasi dilakukan pada saat ibu melakukan pemeriksaan antenatal atau
saat mengikuti kelas ibu hamil. Perencanaan yang perlu dilakukan adalah
penyiapan materi sesuai dengan masalah yag dihadapi sebagian besar ibu
hamil. Materi yang dikembangkan diantaranya gizi seimbang ibu hamil,
penambahan porsi ibu hamil dengan aneka ragam makanan, kebutuhan
cairan ibu hamil, melakukan aktifitas fisik, dan pentingnya memantau
kenaikan berat badan dan perkembangan janin serta PHBS b) Konseling
Konseling gizi perlu dilakukan pada ibu hamil yang normal dengan
memperhatikan diagnosis gizi yang telah diidentifikasi dengan metode
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Alat bantu yang dapat digunakan
diantaranya: buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), food model, leaflet,
flyer/selebaran, dll. 2) Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil KEK Ibu hamil KEK
adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri, LiLA < 23,5 cm
dan harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan termasuk tenaga gizi.
18.18. 18 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu
Hamil Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan
sistem rujukan. Secara umum pelayanan gizi pada ibu hamil KEK di
fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan karakteristik
wilayah (epidemiologis dan/atau sosial budaya dan kemampuan local).
Pelayanan gizi dapat dilakukan oleh tenaga gizi dan bidan. Pelayanan gizi
ibu hamil KEK oleh tenaga gizi dilakukan dengan mengikuti tahapan Proses
Asuhan Gizi Terstandar yang meliputi Pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi dan monitoring evaluasi. a) Pengkajian Gizi Pengkajian gizi
dilakukan dengan interpretasi data antropometri, biokimia, klinis, asupan
makan/riwayat gizi dan riwayat personal. (1) Interpretasi data
antropometri menggunakan : (a) LiLA (KEK jika LiLA <23,5 cm) (b) IMT pra
hamil/Trimester I (gizi kurang/KEK jika IMT < 18,5 kg/m2 ) (2) Interpretasi
data biokimia Hb (anemia jika Hb <11 gr/dl) (3) Interpretasi data Klinis
Kurus, pucat (4) Interpretasi data asupan makan/riwayat gizi Mendata
asupan makanan dengan cara menanyakan riwayat makan menggunakan
metode FFQ (Lampiran 6) dan Food Recall 24 jam dengan menggunakan
formulir asuhan gizi (Lampiran 7). (5) Riwayat personal yaitu sosial
ekonomi dan budaya (keyakinan terkait pola makan) (6) Membandingkan
dengan standar yang ada b) Menetapkan Diagnosis Gizi : Diagnosis gizi
adalah menentukan masalah gizi berdasarkan Problem, Etiologi dan Sign
serta symptom (PES). Diagnosis gizi bersifat spesifik serta terkait dengan
hal-hal yang berhubungan dengan malnutrisi dan perilaku makan.
Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis. Berikut ini beberapa
contoh diagnosis gizi yang sering terjadi pada ibu hamil:
19.19. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
19 (1) Domain Intake/Asupan: NI-5.2: Malnutrisi berkaitan dengan kurang
pengetahuan tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan
atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang cukup dan
pertambahan BB hamil yang tidak adekuat. (2) Domain Klinis : NC-3.1:
Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan penurunan asupan
makan ditandai oleh penurunan BB 5% dalam 1 bulan. (3) Domain
Perilaku-Lingkungan: NB-1.1: Pengetahuan tentang gizi-makanan kurang
berkaitan dengan kurang terpapar akan informasi gizi yang akurat ditandai
oleh ketidaktepatan menyebutkan informasi gizi bagi ibu hamil. c)
Intervensi Gizi: Strategi intervensi gizi kepada ibu hamil KEK mengacu
pada 4 kategori yaitu penyediaan makanan, konseling/edukasi, kolaborasi
dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas sektor terkait.
(1) Penyediaan makan Penyediaan makan diawali dengan perhitungan
kebutuhan, pemberian diet (termasuk komposisi zat gizi, bentuk makanan,
dan frekuensi pemberian dalam sehari) (a) Perhitungan kebutuhan energi
Perhitungan kebutuhan energi per individu dihitung berdasarkan aktivitas
dan status gizi ibu dan ditambah 500 kkal untuk usia kehamilan Trimester
I, II dan III. Berikut tabel kebutuhan energi berdasarkan aktivitas. Tabel.3.
Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas Target BB Kebutuhan Energi sesuai
aktivitas (kkal/ kg BB) Santai Sedang Berat Naik 25 30 35 Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care.
2008
21.21. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
21 Tabel 4. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Ibu Hamil KEK Energi dan Zat
Gizi Kebutuhan Energi 30-35 kkal/kgBB/hari, disesuaikan dengan aktifitas
Protein 12 15 %, diutamakan sumber protein dari ikan terutama ikan
laut. Lemak 30 %, diutamakan berasal dari lemak tidak jenuh tunggal
maupun ganda Karbohidrat 55 58% Serat 28 g/hari Asam folat 600
mcg/hari Vitamin A 300-350 mcg/hari Vitamin B2 0,3 mg/hari Vitamin B3 4
mg/hari Vitamin B6 0,4 mg/hari Vitamin C 85 mg/hari Kalsium 1000mg/hari
Zink (Seng) 1 4 mg/hari Iodium 70mcg/hari Zat besi 27 mg/hari Air
Minimal 2 liter/hari (2)) Bentuk penambahan energi 500 kkal dapat berupa
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil KEK sebesar 500
kkal. PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan minuman padat
gizi. PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat berupa makanan
selingan padat, sebagai contoh: o 200 gr pempek kapal selam + es
kacang merah, o 1 porsi siomay lengkap + jus jeruk o 1 porsi bubur
kacang ijo + 2 iris roti tawar, o 1 porsi bubur sagu kenari o 3 bh
lontong/arem-arem + 4 potong tahu goreng. Contoh makanan lain
terlampir pada Lampiran 15 PMT Bumil pabrikan 500 kkal, 15 gr protein,
diberikan 90 hari. o biscuit lapis (100 gr)
23.23. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
23 (h) Memberikan contoh menu sehari bergizi seimbang bagi ibu hamil
(Lampiran 5). (i) Memberikan contoh makanan tambahan sebesar 500
kkal, 15 gr protein (dapat diberikan dalam bentuk makanan selingan 2-3
kali sehari, dalam bentuk makanan/ minuman padat gizi). Contoh dapat
dilihat pada lampiran 15. (j) Menyarankan ibu hamil untuk menambah
waktu istirahat dengan berbaring 1 jam, pada siang hari. (k) Melakukan
evaluasi konseling yang dilakukan dengan cara menanyakan ulang kepada
ibu hamil tentang bagaimana pola makan yang baik bagi ibu hamil. (l)
Mengatur dan memotivasi kunjungan ulang secara berkala ke pelayanan
kesehatan. Jika sebelum waktu kunjungan ulang tiba ibu ada
keluhan/permasalahan yang terkait dengan pemberian makan ibu hamil
dapat menghubungi tenaga gizi/tenaga kesehatan terdekat. (3) Kolaborasi
dan Koordinasi Tenaga Kesehatan dan Lintas Sektor terkait Jika dalam
pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil KEK mengalami kendala untuk
melakukan praktek pemberian makannya, maka tenaga gizi dapat
berkolaborasi dengan masyarakat termasuk Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) dalam hal : (a) Membuat makanan tambahan berbasis
bahan makanan/pangan lokal (b) Memotivasi ibu hamil KEK untuk
meningkatkan asupan makanan sehari-hari dan mengonsumsi PMT sesuai
kebutuhan dapat berupa pendampingan PMT. (c) Memantau pemanfaatan
PMT melalui pendampingan kader. Jika ada kendala dalam pelaksaaan
intervensi gizi lainnya, tenaga gizi juga dapat berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain/bidan praktek mandiri dalam penanganannya.
