Anda di halaman 1dari 23

1.

Ketuhanan Yang Maha Esa


Masjid dan Gereja Bersanding Mesra di
Malang

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Malang,


Jawa Timur, menjamin toleransi antar-umat
beragama. Bahkan kota ini pernah mendapat
penghargaan dari Forum Kerukunan Antar Umat
Beragama (FKUB) tingkat Jawa Timur sebagai
daerah paling toleran.

"Malang ini sangat toleran, bahkan FKUB Jawa


Timur memberi penghargaan ke kami pada tahun
2015 lalu karena kerukunan antar-umat
beragamanya tertinggi nomor satu se Jawa
Timur," kata Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji di
Malang, Jatim, Kamis 11 Agustus 2016.

Indikatornya, selama ini tak pernah ada konflik


antar-umat beragama di Kota Malang. Kalau pun
ada sedikit persoalan, selalu bisa diselesaikan
dengan baik tanpa menimbulkan gejolak. Karena
itulah, Sutiaji menilai selama ini kerukunan antar-
umat beragama di kotanya sangat baik.
Toleransi antarumat beragama di Kota Malang ini
tergambar jelas dengan keberadaan Masjid Agung
Jami dan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat
(GPIB) di sebelah barat Alun-alun Merdeka Kota
Malang. Kedua tempat ibadah yang hanya
dipisahkan oleh sebuah gedung umum.

Saat perayaan hari besar tertantu, kedua pengurus


tempat ibadah saling mengabarkan dan meminta
izin. Saat shalat idul fitri maupun idul kurban,
banyak jamaah Masjid Agung Jami yang tak
kebagian tempat di dalam masjid, memilih shalat
di pelataran gereja. Pengurus gereja juga sering
kali mengabarkan ke pengurus masjid jika aka
nada peribadatan besar.

Sutiaji mengatakan saat ini hanya ada Perwali


Nomor 50 Tahun 2014 Tentang Tata Cara
Pelayanan Perizinan Dan Non Perizinan Pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. Dalam salah
satu poinnya, regulasi ini mengatur tentang izin
pendirian tempat ibadah. Aturan ini sesuai dengan
peraturan bersama Menteri Agama dan Mendagri
No 9 dan No 8 tahun 2006 tentang Pendirian
Tempat Ibadah.

Perwali itu sudah cukup untuk menjamin ibadah


umat beragama. Selain itu kami juga sering
menggelar kegiatan yang sifatnya kerukunan
bersama, tegas Sutiaji.

Sumber : http://regional.liputan6.com/

Dalam berita tersebut menunjukan bahwa walaupun berbeda


agama dan letak tempat ibadah yang berdekatan hal tersebut bukanlah
masalah yang besar. Saling toleransi, saling menghormati, saling
menghargai itulah yang membuat mereka bisa hidup berdampingan. Hal
tersebut lah yang memegang kunci untuk tetap hidup rukun.
Kalau Adzan Dilarang Pakai Pengeras Suara, KH
Zulkarnain: Saya Siap Pimpin Perangnya!

KH

Desakan orang yang tidak suka dengan suara adzan di masjid


terus terjadi di Indonesia yang mayoritas umat Islam. Beginilah
kelakukan warga Indonesia yang menganut paham demokrasi.

Diketahui, kerusuhan berbasis konflik SARA kembali terjadi di


Tanah Air. Setahun lalu konflik serupa terjadi di Tolikara, belahan
timur Indonesia. Kali ini, konflik menjalar ke barat Indonesia,
tepatnya Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, Jumat 29 Juli
2016.

Pemicu diduga ada seorang ibu keturunan etnik Tionghoa (Cina)


yang datang ke Masjid untuk memprotes karena kumandang
azan mengganggu yang bersangkutan.

KH Tengku Zulkarnain emosi jika ada orang yang sudah berani


melarang adzan dan siap jadi pemimpin perang.

Kalau masjid dilarang, saya tambah keras. Pasti melawan. Azan


kok dilarang. Kalau ngaji pakai kaset dilarang saya setuju. Tapi
kalau azan dilarang kita lebih baik bacok-bacokan saja, perang.
Saya mimpin perangnya, kalau dilarang azan pakai pengeras
suara itu, ujar Wakil Ketua MUI Pusat itu, seperti
dilansir Kiblat.net.

