Anda di halaman 1dari 27

INAS KESEHATAN KAB.

LUMAJANG
PROTAP (PROSEDUR TETAP)
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN
(PMT-P)

1. Tujuan :

Sebagai acuan dalam pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bagi balita gizi
buruk dan balita sangat kurus

2. Ruang Lingkup
Petunjuk pelaksanaan pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita gizi buruk dan
balita sangat kurus

3. Uraian Umum :

Balita dengan status gizi buruk berdasarkan indeks berat badan menurut umur standart WHO
2005, Z skornya menunjukan <-3 SD atau ada tanda klinis marasmus,kwashiorkor, marasmic-
kwashiorkor, diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk mendapatkan PMT
Pemulihan. Usulan tersebut divalidasi sehingga diperoleh data gizi buruk yang akurat.
Berdasarkan data gizi buruk tersebut dibuatkan alokasi untuk masing-masing Puskesmas
sesuai dengan ketersediaan paket PMT Pemulihan di Dinas Kesehatan yang bersumber dana
dari APBD II. Selanjutnya Puskesmas mengambil paket PMT Pemulihan tersebut ke Dinas
Kesehatan dan mendistribusikannya ke PPD sesuai jumlah alokasi PMT yang tersedia. Balita
yang memiliki kartu Jamkesmas mendapatkan PMT Pemulihan dari sumber dana Jamkesmas.
Paket PMT tersebut diberikan ke sasaran setiap 10 hari sekali dan dilakukan monitoring dan
evaluasi mengenai BB, TB/PB, daya terima dan permasalahan yang ada. Hasil kegiatan
dilaporkan oleh PPD ke Puskesmas setipa bulan dan dari Puskesmas dikirim ke Dinas
Kesehatan juga setiap bulan.

4. Ketrampilan Petugas Nutrisionis

5. Instruksi Kerja :

Instruksi Kerja Petugas

1. Petugas gizi Puskesmas mengirimkan data balita gizi buruk setelah dilakukan validasi
terlebih dahulu ke dinas kesehatan kabupaten Lumajang

2. Data balita gizi buruk yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten Lumajang dilakukan
validasi ulang.

3. Jika data balita gizi buruk sudah valid dan benar maka akan diusulkan untuk mendapatkan
PMT Pemulihan
4. Dilakukan crosscek antara data balita gizi buruk dan ketersediaan PMT pemulihan yang
ada, kemudian dilakukan prioritas bagi balita penerima PMT

5. Setelah itu dibuat surat alokasi tiap puskesmas, dan puskesmas mengambil bahan PMT
pemulihan ke dinas kesehatan sesuai alokasi.

6. Puskesmas memberikan bahan PMT Pemulihan kepada Petugas Pembina Desa (PPD)
sesuai alokasi balita terpilih

7. Untuk balita gakin jamkesmas mendapatkan bahan PMT P daridana jamkesmas Puskesmas
yang diberikan dalam bentuk uang kepada PPD untuk diblikan bahan PMT Pemulihan sesuai
dengan daya terima balita.

8. PPD memberikan kepada balita terpilih settiap 10 hari sambil ditimbang berat badan dan
diukur tinggi/panjang badannya, daya terima dan permasalahan yang ada.

9. PPD mengisi kartu monitoring PMT pemulihan sesuai dengan kondisi balita. Kartu
monitoring dibuat rangkap 3, dimana satu diberikan pada ibu balita terpilih, satu untuk PPD
satu lagi utk Arsip

10. PPD melaporkan hasil perkembangan status gizi balita penerima PMT P ke puksesmas
setiap satu bulan sekali.

11. Puskesmas merekap hasil perkembangan status gizi balita penerima PMT Pemulihan dan
melaporkan dalam bentuk laporan tiap/per nama ke Dinas Kesehatan setiap satu bulan sekali

12. Dinas kesehatan melakukan rekapitulasi dan melakukan analisa tingkat keberhasilan
pelaksanaan PMT Pemulihan tiap puskesmas ataupun tingkat kabupaten

13. dari hasil analisa tersebut Dinas kesehatan membuat umpan balik ke puskesmas tentang
tingkat keberhasilan pelaksanaan PMT pemulihan

6. Indikator Kinerja :

1. Bahan PMT Pemulihan diberikan kepada sasaran yang tepat yaitu balita gizi buruk/sangat
kurus dan daya terima tinggi.
2. Adanya peningkatan status gizi balita penerima PMT Pemulihan

3. Laporan PMT Pemulihan yang akurat dan tepat waktu

7. Rekaman Mutu

1. Data balita penerima PMT Pemulihan

2. Laporan perkembangan status gizi balita penerima PMT Pemulihan

3. Tingkat keberhasilan PMT Pemulihan

Referensi :

8.1. Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan pengelolaan MP-ASI,Depkes


RI,2005

8.2 Depkes RI, Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI, 2007

.
Newer Post Older Post Home

0 comments:

Post a Comment

Buku bumil kek (1 52)

1. 1. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 1


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi kurang pada ibu
hamil masih merupakan fokus perhatian, masalah tersebut antara lain
anemia dan ibu hamil KEK. Status kesehatan di Indonesia belum
menggembirakan ditandai dengan Angka Kematian Ibu, Kematian
Neonatal, Bayi, dan Balita masih sulit ditekan bahkan selama 10 tahun
terakhir ini kematian neonatal ada dalam kondisi stagnan. Pendekatan
siklus hidup sejak dari masa janin sampai usia lanjut terus diupayakan,
diperlukan upaya strategis yang dimulai sejak masa kehamilan bahkan
masa pra- kehamilan agar terwujud generasi yang sehat dan tangguh.
Periode pra-kehamilan dan kehamilan harus disiapkan dengan baik, hal ini
tertuang dalam arah kebijakan RPJMN 2015-2019 yaitu mempercepat
perbaikan gizi masyarakat dengan fokus utama pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK). Riskesdas 2013, prevalensi risiko KEK pada WUS
(15-49 tahun) sebesar 20,8%, khususnya prevalensi tertinggi ditemukan
pada WUS remaja (15-19 tahun) sebesar 46,6%, dibandingkan dengan
kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi
risiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,2%, khususnya
prevalensi tertinggi ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun) sebesar
38,5% dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar
30,1%. Besaran masalah risiko Kurang Energi Kronik (KEK) baik pada WUS
dan bumil lebih banyak ditemukan pada kelompok usia remaja (15-19
tahun), sehingga kelompok ini harus mendapat perhatian khusus. KEK
pada kelompok usia remaja tidak hanya masalah kurang pangan tetapi
juga akibat pengaruh gaya hidup. Masalah gizi lain pada ibu hamil adalah
prevalensi anemia sebesar 37,1% dan tinggi badan <150 cm sebesar
31,3%. Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap
kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang
dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko
pada bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin (keguguran),
prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir

2. 2. 2 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil


Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat mengganggu
tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan
metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular di usia dewasa.
Prevalensi BBLR sebesar 10,2% (Riskesdas 2013). Kejadian BBLR
merupakan penyebab utama kematian bayi selain gangguan nafas dan
infeksi neonatus. Mengacu pada konsep ilmiah menjelaskan bahwa
masalah gizi merupakan Intergeneration Impact, seorang bayi dengan
BBLR akan mengalami masalah gizi sepanjang siklus kehidupan dan akan
berulang pada generasi selanjutnya. Masalah ibu hamil KEK disebabkan
konsumsi zat gizi yang kurang. Konsumsi energi penduduk Indonesia
kurang dari 70% AKG 2004 sebesar 40,7% dan konsumsi protein kurang
dari 80% AKG 2004 sebesar 37% (Riskesdas 2010). Kekurangan zat gizi
makro berkaitan dengan kekurangan zat gizi mikro khususnya vitamin A,
vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium.
Penanggulangan ibu hamil KEK harus dimulai sejak sebelum hamil (catin)
bahkan sejak usia remaja putri. Upaya penanggulangan tersebut
membutuhkan koordinasi lintas program melalui kegiatan edukasi
kesehatan reproduksi remaja putri melalui program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), konseling
CATIN, pemeriksaan ibu hamil terpadu (Pelayanan Antenatal Terpadu) dan
perlu dukungan lintas sektor, organisasi profesi, tokoh masyarakat, LSM
dan institusi lainnya. Agar kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK dapat
dilaksanakan dengan baik dan terkoordinasi diperlukan suatu pedoman. B.
TUJUAN 1. Umum: Sebagai acuan dalam penanggulangan ibu hamil KEK. 2.
Khusus: Melakukan : a. Identifikasi WUS Catin dan ibu hamil KEK b.
Pelayanan gizi terhadap WUS Catin dan ibu hamil KEK c. Pemantauan
pelayanan gizi WUS Catin dan ibu hamil KEK d. Evaluasi hasil pelayanan
gizi WUS Catin dan ibu hamil KEK

3. 3. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 3


C. BAGAN PENYEBAB MASALAH GIZI IBU HAMIL KEK Faktor penyebab
langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan
penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan
tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan
serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor langsung
dan tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya pemberdayaan wanita,
keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah utama, sedangkan
masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial. Gambar 1.
Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK, modifikasi dari Kerangka
Konseptual UNICEF, ACC/SCN, 2000 Penyebab Langsung Penyebab Tidak
langsung Masalah Utama Masalah Dasar Ibu Hamil KEK Konsumsi gizi
Penyakit tidak cukup Persediaan makanan tidak cukup Pola asuh tidak
memadai Kesling dan Yankes tidak memadai Kurang pemberdayaan
wanita, keluarga dan SDM Krisis Ekonomi, Politik dan Sosial Pengangguran,
inflasi, kurang pangan dan kemiskinan Kurang pendidikan, pengetahuan
dan keterampilan

4. 4. 4 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil


D. SASARAN : 1. Petugas kesehatan 2. Sektor/Institusi terkait E. LANDASAN
HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah 2. Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4. Undang-
undang Pangan No. 18 tahun 2012 tentang Pangan (pasal 63) 5. Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah kabupaten/Kota 6. Perpres No 42 tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi 7. Inpres No 3 tahun 2010
tentang Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RANPG 2011-2015) dan
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG 2011-2015) di 33 Propinsi.
8. Permenkes Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar pelayanan Minimal
Kab/ kota. 9. Permenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistim Kesehatan
Nasional. 10. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas . 11. Kepmenkes Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 12. Permenkes No. 75 tahun 2013
tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia. 13.
Permenkes No. 1464 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan. 14. Permenkes No. 26 tahun 2013 tentang Tenaga Gizi 15.
Permenkes No. 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi 16.
Kepmenkes No. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.

