Anda di halaman 1dari 16

Bab 4 Pencarian Prinsip-prinsip

Pencarian dimulai
Kata prinsip diturunkan dari kata Latin principle, yang bearti pertama dalam
pengertian tingkat dasar. Pertama kali yang dipelajari dalam pelajaran akuntansi adalah
prinsip-prinsipnya dalam pengertian materi baik dalam hal waktu maupun kesulitannya.
Prinsip-prinsip akuntansi mungkin menjadi pelajaran pertama, tetapi bukanlah pelajaran
mengenai kebenaran mendasar dari akuntansi. Untuk mempelajari hal ini, sebagian lawan
dari pengenalan ke unsur-unsur prakteknya, seseorang harus beralih ke pelajaran teori
akuntansi.
Usaha-usaha pertama
Banyak individu dan kelompok mulai bekerja pada tahun 1930an untuk menguak apa
yang seharusnya mereka anggap sebagai prinsip-prinsip akuntansi. Sebagai yang pertama
keluar dari adalah American Accounting Association (AAA). AAA meneritkan dalam bulan
juni 1936 A Tentantive Statement of Accounting Principles Underlying corporate Financial
Statments. 5 harapan yang dinyatakan adalah akan mungkin untuk menyepakati suatu
fondasi dari pertimbangan mendasar yang akan cenderung menghilangkan variasi acak dalam
prosedur akuntansi yang berasal bukan dari kekhasan masing-masing perusahaan tetapi dari
berbagai ide ahli keuangan dan eksekutif perusahaan mengenai apa yang mungkin tepat, sah
atau persuasif bagi investor pada suatu waktu tertentu. Secara khusus, Asosiasi mencoba
untuk menghilangkan kebingungan yang timbul dari penilaian kembali aktiva yang naik dan
turun sesuai dengan perubahan dalam tingkat harga dan kondisi usaha yang diperkirakan
dengan menekankan dasar biaya untuk akuntansi.
Empat tahun setelah diterbitkannya pernyataan sementara, paton dan profesor A.C.
Littleton keduanya anggota Excecutive commitee of the American Accounting Assosiation
tahun 1936 menerbitkan An Introduction to corporate Accounting Standartd. Tujauan
pengarang adalah menyajikan suatu kerangka dasar teori akuntansi yang dianggap sebagai
badan doktrin yang koheren, terkoordinasi, dan konsisten, yang akan mendukung prinsip-
prinsip yang dikemukakan dalam pernyataan tahun 1936.
Edisi berikutnya dari pernyataan AAA tahun 1936 tidak membuat perubahan berarti
dalam isi tetapi, yang agak menarik, judulnya terus berubah, yang menggambarkan keadaan
teori akademik pada setiap waktu itu. Edisi 1941, misalnya menghapus kata sifat tentative
dalam judul. Seri monograf itu mengikuti arahnya tahun 1957 dalam sebuah dokumen yang
meringkas semua pekerjaan sebelumnya. Disini, untuk pertama kalinya, Asosiasi menyatakan
bahwa nilai adalah ukuran yang tepat untuk aktiva dan sama dengan jumlah harga pasar
masa datang dari semua arus jasa yang diturunkan, yang didiskontokan oleh faktor-faktor
probabilitas dan bunga ke nilai sekarangnya.
Dampak yang tepat dari pernytaan-pernyataan ini sulit untuk ditentukan, karena
dengan terbatasnya sumber daya dan orientasi teoritis para anggota, pendekatan umumnya
adalah menetapkan prinsip-prinsip dasar yang dibentuk secara luas, bukan aturan-aturan
khusus; namun, banyak anggota AAA bertahan, dan terus bertahan, pada komite pembuat
aturan dimana prinsip-prinsip secara luas diterapkan.
Fondasi Awal
Pernyataan sementara pada Prinsip-Prinsip Akuntansi dari AAA , yang dijelaskan
dalam bagian sebelumnya, tidak tampak dalam keadaan vakum. Paton sendiri telah menulis
suatu tesis doktoral yang dipublikasikan dengan judul Accounting Theory tahun 1922. Buku
ini radikal bahkan dari ukuran standar sekarang. Didalamnya ia mendukung pandangan
liberal yaitu secara ideal, semua perubahan nilai yang dapat dipercaya dalam arahan apapun,
dari sebab apapun. Paton bukan satu-satunya orang yang memberikan sumbangan awal dan
penting pada literatur. Profesor Standford, john Canning memberi sumbangan yang berharga
pada teori akuntansi dalam Economic of Accountingnya . Sub judul, Suatu Analitis Kritis
atas Teori Akuntansi, membantu menjelaskan sumbangannya. Dua bidang paling penting
yang dibahas Canning adalah penilaian aktiva dan pengukuran laba. Komentarnya pada
bidang-bidang ini dan definisi nya menganai aktiva dan utang, yang berkar dari ilmu
ekonomi, masih dikutip sampai sekarang dalam memoranda diskusi FASB.
Bangkitnya Investor
Pergeseran paling penting dalam pemikiran dasar akuntansi yang muncul dari tulisan-
tulisan ini dan diskusi pada akhir 1920an dan awal 1930an adalah perubahan dalam tujuan
akuntasi dari menyajikan informasi ke manajemen dan kreditur menjadi menyajikan
informasi keuangan untuk investor dan pemegang saham. Tekanan untuk perubahan dalam
tujuan ini muncul dari sektor keuangan dan perdagangan saham, bukan dari akuntan. Menarik
untuk dicatat bahwa perubahan-perubahan dalam pemikiran akuntansi ini bukan hasil
langsung dari jatuhnya pasar saham atau Depresi Besar tahun 1930an, tetapi akibat dari
perubahan-peubahan insituasional yang telah dimulai lebih awal dan yang belum diadaptasi
oleh akuntan.
Pencarian Dipercepat
Pencarian prinsip akuntansi luas diperbaharui segera setelah perang. Kembali lagi,
AAA memimpin dengan mengeluarkan revisi Prinsip-prinsip Sementara 1948 yang sekarang
diberi judul Accounting Concepts and standart. Komite AAA pada prosedur akuntansi juga
melanjutkan pekerjaannya dan pada tahun 1953 telah menerbitkan 17 buletin baru. Akan
tetapi, seperti sebelumnya, pendekatan mereka bersifat sepotong-potong dan tidak
dimaksudkan untuk meneruskan pencarian prinsip-prinsip secara luas. Mereka juga tidak
terikat pada keanggotaan AIA. Mereka hanya diminta untuk menemukan kewenangan
penting untuk praktik-praktik yang mereka pilih.
Accounting Research Division
Pada tahun 1959, bertindak atas rekomendasi Special Committee on Research
Program, Insitute direorganisasi untuk memajukan ekspresi tertulis mengenai apa yang
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sebagai pedoman untuk anggota-
anggotanya dan pihak lainnya. Satu dari tujuan reorganisasi adalah agar dapat menanggulangi
masalah luas dari akuntansi keuangan pada empat tingkat :
1. Pembentukan postulat dasar
2. Perumusaan prinsip-prinsip secara luas
3. Pengembangan aturan atau pedoman lain untuk aplikasi prinsip dalam situasi-situasi
khusus.
4. Penelitian.
Postulat di ARS 1 terlihat sebagai asumsi-asumsi dasar atau dalil fundamental
mengenai lingkungan ekonomi, politik, dan sosial. Postulat sedikit jumlahnya dan merupakan
asumsi-asumsi dasar yang menjadi landasan bagi prinsip-prinsip. Postulat harus diturunkan