Ia pun membandingkan dengan fenomena adzan di luar negeri


yang sudah mendapat toleransi, seperti di negara-negara Eropa.

Sedangkan azan di Eropa saja yang selama ini dilarang sudah


diizinkan. Di Swedia, di Inggris sudah diizinkan pakai pengeras
suara, mereka tahu azan itu bagus. Cuma sebentar, tiga-dua
menit, pungkas Zulkarnain dengan lugas.

Sumber: http://pekanews.com/

Pendapat saya, KH Tengku Zulkarnain tidak usah berlebihan menanggapi


masalah tsb. Dan untuk etnik tionghoa harusnya juga menghormati bahwa dia
tidk hidup sendiri tetapi hidup bermasyarakat dengan berbagai agma yang
berkembang.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Alhamdulilah! Warga Kurang Mampu Dapat


Kartu Sehat

Buntok (Antara Kalteng) - Warga kurang mampu


yang berada di Kabupaten Barito Selatan,
Kalimantan Tengah, mendapatkan Kartu Indonesia
Sehat (KIS).

"KIS yang telah dibagikan. Hal ini merupakan salah


satu program dari pemerintah pusat yang tujuannya
untuk peningkatan kesehatan warga yang kurang
mampu," kata Bupati Barsel M. Farid Yusran di
Buntok, Selasa.
Bagi warga yang menerima KIS, kata dia, dapat
menerima pelayanan kesehatan dengan mudah dan
cepat.
Ia berharap warga penerima KIS supaya bisa
menggunakan sebagaimana mestinya.

"Selain KIS, Pemerintah Kabupaten Barsel juga


membuat program Barsel Sehat," ucap Farid Yusran.
Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Barsel Edi
Darmadi mengatakan bahwa jatah Barsel yang
diberikan pusat untuk penerima KIS sebanyak 4.000.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.650 kartu sudah
dibagikan kepada masyarakat.
"KIS tersebut dikeluarkan berdasarkan hasil data
dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K)," ujar Edi Darmadi.
Selain itu, dia juga mengingatkan RT harus hati-hati
mengeluarkan surat keterangan tidak mampu
(SKTM), artinya jangan sembarangan mengeluarkan
dan harus betul-betul kepada orang yang tidak
mampu.

Hal itu mengingat, pihaknya mengakomodasi atau


melakukan pendaftaran ke pemerintah pusat
berdasarkan SKTM tersebut. Ia juga mengharapkan
warga kurang mampu di wilayah segera mengurus
persyaratan untuk mendapatkan KIS.

"Hal ini sering dijumpai, karena pada saat mereka


berobat di rumah sakit dengan membawa SKTM
mereka diarahkan kepada kami untuk mengurus
KIS," kata Edi Darmadi.

Sumber: http://www.antarakalteng.com/

Adanya kegitan tersebut merupakan langkah yang baik untuk membantu


warga yang kurang mampu. Karena permasalahan besar di Indonesia adalah
kemiskinan. Banyaknya warga Indonesia yang kurang mampu tidak dapat
berobat ke rumah sakit dan tidak sreing pula mereka di tolah leh pihak rumah
sakit dengan alasan ketidak mampuan menyelesaiakan administrasi. Adanya KIS
( Kartu Indonesia Sehat) sangat membantu bagi masyarakat yang kurang mampu
dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.
Kasus Pembunuhan Angelina Bocah Delapan
Tahun, 6 Orang Diamankan

Polresta Denpasar telah mengamankan enam orang dalam penemuan jenazah


Angeline, bocah 8 tahun yang hilang. Mereka antara lain ibu angkat Angeline,
Margareith Megawe, dua orang saudara tiri Angeline, dua orang yang kontrak di
rumah Angeline, dan satu orang satpam di Denpasar, Bali.

Mereka diamankan setelah kepolisian berhasil menemukan jasad Angeline yang


dikubur di belakang rumah tersebut, Rabu (10/6/2015). Kapolda Bali, Irjen
Ronny F. Sompie kepada wartawan mengatakan, pihaknya belum menetapkan
tersangka dalam kasus tersebut namun, pihaknya telah mengamankan orang-
orang terdekat Angeline.

"Sudah kita amankan orang-orang di rumah tersebut termasuk ibu angkat


Angeline," tegas Sompie. Polisi akan mendengarkan keterangan dari mereka
berdasarkan jejak yang ditemukan, dekat jasad Angeline ditemukan. Kepolisian
akhirnya menemukan jenazah bocah Angeline yang dikabarkan hilang sejak 25
hari lalu.