5. 5. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 5


BAB II KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KONSEP DASAR Masalah gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia ini akan berdampak negatif terhadap
kualitas sumber daya manusia. Target RPJMN melalui perbaikan gizi pada
semua siklus kehidupan, sejak dari dalam kandungan sampai dengan
lanjut usia diharapkan dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
Penanggulangan ibu hamil KEK melalui kebijakan dan strategi sebagai
berikut: A. KEBIJAKAN 1. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan
melalui intervensi gizi spesifik secara lintas program, terutama pada
pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu. 2. Penanggulangan ibu hamil
KEK dilaksanakan melalui intervensi gizi sensitif terintegrasi lintas sektor
terkait. B. STRATEGI 1. Melaksanakan advokasi, sosialisasi, promosi dan
koordinasi dengan lintas sektor terkait dan masyarakat. 2. Melakukan
penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan antenatal terpadu dan
melaksanakan rujukan bila diperlukan. 3. Melakukan pelayanan gizi ibu
hamil KEK. 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi. C. KONSEP DASAR 1.
Gizi Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Kehamilan merupakan
suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan generasi berikut. Salah
satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat adalah
terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan
cairan (termasuk air) serta serat yang cukup baik kuantitas maupun
kualitas. Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro
(karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin
A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium dan zat mikro
lain pada wanita usia subur
6. 6. 6 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan), mengakibatkan
terjadinya Kurang Energi Kronik (KEK) pada masa kehamilan yang diawali
dengan kejadian Risiko KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan
energi dalam jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar
Lengan Atas (LiLA). Hasil analisis Aryani dkk, 2012 berdasarkan data
Riskesdas (2007) diperoleh korelasi kuat antara LiLA dan Indeks Massa
Tubuh (IMT) pra-hamil. Oleh karena itu, LiLA dapat digunakan sebagai alat
penapisan KEK, sedangkan kenaikan berat badan ibu hamil merupakan
cermin dari pertumbuhan dan perkembangan janin. Kurang Energi Kronik
(KEK) pada ibu hamil dimulai sebelum hamil, dari pra nikah (Catin) bahkan
usia remaja. Kehamilan pada usia remaja akan menimbulkan masalah,
antara lain : a. Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan
janin yang dikandungnya. b. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan
tubuh rentan terhadap penyakit. c. Organ reproduksi remaja masih dalam
proses tumbuh kembang, seperti panggul belum berkembang maksimal
(panggul sempit) yang akan menyulitkan proses persalinan. d. Mental
remaja yang belum siap menjadi seorang ibu mengakibatkan pola asuh
yang tidak baik.

7. 7. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 7


Gambar 2. Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Periode 1000
HPK adalah periode 9 bulan janin dalam kandungan (270 hari) hingga
anak usia 2 tahun (730 hari). Pada 20 minggu pertama dibutuhkan
kecukupan protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan sel dan
menentukan jumlah sel otak dan potensi tinggi badan (TB). Selanjutnya
pada 20 minggu sampai dengan bayi lahir dibutuhkan kecukupan energi,
protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan dan pembesaran sel.
Selama 6 bulan setelah bayi lahir bayi memerlukan zat gizi makro dan
mikro yang hanya cukup diperoleh dari Air Susu Ibu (ASI eksklusif). Di atas
6 bulan bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI yang cukup
dan berkualitas untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Proses biologik yang terjadi selama kehamilan ditandai dengan
pertambahan berat badan yang berasal dari beberapa komponen seperti
yang tercantum pada Tabel 1. Perubahan yang terjadi selama kehamilan
terukur dalam kenaikan berat badan ibu. Untuk itu agar bayi yang
dilahirkan dalam kondisi

8. 8. 8 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil


normal (lahir hidup, cukup bulan dan berat lahir cukup), membutuhkan
energi dan zat gizi optimal yang diperoleh melalui ibu. Ibu hamil dengan
cukup energi dan asupan zat gizinya akan naik berat badannya sesuai
umur kehamilan dan bayi lahir sehat. Apabila proses kehamilan diawali
dengan kondisi gizi kurang, maka kenaikan berat badan selama hamil
harus juga mempertimbangkan defisit berat badan, artinya kenaikan berat
badan pada ibu hamil KEK harus lebih besar dibandingkan ibu hamil
normal (Tabel 2). Tabel 1. Komponen Kenaikan Berat Badan Selama Hamil
Deskripsi Komponen Berat (kg) Produk konsepsi Janin 3.23 Plasenta 0.64
Cairan amnion 1.44 Perubahan berat badan ibu terkait kehamilan Air 6.0
Cairan plasma 1.2* Cairan ekstraseluler 2.2* Cairan intraseluler 2.6 Protein
tubuh 1.5 T o t a l 12.5 Keterangan : * langsung terbuang pada saat
kelahiran Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal
Nutrition, Bucksburn, Berdeenshire (2007) Tabel 2. Kenaikan BB Selama
Hamil Berdasarkan IMT Pra-hamil IMT pra-hamil (kg/m 2 ) Kenaikan BB
total selama kehamilan (kg) Laju Kenaikan BB Pada trimester II dan
trimester III (Rentang rerata kg/minggu), Gizi Kurang/KEK (<18,5) 12.71 -
18.16 0.45 (0.45 - 0.59) Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45 (0.36
0.45) Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27 (0.23 - 0.32) Obes (
30.0) 4.99 - 9.08 0.23 (0.18 - 0.27) Sumber : Institute of Medicine (IOM),
2009 Keterangan : Penggunaan rujukan dari IOM Tahun 2009 karena sudah
disesuaikan dengan postur tubuh kebanyakan orang Asia Pasifik dan untuk
menilai pertambahan berat badan selama kehamilan.

9. 9. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 9


Secara teoritis BB Ibu Hamil pada Trimester I sama dengan BB pra hamil,
bahkan bisa lebih rendah. Perhitungan kenaikan berat badan bumil KEK
pada trimester I adalah berat badan aktual saat pertama kali ditimbang
minimal ada kenaikan BB 1 kg/bulan. 2. Kerangka Konsep Penanggulangan
Ibu Hamil KEK Sumber : Modifikasi dari framework for promoting maternal
nutrition (USAID-IYCN), 2012 Keterangan : Tidak dianjurkan suplementasi
vitamin A dosis tinggi pada ibu hamil Gambar 3. Kerangka Konsep
Penanggulangan ibu Hamil KEK Gaya hidup & Pola Asuh Ibu yang
mendukung Konsumsi makanan & suplementasi Pencegahan &
Pengobatan penyakit Gizi Ibu Hamil Aktivitas fisik (beban kerja) sehari-
hari yang sesuai Pengaturan jarak kehamilan Kuantitas makanan Kualitas
makanan Suplementasi Fe, asam folat, kalsium dan zinc Status/Kedudukan
Ibu di dalam rumah tangga Pengobatan Penyakit Pencegahan dan
pengobatan malaria Pencegahan Kecacingan Hygiene/sanitasi dan air
bersih

10.10. 10 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Pada bagan di atas, secara lebih spesifik untuk mencegah terjadinya
ibu hamil KEK, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
mengonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah makanan
yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang sesuai
kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu
hamil yaitu tablet tambah darah (berisi zat besi dan asam folat), kalsium,
seng, vitamin A, vitamin D, iodium. Pengaturan jarak kelahiran,
pengobatan penyakit penyerta seperti kecacingan, malaria, HIV, TBC dan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan selalu
menggunakan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu sekali, makan
buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak
merokok di dalam rumah, persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI
eksklusif dan menimbang balita setiap bulan merupakan upaya yang
harus dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya KEK pada WUS Catin
dan ibu hamil serta mengatasi masalah yang timbul pada WUS Catin dan
ibu hamil KEK. Pelayanan antenatal terpadu (10 T) harus dilakukan
ditingkat pelayanan kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga
kesehatan. Pelayanan antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah:
1. Penimbangan berat badan 2. Pengukuran tinggi badan 3. Pengukuran
LiLA 4. Pemberian tablet tambah darah 5. Penyuluhan dan Konseling gizi

11.11. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
11 BAB III KEGIATAN PENANGGULANGAN KEK PADA WUS CATIN DAN IBU
HAMIL Penanggulangan KEK bisa berhasil dengan baik apabila dilakukan
kegiatan meliputi peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku
kesehatan dan gizi, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Dalam rangka penanggulangan KEK pada WUS Catin dan Ibu hamil perlu
dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan
Antenatal, sebagai berikut : A. PENDATAAN Pendataan dilakukan pada
WUS Calon Pengantin (Catin) dan ibu hamil di wilayah kerja yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh masyarakat desa (kader).
Pendataan meliputi nama, usia dan alamat. B. PELAYANAN Pelayanan gizi
dilakukan pada WUS Catin dan Ibu hamil. Pelayanan gizi pada WUS Catin
berupa pemeriksaan antropometri (BB, TB, LiLA) yang hasilnya
diinformasikan ke Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai prasarat layak
nikah. Pelayanan gizi pada ibu hamil mengikuti standar pelayanan
antenatal terpadu yang meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi
badan, nilai status gizi (ukur LiLA), memberikan tablet tambah darah
(TTD), tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling. Sedangkan
mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, menentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi
tetanus dan pemberian imunisasi TT, pemeriksaan laboratorium
sederhana dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya. Secara rinci
pelayanan gizi untuk WUS Catin dan Ibu hamil diuraikan sebagai berikut:
1. WUS Catin a. Penapisan Status Gizi Penapisan status gizi dilakukan
dengan pengukuran LiLA.