dari lingkungan ekonomi dan politik dan dari cara berfikir dan kebiasaan semua segmen
komunitas bisnis. Akan tetapi, profesi harus memperjelas pengertian dan interpretasi mereka
mengenai apa yang dimaksud dengan itu, untuk memberikan landasan yang berguna untuk
merumuskan prinsip-prinsip dan perkembangan aturan-aturan atau pedoman-pedoman lain
utuk penerapan prinsip-prinsip dalam situasi-situasi tertentu.
Pencarian Bergeser
Serangan-serangan pada pendekatan postulat/prinsip mulai memuncak dari arah-arah
lain. Profesor Berkeley, william vatter mempertanyakan keseluruhan perusahaan. Ia pertama
kali menyanggah bahwa sebelum seseorang dapat menunjukan suatu masalah dalam
akuntansi, seseorang harus menetapkan suatu maksud dan tujuan. Oleh karena itu ia
menekankan bahwa tujuan-tujuan, bukan postulat-postulat, yang merupakan blok utama
dalam membangun suatu teori akuntansi.
Suatu pernyataan teori akuntansi
Serangan vatter pada pendekatan postulat/prinsip dinyatakan dalam dokumen baru
yang terbit dari American Accounting Association tahun 1996, berjudul A Statment of Basic
Accounting Theory dan dikenal dengan singkatannya, ASOBAT. Ini dimulai dengan suatu
penegasan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan
mengkomunikasikan informasi akuntansi untuk memungkinkan pertimbangan dan keputusan
yang terinformasi oleh pemakai informasi tersebut. Dengan demikian ASOBAT menamakan
dirinya sebagai pertanyaan teori akuntasi baru pertama kali yang beriorientasi pada pemakai.
Ini tidak berarti bahwa akuntansi tidak dianggap sebagai berorientasi pada pemakai.
ASOBAT lebih berpengaruh dari pada pernyataan AAA yang mendahuluinya.
Orientasi pemakai telah berlanjut mendominasi penetapan standar akuntansi seperti halnya
penggunaan tujuan. Yang menarik, pernyataan ini muncul pada waktu yang hampir
bersamaan dengan edisi pertama buku ini. Pembaca pengamat akan memperhatikan sejumlah
besar halaman yang menggemakan prinsip ASOBAT. Pengulangan semacam itu juga akan
ditentukan dalam APB Statment No.4 dan dalam kerangka dasar konseptual FASB. Untuk
semua itu, ini merupakan upaya terakhir dari AAA untuk berpartisipasi dalam pembentukan
standar dorongan paton telah berjalan pada arahnya.
APB Statement No. 4
AICPA, tidak puas dengan upaya terdahulunya untuk menyusun teori, merekondasikan
bahwa, pada waktu yang seawall mungkin, Board harus melakukan antara lain, menetapkan
tujuan akuntansi, menguraikan, dan menggambarkan konsep dasar dan prinsip akuntanis, dan
mendefinisikan kata dan frase yang digunakan dalam akuntansi, mencakup istilah
menyajikan secara wajar dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Lima tahun
kemudian dalam menanggapi arahan ini, Board mempublikasikan APB Atatement No.4,
Basic concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business
Enterprises, (Konsep-konsep Dasar dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang Mendasari Laporan
Keuangan dari Perusahaan Bisnis).
Kerangka Dasar Konseptual
Tinta baru saja kering pada APB Statement No.4 ketika APB dibubarkan dan Financial
Accounting Standard Board (FASB) dibentuk. Setelah mempertimbangkan sejarah pencarian
prinsip-prinsip. Komite Wheat, yang mengajukan formasi organisasi pembentukan standar,
mencatat bahwa:
Prinsip-prinsip akuntansi telah terbukti sebagai suatu istilah yang sangat sukar
dipahami. Bagi bukan akuntan ia mengandung hal-hal dasar dan fundamental, dari
jenis yang dapat dinyatakan dalam beberapa kata, secara relative bersifat tak terbatas,
dan ini tidak tergantung pada perubahan gaya dalam bisnis atau perkembangan
kebutuhan dari masyarakat investasi. Namun APB menganggap hal itu penting
sepanjang sejarahnya untuk mengeluarkan pendapat pada subyek-subyek yang hampir
tidak ada hubungannya dengan prinsip dalam pengertia biasa.
Komite menyimpulkan bahwa istilah prinsip dihadapi akuntan dalam menetapkan prinsip-
prinsip akuntansi. Oleh karena itu, komite mengusulkan istilah prinsip digantikan dengan
istilah standar, yang didefinisikan sebagai pemecahan masalah-masalah akuntansi
keuangan. Mereka merasa istilah baru ini akan lebih deskriptif bagi sebagian besar
pernyataan Board dan juga bagi sejumlah besar upaya yang sedang berlangsung.
Pencarian dengan Melihat ke Belakang
Tidak adanya kesepakatan pada prinsip akuntansi adalah topic laporan komite yang disiapkan
oleh American Accounting Association tahun 1973 berjudul Statement On Accounting
Theory and Theory Acceptance. Pernyataan pada Teori Akuntansi dan Penerimaan Teori
(SATTA). Pengarang menyimplkan bahwa suatu teori akuntansi dasar yang diterima secara
universal tidak ada pada saat ini. Oleh karenanya, pernyataan itu mencoba untuk
menjelaskan mengapa masyarakat akuntansi tidak dapat mencapai kesepakatan teoritis.
Akuntansi Mempunyai Konsekuensi Ekonomi
Contoh-contoh knsekuensi ekonomi langsung dan tidak langsung dari aturan-aturan akuntansi
berlimpah. Misalnya jika seseorang diwajibkan oleh standar untuk mengungkapkan situasi
keuangan yang lebih buruk daripada yang diharapkan, pemegan saham yang ada mungkin
akan menderita bila harga saham jatuh. Demikian pula bonus manajer puncak, yang
didasarkan pada laba yang dilaporkan akan jatuh. Oleh karena itu perubahan apapun dalam
aturan akuntansi, dapat mempunyai serangkaian pengaruh ekonomi yang sangat penting bagi
beraneka ragam orang.
Secara singkat, akuntansi bukan latihan mekanis atau serangkaian aturan yang dapat
diterapkan oleh komputer. Ia merupakan ilmu sosial yang terbaik. Beberapa akan berkata ini
masih termasuk seni. Ia mensyaratkan, dan akan terus mensyaratkan pertimbangan
professional yang bertanggungjawab.
BAB 8 Penetapan Kebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi adalah batang tubuh standar akuntansi, pendapat, penafsiran,
aturan, dan regulasi, yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam pelaporan keuangan
mereka. Kebijakan akuntansi suatu perusahaan mencakup metode-metode untuk
menerapkan prinsip-prinsip yang oleh manajemen satuan usaha dianggap sebagai prinsip-
prinsp yang paling tepat untuk keadaan saat itu, untuk menyatakan secara wajar posisi
keuangan, perubahan dalam posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan yang karenanya telah dipakai untuk menyusun laporan
keuangan tersebut.
Alternatif-alternatif
Adalah bermanfaat untuk mengetahui sejak awal, berbagai cara penetapan kebijakan
akuntansi selama ini. Di Amerika Serikat misalnya, SEC dan FASB merupakan regulator-
regulator utama kebijakan akuntansi.

