Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk mengajar dan belajar, keduanya

merupakan aspek yang saling melengkapi. Walaupun mengajar merangsang dan

membimbing siswa belajar, tetapi siswa sendiri yang harus mengusahakan belajarnya.

Sesuai dengan pandangan kontruktivistik, Trianto (2009) mengemukakan bahwa

belajar bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar diri siswa

tetapi belajar lebih kepada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan

pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya dalam format

baru.

Konstruktivisme dalam pembelajaran telah berkembang dan membawa

pergeseran paradigma berfikir pendidik tentang proses belajar dan mengajar.

Konstruktivisme semakin menyadarkan guru akan pentingnya peran aktif siswa

dalam proses belajarnya sendiri. Sehubungan dengan Kurikulum 2013 yang lebih

menekankan pada peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dan pengembangan

diri yang dilaksanakan.

Pembelajaran pada hakekatnya harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa

untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Hamzah, 2008). Pembelajaran dengan

mengonstruksi pengetahuan sendiri penting karena pengetahuan tidak dapat

1
2

dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa, tetapi siswa harus aktif

secara mental mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif

yang dimilikinya. Guru seharusnya bisa memaksimalkan perannya dalam artian

bukan lagi sebagai pentransfer ilmu pengetahuan tetapi sebagai fasilitator yang

memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu untuk memilih

dan menggunakan strategi, metode, pendekatan, model, media, maupun alat bantu

pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Materi Biologi mempunyai prinsip mengeksplorasi fakta yang aktual, sehingga

ketika guru hanya menerangkan materi secara informatif satu arah tanpa variasi, akan

mengakibatkan siswa cenderung pasif dan tidak akan tercipta pembelajaran aktif di

dalam kelas. Dalam pembelajaran biologi, banyak dibutuhkan kegiatan pengamatan

untuk menunjang pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam pencapaian

tujuan pembelajaran.

Pada proses pengamatan di kelas, mungkin siswa dapat merasa tertarik dan

antusias dengan kegiatan observasi, pengambilan data, pengolahan data, dan lain

sebagainya. Namun, sering siswa tidak mengetahui mengapa mereka melakukan

semua itu, siswa tidak menyadari bahwa mereka tidak menggunakan konsep, prinsip

atau teori dalam memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam pengamatan. Siswa

juga sering tidak menyadari mengapa mereka membuat grafik atau tabel dari data

yang diperoleh atau mengapa kesimpulan yang mereka buat bisa salah ketika

dicocokan dengan teori dalam buku teks. Singkatnya, aktivitas prosedural siswa tidak

dibimbing dengan kesadaran konsep, prinsip, dan teori. Kondisi demikian


3

menyebabkan interaksi yang tidak relevan antara thinking side (knowledge) dengan

doing side (methodological) siswa sehingga sulit untuk proses konstruksi kognitif dan

klarifikasi miskonsepsi. Akibatnya, pengamatan pun menjadi tidak efektif dan tidak

bermakna (Alvarez, 2007). Pembelajaran akhirnya berdampak pada rendahnya hasil

belajar siswa.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan suatu inovasi dalam

proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Salah satu cara

yang dapat diterapkan guna mengoptimalkan hasil belajar siswa adalah dengan

menerapkan penggunaan diagram V.


Diagram V dalam pembelajaran digunakan untuk membantu siswa memahami

struktur dari pengetahuan (Gowin, 2005). Diagram V merupakan alat pembelajaran

untuk membantu peserta didik menghubungkan konsep yang mereka telah ketahui

dengan konsep baru untuk memahami suatu objek atau kejadian. Diagram V

membantu siswa untuk melihat bahwa sesungguhnya semua pengetahuan diperoleh

dari kejadian atau objek yang kita amati (Novak & Gowin, 2006).
Alvarez dan Risko mengembangkan konsep diagram V dalam lima pertanyaan

dasar (Evren & Sulun, 2010). Pertanyaan pertama, apa yang berhubungan dengan

masalah yang diberikan?. Pertanyaan kedua, konsep apa yang diperlukan untuk

mengajukan pertanyaan tersebut?. Pertanyaan ketiga, strategi apa yang berguna dalam

menjawab pertanyaan tersebut?. Pertanyaan keempat, jawaban apa yang dihasilkan?.

Pertanyaan Kelima, bagaimana kesimpulan utuhnya mengenai masalah yang

diberikan?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jika dianalisis bertujuan untuk

membimbing siswa dalam memiliki kesadaran dan pengaturan diri tentang


4

pengetahuannya sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman kognitif yang utuh

(Evren & Sulun, 2010).