12.12. 12 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil b. Penentuan Status Gizi Penentuan status gizi dilakukan dengan 2
cara : dengan menghitung IMT dan atau mengukur LiLA 1) Normal jika IMT
18,5 s/d 24,9 kg/m2 (Institute of Medicine, 2009 ) dan LiLA 23,5 cm 2)
Kurus jika IMT < 18,5 kg/m2 3) KEK bila LiLA < 23,5 cm c. Pelayanan Gizi
Pelayanan Gizi pada WUS Catin terdiri dari WUS Catin Normal dan WUS
Catin KEK sesuai dengan Gambar 3. 1) WUS Catin Normal Pelayanan gizi
pada WUS Catin normal dilakukan edukasi gizi seimbang, menerapkan
PHBS dan dianjurkan minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia
sebanyak 1 tablet per minggu dan 1 tablet per hari selama menstruasi. 2)
WUS Catin KEK Pelayanan gizi pada WUS Catin gizi kurang/ KEK dengan
tujuan meningkatkan BB melalui konseling gizi tentang makanan dengan
gizi seimbang dan cara pemilihan makanan yang tepat menggunakan
Daftar Bahan Makanan Penukar (Lampiran 8) serta menerapkan PHBS.
Pantau berat badan tiap bulan, bila dalam 1 bulan tidak ada peningkatan
berat badan segera dirujuk. Cara menghitung IMT: IMT= BB (kg) TB m x TB
m Contoh jika WUS dengan BB 38 kg, TB 145 cm maka IMT = 38 = 18,0
kg/m2 1,45 x1,45 Kesimpulan : WUS dengan status gizi kurang/KEK

13.13. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
13 WUS KEK umumnya disertai Anemia. a) Bila kadar Hb 8 - < 12 gr/dl,
dianjurkan untuk mengonsumsi bahan makanan sumber zat besi dan
pemberian TTD 1 x 1 tablet/hari dan dilakukan pemeriksaan Hb setelah 1
bulan. Bila tidak ada perubahan dalam waktu 1 bulan segera dirujuk. b)
Bila kadar Hb < 8 gr/dl (anemia moderate), segera rujuk. Daerah dengan
prevalensi anemia pada ibu hamil tinggi ( > 20% ) maka dianjurkan Pemda
untuk melakukan pemberian TTD kepada remaja putri (sejak mulai haid)
dan WUS

14.14. 14 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil
15.15. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
15 2. IBU HAMIL a. Penapisan Penapisan dilakukan pengukuran LiLA, hasil
laboratorium dan ada tidaknya penyakit. b. Penentuan Status Gizi 1)
Normal jika LiLA 23,5 cm 2) KEK jika LiLA < 23,5 cm Selain status gizi
perlu diperhatikan kondisi ibu hamil yang berisiko. Disebut Ibu Hamil
Risiko Tinggi bila: a) TB < 145 cm dan atau b) BB < 45 kg pada seluruh
usia kehamilan c) Anemia bila Hb < 11 g/dl c. Pelayanan Gizi Pelayanan
gizi pada ibu hamil terintegrasi di dalam pelayanan Antenatal terpadu.
Pelayanan antenatal terpadu mencakup pelayanan preventif, promotif
sekaligus kuratif dan rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, Gizi,
Pengendalian Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, ibu hamil yang
mengalami kekerasan selama kehamilan serta program spesifik lainnya
sesuai dengan kebutuhan. Setiap ibu hamil mempunyai risiko mengalami
masalah gizi terutama KEK, oleh karena itu semua ibu hamil harus
menerima pelayanan antenatal yang komprehensif dan terpadu. Tujuan
pelayanan antenatal terpadu meliputi: deteksi dini, pengobatan dan
penanganan gizi yang tepat terhadap gangguan kesehatan ibu hamil
termasuk masalah gizi terutama KEK; Persiapan persalinan dan kesiapan
menghadapi komplikasi akibat masalah kesehatan terutama masalah gizi
pada ibu hamil KEK; pencegahan terhadap penyakit dan komplikasinya
akibat KEK melalui penyuluhan kesehatan dan konseling.

16.16. 16 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil

17.17. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
17 Pelayanan gizi diuraikan pada pelayanan gizi ibu hamil normal, ibu
hamil KEK, ibu hamil anemia, ibu hamil KEK dan anemia, serta ibu hamil
KEK dengan penyakit. 1) Pelayanan Gizi Ibu hamil normal Pelayanan gizi
ibu hamil normal ditujukan agar ibu hamil terhindar dari KEK maupun
penyakit penyerta lainnya. Oleh karena itu kegiatan utamanya adalah
edukasi dan konseling. Upaya pencegahan anemia dan KEK pada Ibu
Hamil dapat dilakukan melalui edukasi dan konseling. a) Edukasi Gizi
Edukasi gizi dilakukan dengan memberikan penyuluhan gizi dan atau
disertai pemasangan poster, penyebaran flyer/pamflet/selebaran (media
KIE lainnya) dengan tujuan untuk merubah perilaku masyarakat agar
mempunyai perilaku makan yang baik sesuai dengan prinsip gizi
seimbang, sehingga dapat mempertahankan dan mencapai BB normal.
Edukasi dilakukan pada saat ibu melakukan pemeriksaan antenatal atau
saat mengikuti kelas ibu hamil. Perencanaan yang perlu dilakukan adalah
penyiapan materi sesuai dengan masalah yag dihadapi sebagian besar ibu
hamil. Materi yang dikembangkan diantaranya gizi seimbang ibu hamil,
penambahan porsi ibu hamil dengan aneka ragam makanan, kebutuhan
cairan ibu hamil, melakukan aktifitas fisik, dan pentingnya memantau
kenaikan berat badan dan perkembangan janin serta PHBS b) Konseling
Konseling gizi perlu dilakukan pada ibu hamil yang normal dengan
memperhatikan diagnosis gizi yang telah diidentifikasi dengan metode
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Alat bantu yang dapat digunakan
diantaranya: buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), food model, leaflet,
flyer/selebaran, dll. 2) Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil KEK Ibu hamil KEK
adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri, LiLA < 23,5 cm
dan harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan termasuk tenaga gizi.
18.18. 18 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu
Hamil Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan
sistem rujukan. Secara umum pelayanan gizi pada ibu hamil KEK di
fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan karakteristik
wilayah (epidemiologis dan/atau sosial budaya dan kemampuan local).
Pelayanan gizi dapat dilakukan oleh tenaga gizi dan bidan. Pelayanan gizi
ibu hamil KEK oleh tenaga gizi dilakukan dengan mengikuti tahapan Proses
Asuhan Gizi Terstandar yang meliputi Pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi dan monitoring evaluasi. a) Pengkajian Gizi Pengkajian gizi
dilakukan dengan interpretasi data antropometri, biokimia, klinis, asupan
makan/riwayat gizi dan riwayat personal. (1) Interpretasi data
antropometri menggunakan : (a) LiLA (KEK jika LiLA <23,5 cm) (b) IMT pra
hamil/Trimester I (gizi kurang/KEK jika IMT < 18,5 kg/m2 ) (2) Interpretasi
data biokimia Hb (anemia jika Hb <11 gr/dl) (3) Interpretasi data Klinis
Kurus, pucat (4) Interpretasi data asupan makan/riwayat gizi Mendata
asupan makanan dengan cara menanyakan riwayat makan menggunakan
metode FFQ (Lampiran 6) dan Food Recall 24 jam dengan menggunakan
formulir asuhan gizi (Lampiran 7). (5) Riwayat personal yaitu sosial
ekonomi dan budaya (keyakinan terkait pola makan) (6) Membandingkan
dengan standar yang ada b) Menetapkan Diagnosis Gizi : Diagnosis gizi
adalah menentukan masalah gizi berdasarkan Problem, Etiologi dan Sign
serta symptom (PES). Diagnosis gizi bersifat spesifik serta terkait dengan
hal-hal yang berhubungan dengan malnutrisi dan perilaku makan.
Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis. Berikut ini beberapa
contoh diagnosis gizi yang sering terjadi pada ibu hamil:

19.19. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
19 (1) Domain Intake/Asupan: NI-5.2: Malnutrisi berkaitan dengan kurang
pengetahuan tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan
atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang cukup dan
pertambahan BB hamil yang tidak adekuat. (2) Domain Klinis : NC-3.1:
Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan penurunan asupan
makan ditandai oleh penurunan BB 5% dalam 1 bulan. (3) Domain
Perilaku-Lingkungan: NB-1.1: Pengetahuan tentang gizi-makanan kurang
berkaitan dengan kurang terpapar akan informasi gizi yang akurat ditandai
oleh ketidaktepatan menyebutkan informasi gizi bagi ibu hamil. c)
Intervensi Gizi: Strategi intervensi gizi kepada ibu hamil KEK mengacu
pada 4 kategori yaitu penyediaan makanan, konseling/edukasi, kolaborasi
dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas sektor terkait.
(1) Penyediaan makan Penyediaan makan diawali dengan perhitungan
kebutuhan, pemberian diet (termasuk komposisi zat gizi, bentuk makanan,
dan frekuensi pemberian dalam sehari) (a) Perhitungan kebutuhan energi
Perhitungan kebutuhan energi per individu dihitung berdasarkan aktivitas
dan status gizi ibu dan ditambah 500 kkal untuk usia kehamilan Trimester
I, II dan III. Berikut tabel kebutuhan energi berdasarkan aktivitas. Tabel.3.
Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas Target BB Kebutuhan Energi sesuai
aktivitas (kkal/ kg BB) Santai Sedang Berat Naik 25 30 35 Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care.
2008