Jenazah Angeline ditemukan terkubur di halaman belakang rumahnya, di bawah


kandang ayam. Sebelum Angeline ditemukan tewas di belakang rumahnya
Rabu (10/6/2015) siang, dua orang menteri terpaksa harus gigit jari karena tidak
dapat masuk rumah yang ditinggali Angeline bersama ibu angkatnya, Margareith
Ch Megawe.

Dua menteri tersebut ialah Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN)


Yuddy Chrisnandi dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Yohana Yambise. Menteri Yuddy saat itu tidak diperbolehkan masuk oleh
keluarga di rumah orangtua Angeline, Jumat (5/6/2015).

Satpam yang menjaga rumah Angeline mengatakan larangan itu dikeluarkan


oleh ibu angkatnya yakni Margareith. Sementara menteri Yohana yang datang
Sabtu (6/6/2015), mengatakan kecewa karena saat berkunjung ke rumah ibu
angkat Angeline tidak bisa menemui siapapun.

Orang Tua Angkat Angelina Mengaku Terganggu Privasinya

Orang tua angkat Angeline mengaku terganggu privacy-nya sejak kabar anak
angkat mereka yang berusia delapan tahun dinyatakan hilang sejak 16 Mei 2015
lalu. Memang, sejak diberitakan hilang, kediaman yang berada di Jl Sedap
Malam No 26, Sanur, Denpasar, Bali, menjadi sorotan media dan pejabat
negara.

"Mereka merasa terganggu privacy-nya saat Angeline menghilang," kata


Kapolda Bali Irjen Ronny Franki Sompie sebagaimana dikutip dari detikcom,
Minggu (7/6/2015). Pihak kepolisian Bali saat ini memilih fokus pada upaya
menemukan Angeline. Persoalan pidana, kata Ronny, akan ditindaklanjuti bila
Angeline sudah ditemukan.

"Angeline dulu ditemukan baru nanti setelah ditemukan melangkah pada


penyelidikan mencari unsur dugaan pidananya. Ini belum ditemukan kok sudah
mencurigai orang," kata Ronny. Polda Bali sejak awal menerima kabar
hilangnya Angeline sudah mulai melakukan penyekatan di berbagai titik.
Termasuk di perbatasan Bali-Banyuwangi di Pelabuhan Gilimanuk, atau
pelabuhan penyeberangan Bali-NTB di Padang Bai.

Jajaran Polres juga disiagakan dengan menerjunkan personel Babinkantibmas


agar bekerjasama dengan tokoh adat dan masyarakat guna pencarian Angeline.
Pencarian titik terang keberadaan bocah berkulit sawo matang itu pun dilakukan
kepolisian terhadap orang tua kandung Angeline di Banyuwangi.

Namun, Ronny mengunci rapat materi pertemuan pihak kepolisian dengan


orangtua kandung Angeline. Begitu pula ketika disinggung soal hasil penggalian
keterangan terhadap orang tua angkat Angeline. "Ada hal-hal yang masih
dikecualikan dan tidak bisa semua dibuka," terang Ronny.

Mengenai hal mencurigakan hasil penyisiran aparat di kediaman orang tua


angkat Angeline, polisi tidak menemukan kecurigaan terkait hilangnya
Angeline. "Kita periksa setiap sudut ruangan rumahnya atas persetujuan ibu
angkat Angeline, dan belum menemukan hal-hal mencurigakan di rumahnya,"
kata Ronny. Lalu, Menteri Yasonna yang mempersoalkan kediaman Angeline
yang jorok? "Saya enggak mau persoalkan itu. Itu urusan pribadi ibu itu. Bila
mana sudah ditemukan, akan lebih mudah menemukan motif dan juga pidana,"
beber Ronny.

Sumber: http://www.partukkoan.com/

Mernurut saya kasus ini sangat tidak beradab. Pembunuhan anak dibawah umur
yang keji. Kasus ini harus bisa dikatagorikan pelanggaran ham berat kerena
penghilangan nyawa seseorang. Pelanggaran HAM di Indonesia masih sering
terjadi, kesadaran akan HAM masih rendah. Adanya sosialisasi dan penyuluan
dari pemerintah dan lembaga-lembaga kemasyarakan sangat dibutuhkan.
3. Persatuan Indonesia

Peringatan HUT RI ke-71 Digelar Lebih Meriah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ada yang berbeda


dalam rencana rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang
Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 di
Istana Kepresidenan kali ini.

Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat


Presiden, Bey Machmudin dalam rilisnya menyebutkan,
rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan terutama pada
tanggal 17 Agustus dijadwalkan akan lebih padat dari
tahun-tahun sebelumnya.

Pada peringatan HUT kemerdekaan sebelumnya, acara


puncak peringatan dimulai saat upacara detik-detik
peringatan proklamasi pada pagi hari, dilanjutkan dengan
pagelaran kesenian di sore hari kemudian ditutup oleh
upacara penurunan bendera.

Tahun ini, rangkaian acara peringatan kemerdekaan


direncanakan akan dimulai lebih pagi. Sejak pukul 08.00
WIB, akan ada persembahan marching band dari Semen
Padang dan akan dilanjutkan dengan arak-arakan bendera
dari Monumen Nasional menuju halaman Istana Merdeka.
Sejumlah tarian kolosal GSP dan Rampak Doll dari
Bengkulu juga akan memeriahkan acara pagi hari tersebut.

Sebelum upacara detik-detik proklamasi dimulai, undangan


akan dihibur oleh Paduan Suara Pangudi Luhut dan
Rezonanse dan Paduan Suara Gita Bahana Nusantara yang
akan menyanyikan lagu-lagu perjuangan bersama Dira
Sugandhi.

Tepat pukul 09.40 WIB, persiapan upacara detik-detik


proklamasi akan dimulai. Presiden Joko Widodo akan
bertindak sebagai Inspektur Upacaranya.

Pengibaran bendera merah putih dan flypass oleh TNI


Angkatan Udara tetap menjadi agenda utama pada upacara
kali ini. Di akhir upacara, paduan suara Gita Bahana
Nusantara akan kembali menghibur undangan dengan lagu-
lagu nasional.

Setelah upacara selesai, grup band legendaris Indonesia,


Slank, direncanakan akan tampil berkolaborasi dengan
penyanyi Raisa. Acara akan dilanjutkan dengan jamuan
makan siang dan ramah tamah bersama para menteri
Kabinet Kerja dan para kepala lembaga tinggi negara.
Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan akan beramah
tamah dengan para warakawuri siang harinya.

Sedangkan untuk rangkaian acara pada sore hari. Kegiatan


akan dimulai pada pukul 15.00 dengan sejumlah
penampilan kesenian dari berbagai daerah di Indonesia,
seperti Kesenian Massal Tulung Agung, Reog Gendang,
Marching Band TK Annisa, Rampak Bedug Banten,
Marching Band POCIL Papua Barat, dan anak-anak "Di
Atas Rata-Rata. Grup band Nidji bersama penyanyi Opie
Andaresta juga akan tampil membawakan lagu-lagu
nasional.

Sebelum upacara penurunan bendera yang akan


dilaksanakan pada pukul 17.00 WIB, akan ada arak-arakan
bendera dan pertunjukkan dari Marinir Pasukan
Pengamanan Presiden. Setelah upacara penurunan bendera,
rangkaian kegiatan akan ditutup oleh arak-arakan bendera
dari halaman Istana Merdeka menuju Monumen Nasional.

Sumber: http://www.tribunnews.com/

Salah satu cara mempersatukan bangsa Indonesia adalah dengan upacara


peringatan HUT Republik Indonesia. Dengan diadakan upacara
kemerdekaan seperti yang ada pada istana Negara yang pasukan
paskibrakanya berasal dari berbagai daerah seluruh Indonesia. Dengan hal
tersebut membuktikan bahwa pemuda-pemuda tersebut bersatu untuk ikut
sereta merayakan HUT RI,
Dokumen rencana pemberontakan PKI
ditemukan

... Ada sisa-sisa PKI bercokol di media massa... "

Surabaya (ANTARA News) - Dokumen kecil berisi rencana


pemberontakan PKI dengan target mendirikan negara komunis
di Indonesia ditemukan ahli sejarah Universitas Negeri
Surabaya, Prof Dr Aminuddin Kasdi.
"Jadi, pengakuan pihak tertentu ada skenario ABRI melakukan
penangkapan orang-orang PKI setelah Oktober atau ada
pembantaian terencana oleh NU terhadap PKI, ternyata tidak
didukung bukti historis," katanya, kepada ANTARA, di
Surabaya, Senin.