Misalnya:
27.27. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
27 b) Ibu Hamil KEK dengan HIV Ibu hamil KEK dengan HIV diberikan diet
Tinggi Energi Tinggi Protein dengan penambahan energi dan protein
sesuai kondisi kehamilan dan infeksi oportunistiknya (merujuk pada buku
Pedoman Pelayanan Gizi bagi ODHA) c) Ibu Hamil KEK dengan TB. Ibu
hamil KEK dengan TB diberikan diet Tinggi Energi Tinggi Protein (merujuk
pada buku Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberculosis) Contoh
Kasus: Sebagai Contoh sesuai dengan diagnosis gizi NI-5.2: Kasus:
Seorang Ibu berusia 19 thn, hamil anak pertama, usia kehamilan 11
minggu (Trimester I), pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga dengan
aktifitas sedang, suami sebagai buruh, data antropometri LiLA 19 cm; BB
pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm (1,5 m), tidak terjadi penambahan BB
selama hamil, asupan makan menurun selama hamil. Berikut ini adalah
contoh PAGT: a) Asesmen Gizi: - Antropometri : LiLA 19 cm (status KEK)
BB pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm; BB Aktual 41 Kg IMT = BB Aktual ( 41)
= 18,2 kg/m2 TB (1,5 x 1,5) Status gizi : gizi kurang/KEK BB Ideal =
[TB (cm) 100] 10%[TB (cm) 100] = [150 100] 5 = 45 kg -
Perhitungan kebutuhan Zat Gizi: Kebutuhan energi: = (BBI x kebutuhan
energi sesuai aktivitas) = (50 x 30 kkal) = 1500 kkal
29.29. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
29 Tabel.6 . Contoh Penerapan Intervensi Gizi Diagnosis Gizi Tujuan
Intervensi Gizi Implementasi Target Domain Intake: NI-5.2 Malnutrisi
-Meningkatkan BB sesuai standar -Meningkatkan asupan energi- protein
Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil - BB meningkat sesuai
standar - Asupan Energi 80%, Domain Klinis: NC-3.1 Penurunan BB yang
tidak diharapkan -Meningkatkan BB sesuai standar -Meningkatkan asupan
energi- protein Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil - BB
meningkat sesuai standar - Asupan Energi 80%, Domain Perilaku-
Lingkungan: NB-1.1 Pengetahuan terkait gizi- makanan kurang
-Meningkatkan pengetahuan tentang gizi ibu hamil Memberikan edukasi-
konseling gizi ibu hamil Perubahan pengetahuan- sikap-perilaku tentang
gizi ibu hamil d) Monitoring/Evaluasi: rencana kunjungan ulang 1 bulan
yang akan datang/ sesuai kebutuhan klien
31.31. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
31 4. Bidan koordinator a. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) - KIA b. Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap bidan desa
terkait pelayanan antenatal terpadu (10T). c. Melakukan monitoring bidan
desa dalam pelaksanaan pemberian PMT ibu hamil KEK (bila ada) d.
Melakukan rekapitulasi data semua ibu hamil termasuk ibu hamil KEK e.
Melakukan koordinasi dengan tenaga gizi dan petugas kesehatan lainnya
5. Pengelola KIA di Puskesmas (Bidan di Puskesmas) a. Melakukan
penapisan ibu hamil KEK dengan pengukuran LiLA dan tetap melakukan
pelayanan antenatal terpadu (Lihat di Bab. III) b. Melakukan tindakan,
monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK sesuai
dengan kondisi. c. Memberikan PMT ibu hamil KEK dan monitoring
pelaksanaannya serta pendampingan bila perlu. d. Melakukan rekapitulasi
pencatatan dan pelaporan. 6. Pengelola Gizi di Puskesmas (tenaga gizi) a.
Menerima data dan mengolah data ibu hamil KEK dari Pengelola Program
KIA Puskesmas b. Melakukan pelayananan gizi berkolaborasi dengan
petugas kesehatan lainnya. c. Melakukan perencanaan pemberian PMT d.
Melakukan distribusi PMT (bila ada) ke Pengelola Program KIA e.