Pembuatan Kebijakan pada Tingkatan Perusahaan


Menurut George O. May setiap korporasi bebas untuk memilih metode akuntansinya sendiri
di dalam batas-batas yang sangat luas, tetapi diharuskan untuk mengungkapkan metode-
metode yang dipakai serta konsistensi penerapannya dari tahun ke tahun. Dalam batas-batas
yang cukup luas, bagi investor relative tidak penting aturan atau konvensi apa yang
sebenarnya dianut oleh suatu korporasi dalam melaporkan penghasilannya jika ia tahu
metode apa yang diikuti dan merasa yakin metode itu diikuti secara konsisten dari tahun ke
tahun. Namun dalam hal ini harus ditetapkan dengan mengharuskan korporasi untuk
mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. Pertama, korporasi public harus
diwajibkan untuk mengungkapkan suatu pernyataan yang rinci mengenai metode akuntansi
yang digunakan. Kedua, korporasi harus menegaskan bahwa mereka telah mengikuti metode-
metode itu secara konsisten. Ketiga, auditor harus menegaskan bahwa korporasi mengikuti
metode-metode akuntansi yang mereka ungkapkan sendiri itu. Jadi keputusan kebijakan
akuntansi diserahkan kepada masing-masing kebijaksanaan perusahaan itu sendiri namun
harga bagi kebebasan ini adalah pengungkapan penuh yang akan melindungi pengungkapan
ini adalah suatu penerimaan yang universal atas prinsip-prinsip umum tertentu.