20.20. 20 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Perhitungan kebutuhan energi untuk usia kehamilan trimester I, II
dan III adalah sebagai berikut: Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition
and Diagnosis-Related Care. 2008 Contoh : Seorang Ibu Hamil berusia 23
thn, usia hehamilan 14 minggu (Trimester II), LiLA 22 cm, TB 160 cm (1,6
m), Diidentifikasi berdasarkan LiLA, status gizi: KEK. Kebutuhan Energi/hari
bumil sesuai target BB dan aktivitas = (BBI x kebutuhan energi sesuai
target BB & aktivitas) Perhitungan Kebutuhan Energi adalah sebagai
berikut : 1. Perhitungan BB Ideal pra hamil: = (TB cm 100) - 10 % (TB -
100) = 54 kg 2. Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan
aktivitas : = (BB Ideal x kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas) =
(54 x 30 kkal) +500 kkal = 1620 kkal + 500 kkal = 2120 kkal (b)
Pemberian diet sesuai kebutuhan per individu normal yang meliputi
kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan 500 kkal sebagai
penambahan energi selama kehamilan (Mahan et al, 2011). (1))
Kebutuhan energi dan zat gizi per hari dapat dilihat pada tabel berikut : 30
35 kkal/kg BB Ideal sebelum hamil + 500 kkal

21.21. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
21 Tabel 4. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Ibu Hamil KEK Energi dan Zat
Gizi Kebutuhan Energi 30-35 kkal/kgBB/hari, disesuaikan dengan aktifitas
Protein 12 15 %, diutamakan sumber protein dari ikan terutama ikan
laut. Lemak 30 %, diutamakan berasal dari lemak tidak jenuh tunggal
maupun ganda Karbohidrat 55 58% Serat 28 g/hari Asam folat 600
mcg/hari Vitamin A 300-350 mcg/hari Vitamin B2 0,3 mg/hari Vitamin B3 4
mg/hari Vitamin B6 0,4 mg/hari Vitamin C 85 mg/hari Kalsium 1000mg/hari
Zink (Seng) 1 4 mg/hari Iodium 70mcg/hari Zat besi 27 mg/hari Air
Minimal 2 liter/hari (2)) Bentuk penambahan energi 500 kkal dapat berupa
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil KEK sebesar 500
kkal. PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan minuman padat
gizi. PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat berupa makanan
selingan padat, sebagai contoh: o 200 gr pempek kapal selam + es
kacang merah, o 1 porsi siomay lengkap + jus jeruk o 1 porsi bubur
kacang ijo + 2 iris roti tawar, o 1 porsi bubur sagu kenari o 3 bh
lontong/arem-arem + 4 potong tahu goreng. Contoh makanan lain
terlampir pada Lampiran 15 PMT Bumil pabrikan 500 kkal, 15 gr protein,
diberikan 90 hari. o biscuit lapis (100 gr)

22.22. 22 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Minuman padat gizi, dapat berupa formula susu dan formula non
susu : o formula susu (1,5 kkal/mL) terdiri dari susu + gula + minyak +
mineral mix o formula non susu (1,5 kkal/mL) yang terdiri dari kacang +
telur + gula + minyak. (2) Konseling/edukasi gizi Konseling gizi dilakukan
dengan tujuan membantu ibu hamil KEK dalam memperbaiki status
gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar tercapai berat
badan standar. Tahapan konseling: (a) Menentukan prioritas perubahan
perilaku yang perlu dilakukan untuk mencapai kesehatan ibu hamil (b)
Mendiskusikan prioritas perubahan perilaku bersama dengan ibu hamil
agar dapat dilakukan sesuai dengan kondisinya (c) Menjelaskan
bagaimana prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil dan PHBS (d) Menjelaskan
tentang pentingnya makanan yang cukup selama kehamilan terutama
penambahan energi sesuai dengan trimesternya. (contoh di lampiran 11)
(e) Menjelaskan tentang pentingnya pemilihan makanan yang tepat
selama kehamilan dengan cara mengajarkan ibu bagaimana mengganti
bahan makanan dengan bahan makanan yang sejenis (contoh makanan
sumber energi nasi, bisa diganti dengan singkong/mie/roti/jagung dengan
menggunakan Bahan Makanan Penukar, bisa dilihat di lampiran 8.) (f)
Memberikan contoh pola makan yang tepat (terdiri dari makanan pokok,
sumber protein hewani- nabati, sayur dan buah) serta penambahan energi
sesuai dengan trimester (dalam bentuk susu atau PMT lain) (g) Contoh
pola makan ibu hamil dapat dilihat pada Lampiran 13.

23.23. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
23 (h) Memberikan contoh menu sehari bergizi seimbang bagi ibu hamil
(Lampiran 5). (i) Memberikan contoh makanan tambahan sebesar 500
kkal, 15 gr protein (dapat diberikan dalam bentuk makanan selingan 2-3
kali sehari, dalam bentuk makanan/ minuman padat gizi). Contoh dapat
dilihat pada lampiran 15. (j) Menyarankan ibu hamil untuk menambah
waktu istirahat dengan berbaring 1 jam, pada siang hari. (k) Melakukan
evaluasi konseling yang dilakukan dengan cara menanyakan ulang kepada
ibu hamil tentang bagaimana pola makan yang baik bagi ibu hamil. (l)
Mengatur dan memotivasi kunjungan ulang secara berkala ke pelayanan
kesehatan. Jika sebelum waktu kunjungan ulang tiba ibu ada
keluhan/permasalahan yang terkait dengan pemberian makan ibu hamil
dapat menghubungi tenaga gizi/tenaga kesehatan terdekat. (3) Kolaborasi
dan Koordinasi Tenaga Kesehatan dan Lintas Sektor terkait Jika dalam
pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil KEK mengalami kendala untuk
melakukan praktek pemberian makannya, maka tenaga gizi dapat
berkolaborasi dengan masyarakat termasuk Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) dalam hal : (a) Membuat makanan tambahan berbasis
bahan makanan/pangan lokal (b) Memotivasi ibu hamil KEK untuk
meningkatkan asupan makanan sehari-hari dan mengonsumsi PMT sesuai
kebutuhan dapat berupa pendampingan PMT. (c) Memantau pemanfaatan
PMT melalui pendampingan kader. Jika ada kendala dalam pelaksaaan
intervensi gizi lainnya, tenaga gizi juga dapat berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain/bidan praktek mandiri dalam penanganannya.
Misalnya:

24.24. 24 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil (a) Bekerjasama dengan tim kesehatan lain atau dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan jika ada penyulit dan penyakit penyerta (b)
Bekerjasama dengan perawat atau bidan untuk memotivasi kesadaran
makan ibu hamil (c) Bekerjasama dengan bidan untuk mengelola PMT
lokal melalui kelas ibu d) Monitoring-Evaluasi Tujuan monitoring evaluasi
adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan status gizi
ibu hamil KEK dalam melaksanakan praktek pemberian makan ibu hamil.
Indikator monitoring evaluasi meliputi kenaikan BB, perbaikan nilai
laboratrium, perbaikan tanda klinis, asupan makanan termasuk asupan
makanan dari PMT. Contoh pencatatan hasil monitoring evaluasi dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi
Intervensi Gizi Asupan Makanan Penambahan BB < 80% 80% 1 kg/bl
(TM 1) dan 2 kg/bl (TM 2 & 3) < 1 kg/bl (TM 1) dan < 2 kg/bl (TM 2 & 3)
Kunjungan ulang dalam 2 minggu dengan melakukan pengkajian ulang
meliputi BB dan asupan Kunjungan ulang dalam 1 bulan dengan
melakukan pengkajian ulang meliputi BB dan asupan. Teruskan Edukasi,
konseling dan PMT Kaji ulang asupan gizi. Jika asupan makanan ibu tidak
sesuai dengan anjuran karena faktor sosial ekonomi, upayakan bantuan
pangan melalui program yang ada Tambah waktu istirahat dengan
berbaring 1 jam, pada siang hari. Ukur kembali pertambahan berat
badan 1 bulan kemudian.
25.25. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
25 Ibu hamil KEK yang dirujuk ke rumah sakit akan mendapatkan
pelayanan terapi gizi oleh tim asuhan gizi di rumah sakit. Pemantauan
penambahan BB pada bumil KEK dilakukan setiap bulan, disertai dengan
pemantauan perkembangan janin oleh tenaga kesehatan agar intervensi
dapat disesuaikan dengan kondisi janin. Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK
yang dilakukan oleh bidan: Bidan dapat melakukan pelayanan gizi untuk
ibu hamil KEK jika tidak ada tenaga gizi. Kegiatan tatalaksana gizi yang
dilakukan bidan yaitu (a) Edukasi pola makan, (b) Pemberian makanan
tambahan 500 kkal, 15 gr protein per hari (contoh terlampir pada
lampiran 12) dan pantau perkembangan janin oleh bidan. (c) Apabila tidak
terjadi kenaikan BB 1 kg/bulan (Trimester I) dan 2 kg/bulan (Trimester II
dan III) segera merujuk ke dokter dan tenaga gizi. 3) Pelayanan gizi Ibu
Hamil anemia Jika dari hasil diagnosis gizi diketahui ibu hamil dengan
anemia dengan kadar Hb < 11 gr/dl maka diberikan intervensi gizi: a)
Konseling tentang pola makan dengan gizi seimbang, pemberian contoh
bahan makanan yang tinggi zat besi (Lampiran 11 dan 16) dan PHBS. b)
Pemberian 2 tablet tambah darah setiap hari sampai kadar Hb mencapai
normal. Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester I maka
pemeriksaan Hb dilakukan setiap bulan. Jika ibu hamil terdeteksi anemia
pada trimester ke II pemeriksaan Hb dilakukan setiap 2 minggu sekali. c)
Bila kadar Hb < 10 gr/dl harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih tinggi. d)
Ibu hamil anemia dengan penyakit penyerta: (1) Malaria (a) Anjurkan
mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi.

