Anda di halaman 1dari 6

Soal:

Sebuah poros ditumpu 2 buah bantalan pada jarak 950 (mm). Dua buah puli
sabuk-v dipasang pada poros dengan jarak 300(mm) dan 250(mm) dari masing-
masing bantalan. Hitung diameter poros yang diperlukan untuk meneruskan daya
sebesar 16 (Kw) pada 275 (rpm). Bahan poros diambil S35C. Jika defleksi puntiran
dibatasi sampai 1 derajat. Berapa besar diameter poros yang dipandang cukup? Jika
berat puli sabuk 1 adalah 20(kg). Berapakah kecepatan kritis poros?

RH2
H2=250 kg

H1=200 kg
RH1 RV2
V2=25 kg

RV1
V1=400 kg
Penyelsaian

1. Daya yang ditransmisikan P = 16 (Kw), dan putaran poros n1 = 275 (rpm)


2. Faktor koreksi daya diambil fc = 1,2
3. Daya rencana:
Pd = fc . P
= 1,2 . 16
= 19,2 (kW)
4. Momen puntir yang terjadi
T = 9,74×105 . Pd/n1
= 9,74×105 . 19,2/275
= 68002,91 (kg.mm)
5. Beban yang terjadi akibat pemasangan puli diubah menjadi beban horizontal
(H) dan beban vertical (V).

1
H1 = 200 (kg)
H2 = 250 (kg)
V1 = 400 (kg)
V2 = 25 (kg)
6. Akibat beban horizontal (H) dan beban vertical (V) dapat dihitung gaya reaksi
yang terjadi di tumpuan A dan B dengan mengasumsikan besarnya momen di
titik tumpuan sama dengan nol
Dengan syarat ketentuan arah gaya sebagai berikut:
a) Searah jarum jam bernilai (-)
b) Berlawanan arah jarum jam (+)
c) Ke kanan (+)
d) Ke kiri (-)
e) Ke atas (+)
f) Ke bawah (-)

A. RH1
(berlawanan arah jarum jam (+)) 𝜖MB = 0
H1 . CB + H2 . DB − R H1 . AB = 0
H1 .CB+ H2 .DB
R H1 =
AB
200 .650+ 250 .250
R H1 =
950
R H1 = 202,63 (kg)
B. RH2
(ke kanan (+)) 𝜖fx = 0
−R H1 + H1 + H2 − R H2 = 0
R H2 = H1 + H2 − R H1
R H2 = 200 + 250 − 202,63
R H2 = 247,37 (kg)
C. RV1
(berlawanan arah jarum jam (+)) 𝜖MB = 0
V1 . CB + V2 . DB − R V1 . AB = 0

2
V1 .CB+ V2 .DB
R V1 =
AB
400 .650+ 25 .250
R V1 =
950
R V1 = 280,26 (kg)
D. (ke atas (+)) 𝜖fy = 0
R V2 − V1 − V2 + R V2 = 0
R V2 = V1 + V2 − R V1
R V2 = 400 + 25 − 280,26
R V2 = 144,74 (kg)
7. Diagram momen lentur dan harga-harga momen lentur horizontal dan vertical
pada posisi puli I dan puli II adalah
A. MH1 = R H1 × AC
MH1 = 202.63 × 300
MH1 = 60789 (kg.mm)
B. MH2 = R H2 × DB
MH2 = 247,37 × 250
MH2 = 61842,5 (kg.mm)
C. MV1 = R V1 × AC
MV1 = 280,26 × 300
MV1 = 84078 (kg.mm)
D. MV2 = R V2 × DB
MV2 = 144,74 × 250
MV2 = 36185 (kg.mm)

3
MH1 = 60789 (kg.mm) MH2 = 61842,5 (kg.mm)

A B
Gaya mendatar
300 400 250

MV1 = 84078 (kg.mm)

MV2 = 36185 (kg.mm)

Gaya tegak

Momen lentur gabungan dari momen lentur vertical dan momen lentur
horizontal adalah