Melakukan pemantauan dan evaluasi f. Melakukan pencatatan dan
pelaporan 7. Kepala Puskesmas a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK b. Bertanggung
jawab terhadap berlangsungnya kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
c. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam pelaksanaan penanggulangan
ibu hamil KEK di wilayah binaan d. Melaporkan hasil kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
33.33. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
33 11. Lintas Sektor terkait Mendukung program kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan tupoksi masing-masing,
antara lain : a. Penapisan KEK pada WUS catin sejalan dengan imunisasi
TT b. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, anemia, KEK serta gizi
remaja melalui UKS c. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat melalui
organisasi wanita (PKK) dan karang taruna serta institusi, LSM dan swasta
setempat d. Membantu pencegahan WUS dan ibu hamil KEK melalui
sosialisasi dan edukasi Keluarga Berencana (KB)
37.37. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
37 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan merupakan kegiatan
pengawasan sekaligus penilaian secara periodik terhadap pelaksanaan
pelayanan gizi khususnya bagi WUS Catin dan ibu hamil dengan KEK dan
anemia. Kegiatan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam
penanggulangan masalah gizi dan perlu dilaksanakan secara terus
menerus. Aspek yang dipantau meliputi: 1. Kepatuhan Ibu Hamil Anemia
dalam mengonsumsi tablet besi 2. Kepatuhan Ibu Hamil kurang gizi dalam
mengonsumsi PMT 3. Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK yang
mendapatkan PMT Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat/mengukur
keberhasilan pada akhir pelaksanaan kegiatan setiap tahun. Aspek yang
dievaluasi meliputi: 1. Jumlah WUS Catin yang mendapat edukasi gizi 2.
Jumlah WUS Catin yang mendapat konseling gizi 3. Jumlah Ibu Hamil yang
mendapat edukasi gizi 4. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat konseling gizi
5. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT 6. Jumlah Ibu Hamil KEK
yang mengalami peningkatan BB 7. Jumlah ibu hamil anemia yang
mengalami peningkatan kadar Hb Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin dan Ibu Hamil
dilakukan dengan menggunakan data laporan gizi yang terintegrasi
dengan pelayanan KIA. Alat bantu yang digunakan adalah: 1. Pelayanan
KIA menggunakan PWS KIA Format 1-6 (terlampir) 2. Pelayanan Gizi
menggunakan Formulir Kajian Intervensi gizi (Lampiran 17)
39.39. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
39 DAFTAR PUSTAKA Academy of Nutrition and Dietetics. Nutrition and
Lifestyle for a Healthy Pregnancy Outcome as a Position. J Acad Nutr Diet.
114:1099 1103. 2004. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2001. AR., Amorim, Linne Y, Kac G &
Lourenco PM. Assessment of Weight Changes During and After Pregnancy:
Practical Approaches. Maternal and Child Nutrition, 2008: 4; 1 13.
BAPPENAS. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta,
2011. BKKBN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2013. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Pedoman & Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan
KEK pada Ibu Hamil. Jakarta, 1995. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pedoman Pemberian Tablet tambah Darah Folat dan Sirup Besi
bagi Petugas. Jakarta, 1999. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada Wanita
Usia Subur. Jakarta, 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks
Masa Tubuh (IMT). Jakarta, 2003. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pojok Gizi. Jakarta, 2001. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, UNICEF, HKI, MI. Apa dan Mengapa tentang Vitamin A. Jakarta,
2008. Departemen Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan
Dasar. 2010. Departemen Kesehatan RI. Komposisi Zat Gizi Makanan
Indonesia. 2001. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penanggulangan Ibu
Hamil Kekurangan Energi Kronik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesehatan
Masyarakat, 1996. Dinarsi, Heriza. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program
Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya,
2012. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan
Pengembangan Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal. 2010. Girard
AW & Olude O. Nutrition Education and Counselling Provided During
Pregnancy: Effects on Maternal, Neonatal and Child Health Outcomes.
Paediatric and Perinatal Epidemiology, 2012: 26 (Suppl. 1); 191 204.
Hacker AN, Fung EB & King JC. Role of Calcium During Precnancy: Maternal
and Fetal Needs. Nutrition Reviews. 2012: 70(7); 397 40. Hofmeyr GJ,
Lawrie TA, Atallah AN, Duley L, Torloni MR. Calcium Supplementation
During Pregnancy for Preventing Hypertensive Disorders and Related
Problems. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2014, Issue 6. Art.
No: CD001059. DOI:10.1002/14651858.CD001059.pub4.