26.26. 26 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil (b) Penatalaksanaan yang berhubungan dengan pemberian zat besi
dan penatalaksanaan lainnya sesuai standar program malaria. (2)
Kecacingan Ibu hamil yang menderita kecacingan tetap diberi TTD
disamping pemberian obat cacing. Biasanya ibu hamil dengan kecacingan
akan menderita anemia sedang. Maka pemberian TTD dapat mencegah
anemia menjadi lebih berat (INACG,1998) 4) Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK
dengan anemia Tatalaksana gizi pada ibu hamil dengan anemia dan KEK
dengan menggabungkan tatalaksana ibu hamil dengan anemia dan KEK 5)
Pelayanan gizi Ibu Hamil KEK dengan penyakit dilakukan sesuai dengan
standar di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan. a) Ibu Hamil KEK dengan
Pre-eklampsia Pencegahan penyakit preeklampsia merupakan pilihan
terbaik, oleh karena penyebab preeklampsia masih belum diketahui
dengan pasti. Berbagai macam faktor telah teridentifikasi dapat
meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, termasuk obesitas. Untuk
ibu hamil KEK, defisiensi kalsium harus diwaspadai. Asupan kalsium
sebanyak 1500-2000 mg/hari dapat mencegah terjadinya preeklampsia
pada ibu hamil yang mempunyai risiko dan dapat mencegah pemberatan
penyakit pada ibu hamil yang telah terdiagnosis preeklampsia.
Pembatasan asupan garam, pemberian vitamin C, vitamin E, minyak ikan
dan bawang putih tidak terbukti bermanfaat dalam penanganan
preklampsia. Pendekatan holistik dengan pemberian semua zat gizi yang
dibutuhkan ibu hamil sesuai dengan AKG sangat dianjurkan, yang dapat
diberikan dalam bentuk makanan beraneka ragam dan gizi yang
seimbang, sehingga obesitas dan defisiensi kalsium dapat dicegah.

27.27. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
27 b) Ibu Hamil KEK dengan HIV Ibu hamil KEK dengan HIV diberikan diet
Tinggi Energi Tinggi Protein dengan penambahan energi dan protein
sesuai kondisi kehamilan dan infeksi oportunistiknya (merujuk pada buku
Pedoman Pelayanan Gizi bagi ODHA) c) Ibu Hamil KEK dengan TB. Ibu
hamil KEK dengan TB diberikan diet Tinggi Energi Tinggi Protein (merujuk
pada buku Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberculosis) Contoh
Kasus: Sebagai Contoh sesuai dengan diagnosis gizi NI-5.2: Kasus:
Seorang Ibu berusia 19 thn, hamil anak pertama, usia kehamilan 11
minggu (Trimester I), pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga dengan
aktifitas sedang, suami sebagai buruh, data antropometri LiLA 19 cm; BB
pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm (1,5 m), tidak terjadi penambahan BB
selama hamil, asupan makan menurun selama hamil. Berikut ini adalah
contoh PAGT: a) Asesmen Gizi: - Antropometri : LiLA 19 cm (status KEK)
BB pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm; BB Aktual 41 Kg IMT = BB Aktual ( 41)
= 18,2 kg/m2 TB (1,5 x 1,5) Status gizi : gizi kurang/KEK BB Ideal =
[TB (cm) 100] 10%[TB (cm) 100] = [150 100] 5 = 45 kg -
Perhitungan kebutuhan Zat Gizi: Kebutuhan energi: = (BBI x kebutuhan
energi sesuai aktivitas) = (50 x 30 kkal) = 1500 kkal

28.28. 28 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Kebutuhan Energi per hari bagi ibu hamil trimester I (untuk
penambahan BB): = Kebutuhan energi sesuai BBI + 500 kkal = 1500 +
500 kkal = 2000 kkal Perhitungan kebutuhan Protein ibu hamil trimester
I: = 15 % x (kebutuhan energi/4 kkal) = 15% x (2000 kkal/4 kkal) = 300/4
= 75 gram b) Diagnosis Gizi NI-5.2 Malnutrisi berkaitan dengan kurang
pengetahuan tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan
atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang cukup dan
pertambahan BB hamil yang tidak adekuat. c) Intervensi Gizi Tujuan: -
Meningkatkan asupan energi-protein (asupan > 80%) - Meningkatkan BB
sesuai standar Implementasi: - Memberikan edukasi-konseling gizi ibu
hamil - Diberikan anjuran diet 2000 kkal Protein 75 g dengan pola makan 3
x makanan utama dan 3 x makanan selingan yang mengandung tinggi
energi tinggi protein (diutamakan berupa PMT berbasis bahan pangan
lokal yang mengandung 500 kkal protein 15 g)

29.29. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
29 Tabel.6 . Contoh Penerapan Intervensi Gizi Diagnosis Gizi Tujuan
Intervensi Gizi Implementasi Target Domain Intake: NI-5.2 Malnutrisi
-Meningkatkan BB sesuai standar -Meningkatkan asupan energi- protein
Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil - BB meningkat sesuai
standar - Asupan Energi 80%, Domain Klinis: NC-3.1 Penurunan BB yang
tidak diharapkan -Meningkatkan BB sesuai standar -Meningkatkan asupan
energi- protein Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil - BB
meningkat sesuai standar - Asupan Energi 80%, Domain Perilaku-
Lingkungan: NB-1.1 Pengetahuan terkait gizi- makanan kurang
-Meningkatkan pengetahuan tentang gizi ibu hamil Memberikan edukasi-
konseling gizi ibu hamil Perubahan pengetahuan- sikap-perilaku tentang
gizi ibu hamil d) Monitoring/Evaluasi: rencana kunjungan ulang 1 bulan
yang akan datang/ sesuai kebutuhan klien

30.30. 30 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil BAB IV PERAN DAN TANGGUNG JAWAB Penanggulangan ibu hamil
KEK akan mencapai tujuan yang kita inginkan apabila mendapat dukungan
baik dari lintas program dan sektor. Adapun peranan dan tanggung jawab
masing masing adalah : 1. Keluarga dan Lingkungan sekitar : a. Suami dan
keluarga lainnya memberi dukungan moril dan materiil selama proses
kehamilan, persalinan dan menyusui. b. Lingkungan sekitar (tetangga,
teman dekat, dan lainnya) memberikan bantuan dan perhatian khususnya
pada ibu hamil risiko tinggi. 2. Kader dan PKK di posyandu : a. Membantu
pembina wilayah (PLKB, bidan, dll) pengumpulan data WUS catin dan ibu
hamil secara rutin (dengan form Sistem Informasi Posyandu/SIP). SIP
memuat data identitas ibu hamil, antropometri ibu hamil, imunisasi TT dan
distribusi TTD. b. Memberikan penyuluhan/motivasi kepada ibu hamil agar
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan. c.
Membantu pemantauan pemberian tablet tambah darah. d. Membantu
bidan desa dalam mendistribusikan dan monitoring pemberian PMT ibu
hamil. 3. Bidan desa dan Bidan Praktek Mandiri (BPM) a. Melakukan
penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan Antenatal terpadu. b.
Melakukan tatalaksana kasus, termasuk dalam 10T. c. Melakukan tindakan
(merujuk), monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap ibu hamil
KEK sesuai dengan kriteria. d. Memberikan edukasi pola makan atau
merujuk ke Puskesmas untuk mendapat konseling gizi oleh tenaga gizi. e.
Membantu distribusi PMT ibu hamil KEK (bila ada) f. Melakukan pembinaan
dan pemantauan pada ibu hamil KEK pasca pemulihan kesehatan.