A. MR1 = √(MH1)2 + (MV1 )2

MR1 = √(60789)2 + (84078)2


MR1 = 103751,69
B. MR2 = √(MH2)2 + (MV2 )2

MR2 = √(61842,5)2 + (36185)2


MR2 = 71650,88
8. Bahan poros yang dipilih S35C, dengan tegangan tarik 𝜎B = 52 (kg/mm2)
9. Poros diberi tangga sedikit pada tempat puli dan puli ditetapkan dengan pasak.
Maka perlu ditentukan faktor keamanan untuk mengitung tegangan geser ijin
Sf1 =6,0. Dan faktor keamanan untuk konsentrasi tegangan Sf2 2,0.

4
Tegangan geser izin dari bahan poros S35C adalah:
𝜏𝑎 = 𝜎B /(Sf1 × Sf2 )
𝜏a = 52/6 × 1,8
𝜏𝑎 = 4,8148 kg/mm2
𝜏𝑎 = 4,82 kg/mm2
Harga tegangan geser izin bahan poros ini akan dipakai untuk menghitung
diameter poros dari persamaan (4).
5,1 1/3
ds ≥ [( 𝜏 ) √(K m M)2 + (K t T)2 ]
𝑎

Faktor pembebanan momen lentur Km diambil 1,5 yaitu untuk beban dengan
tumbukan ringan (antara 1,5-2,0). Sedangkan faktor koreksi untuk momen
puntir Kt dipilih sebesar 1,2 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan (antara
1,0-1,5).
Harga diameter poros dapat dihitung yaitu;
1
5,1 3
ds ≥ [(4,82) √(1,5 × 103751,69 )2 + (1,2 × 68002,91)2 ] = 57,1 (mm) →

60 (mm)
Konsentrasi tegangan di alur pasak adalah lebih besar dari pada di tangga poros.
Alur pasak adalah:
18×6×0,6 (0,6 jari-jari filet)
0,6/60 = 0,01, maka 𝛼 = 3,46
16
𝜏 = 𝜋×603 √(1,5 × 103751,69 )2 + (1,2 × 68002,91)2 = 4,15 (kg/mm2)

Jika 𝜏a . Sf2 dibandingkan dengan 𝜏. 𝛼


4,82 × 2,0 < 4,15 × 3,46
9,64 < 14,359
Hal ini menunjukan bahwa tegangan geser yang terjadi lebih besar dari pada
tegangan geser yang diijinkan. Berarti diameter sebesar ∅60 tidaklah cukup, dan
kita besarkan menjadi ∅65, dan kemudian dihitung kembali dan didapatkan:
Alur pasak adalah:
18×6×0,6 (0,6 jari-jari filet)
0,6/65 = 0,0092, maka 𝛼 = 3,52
16
𝜏 = 𝜋×653 √(1,5 × 103751,69 )2 + (1,2 × 68002,91)2 = 3,26 (kg/mm2)

5
Jika 𝜏a . Sf2 dibandingkan dengan 𝜏. 𝛼
4,82 × 2,0 < 3,52 × 3,26
9,64 < 11,4752
Hal ini masih menunjukan bahwa tegangan geser yang terjadi lebih besar dari
pada tegangan geser yang diijinkan. Berarti diameter sebesar ∅65 tidaklah
cukup, dan kita besarkan menjadi ∅70, dan kemudian dihitung kembali dan
didapatkan:
Alur pasak adalah:
20 × 7 ×0,6 (0,6 jari-jari filet)
0,6/70 = 0,0085, maka 𝛼 = 3,61
16
𝜏 = 𝜋×703 √(1,5 × 103751,69 )2 + (1,2 × 68002,91)2 = 2,61 (kg/mm2)

Jika 𝜏a . Sf2 dibandingkan dengan 𝜏. 𝛼


4,82 × 2,0 > 2,61 × 3,61
9,64 > 9,42
Baik atau tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari pada tegangan geser yang
diijinkan atau sudah memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai