Anda di halaman 1dari 3

RESUME

Anamnesis

Perut yang dirasakan semakin membuncit sejak 1 minggu sebelum masuk rumah

sakit. Perut sudah dirasakan membuncit sejak 2 bulan yang lalu. Pasien sebelumnya

di rawat di RSUD Padang Panjang selama 9 hari dan dirujuk ke RSUP M. Djamil

Padang dengan keterangan sirosis hepatis, sudah dilakukan pengeluaran cairan dari

perut sebanyak 3 kali. Sembab pada kedua tungkai yang semakin meningkat sejak 2

minggu yang lalu. Nyeri pada ulu hati sejak 1 bulan yang lalu, nyeri dirasakan

setelah pasien makan, nyeri rasa seperti ditusuk-tusuk. Nafsu makan berkurang sejak

2 bulan yang lalu.

Pemeriksaan Fisik :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi jantung : 89x /menit

Frekuensi nafas : 23 x/ menit

Suhu : 37 oC

Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Abdomen

inspeksi : tampak membuncit, vena kolateral (+), striae (+), caput

medusa (-)
palpasi : hepar sulit dinilai, lien teraba teraba di schuffner 1
perkusi : shifting dullness (+)
auskultasi : bising usus (+)

Hasil laboratorium darah:

Hb : 9,3 gr/dl Albumin/globulin : 2,1 / 3,2

Leukosit : 6.900 /mm3 Ur/Cr : 40 / 0,8

Trombosit : 66.000/mm3 SGOT : 16


Ht : 29% SGPT :5

Diagnosis
- Sirosis hepatis postnecrotic stadium dekompensata

DISKUSI

Seorang pasien perempuan berumur 61 tahun datang ke RSUP DR.M.Djamil dengan


diagnosis sirosis hepatis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan anamnesa didapatkan keluhan utama perut yang dirasakan semakin
membuncit sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.Perut sudah dirasakan membuncit
sejak 2 bulan yang lalu. Pasien sebelumnya di rawat di RSUD Padang Panjang selama 9
hari, sudah dilakukan pengeluaran cairan dari perut sebanyak 3 kali.. Dari hasil anamnesa ini
pasien mengalami asites. Asites dapat terjadi akibat adanya hipertensi porta,
hipoalbuminemia dan retensi air dan garam. Jika kondisi ini semakin memberat biasanya
terjadinya sembab pada tungkai seperti pada pasien ini.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hati sejak 1 bulan yang lalu, nyeri
dirasakan setelah pasien makan, nyeri rasa seperti ditusuk-tusuk serta nafsu makan berkurang
sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri ini dapat terjadi akibat penekanan acites terhadap gaster,
sehingga pengembangan gaster saat terjadi proses pencernaan meningkatkan nyeri yang
dirasakan. Selanjutnya hal ini menyebakan menurunnya nafsu makan.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis. Penderita sirosis
sering mengalami perdarahan hidung, gusi, menstruasi berat, dan mudah memar. Hal ini
dapat terjadi akibat berkurangnya pembentukan faktor-faktor pembekuan darah. Anemia,
leukopenia, dan trombositopenia terjadi akibat hipersplenisme, dimana limpa tidak hanya
membesar,tetapi juga lebih aktif menghancurkan sel-sel darah dari sirkulasi.

Pada pemeriksaan inspeksi abdomen tampak perut membuncit, vena kolateral dan
striae. Tanda tanda ini sering ditemukan pada sirosis hepatis yang telah mengalami asites.
Tanda tanda yang dapat ditemukan saat inspeksi adalah adanya spider nevi dan palmar eritem
yang muncul akibat adanya gangguan endokrin yaitu berlebihnya hormone estrogen. Selain
itu dapat juga ditemukan caput medusa akibat dilatasi vena abdomen akibat adanya asites.

Pemeriksaan palpasi hepar sulit dinilai karena adanya asites sehingga memerlukan
pemeriksaan penunjang seperti USG abdomen. Limpa teraba dengan ukuran schufner 1. Pada
keadaan yang berat dapat ditemukan hipersplenisme.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb dan trombosit yang rendah mengarah


terjadinya perdarahan dan hipersplenisme. Albumin pasien ini juga rendah hal ini terjadi
akibat fungsi hati sebagai tempat sintesis albumin menurun.

Untuk selanjutnya diperlukan pemeriksaan penunjang seperti USG abdomen untuk


melihat kondisi hepar seperti sudut, ukuran, permukaan serta adanya massa. USG dapat juga
menilai pembesaran limpa, asites dan kondisi aliran darah porta.

Pemeriksaan laboratorium lainyang perlu seperti PT/APTT untuk melihat adakah


gangguan factor pembekuan. Bilirubin untuk melihat beratnya sirosis.

Dalam tatalaksana yang terpenting adalah agar mencegah terjadinya komplikasi lebih
lanjut seperti mengurangi asitesnya dengan terapi diuretic dan para sintesis serta diet rendah
garam. Pencegahan encefalopati dengan diet rendah protein agar ammonia tidak meningkat
produksinya. Perdarahan dicegah dengan B Blocker.

Anda mungkin juga menyukai