31.31. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
31 4. Bidan koordinator a. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) - KIA b. Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap bidan desa
terkait pelayanan antenatal terpadu (10T). c. Melakukan monitoring bidan
desa dalam pelaksanaan pemberian PMT ibu hamil KEK (bila ada) d.
Melakukan rekapitulasi data semua ibu hamil termasuk ibu hamil KEK e.
Melakukan koordinasi dengan tenaga gizi dan petugas kesehatan lainnya
5. Pengelola KIA di Puskesmas (Bidan di Puskesmas) a. Melakukan
penapisan ibu hamil KEK dengan pengukuran LiLA dan tetap melakukan
pelayanan antenatal terpadu (Lihat di Bab. III) b. Melakukan tindakan,
monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK sesuai
dengan kondisi. c. Memberikan PMT ibu hamil KEK dan monitoring
pelaksanaannya serta pendampingan bila perlu. d. Melakukan rekapitulasi
pencatatan dan pelaporan. 6. Pengelola Gizi di Puskesmas (tenaga gizi) a.
Menerima data dan mengolah data ibu hamil KEK dari Pengelola Program
KIA Puskesmas b. Melakukan pelayananan gizi berkolaborasi dengan
petugas kesehatan lainnya. c. Melakukan perencanaan pemberian PMT d.
Melakukan distribusi PMT (bila ada) ke Pengelola Program KIA e.
Melakukan pemantauan dan evaluasi f. Melakukan pencatatan dan
pelaporan 7. Kepala Puskesmas a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK b. Bertanggung
jawab terhadap berlangsungnya kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
c. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam pelaksanaan penanggulangan
ibu hamil KEK di wilayah binaan d. Melaporkan hasil kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

32.32. 32 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil 8. Tim Asuhan Gizi Rumah Sakit dan Puskesmas (Dokter, Ahli Gizi/
Dietesien, perawat) a. Melakukan asuhan gizi sesuai PAGT b. Melakukan
rujukan balik pasien ibu hamil KEK yang telah pulih/sembuh ke Puskesmas
yang merujuknya c. Melakukan pemantauan dan evaluasi d. Membuat
pencatatan dan laporan 9. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota a. Melakukan
advokasi kepada pemangku kebijakan b. Merencanakan anggaran
kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan masalah yang ada
di wilayah masing-masing c. Melakukan koordinasi lintas program, lintas
sektor dan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK d.
Melakukan pemantauan dan evaluasi serta bimbingan teknis kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK e. Melaporkan kegiatan penanggulangan
ibu hamil KEK ke Dinas Kesehatan Provinsi 10. Dinas Kesehatan Provinsi a.
Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan b. Merencanakan
anggaran kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan masalah
yang ada di wilayah masing-masing c. Melakukan kordinasi lintas program,
lintas sektor dan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengendalian kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK e. Melaporkan kegiatan penanggulangan
ibu hamil KEK ke Kementerian Kesehatan RI f. Melakukan pembinaan dan
pembuatan kebijakan terhadap kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK

33.33. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
33 11. Lintas Sektor terkait Mendukung program kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan tupoksi masing-masing,
antara lain : a. Penapisan KEK pada WUS catin sejalan dengan imunisasi
TT b. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, anemia, KEK serta gizi
remaja melalui UKS c. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat melalui
organisasi wanita (PKK) dan karang taruna serta institusi, LSM dan swasta
setempat d. Membantu pencegahan WUS dan ibu hamil KEK melalui
sosialisasi dan edukasi Keluarga Berencana (KB)

34.34. 34 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil BAB V PENCATATAN DAN PELAPORAN Pencatatan dan pelaporan
bertujuan mencatat dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin dan ibu hamil melalui
pendataan, penapisan, tatalaksana dan analisa data hasil kegiatan. A.
PENCATATAN Pencatatan pelayanan gizi ibu hamil meliputi pencatatan
yang berkaitan dengan antenatal terpadu dan pelayanan gizi. Pencatatan
pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir yang sudah ada
yaitu: a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di fasilitas
kesehatan b. Kohor ibu merupakan kumpulan data-data dari kartu ibu c.
Buku KIA (dipegang ibu) d. Formulir pencatatan WUS Catin dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan di masing-masing wilayah kerja e.
Pencatatan dari program yang sudah ada (catatan imunisasi, malaria, gizi,
KB, tinggi badan (TB), ibu hamil KEK) Formulir harus diisi lengkap setiap
kali selesai memberikan pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan
dijaga dengan baik karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada
keadaan tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik. f.
Pencatatan kajian dan intervensi gizi ibu hamil KEK (Formulir Kajian dan
Intervensi ibu hamil KEK, Rekapitulasi Kajian dan Intervensi ibu hamil KEK
tingkat puskesmas, kabupaten/kota sampai provinsi). B. PELAPORAN
Pelaporan pelayanan WUS dan ibu hamil di puskesmas menggunakan LB3
KIA yang terintegrasi dengan program lain dan dilakukan secara
berjenjang mulai dari Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota, Propinsi sampai
ke Pusat (Direktorat Bina Gizi). Untuk jumlah kasus Ibu Hamil KEK
pelaporan tiap bulan melalui sigizi. Analisa data laporan KIA dan gizi
dengan menggunakan alat bantu PWS KIA Format 1 6, formulir kajian
intervensi gizi ibu hamil dengan KEK (Lampiran 17)
35.35. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
35 D Pengelola KIA Dinkes Kab/Kota Dinkes Propinsi Pengelola KIA Dinkes
Propinsi Pengelola Program Gizi Dinkes Propinsi Pengelola Program Gizi
Dinkes Kab/Kota Puskesmas PUSAT PUSATPUSAT Bidan Koordinator
Pengelola Program Gizi Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa
PUSAT Dinkes Propinsi PUSKES MAS DESA Dinkes Kab/Kota Selanjutnya
hasil analisa data laporan tersebut dikirim oleh pengelola program terkait
secara berjenjang dari puskesmas ke Dinas kesehatan kabupaten/kota,
provinsi sampai dengan pusat secara rutin. Gambar 6. Alur Pencatatan
dan Pelaporan 1. Pencatatan tingkat puskesmas Bidan di desa, bidan
praktek mandiri/klinik swasta dan bidan di puskesmas yang memberikan
pelayanan kesehatan terhadap WUS dan ibu hamil melakukan pencatatan
dengan menggunakan format yang sudah ada. Selanjutnya catatan
tersebut direkap oleh bidan koordinator di puskesmas secara rutin setiap
bulan.

36.36. 36 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil 2. Pelaporan tingkat puskesmas a. Bidan koordinator membuat
laporan hasil rekapan pelayanan kesehatan WUS dan ibu hamil dan
mengirimkan ke pengelola KIA Dinas Kesehataan Kabupaten/kota
sekaligus memberikan tembusan ke pengelola program gizi di puskesmas.
b. Pengelola program gizi di puskesmas mengkompilasi hasil pelayanan
kesehatan WUS dan ibu hamil dengan pelayanan gizi lainnya. c. Pengelola
program gizi perlu memvalidasi data sasaran ke bidan koordinator
selanjutnya membuat laporan dan mengirimkan ke pengelola program gizi
di dinas kesehatan kabupaten/kota secara rutin setiap bulan 3. Pelaporan
tingkat Kabupaten/Kota Pengelola program gizi mengkoordinasikan hasil
laporan pelayanan gizi di puskesmas dengan program KIA. Selanjutnya
membuat laporan ke dinas kesehatan provinsi secara rutin setiap bulan. 4.
Pelaporan tingkat provinsi Pengelola program gizi mengkoordinasikan hasil
laporan pelayanan gizi dari dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
program KIA. Selanjutnya membuat laporan ke pusat secara rutin setiap
bulan.

37.37. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
37 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan merupakan kegiatan
pengawasan sekaligus penilaian secara periodik terhadap pelaksanaan
pelayanan gizi khususnya bagi WUS Catin dan ibu hamil dengan KEK dan
anemia. Kegiatan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam
penanggulangan masalah gizi dan perlu dilaksanakan secara terus
menerus. Aspek yang dipantau meliputi: 1. Kepatuhan Ibu Hamil Anemia
dalam mengonsumsi tablet besi 2. Kepatuhan Ibu Hamil kurang gizi dalam
mengonsumsi PMT 3. Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK yang
mendapatkan PMT Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat/mengukur
keberhasilan pada akhir pelaksanaan kegiatan setiap tahun. Aspek yang
dievaluasi meliputi: 1. Jumlah WUS Catin yang mendapat edukasi gizi 2.
Jumlah WUS Catin yang mendapat konseling gizi 3. Jumlah Ibu Hamil yang
mendapat edukasi gizi 4. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat konseling gizi
5. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT 6. Jumlah Ibu Hamil KEK
yang mengalami peningkatan BB 7. Jumlah ibu hamil anemia yang
mengalami peningkatan kadar Hb Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin dan Ibu Hamil
dilakukan dengan menggunakan data laporan gizi yang terintegrasi
dengan pelayanan KIA. Alat bantu yang digunakan adalah: 1. Pelayanan
KIA menggunakan PWS KIA Format 1-6 (terlampir) 2. Pelayanan Gizi
menggunakan Formulir Kajian Intervensi gizi (Lampiran 17)

38.38. 38 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil BAB VII PENUTUP Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik
(KEK) Pada Ibu Hamil diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pemangku kebijakan, petugas kesehatan dan berbagai elemen
masyarakat baik lintas sektor maupun lintas program dalam mendukung
upaya peningkatan status gizi masyarakat. Buku ini merupakan bagian
penting yang tidak terpisahkan dalam pelayanan kesehatan. Penerapan
Pedoman Gizi Ibu Hamil KEK diharapkan dapat mempercepat proses
pemulihan status gizi WUS Catin dan ibu hamil sehingga dapat mencegah
BBLR, Balita Pendek, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Semoga
buku ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan status gizi
masyarakat, khususnya ibu hamil.