40.40. 40 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu
Hamil Institute of Medicine. Weight Gain During Pregnancy : Reexamining
the Guidelines. A Report Brief, 2009. Kementerian Kesehatan RI WHO.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan, Jakarta, 2013. Kementerian
Kesehatan RI. Panduan Pengelolaan MP-ASI dan PMT Bumil KEK. Jakarta,
2013. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Penyelenggaraan Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan BagiBalita Gizi Kurang (Bantuan
Operasional Kesehatan). Jakarta, 2011. Kementerian Kesehatan RI.
Panduan PMT Balita dan Ibu Hamil. 2012 Kementerian Kesehatan RI.
Pedoman Gerakan Nasional Sadar Gizi. 2012. Kementerian Kesehatan RI.
Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana. Jakarta, 2012.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Jakarta,
2011. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
Jakarta, 2014. KementerianKesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi pada
Pasien Tuberkulosis. Jakarta, 2014. Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan
Antenatal dalam Pencegahan dan Penanganan Malaria pada Ibu Hamil.
Cetakan Kedua. Edisi Kedua. Jakarta, 2013. Kementerian Kesehatan RI.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2013 tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu.
Jakarta. 2013 Kementerian Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset
Kesehatan Dasar. 2013 Kementerian Kesehatan RI. Ditjen Bina Gizi dan
KIA. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu. Edisi Kedua. Jakarta,2013. Lysen LK, Israel DA. Nutrition in Weight
Management. Krauses Food and Nutrition Care Process. 2012. M., Erick.
Nutrition in Precnancy and Lactation. Krauses Food and Nutrition Care
Process. 2012. Makrides M, Duley L, Olsen SF. Marine Oil, and Other
Prostaglandin Precursor, Supplementation for Pregnancy Uncomplicated by
Pre-eclampsia or Intrauterine Growth Restriction. Cochrane Database of
Systematic Reviews. 2006. Issue 3. Art. No: CD003402. DOI:
10.1002/14651858.CD003402.pub2. Meher S, Duley L. Garlic for
Preventing Pre-eclampsia and Its Complications. Cochrane Database of
Systematic Reviews. 2006, Issue 3. Art. No: CD006065. DOI:
10.1002/14651858.CD006065. Mija-tesse. V. Et al (2013). Which
Anthropometric Indicators Identify a Pregnant Woman as Acutely
Malnourished and Predict Adverse Birth Outcomes in the Humanitarian
Context. P Los Curr. 2013.
41.41. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
41 Ota E, Tobe-GAi R, Mori R, Farrar D. Antenatal Dietary Advice and
Supplementation to Increase Energy and Protein Intake. Cochrane
Database of Systematic Reviews. 2012. Issue 9. Art. No:
CD000032.DOI:10.1002/14651858.CD000032.pub2. Peraturan Presiden
no. 42 tahun 2012. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Persatuan
Ahli Gizi Indonesia. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta, 2009. Ratih
Damayanti. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012. Republik
Indonesia. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK).
Jakarta. 2013 Rizki Nurmiya Kardina. Thesis Pascasarjana UNAIR Program
Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya,
2012. Rumbold A, Crowther CA. Vitamin C Supplementation in Pregnancy.
Cochrane Database of Systematic Reviews 2005, Issue 1. Art. No.:
CD004072. DOI: 10.1002/14651858.CD004072.pub2. Rumbold A, Crowther
CA. Vitamin E Supplementation in Pregnancy. Cochrane Database if
Systematic Reviews. 2005. Issue 2. Art. No: CD004069. DOI:
10.1002/14651858.CD004069.pub2. Rumbold A, Duley L, Crowther CA,
Halam RR. Antioxidants for Preventing Pre-eclampsia. Cochrane Database
of Systematic Reviews. 2008. Issue 1. Art. No: CD004227. DOI: 10.1002/
14651858. CD004227.pub3. S., Escott-Stump. Nutrition and Diagnosis-
Related Care. 2008. Sebayang SK, Dibley MJ, Kelly PJ, Shankar AV &
Shankar AH. Determinants of Low Birthweight, Small-for-Gestational-age
and Preterm Birth in Lombok, Indonesia: Analyses of The Birthweight
Cohort of The SUMMIT Trial. Trop Med Int. Health, 2012: 17(8); 938 950.