Pembuatan Kebijakan di atas Tingkatan Perusahaan


Usulan-usulan May terbunuh oleh runtuhnya perekonomian setelah kehancuran pasar saham.
Pada tahun 1933, masyarakat membutuhkan obat yang lebih kuat daripada sekedar
pengungkapan. Hasilnya adalah dua peraturan utama yang mempengaruhi akuntansi, Truth-
in-Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 serta dibentuknya
Securities and Exchange Commission pada tanggal 26 Juni 1934, dengan keyakinan bahwa
pengawasan atas lembaga-lembaga keuangan akan menghasilkan pasar modal yang lebih
efisien dengan memberikan lebih banyak keyakinan pada para investor bahwa mereka akan
mendapatkan seluruh informasi. mereka juga berharap mendorong dekembangkannya alat-
alat analisis yang lebih baik dan tanggung jawab yang lebih besar di pihak analis
professional. SEC mendelegasikan sebagian besar penetapan standarnya pada sektor swasta,
pada awalnya Committee on Accounting Procedures, lalu Accounting Principle Board, dan
sekarang Financial Accounting Standards Board.
Walaupun demikian, mendelegasikan tidak berarti menarik diri, karena sepanjang hidupnya
SEC membuat pengaruhnya pada akuntansi begitu terasa. SEC melakukannya terutama
melaui komentar-komentar atas draft-draft APB Opinion dan FASB Statement serta
persetujuan pada draft-draft opinion dan Statement sebelum dipublikasikan. Akan tetapi SEC
juga mempunyai pengaruh langsung melalui penerbitan Regulation S-X, Accounting Series
Release (ASR) yang diterbitakan SEC atau Chief Accountant SEC, dan keputusan-keputusan
resmi lainnya. dalam beberapa kasus SEC menyatakan suatu Opinion atau Statement tidak
berlaku dan mengancam akan bertindak sendiri jika perlu. Misalnya, APB pernah
mempertimbangkan akan menyatakan suatu pendapat mengenai klasifikasi suatu pajak
penghasilan yang ditangguhkan yang berhubungan dengan piutang cicilan, tetapi untuk
menghormati industry eceran APB belum memutuskan apakah akan mengharuskan
klasifikasi yang seragam dalam kasus ini. Atas petisi Arthur Andersen & Co., SEC
mendahului dan menerbitkan ASR 102, yang menetapkan bahwa pajak penghasilan yang
ditangguhkan harus diklasifikasikan secara konsisten dengan klasifikasi piutang terkait.
Manual Cohen, ketua SEC saat itu, kemudian berkomentar bahwa suatu pernyataan
pendapat yang formal oleh SEC tampaknya diperlukan, dan kami merasa berkewajiban untuk
mengeluarkan pendapat itu. Saya tidak percaya bahwa kami perlu sering menggunkan cara
itu-walaupun pilihan itu selalu terbuka bagi kami.
Sebagi ilustrasi lain yang menggambarkan pengaruhnya, SEC mangambil posisi terdepan
dalam menentang penaikan (write up) nilai aktiva. Posisi ini merupakan salah satu alasan
kuatnya dukungan bagi dasar harga perolehan dalam akuntansi di Amerika Serikat. Sebagai
akibat dari posisi ini, APB sampai frustasi dalam upaya menerbitkan suatu pendapat
mengenai pegakuan keuntungan dan kerugian portofolio dari pemilikan sekuritas yang dapat
diperdagangkan. Posisi SEC ini dapat dihubungkan sebagian dengan oposisi yang kuat dari
industry asuransi, tetapi juga sejalan dengan posisi yang sudah lama dipegang SEC yang
menentang penggunaan nilai wajar.
SEC bahkan telah menerbitkan tafsiran APB Opinion. Pada tahun 1973, misalnya, SEC
menerbitkan ASR 146 sebagai penafsiran APB 16. Tindakan ini tidak hanya ditentang oleh
AcSEC AICPA, tetapi menyababkan salah satu kantor akuntan besar mengajukan tuntutan
terhadap SEC dengan alasan bahwa :
1. Masalah ini seharusnya ditangani oleh FASB karena SEC tidak boleh menafsirkan suatu
ketentuan yang belum diterima oleh SEC.
2. Jika SEC merupakan bahan pertimbangan, SEC seharusnya tidak dapat membatalkan
ketentuan FASB dengan suatu dekrit administrarif
3. SEC seharusnya diwajibkan untuk mengikuti prosedur pertimbangan, termasuk draft
eksposur dan dengan pendapat.
Keluhan kantor CPA ini menyatakan bahwa SEC telah melanggar Administrative Procedures
Act dengan tidak membuat pemberitahuan kepada masyarakat dan mengizinkan diadakannya
dengar pendapat atau komentar sebelum menerbitkan suatu terbitan. Kasus ini kalah dan SEC
terus menggunkan kekuatannya yang besar untk mempengaruhi akuntansi.
SEC pernah membatalkan ketentuan-ketentuan FASB dalam kesempatan-kesempatan tertentu
dan mengambil inisiatif dalam kesempatan-kesempatan lain. Misalnya. Tahun1978 SEC
menerbitkan ASR 253 dan 258, yang menetapkan suatu bentuk akuntansi biaya penuh bagi
produsen minyak dan gas sebagai alternative yang diterima selain metode upaya berhasil
(successful efforts). Sebelumnya FASB mengharuskan digunakannya metode upaya berhasil
(SFAS 19). Tetapi, sebagai akibat dari tindakan SEC, FASB menerbitkan SFAS 25 pada tahun
1979, yang menangguhkan keharusan digunakannya akuntansi upaya berhasil.
Professor Charles Horngern dari Stanford menyamakan hubungan antara SEC dengan para
kauntan public dengan hubungan antara manajemen puncak dan manajemen yang lebih
rendah. Walaupun SEC, dengan kekuasaan untuk menentukan prinsip akuntansim, sudah
mendelegasikan tugasnya melalui prinsip desentralisasi kepada CAP, dan kemudian kepada
APB dan FASB, sebagai manajemen puncak, SEC mempertahankan kekuasaanya untuk
menetapkan batasan-batasan dan melaksanakan hak veto. John Burton, yang pernah menjadi
akuntan kepada SEC, tidak setuju dengan Horngren dan berpendapat bahwa kedua organisasi
itu bekerja sebagai sekutu dan bahwa kepentingan terbaik kami terpenuhi dalam atmosfer
yang tidak saling mengejutkan. Ia yakin bahwa SEC tidak menganggap dirinya berada dalam
posisi yang memiliki wewenang absolute sementara FASB bekerja untuk SEC.
Bukti adanya rasa persekutuan antara SEC dan FASB ini diperlihatkan ketika pada tahun
1976 SEC mengambil inisiatif untuk mengharuskan diungkapkannya informasi biaya
penggantian tertentu (ASR 190) tetapi menghapuskan persyaratan ini pada tahun 1979 (ASR
271) ketika FASB menerbitkan SFAS 33 Pelaporan Keuangan Dan Perubahan Harga. Indikasi
lain bahwa SEC memang inovatif dan kooperatif pada tahun 1970-an dan 1980-an adalah
kecenderungan kearah yang mengharuskan data lunak (informasi yang tidak dapat diaudit
dengan cara tradisional), seperti informasi biaya kini, informasi mengenai cadangan minyak
dan gas, data informasi interim, dan usulan informasi ramalan. Data lunak diterbitkan dengan
ketentuan safe Harbor yang melindungi akuntan, sebuah contoh semacam itu ditemukan
dalam ASR 203 yang berhubungan dengan informasi biaya kini yang diharuskan oleh ASR
190. Waktulah yang akan menunjukan apakah sikap kooperatif ini akan berlanjut.