39.39. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
39 DAFTAR PUSTAKA Academy of Nutrition and Dietetics. Nutrition and
Lifestyle for a Healthy Pregnancy Outcome as a Position. J Acad Nutr Diet.
114:1099 1103. 2004. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2001. AR., Amorim, Linne Y, Kac G &
Lourenco PM. Assessment of Weight Changes During and After Pregnancy:
Practical Approaches. Maternal and Child Nutrition, 2008: 4; 1 13.
BAPPENAS. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta,
2011. BKKBN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2013. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Pedoman & Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan
KEK pada Ibu Hamil. Jakarta, 1995. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pedoman Pemberian Tablet tambah Darah Folat dan Sirup Besi
bagi Petugas. Jakarta, 1999. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada Wanita
Usia Subur. Jakarta, 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks
Masa Tubuh (IMT). Jakarta, 2003. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pojok Gizi. Jakarta, 2001. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, UNICEF, HKI, MI. Apa dan Mengapa tentang Vitamin A. Jakarta,
2008. Departemen Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan
Dasar. 2010. Departemen Kesehatan RI. Komposisi Zat Gizi Makanan
Indonesia. 2001. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penanggulangan Ibu
Hamil Kekurangan Energi Kronik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesehatan
Masyarakat, 1996. Dinarsi, Heriza. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program
Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya,
2012. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan
Pengembangan Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal. 2010. Girard
AW & Olude O. Nutrition Education and Counselling Provided During
Pregnancy: Effects on Maternal, Neonatal and Child Health Outcomes.
Paediatric and Perinatal Epidemiology, 2012: 26 (Suppl. 1); 191 204.
Hacker AN, Fung EB & King JC. Role of Calcium During Precnancy: Maternal
and Fetal Needs. Nutrition Reviews. 2012: 70(7); 397 40. Hofmeyr GJ,
Lawrie TA, Atallah AN, Duley L, Torloni MR. Calcium Supplementation
During Pregnancy for Preventing Hypertensive Disorders and Related
Problems. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2014, Issue 6. Art.
No: CD001059. DOI:10.1002/14651858.CD001059.pub4.
40.40. 40 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu
Hamil Institute of Medicine. Weight Gain During Pregnancy : Reexamining
the Guidelines. A Report Brief, 2009. Kementerian Kesehatan RI WHO.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan, Jakarta, 2013. Kementerian
Kesehatan RI. Panduan Pengelolaan MP-ASI dan PMT Bumil KEK. Jakarta,
2013. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Penyelenggaraan Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan BagiBalita Gizi Kurang (Bantuan
Operasional Kesehatan). Jakarta, 2011. Kementerian Kesehatan RI.
Panduan PMT Balita dan Ibu Hamil. 2012 Kementerian Kesehatan RI.
Pedoman Gerakan Nasional Sadar Gizi. 2012. Kementerian Kesehatan RI.
Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana. Jakarta, 2012.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Jakarta,
2011. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
Jakarta, 2014. KementerianKesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi pada
Pasien Tuberkulosis. Jakarta, 2014. Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan
Antenatal dalam Pencegahan dan Penanganan Malaria pada Ibu Hamil.
Cetakan Kedua. Edisi Kedua. Jakarta, 2013. Kementerian Kesehatan RI.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2013 tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu.
Jakarta. 2013 Kementerian Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset
Kesehatan Dasar. 2013 Kementerian Kesehatan RI. Ditjen Bina Gizi dan
KIA. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu. Edisi Kedua. Jakarta,2013. Lysen LK, Israel DA. Nutrition in Weight
Management. Krauses Food and Nutrition Care Process. 2012. M., Erick.
Nutrition in Precnancy and Lactation. Krauses Food and Nutrition Care
Process. 2012. Makrides M, Duley L, Olsen SF. Marine Oil, and Other
Prostaglandin Precursor, Supplementation for Pregnancy Uncomplicated by
Pre-eclampsia or Intrauterine Growth Restriction. Cochrane Database of
Systematic Reviews. 2006. Issue 3. Art. No: CD003402. DOI:
10.1002/14651858.CD003402.pub2. Meher S, Duley L. Garlic for
Preventing Pre-eclampsia and Its Complications. Cochrane Database of
Systematic Reviews. 2006, Issue 3. Art. No: CD006065. DOI:
10.1002/14651858.CD006065. Mija-tesse. V. Et al (2013). Which
Anthropometric Indicators Identify a Pregnant Woman as Acutely
Malnourished and Predict Adverse Birth Outcomes in the Humanitarian
Context. P Los Curr. 2013.

41.41. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
41 Ota E, Tobe-GAi R, Mori R, Farrar D. Antenatal Dietary Advice and
Supplementation to Increase Energy and Protein Intake. Cochrane
Database of Systematic Reviews. 2012. Issue 9. Art. No:
CD000032.DOI:10.1002/14651858.CD000032.pub2. Peraturan Presiden
no. 42 tahun 2012. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Persatuan
Ahli Gizi Indonesia. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta, 2009. Ratih
Damayanti. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012. Republik
Indonesia. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK).
Jakarta. 2013 Rizki Nurmiya Kardina. Thesis Pascasarjana UNAIR Program
Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya,
2012. Rumbold A, Crowther CA. Vitamin C Supplementation in Pregnancy.
Cochrane Database of Systematic Reviews 2005, Issue 1. Art. No.:
CD004072. DOI: 10.1002/14651858.CD004072.pub2. Rumbold A, Crowther
CA. Vitamin E Supplementation in Pregnancy. Cochrane Database if
Systematic Reviews. 2005. Issue 2. Art. No: CD004069. DOI:
10.1002/14651858.CD004069.pub2. Rumbold A, Duley L, Crowther CA,
Halam RR. Antioxidants for Preventing Pre-eclampsia. Cochrane Database
of Systematic Reviews. 2008. Issue 1. Art. No: CD004227. DOI: 10.1002/
14651858. CD004227.pub3. S., Escott-Stump. Nutrition and Diagnosis-
Related Care. 2008. Sebayang SK, Dibley MJ, Kelly PJ, Shankar AV &
Shankar AH. Determinants of Low Birthweight, Small-for-Gestational-age
and Preterm Birth in Lombok, Indonesia: Analyses of The Birthweight
Cohort of The SUMMIT Trial. Trop Med Int. Health, 2012: 17(8); 938 950.
2012. Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN) 2000. 4. The World Nutrition
Situation January 2000. Nutrition Through out the Life Cycle United Nations
Administrative Commitee on Coordination Sub-Committee on Nutrition
(ACC/SCN in collaboration with International Food Policy Research Institute
(IFPRI) USAID. Guidance for Formatif Research on Maternal Nutrition.
Februari 2012. WHO. Physical Status : The Use and Interpretation of
Anthropometry. Report of a WHO expert Committee. Word Health Technical
Report Serries. Geneva, 1995. WHO. Haemoglobin Concentrations for the
Diagnosis of Anaemia and Assessment of Severity.
WHO/NMH/NHD/MNM/11.1. Geneva, 2011. WHO. WHO Child Growth
Standards. Department of Nutritions for Health and Development. 2006.
WHO. Guideline: Intermittent Iron and Folic Acid Supplementation in Non-
Anaemic Pregnant Women. Geneva, 2011.
www.who.int/vnis/publications/aneamis_prevalence/en/

42.42. 42 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil DAFTAR PENYUSUN Pelindung dr. Anung Sugihantono, M.Kes (Dirjen
Bina Gizi dan KIA) Pengarah Ir. Doddy Izwardy, MA (Direktur Bina Gizi)
Penanggung Jawab dr. Marina Damajanti, MKM (Kasubdit Bina Gizi Kllinik)
Tim Penyusun Prof. Dr. Bambang Wirjatmadi MS, MCN, PhD, SpGK (UNAIR
Surabaya) Dr. Detty Siti Nurdiati, MPH. PhD. SpOG(K) (FK UGM Yogjakarta)
Dr. Ir. Anies Irawati, M.Kes (PTIKM Kementerian Kesehatan RI) dr. Arietta
Pusponegoro, SpOG (K) (POGI) Dr. dr. Yustina Anie Indriastuti, SpGK
(PDGMI) Dr. dr. Carmen Siagian, MS. SpGK (PDGKI) DR. dr. Saptawati
Bardosono, M.Sc (FK UI) Iskari Ngadiarti, MSc (POLTEKES Gizi Jakarta II)
Holil Pari, SKM. MKes (POLTEKES Gizi Bandung) Susyani, SSIT. MKes
(POLTEKES Gizi Sumsel) Dr. Retno Mratihatani, MH.Kes (Dinkes Jawa
Tengah) Trisanty Listiany, SKM (Dinkes Sumsel) dr. Nanda Agus P (Subdit
Bina Kesehatan Ibu Hamil) dr. Rima Damayanti (Subdit Bina Kesehatan Ibu
Hamil) Dhefi Ratnawati (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil) Laurentia
Lawintonom, Sc (IBI) Siti Dharma Azizah, SST (ASDI) Ruri Harini, SKM
(PERSAGI) Wita Rizki Amelia, SKM (RSCM) Sugeng Eko Irianto, PhD (WHO)
Maria Catharina (WFP) Sri Sukotjo (UNICEF) Ir. Mursalim, MPH (Subdit Bina
Gizi Klinik) Iip Syaiful, SKM. Mkes (Subdit Bina Gizi Makro) Ir. Siti Arifah
Pujonarti, MPH (FKM UI) Dr. Ir. Diah M. Utari, MKes. (FKM UI) dr. Ivonne
Kusumaningtias (Subdit Bina Gizi Mikro) Sri Amelia, SKM (Subdit Bina
Konsumsi Makanan) Elmy Rindang Turhayati, SKM, MKes (Subdit Bina Gizi
Makro) Izra Haflinda Izmil, SKM, MMKes. (Subag TU Ditzi) Elisa, SKM
(Subdit Bina Kewaspadaan Gizi) Ir. Andry Harmany, M.Kes (Subdit Bina Gizi
Klinik) dr. Yetty MP Silitonga (Subdit Bina Gizi Klinik) Retnaningsih, SST
(Subdit Bina Gizi Klinik) dr. Julina, MM (Subdit Bina Gizi Klinik) Sri
Nurhayati, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik) Dewi Astuti, SGZ (Subdit Bina Gizi
Klinik) Witrianti, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik)
43.43. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
43 Lampiran 1. Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) Cara
pengukuran Lingkat Lengan Atas (LiLA): a. Alat ukur yang digunakan
adalah pita antropometri/ pita LiLA dengan ketelitian 0,1 cm b.
Pengukuran dilakukan pada lengan atas kiri. Pada wanita kidal,
pengukuran dilakukan pada lengan atas kanan. c. Posisi siku dibengkokkan
dengan sudut 90o Pastikan letak akromion (bagian tulang yang menonjol
dari bahu) , dan olekranon (bagian terbawah tulang lengan atas) d. Ambil
titik tengah antara akromion dan olekranon lalu beri tanda e. Luruskan
lengan f. Lakukan pengukuran lingkar lengan atas pada titik pertengahan
yang sudah ditandai g. Saat pengukuran lengan dalam keadaan bebas h.
Pita pengukur harus menempel erat pada permukaan kulit, tetapi tidak
ada tekanan i. Baca hasil pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm akromion
olekranon