Menurut dia, fakta yang sebenarnya justru ada dalam buku


kecil atau buku saku tentang ABC Revolusi yang ditulis CC
(Comite Central) PKI pada 1957, yang merinci tiga rencana
revolusi atau pemberontakan PKI tentang negara komunis di
Indonesia.
"Buku yang saya temukan itu justru membuktikan bahwa
rencana pemberontakan PKI yang diragukan sejumlah pihak
itu ada dokumen historisnya, bahkan dokumen itu merinci tiga
tahapan pemberontakan PKI yang semuanya gagal, lalu
rumorpun diembuskan untuk mengaburkan fakta," katanya.
Tanpa menyebut asal-usul dokumen yang terlihat lusuh itu, ia
mengaku bersyukur dengan temuan dokumen yang tak
terbantahkan itu.
"Kalau ada orang NU melakukan pembunuhan, itu bukan
direncanakan, tapi reaksi atas sikap PKI sendiri yang
menyebabkan chaos itu," katanya.
Ia menjelaskan sikap PKI memang menyakitkan, sehingga NU
melakukan reaksi balik. "PKI melakukan provokasi dengan
ludruk yang temanya menyakitkan, seperti matinya Tuhan,
malaikat yang tidak menikah karena belum dikhitan, dan
banyak lagi," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat jangan terpengaruh
dengan provokasi politik yang didukung media massa untuk
"membesarkan" PKI guna mengaburkan sejarah dengan
menghalalkan segala cara.\
"Kita jangan terpancing dengan sisa-sisa orang PKI di
berbagai lini yang berusaha membangkitkan mimpi tentang
negara komunis melalui media massa, buku-buku, dan
semacamnya yang seolah-olah benar dengan bersumber
kesaksian," kata dia.
"Ada sisa-sisa PKI bercokol di media massa," katanya pula.
Ia menambahkan, testimoni berbagai pihak itu mungkin benar,
namun testimoni itu bersumber dari individu-individu yang
tidak mengetahui skenario besar dari PKI untuk merancang
tiga revolusi dengan goal untuk mendirikan negara komunis di
Indonesia.
"Saya bukan hanya bersaksi, karena saya juga sempat
mengalami sejarah pemberontakan PKI itu dan lebih dari itu,
saya mempunyai bukti yang sangat gamblang dari dokumen
PKI sendiri," katanya.
Senada dengan itu, guru besar Universitas dr Soetomo
Surabaya, Prof Dr Sam Abede Pareno, menyatakan,
buku Memoir on The Formation of Malaysia, karya Ghazali
Shafie terbitan Universiti Kebangsaan Malaysia, menunjukkan
kaitan erat Konfrontasi Indonesia-Malaysia dengan PKI.
"Dalam buku itu jelas Bung Karno tidak menghadiri
persidangan puncak dengan Tungku Abdul Rachman di Tokyo
pada tahun 1963, karena PKI tidak suka dengan pertemuan
itu," kata penulis buku Rumpun Melayu, Mitos dan
Realitasitu.
Oleh karena itu, konfrontasi Indonesia-Malaysia itu bukan
sekadar demo anti-Indonesia atau demo anti-Malaysia,
melainkan PKI merancang konfrontasi itu agar rencana besar
(negara komunis) tidak "terbaca".
Apalagi Bung Karno melontarkan gagasan nasionalis, agama,
dan komunis yang justru "melindungi" gerakan PKI.
"PKI memang selalu memanfaatkan kelengahan pemerintah
Indonesia yang sibuk menghadapi Agresi Militer I Belanda
pada 1947 dengan aksi terpusat di Madiun pada 1948,"
katanya.
"Lalu ketika pemerintah sibuk dengan Ganyang
Malaysia yang juga mereka sponsori itu, PKI menikam dari
belakang dengan Gerakan 30 September 1965," katanya.
Pada Juli ini juga ada beberapa agenda besar nasional, di
antara yang terbesar adalah Pemilu Presiden 9 Juli nanti yang
menyerap sejumlah besar pengerahan sumber daya nasional.
Sumber: http://www.antaranews.com/
Menurut saya, halini harus ditangani dengan tepat dan pemerintah harus
berperan aktif memberantas PKI. Dokumen tersebut dapat disalagunakan
oleh pihak-pikan yang ingin mengganti Negara Indonesia menjadi Negara
Komunis.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Pemilihan Ketua MPR Diharapkan Melalui Musyawarah


Mufakat
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Irman Gusman,
meminta agar pemilihan ketua Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) dilakukan dengan mekanisme musyawarah
mufakat. Dengan kata lain, pemilihan tidak dilakukan
dengan mekanisme voting.