Pembandingan Internasional
Kebijakan akuntansi ditetapkan pada tingkatan Internasional melalui Internasional
Accounting Standards Committee (IASC). Badan ini dibentuk pada tahun 1973 oleh para
wakil badan-badan profesional dari sebagian besar negara berkembang dan sejak itu terus
tumbuh hingga benar-benar mewakili seluruh masyarakat internasional. Kepatuhan kepada
standar-standar IASC terbatas pada diterimanya standar-standar itu, secara sukarela, oleh
masyarakat akuntansi profesional yang mewakili di IASC serta oleh organisasi dan badan
pemerinta lain di dalam negara yang diwakili. FASB, karena independen terhadap AICPA,
bukanlah anggota IASC dan karenanya tidak berkewajiban untuk mnyelaraskan standar-
standarnya dengan standar IASC. Walaupun demikian, FASB tetap berhubungan erat dengan
IASC.

7.2. Konsekuensi Ekonomi Kebijakan Akuntansi

PERAGA 8-2 Konsekuensi-konsekuensi ekonomi

Pemakai Konsekuensi Ekonomi

Investor dan Kreditor Keputusan keuangan


Biaya pengumpulan dan analisis informasi
keuangan
Biaya penyusunan dan nantinya, mungkin, revisi
kontrak yang didasarkan pada angka-angka
akuntansi

Korporasi Biaya penerbitan laporan-laporan keuangan


Perubahan harga saham perusahaan melalui
informasi baru atau perbedaan volatilitas angka
penghasilan