2012. Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN) 2000. 4. The World Nutrition
Situation January 2000. Nutrition Through out the Life Cycle United Nations
Administrative Commitee on Coordination Sub-Committee on Nutrition
(ACC/SCN in collaboration with International Food Policy Research Institute
(IFPRI) USAID. Guidance for Formatif Research on Maternal Nutrition.
Februari 2012. WHO. Physical Status : The Use and Interpretation of
Anthropometry. Report of a WHO expert Committee. Word Health Technical
Report Serries. Geneva, 1995. WHO. Haemoglobin Concentrations for the
Diagnosis of Anaemia and Assessment of Severity.
WHO/NMH/NHD/MNM/11.1. Geneva, 2011. WHO. WHO Child Growth
Standards. Department of Nutritions for Health and Development. 2006.
WHO. Guideline: Intermittent Iron and Folic Acid Supplementation in Non-
Anaemic Pregnant Women. Geneva, 2011.
www.who.int/vnis/publications/aneamis_prevalence/en/
45.45. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
45 Gunakan Timbangan yang sama setiap kali menimbang Ibu Hamil Cara
Menimbang Berat Badan dengan timbangan digital : 1) Letakkan
timbangan di lantai yang rata 2) Nyalakan timbangan sampai keluar angka
0,0 3) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri
di atas timbangan 4) Baca angka hasil penimbangan dalam layar
timbangan sampai ketelitian 0,1 kg 5) Catat hasil penimbangan Cara
Menimbang Berat Badan dengan triple beam balance: 1) Letakkan
timbangan di lantai yang rata 2) Letakkan bandul geser pada posisi angka
nol 3) Pastikan posisi jarum timbang pada posisi nol 4) Persilahkan Ibu
(dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri di atas timbangan 5)
Geser bandul timbangan sampai posisi jarum timbang seimbang 6) Baca
hasil timbang sampai ketelitian 0,1 kg 7) Catat hasil penimbangan
49.49. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
49 Lampiran 5. Contoh Menu Sehari Untuk Ibu Hamil Energi : 2430 kkal
Protein : 76 g Lemak : 81 g Karbohidrat : 342 g Pagi Sawut singkong 180
gr ( 1 gelas) Pecel sayuran 100 gr (1 mangkok) Rempeyek kacang/teri (2
buah) Snack Bubur kacang hijau (1 gelas) Roti tawar ( 2 iris) Teh manis (1
sdm gula pasir) Siang Nasi 150 gr ( 1 gelas) Pepes Ikan 70 gr (2 potong
sedang) Tahu goreng 110 gr (2 potong sedang) Sayur lodeh lengkap 100
gr ( 1 mangkok) Pepaya 100 gr (1 buah besar) Malam Nasi 150 gr (1 gelas)
Ayam goreng lengkuas 80 gr (2 potong sedang) Tempe bumbu kuning 50
gr (1 potong sedang) Tumis buncis wortel 100 gr ( 1 mangkok) Buah
potong 100 gr (1 gelas) Snack Susu 20 gr ( 1 gelas) Roti Tawar 50 gr ( 2
iris)
51.51. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
51 Lampiran 7. Formulir Asuhan Gizi Ibu Hamil FORMULIR ASUHAN GIZI
IBU HAMIL Tanggal : 1. Asesmen Gizi Antropometri: TB : cm BB Ideal
: .Kg BB sekarang :.Kg LILA : . cm (KEK/normal*) BB pra
hamil:..Kg IMT pra hamil: ...Kg/m2 Status Gizi pra hamil: kurang/
normal/ lebih*) Biokimia Hb g/dL Ht .% GD P/2 jam PP : ./
..mgdL Fisik/klinis : Dietary/ pola makan(food recall 24 jam): Zat gizi
Kebutuhan Asupan % thd Kebutuhan Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH
(g) Zat besi (mg) ..**) ..**) No RM : Nama
Lengkap : Jenis Kelamin : Tanggal Lahir : (tulis lengkap/atau tempelkan
stiker
Recommended
Salim Mulyana
Salim Mulyana
Nur Angraini
Bk rencana kerja_gizi_final
Intan Nurani
Riskesdas 2013
Muhammad Saleh
Duik Agustini
English
Espaol
Portugus
Franais
Deutsch
About
Blog
Terms
Privacy
Copyright
Support