Kami mengharapkan dalam lembaga MPR ini sesuai


dengan namanya, nanti dalam sidang dengan musyawarah
dan mufakat. Jadi bagaimana semua kekuatan bangsa bisa
menyatu, ujarnya di Gedung DPD, Senin (6/10).

Irman berpandangan, pemilihan terhadap orang yang akan


menempati kursi kepemimpinan MPR dilakukan dengan
menunjukan kekuatan politik dari kedua kubu, Koalisi
Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH)
melalui voting.

Namun, Irman berharap kedua kubu lebih mengedepankan


mekanisme musyawarah mufakat. Menurutnya, berkaca
dengan periode 2009 lalu, pemilihan kepemimpinan MPR
dilakukan melalui musyawarah mufakat. Sehingga muncul
figur Pak Taufik Kiemas almarhum, tanpa pemilihan,
ujarnya.

Dikatakan Irman, DPR sedang menjalin komunikasi dalam


menyatukan KMP dan KIH. Dengan kata lain, unsur
kepemimpinan MPR terdiri dari partai KMP dan KIH. Ia
menilai jika menemui jalan buntu melalui musyawarah
mufakat, justru hal itu mencoreng nilai demokrasi yang
sudah dibangun para pendiri bangsa.

Kita kedepankan musyawarah mufakat. Kita usulkan


untuk ketua (MPR) dari DPD, lalu wakilnya kita bagi dua.
Dua dari pendukung Pak Prabowo, dua dari Koalisi
Indonesia Hebat, ujarnya.

Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan mengatakan,


mekanisme voting dalam menentukan pimpinan MPR tidak
bisa dihindari karena bagian dari pengambilan keputusan.
"Proses pengambilan keputusan (pimpinan MPR) apabila
sesuai tata tertib melalui musyawarah dan mufakat, kalau
tidak bisa maka voting merupakan bagian dari pengambilan
keputusan itu," kata Syarif Hasan.

Dia mengatakan, proses pengambilan keputusan di MPR


lebih baik dengan mekanisme musyawarah dan mufakat.
Namun, menurut dia, MPR merupakan lembaga politik
sehingga apabila tidak ada kesepakatan maka mekanisme
voting adalah yang terakhir.

"Lebih baik musyawarah namun MPR merupakan lembaga


politik, kalau tidak ada kesepakatan maka voting
merupakan langkah terakhir," ujarnya.

Syarif Hasan menjelaskan dalam politik harus ada


kebersamaan, sehingga apapun usulan dari Koalisi Merah
Putih dan Koalisi Indonesia Hebat harus dibicarakan dalam
lobi fraksi di MPR. Hal itu menanggapi usulan KIH agar
ketua MPR berasal dari DPD.

"Saya tidak ikut dalam lobi dalam KMP (penentuan calon


pimpinan MPR) sehingga tidak tahu siapa yang tersingkir,"
katanya.

Dia mengatakan, dirinya belum tahu kader Demokrat yang


akan mengisi pimpinan MPR. Menurut dia, dirinya belum
menerima nama yang akan diajukan tersebut dalam Rapat
Paripurna, Senin malam.

"Mungkin saja surat sudah masuk karena Ketua Umum dan


Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang tanda tangan,"
katanya.

Sementara itu, Partai Golkar menginginkan mekanisme


pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat
sesuai aturan main yang ada, yaitu dalam Undang-Undang
tetang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

"Jadi bukan persoalannya ingin atau tidak (memilih


pimpinan MPR melalui voting), namun persoalannya kita
serahkan pada aturan main dalam proses demokratisasi,"
kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham.

Idrus menekankan proses demokratisasi yang akan


dilakukan di MPR harus ada aturan mainnya, yaitu
konstitusi dan tata tertib Sidang Paripurna MPR. Menurut
dia, apabila tidak ada aturan main tersebut maka itu
namanya kebebasan.
"Prosses politik yang ada tidak boleh ditunda, karena ada
agenda-agenda politik nasional yang harus kita ikuti.
Misalnya agenda di DPR ada pemilihan pimpinan, alat
kelengkapan dewan, dan pelantikan presiden terpilih,"
ujarnya.