Manajemen Perilaku manajemen

Nasional Alokasi sumber daya

Lain-lain Kebijakan komisi regulator


Persepsi masyarakat mengenai perusahaan

Akuntansi positif, yang dibahas secara lebih mendalam dalam bagian mengenai pelaporan
keuangan korporasi dalam bab 7, berupaya membentuk suatu kerangka dasar teoritis di mana
konsekuensi-konsekuensi ini dapat ditelaah secara lebih teliti. Salah saatu argumentasi
menyatakan bahwa preferensi para manajer terhadap kebijakan akuntansi tertentu mungkin
disebabkan oleh cara mereka melihat pengaruh kebijakan itu pada kepentingan sendiri.
Kompensasi dan bonus manajemen seringkali didasarkan pada angka-angka akuntansi yang
dilaporkan, seperti penghasilan bersih korporasi. Perubahan kebijakan yang memang
diinginkan mungkin mempunyai efek samping terjadinya perubahan yang tidak diantisipasi
dalam kompensasi mereka dan karenanya menyebabkan transfer kekayaan yang tidak
dikehendaki.
Dengan adanya konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang mengalir dari kebijakan akuntansi,
tidaklah mengejutkan bahwa penetapan standar disertai oleh kontroversi. Untuk pendekatan
atas ke bawah untuk menetapkan kebijakan akuntansi, keberadaan konsekuensi ekonomi ini
dapat menimbulkan masalah yang berat. Pembuat kebijakan, seperti FASB, mungkin ingin
memperhitungkan keinginan semua konstituen mereka dan pengaruh kebijakan pada mereka.

7.3. Regulasi Akuntansi : Pro dan Kontra


Kegagalan Pasar
Argumentasi ekonomi yang klasik untuk regulasi adalah bahwa pasar dalam beberapa hal
telah gagal. Dalam hal akuntansi regulasi dianggap perlu karena pasar dianggap gagal untuk
menghasilakan jumlah informasi yang secara sosial optimal. Oleh karena itu, regulasi
diperlukan untuk melindungi kepentingan masyarakat.
Argumentasi klasik untuk regulasi oleh pemerintah, dan argumentasi yang menyebabkan
dibentuknya Federal Trade Commision pada tahun 1914, menyangkut monopoli. Tidak
adanya kompetensi yang terjadi bila ada monopoli memungkinkan mereka menetapkan harga
yang tinggi untuk barang-barang mereka. Akibatnya permintaan lebih rendah dari yang
terdapat dalam perekonomian yang kompetitif. Pasar dikatakan gagal dalam pengertian
bahwa kuantitas barang yang optimal tidak terpasok. Oleh sebagian orang perusahaan
dianggap memegang monopoli alami atas informasi tentang perusahaan sendiri. Ada yang
emnyimpulkan bahwa jumlah informasi yang mencapai pemakai kurang dari yang
diinginkan. Lebih umumnya, suatu asimetri informasi dikatakan terjadi bila satu pihak dalam
suatu transaksi mempunyai lebih banyak informasi daripada yang lainnya. Suatu kegagalan
pasar diramalkan sebagai hasil yang tak terhindarkan.
1. Barang Publik dan Free Rider. Argumentasi kedua untuk regulasi oleh pemerintah adalah
adanya barang publik (public good), yang didefinisikan sebagai barang yang didefinisikan
sebagai barang yang dapat dinikmati oleh seseorang tanpa memengaruhi kenikmatan orang
lain. Contoh klasiknya adalah pertahanan nasional. Karena sifatnya, barang publik tidak
dengan mudah, kalaupun bisa, diperdagangkan di pasar. Oleh karena itu, secara tradisional
barang publikdikelola oleh pemerintah.
a. Informasi akuntansi dianggap sebagai barang publik karena penggunaannya oleh seorang
investor tidak menghalangi informasi ini digunakan oleh yang lainnya. Khususnya
noninvestor memiliki akses terhadap informasi akuntansi sama besarnya dengan investor.
Jika ada yang mencoba untuk membuat investor membayar untuk laporan keuangan itu, ia
harus berhadapan dengan masalah yang disebut free rider: yaitu individu-individu yang
menikmati manfaat itu tanpa membayar.
b. Para penentang regulasi mengingatkan bahwa publikasi informasi keuangan tidak
seluruhnya tanpa manfaat bagi perusahaan, karena sebenarnya perusahaanlah yang beruntung
dengan adanya pasar modal yang teratur untuk mendapatkan dana modal, dan pemegang
saham perusahaanlah yang beruntung jika mereka melihat bahwa ada pasar untuk saham
mereka. Oleh karena itu, sekalipun ada regulasi, perusahaan mungkin mau menanggung biaya
untuk menerbitkan laporan keuangan. Selain itu para penentang ini menunjukkan fakta yang
tak dapat diperdebatkan bahwa banyak investor yang membayar para analis keuangan untuk
mendapatkan informasi keuanganwalaupun ada para free rider.
2. Daya Banding dan Kredibilitas.
a. Tidak adanya daya banding (konparabilitas) merupakan argumrntasi ketiga yang kadang-
kadang digunakan untuk mendukung regulasi. Komparabilitas pengungkapan antar
perusahaan seringkali dianggap perlu untuk memudahkan perbuatan prediksi dan keputusan
keuangan oleh para kreditor, investor, serta pihak-pihak lainnya dan untuk menghindari
kegagalan pasar. Keseragaman juga diyakini meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
Hal ini umumnya disertai oleh pernyataan bahwa tersedianya banyak alternatif
memungkinkan perusahaan melaporkan kinerja keuangan mereka sebaik-baiknya dengan
menggunakan apa yang disebut sebagai akuntansi kreatif .

Regulasi: Penyembuh Atau Kutukan?