44.44. 44 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Posisi Bandul seimbang /jarum timbang posisi nol Timbangan
Detecto Lampiran 2. Cara Penimbangan Berat Badan Dalam menimbang
Berat Badan, gunakan timbangan dengan ciri-ciri berikut: 1) Kuat dan
tahan lama 2) Mempunyai ketelitian sampai 0,1 kg (100 gram) 3) Sudah
dikalibrasi 4) Tidak menggunakan timbangan pegas 5) Dapat menimbang
sampai 150 kg 6) Contoh timbangan yang dianjurkan digunakan:
timbangan digital (elektronik), timbangan triple beam balance /detecto.
Penggunaan timbangan kamar mandi (bathroom scale) tidak
direkomendasikan. Timbangan Digital

45.45. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
45 Gunakan Timbangan yang sama setiap kali menimbang Ibu Hamil Cara
Menimbang Berat Badan dengan timbangan digital : 1) Letakkan
timbangan di lantai yang rata 2) Nyalakan timbangan sampai keluar angka
0,0 3) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri
di atas timbangan 4) Baca angka hasil penimbangan dalam layar
timbangan sampai ketelitian 0,1 kg 5) Catat hasil penimbangan Cara
Menimbang Berat Badan dengan triple beam balance: 1) Letakkan
timbangan di lantai yang rata 2) Letakkan bandul geser pada posisi angka
nol 3) Pastikan posisi jarum timbang pada posisi nol 4) Persilahkan Ibu
(dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri di atas timbangan 5)
Geser bandul timbangan sampai posisi jarum timbang seimbang 6) Baca
hasil timbang sampai ketelitian 0,1 kg 7) Catat hasil penimbangan

46.46. 46 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Lampiran 3. Cara Pengukuran Tinggi Badan Dalam mengukur tinggi
badan, gunakan Microtoise dengan syarat sebagai berikut : 1) Mempunyai
presisi sampai 0,1 cm 2) Sudah dikalibrasi 3) Dapat mengukur sampai 200
cm 4) Dapat diatur ulang ke nol Persiapan menggunakan microtoise,
pastikan: 1) Cari dinding untuk menempel microtoise yang rata dan tegak
lurus 2) Letakkan microtoise di lantai yang rata dan tegak lurus (gunakan
tali bantu yang tergantung sehingga diketahui posisi tegak lurus dari
lantai) dan menempel pada dinding yang rata. 3) Tarik pita microtoise
lurus ke atas angka pada jendela baca menunjukkan angka nol 4)
Rekatkan Ujung pita meteran pada dinding Jendela Baca menunjukkan
angka nol
47.47. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
47 Cara mengukur tinggi badan dengan microtoise : 1) Pastikan
sepatu/alas kaki, kaos kaki dan hiasan rambut sudah dilepaskan. 2)
Posisikan ibu berdiri tegak bebas dengan bagian belakang kepala,
punggung, bokong, betis dan tumit menempel kedinding. Pada ibu yang
obesitas minimal 3 bagian yang menempel pada dinding (punggung,
bokong dan betis) 3) Pastikan posisi kepala sudah benar dengan
mengecek garis Frankfort (garis antara sudut mata dan telinga sejajar,
berada tegak lurus pada pita) 4) Pengukur utama mengarahkan posisi
kepala subyek yang diukur dan papan geser microtoise, sedangkan asisten
pengukur membantu mengatur bagian betis agar menempel pada dinding
5) Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala ibu 6) Baca angka pada
jendela baca dari arah depan dan mata pembaca harus sejajar dengan
garis merah 7) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah
dari angka kecil kearah angka besar 8) Catat hasil pengukuran tinggi
badan dengan ketelitian sampai 0,1 cm

48.48. 48 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Lampiran 4. Angka Kecukupan Gizi Sebelum dan Selama Hamil Jenis
Zat Gizi Kebutuhan Ibu Sebelum Hamil Tambahan Kebutuhan Selama
Hamil 19 29 (th) 30 49 (th) TM I TM II TM III Energi (kkal) 2250 2150
180 300 300 Protein (g) 56 57 20 20 20 Lemak Total (g) 75 60 6 10 10
Lemak n-6 (g) 12,0 12,0 2 2 2 Lemak n-3 (g) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3
Karbohidrat (g) 309 323 25 40 40 Serat (g) 32 30 3 4 4 Air (ml) 2300 2300
300 300 300 Vitamin A (mcg) 500 500 300 300 350 Vitamin D (mcg) 15 15
0 0 0 Vitamin E (mg) 15 15 0 0 0 Vitamin K (mcg) 55 55 0 0 0 Vitamin B1
(mg) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3 Vitamin B2 (mg) 1,4 1,3 0,3 0,3 0,3 Vitamin B3
(mg) 12 12 4 4 4 Vit. B5/Pantotenat (mg) 5,0 5,0 1 1 1 Vitamin B6 (mg) 1,3
1,3 0,4 0,4 0,4 Folat (mcg) 400 400 200 200 200 Vitamin B12 (mcg) 2,4
2,4 0,2 0,2 0,2 Biotin (mcg) 30 30 0 0 0 Kolin (mg) 425 425 25 25 25
Vitamin C (mg) 75 75 10 10 10 Kalsium (mg) 1100 1000 200 200 200
Fosfor (mg) 700 700 0 0 0 Magnesium (mg) 310 320 40 40 40 Natrium
(mg) 1500 1500 0 0 0 Kalium (mg) 4700 4700 0 0 0 Mangan (mg) 1,8 1,8
0,2 0,2 0,2 Tembaga (mcg) 900 900 100 100 100 Kromium (mcg) 25 25 5
5 5 Besi (mg) 26 26 0 9 13 Iodium (mcg) 150 150 70 70 70 Seng (mg) 10
10 2 4 10 Selenium (mcg) 30 30 5 5 5 Fluor (mg) 2,5 2,7 0 0 0 Sumber :
PerMenKes No. 75 Th. 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

49.49. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
49 Lampiran 5. Contoh Menu Sehari Untuk Ibu Hamil Energi : 2430 kkal
Protein : 76 g Lemak : 81 g Karbohidrat : 342 g Pagi Sawut singkong 180
gr ( 1 gelas) Pecel sayuran 100 gr (1 mangkok) Rempeyek kacang/teri (2
buah) Snack Bubur kacang hijau (1 gelas) Roti tawar ( 2 iris) Teh manis (1
sdm gula pasir) Siang Nasi 150 gr ( 1 gelas) Pepes Ikan 70 gr (2 potong
sedang) Tahu goreng 110 gr (2 potong sedang) Sayur lodeh lengkap 100
gr ( 1 mangkok) Pepaya 100 gr (1 buah besar) Malam Nasi 150 gr (1 gelas)
Ayam goreng lengkuas 80 gr (2 potong sedang) Tempe bumbu kuning 50
gr (1 potong sedang) Tumis buncis wortel 100 gr ( 1 mangkok) Buah
potong 100 gr (1 gelas) Snack Susu 20 gr ( 1 gelas) Roti Tawar 50 gr ( 2
iris)

50.50. 50 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Lampiran 6. Formulir Food Frequency (FFQ) Jenis Makanan
Frekuensi.kali /hari Frekuensi.kali/ minggu Makanan pokok
(..)* Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran orange/merah
Sayuran hijau Buah Gula Minyak Susu Snack (.)*
Keterangan: )* sebutkan

51.51. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
51 Lampiran 7. Formulir Asuhan Gizi Ibu Hamil FORMULIR ASUHAN GIZI
IBU HAMIL Tanggal : 1. Asesmen Gizi Antropometri: TB : cm BB Ideal
: .Kg BB sekarang :.Kg LILA : . cm (KEK/normal*) BB pra
hamil:..Kg IMT pra hamil: ...Kg/m2 Status Gizi pra hamil: kurang/
normal/ lebih*) Biokimia Hb g/dL Ht .% GD P/2 jam PP : ./
..mgdL Fisik/klinis : Dietary/ pola makan(food recall 24 jam): Zat gizi
Kebutuhan Asupan % thd Kebutuhan Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH
(g) Zat besi (mg) ..**) ..**) No RM : Nama
Lengkap : Jenis Kelamin : Tanggal Lahir : (tulis lengkap/atau tempelkan
stiker

52.52. 52 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu


Hamil Riwayat Personal : 2. Diagnosa Gizi 3. Intervensi Gizi Tujuan:
Implementasi : 4. Monitoring & Evaluasi *) coret yang tidak perlu **) tulis
yang diperlukan Nama Ahli Gizi: . Tanda tangan : ..........
...........

Recommended

Improving Your Memory

Strategic Planning Fundamentals

Project Management Fundamentals

Buku bumil kek (57 72)

Salim Mulyana

Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustus

Salim Mulyana

Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil

Nur Angraini

Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny r umur 30th g2 p1 a0

Operator Warnet Vast Raha

Bk rencana kerja_gizi_final

Intan Nurani

Riskesdas 2013

Muhammad Saleh

format dan asuhan kebidanan pada ibu nifas

Duik Agustini

English

Espaol

Portugus

Franais

Deutsch

About

Dev & API

Blog
Terms

Privacy

Copyright

Support

LinkedIn Corporation 2016

Anda mungkin juga menyukai