Diagram V memiliki bentuk V yang tersusun atas beberapa komponen

keterampilan proses dan beberapa tahapan yang seharusnya dialami siswa ketika

proses pembelajaran. Komponen pada diagram V menempati sisi konseptual

(berfikir) di bagian kiri dan sisi metodologi (melakukan) di bagian kanan, diantara

kedua sisi terdapat komponen fokus pertanyaan dan prosedur yang menggambarkan

peristiwa atau objek dalam pengamatan. Kedua sisi diagram V secara aktif saling

berinteraksi untuk membangun masalah di komponen fokus pertanyaan. Selain itu,

secara langsung akan memperlihatkan hubungan antara peristiwa dan objek yang

diamati (Novitasari, 2015).

Diagram V tidak hanya menstimulus siswa untuk menggunakan konsep yang

telah dimiliki tetapi juga membangun hubungan antar konsep. Adanya tahapan-

tahapan pada diagram V akan membantu kegiatan pembelajaran menjadi bermakna

serta mendukung tercapainya konsepsi atau pengetahuan baru yang akan

mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam kegiatan

yang dilakukan (Novak & Gowin, 2006).

Penerapan penggunaan diagram V efektif untuk mengkonstruksi pengetahuan

siswa melalui kegiatan penemuan. Diagram V digunakan untuk menjelaskan ide

pokok yang memperhatikan dasar pengetahuan dan proses penyusunan pengetahuan

selama proses penemuan, sehingga pembelajaran akan menekankan siswa untuk

berpikir yang dapat mendorong siswa untuk melakukan eksplorasi, menemukan


5

konsep secara bermakna, dan mengembangkan sikap ilmiah yang mencakup upaya

untuk membangun rasa ingin tahu, belajar dari kesalahan dan tekun (Hapsari, 2012).

Penerapan penggunaan diagram V dapat dijadikan sebagai alat catat bagi

siswa terutama yang melibatkan pengamatan selama proses pembelajaran. Diagram V

dapat mengungkapkan apa yang sudah dimiliki siswa sebelum pengamatan, apa yang

mereka peroleh selama pengamatan, dan pengetahuan apa yang dapat disimpulkan

dari proses pengamatan.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan

diagram V menjadikan siswa berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung

sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan aspek-aspek

lain yang berkaitan dengan apa yang dilakukan. Aktivitas yang timbul dari siswa

selama proses pembelajaran dengan menggunakan diagram V mengakibatkan

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

hasil belajar siswa.

Melalui penggunaan diagram V, hasil belajar siswa bisa meningkat disebabkan

karena siswa akan membangun dan memperoleh pengetahuannya sendiri, siswa akan

dapat menghubungkan konsep awal dengan konsep baru, serta dapat mengembangkan

pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran. Penggunaan diagram V diharapkan

mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa terutama pada materi sistem

sirkulasi.
6

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Penggunaan Diagram V terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Makassar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Makassar

yang dibelajarkan dengan menggunakan diagram V ?


2. Bagaimana hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Makassar

yang tidak dibelajarkan dengan menggunakan diagram V ?


3. Adakah pengaruh penggunaan diagram V terhadap hasil belajar biologi siswa

kelas XI IPA SMA Negeri 11 Makassar ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui :
Pengaruh penggunaan diagram V terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 11 Makassar.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian setelah melakukan penelitian adalah:

1. Bagi Peserta Didik


Penggunaan Diagram V diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik serta memberikan suasana belajar yang menyenangkan, efektif,

kreatif, dan interaktif kepada siswa dalam proses pembelajaran.


2. Bagi Guru
Menjadi bahan pertimbangan oleh guru dalam mengadaptasi alat bantu

pembelajaran yang sesuai dengan materi atau pokok bahasan dalam mata
7

pelajaran yang diajarkan, menumbuh kembangkan kreatifitas guru dalam proses

belajar mengajar sehingga meningkatkan hasil belajar dan mutu peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangsih kepada pihak sekolah

dalam rangka perbaikan proses pembelajaran di kelas dan berdampak pada

peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Arista_rafif
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    Arista_rafif
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Autentik
    Penilaian Autentik
    Dokumen5 halaman
    Penilaian Autentik
    Arista_rafif
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen7 halaman
    Bab 1
    Arista_rafif
    Belum ada peringkat
  • (Thinking) (Doing)
    (Thinking) (Doing)
    Dokumen4 halaman
    (Thinking) (Doing)
    Arista_rafif
    Belum ada peringkat
  • Kotak CRH
    Kotak CRH
    Dokumen1 halaman
    Kotak CRH
    Arista_rafif
    Belum ada peringkat
  • Soal RE
    Soal RE
    Dokumen2 halaman
    Soal RE
    Arista_rafif
    Belum ada peringkat
  • Sistem Gerak 1 PDF
    Sistem Gerak 1 PDF
    Dokumen23 halaman
    Sistem Gerak 1 PDF
    SukmawatiTahang
    100% (1)