Berikut akan diuraikan tiga alasan : regulasi dibentuk dalam keadaan krisis, pada regulator
diperangkap oleh yang diatur dan regulator seharusnya reaktif dan bukan proaktif.

1. Orientasi pada Kisis. Para ahli teori menyatakan bahwa hampir tanpa kecuali awal
regulasi terjadi sebagai reksi terhadap suatu krisi yang tidak dapat diidentifikasi. Setiap krisi
biasanya diikuti oleh banyak tuduh - menuduh dan ini dapat dimengerti karena banyak orang
kehilangan sejumlah besar uang dalam krisis seperti ini. Persepsinya adalah bahwa sering kali
yang menderita dalam krisis-krisis ini adalah si orang kecil. Dalam hal keruntuhan
keuangan, banyak yang percaya bahwa yang menderita adalah investor kecil. Investor besar
dianggap lebih canggih,lebih terdiversifikasi,dan karenanya lebih bisa mengarungi badai itu.
Keberhasilan beberapa investor besar untuk bertahan itu saja,pada saat investor kecil yang
gulung tikar,seringkali ditafsirkan sebagai si besar mendapat keuntungan dari kesulitan
orang lain. Mereka yang mendapat laba, bahkan dalam hitungan relatif, dengan bertahan
dalam badai seringkali dicurigai telah menciptkakan badai itu untuk keuntungan mereka
sendiri. Hasilnya adalah tuntutan kepada pemerintah untuk melindungi investor yang lebih
kecil. Selalau saja, tanggapannya berupa regulasi pemerintah, yang melangkah masuk untuk
melindungi kepentingna masyarakat. Ada suatu ironi khusus dalam hal regulasi keuangan.
Riset atas cara kerja pasar modal, seperti yang diuraikan dalam bagian tentang pasar modal
dalam Bab 6, memperlihatkan bahwa, untuk sebagian besar, pasar modal adalah efisiensi
dalam arti bahwa harga-harga mencerminkan semua informasi yang tersedia dengan cara
yang tidak memihak. Riset itu, yang diuraikan dalam bab tersebut, menyimpulkan bahwa
satu-satunya strategi investasi yang tepat adalah membeli suatu portofolio yang
terdiversifikasi. Jika hal ini dilakukan, investor tersebut, entah yang berpengalaman atau yang
naif, dijamin akan mendapat imbalan (return) yang konsisten dengan resiko portofolio itu.
Singkatnya masyarakat memerlukan perlindungan dari kegagalan melakukan diversifikasi ,
bukan dari pasar itu sendiri, bukan dari ketiadaan informasi keuangan yang rinci.
2. Capture Theory. Dilema yang dihadapi badan-badan regulator adalah bahwa mereka
diharuskan untuk memenuhi anggaran ini setiap tahunnya. Munkin saja, dalam tahun tertentu,
sebenarnya tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk mengadakan regulasi. Bahkan
mungkin saja kebutuhan akan regulasi dalam industri tertentu sudah sepenuhnya terpenuhi.
Sayangnya, polotik internal badan regulator itu jarang yang memperbolehkan badan itu
menghindari regulasi pada titik tertentu. Oleh karena itu, regulasi cenderung mengembangkan
momentum sendiri, suatu momentum yang didasarkan pada tindakan-tindakan dimasa lalu.
Nyaris tak terhindari,kelompok kelompok yang menuntut pembentukan badan regulator
pelan-pelan menghilang, dan hanya meninggalkan kelompok-kelompok yang diatur.

3. Reaksioner. Para kritikus juga menunjukkan bahwa regulasi lebih bersifat reaktif
daripada proaktif, maksudnya para regulator selalu berperang dalam pertempuran yang
terakhir. APB misalnya tidak berhasil menyetujui aturan-aturan yang tepat untuk mengelola
penyatuan (pooling) sampai bum investasi yang menimbulkannya berlalu. SFAS 96
dirancang untuk mengatasi penurunan tarif pajak yang terdapat dalam Tax Reform Act 1986.
Sekarang ini FASB sedang mencoba untuk menetapkan standar-standar untuk instrumen-
instrumen keuangan yang rumit pada saat, bisa saja diperdebatkan, gelombang-gelombang
instrumen baru itu, yang menimbulkan kebutuhan akan standar baru, sudah banyak
beerkurang. Akhirnya, harus diakui bahwa setelah mempunyai pengalaman mengatur lebih
dari setengah abad, SEC tidak dapat mencegah kehancuran pasar saham pada tahun 1987.
Baru setelah kehancuran itu SEC berupaya untuk, membuat regulasi yang mencakup
pemanfaatan perdagangan program yang tadinya dianggap sebagai sumber kehancuran itu.
Kesimpulan-kesimpulan harus diambil dengan hati-hati karena riset masih terus berlanjut
secara aktif dalam bidang regulasi. Walaupun demikian, tampaknya hasil akhirnya akan
campur aduk, sehingga kemenangan tidak akan memihak pada siapapun. Banyak manajemen
yang tampaknya mau dan dapat membuat akuntansimereka sendiri dan menyediakan
pengungkapan penuh kepada para pemakai mengenai alasan yang mendasari pilihan-pilihan
mereka. Sebagian manajemen lebih enggan untuk mengungkapkan informasi semacam itu
dan tampaknya mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari setiap fleksibilitas yang
mereka peroleh. Hasil dari situasi semacam itu adalah akan adanya beberapa regulasi, tatapi
tdak banyak.