Menurut dia, terkait usulan KIH agar Ketua MPR diberikan


pada DPD, dirinya mengingatkan dalam proses politik
harus taat azas dan mengikuti aturan yang ada. Idrus
menjelaskan, apabila dalam pelaksanaan aturan itu
konsisten lalu dalam proses politik ada yang merasa tidak
enak maka itu bukan dari KMP.

"Kita bagian integral dari bangsa Indonesia yang terlibat


dalam proses politik dan di dalam politik yang berkeadilan
serta bermartabat," ujarnya.

Sedangkan terkait keinginan KIH yang berkembang di


media, dirinya mengingatkan pada aturan yang ada. Golkar,
menurut Idrus, sudah meminta pada partai-partai di KMP
bahwa proses politik harus diikuti dengan baik dan jangan
pernah meninggalkan aturan yang ada.

"Indonesia adalah negara hukum sehingga jadikan aturan


sebagai remote control terhadap seluruh sistem," ujarnya.

Menjelang pemilihan pimpinan MPR beberapa pihak telah


mengajukan wacana mekanisme pemilihannya. Koalisi
Merah Putih menawarkan paket pimpinan MPR terdiri dari
satu orang dari DPD dan empat orang dari partai politik.
Sumber: http://www.hukumonline.com/
Menurut saya, memang saat melakukan pengambilan keputusan
dilakukannya musyawarah bukannya voting. Memang lebih
membutuhkan banyak waktu tapi hasil dari sebuah musyawarah
lebih bisa diterima bersama karena dimusyawarahkan dengan
beberapa pemikiran , pertimbangan moral, budi luhur, dll.
Ratu Atut dinyatakan tersangka korupsi
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dinyatakan Komisi Pemberantasan
Korupsi sebagai tersangka baru dalam dua kasus dugaan korupsi yakni
sengketa Pilkada Kabupaten Lebak serta kasus Pengadaan Alat Kesehatan
di Provinsi Banten.

Atut sudah beberapa kali diperiksa penyidik KPK dalam kasus dugaan
suap yang menyeret mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar
pada sengketaPemilihan Kepala Daerah Lebak, Banten.
Adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, sudah lebih dahulu
dinyatakan sebagai tersangka dalam dugaan suap tersebut.
"Telah ditemukan lebih dari dua alat bukti untuk meningkatkan dan
menetapkan status dalam kasus ini," kata Ketua KPK Abraham Samad saat
mengumumkan kemajuan kasus ini, Selasa (17/12) siang.

Menurut saya Ratu atut merupakan pemimpin yang tidak amanah dan
tidak tanggung jawab akan jabatannya. Karena sudah merugikan banyak
rakyat karena memakan jatah rakyat. Hal itu tidak adil bagi rakyat karena
dana yang harusnya digunakan kesejahteraan rakyat malah digunakan
kepentingan pribadi.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Gede Pasek: Indonesia Telah Menjadi Negara


Rimba

Anggota Komisi I DPD RI, Gede Pasek Suardika.

JAKARTA - Anggota Komisi I DPD RI, Gede Pasek


Suardika memandang, Negara Indonesia kini telah
berubah dari negara hukum menjadi negara
rimba.Pandangan Gede Pasek ini dinilai, karena saat ini
yang terjadi bukan lagi hukum dalam arti sebenarnya,
tetapi hukum rimba, di mana yang kuat menjadi
pemenangnya.

Kalau negara hukum parameternya jelas yaitu keadilan,"


kata Gede Pasek ketika dihubungi wartawan, Minggu
(27/11/2016).

"Sekarang di Indonesia berlaku hukum rimba, di mana


aturannya siapa yang kuat dia yang akan menang. Inilah
yang terjadi dalam proses penegakan hukum saat ini dan
terlihat jelas oleh masyarakat, imbuhnya.

Politikus yang dikenal juga sebagai advokat ini


menjelaskan, dalam hukum rimba di Indonesia, ukuran
kebenaran terletak hanya pada pihak yang memiliki
kekuasaan, uang, atau massa. Sehingga ketika yang
didahulukan hanya kekuasaan, uang, dan massa, maka
yang paling banyak dirugikan adalah rakyat.

Yang punya kekuasaan bertarung dengan yang punya


massa, yang punya uang bertarung dengan kekuasaan,
dan yang punya masa bertarung dengan yang punya
uang. Yang mati rakyat di tengah seperti pelanduk,
ungkapnya.
Dalam hukum rimba menurut Gede Pasek, maka yang
salah jika dekat dengan kekuasaan akan dilindungi dan
yang benar jika berseberangan dengan kekuasaan akan
dikorbankan.

"Semua dibolak balik, pelaku yang harusnya ditindak


malah dilindungi dan korban yang harusnya dilindungi
malah ditindak, tegasnya.
Yang paling mengkhawatirkan sambungnya, jika ada
pihak yang memiliki kekuasaan, uang, dan massa.
"Kalau sudah seperti ini maka kekuasaannya absolut dan
ini mengerikan. Semua sudah hilang, konstitusi sekarang
semakin jauh dari maknanya, tutupnya.

Sumber : http://nasional.sindonews.com/

Artikel diatas menunjukan bahwa peradilan hukum yang berada di


Indonesia saat ini sudah tidak pada semestinya. Dimana orang yang
berkuasa yang akan menang dimata hukum dengan mudahnya sedangkan
orang yang lemah akan tertindas dan dipandang sebelah mata dihadapan
hukum . Sepertihalnya pribahasa hukum akan tumpul bila menghadap
ketas sedangkan hukum akan tajam bila menghadap ke bawah.
Dalam Butir-Butir Pancasila pada sila ke lima sudah dipaparkan
bahwa Menggembangkan keadilan terhadap sesama. Jadi setiap warga
Negara Indonesia yang berhadapan dengan hukum maka akan dianggap
sama. Tanpa memandang kaya miskin ataupun yang memiliki kekuasaan.
Warga antusias antre pembagian
sembako dari Presiden Jokowi

Karanganyar (ANTARA News) - Ribuan warga dari sejumlah


desa di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah, Kamis, terlihat antusias mengantre pembagian
paket sembako bantuan dari Presiden RI Joko Widodo.

Sejumlah warga bahkan sudah mendatangi lokasi sejak dua jam


sebelumnya meskipun pembagian 2.000 paket sembako baru
dilakukan pada pukul 10.00 WIB.

Pembagian paket sembako bagi keluarga kurang mampu


tersebut dilakukan di depan rumah paman Presiden Jokowi
yang berseberangan dengan kantor Balai Desa Kragan,
Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Dullah Jaino (58), warga Desa Kragan, mengaku senang


mendapat bantuan paket sembako dari orang nomor satu di
Republik Indonesia itu.

"Selain menerima sembako, saya juga ingin bertemu langsung


dengan Bapak Jokowi," katanya yang ditemui saat mengantre
pembagian paket sembako bersama ribuan warga lainnya.

Ia mengaku menerima kupon pembagian sembako dari


pengurus RT di desa setempat beberapa hari sebelumnya.

Setelah menerima bantuan paket sembako, warga dari tujuh


desa di Kecamatan Gondangrejo berkesempatan menikmati
jamuan makan.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo tiba di Solo,
Jawa Tengah, Rabu (6/7) petang, setelah mengakhiri Ramadan,
bertakbiran, Salat Id dan bersilaturahmi di Kota Padang,
Sumatera Barat.
Sumber: http://www.antaranews.com/

Pendapat saya kegiatan pembagian sembako ini adil bagi


warga kecamatan Gondangrejo. Kegiatan tersebut juga menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Warga yang kurang mampu
juga merasa diperhatikan serta dibantu meringankan beban ekonomi
karena adanya pembagian sembako tersebut .
Kegiatan tersebut juga merupakan hal bagus untuk
menyambung tali silaturahmi serta juga dapat lebih mengenal Bapak
Jokowi dengan warga.
Ide- ide supaya pancasila bisa hidup besar

Dari yang paling dasar adalah individu masing- masing. Kita harus
sadar akan makna pancasila itu sendiri.
Sejak usia dini anak-anak diajarkan akan makna pancasila itu
sendiri tapi dalam lingkup yang kecil (keluarga )
Sering dilakukan kegiatan social agar kesatuan dari suatu
masyarakat terjalin. (yang saat ini pudar kareana perkembangan
jaman)
Adanya mata pelajaran tentang pancasila

Anda mungkin juga menyukai