Mengelola Kebijakan Akuntansi


Pemerintahan oleh Rakyat
Di sebagian besar negara di dunia, standar akutansi ditetapkan oleh undang-undang, dan
karenanya merupakan tanggung jawab langsung pemerintah. Pemberlakuan standar-standar
yang tidak berkaitan dengan manajemen secara implisit mendistribusikan kembali kekayaan
itu dari manajemen. Dalam tradisi demoksrasi, adalah peranan pemerintah yang telah dipilih
sebagaimana mestinya oleh rakyat untuk mendistribusikan kembali kekayaan sesuai dengan
suara mayoritas rakyat. Para akuntan tidak mempunyai hak konstitusional untuk
memperbesar kekayaan sebagian orang dengan mengorbankan sebagian lainnya. Oleh karena
itu, konsekuensi ekonomi menghasilkan, tak terhindarkan lagi, keharusan untuk mengalihkan
penetapan standar dalam akuntansi kepada pemerintah.
Di sini terdapat analogi langsung dengan hukum. Pengadilan berhak menyelesaikan kasus-
kasus di dalam batasan hukum dan berdasarkan preseden dari kasus-kasus yang sama. Apa
yang berlaku untuk umum, berlaku pula untuk akuntansi. FASB mendapat wewenangnya dari
SEC, yang merupakan badan yang ditunjuk oleh Kongres. Oleh karena itu, FASB dengan
sendirinya bertanggung jawab kepada Kongres dan melalui Kongres, kepada seluruh bangsa
Amerika.
Pendelegasian Wewenang untuk Bertindak
Setelah mengakui peran sentral pemerintah, kita haru segera menambahkan bahwa peran
pemerintah tidak mesti mengambil bentuk regulasi langsung. Pemerintah dapat, dan mungkin
harus, mengambil bentuk mandat dari pemerintah kepada badan-badan tertenttu untuk
bertindak atas nama pemerintah. SEC selanjutnya mendelegasikan wewenangnya kepada
organisasi swasta, FASB berdasarkan pengertian implisit bahwa FASB akan melaksanakan
keinginan-keinginan SEC.
FASB diminta oleh Kongres untuk menetapkan suatu metode akuntansi
untuk mendorong keseragaman. Banyak pendapat yang diajukan bahwa konsekuensi
ekonomi yang merugikaan akan timbul jika metode upaya berhasil ini diwajibkan. Dari sudut
pandang kebijakan nasional, konsekuensi-konsekuensi ini berpusat pada dampak yang
mungkin ada pada kompetisi, karena yang menggunakkan metode biaya penuh sebagian
besar produsen minyak dan gas yang lebih kecil. Bahwa pembatasan penggunaan metode
biaya penuh akan mempunyai dampak yang merugikan kemampuan perusahaan-perusahaan
yang lebih besar. Argumentasi lainnya bahwa keputusan itu menciptakan suatu keengganan
untuk mengambil risiko dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas. Federal Trade
Commision, dan SEC mengharuskan FASB melakukan pembatala tahun 1979. Hal tersebut di
tafsirkan sebagai suatu kemauan yang tidak menguntungkan di pihak Kongres untuk tunduk
pada kepentingan kelompok-kelompok yang kuat.
Delegasi berdasarkan Perundangan
Regulasi oleh pemerintah, apakah langsung atau tidak langsung, juga mesti
membahas pendistibusian kembali kekayaan di setiap titik. Sebaliknya, pemerintah dapat
memberikan mandat politik kepada badan-badan yang agaknya mewakili keinginan rakyat.
Mandat penting yang tampaknya diberikan oleh Kongres kepada para akuntan melalui SEC
adalah untuk menciptakan suatu sistem akuntansi, yang ditandai oleh keseragaman dan
komparabilitas, tanpa memperhatikan dampaknya pada kekayaan.
Peranan FASB
Peranan regulatorr-regulator seperti FASB jadi lebih jelas. Pertama-tama, mereka
harus menyusun kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh semua pihak. Kedua, FASB
harus mengetahui keinginan masyarakat agar dapat menyatukan diri dengan kepentingan
masyarakat. Tugas FASB karenanya adalah membujuk berbagai konstituennya untuk
menerima kebaikan-kebaikan serta kebijakan-kebijakan yang menyangkut kepentingan
masyarakat itu. Jika pada titik ini tidak tercapai suatu konsensus, FASB harus berkewajiban
untuk mengalihkan permasalahannya kepada Kongres, melalui SEC untuk mendapatkan
pemecahan.
Kadang-kadang ditarik suatu analogi antara penetapan standar akuntansi
dan penetapan hukum. Hukum juga mempunyai pengaruh distributif. Suatu kesejajaran yang
langsung antara hukum dan akuntansi dibuat ketika Kerangka Dasar Konseptual digambarkan
sebagai suatu konstitusi. Standar akuntansi tidak mesti diturunkan langsung dari Kerangka
Dasar Konseptual, sama seperti hukum baru juga tidak diturunkan langsung dari konstitusi,
tetapi harus kkonsisteen degan Kerangka Dasar tersebut sama seperti hukum harus konsisten
dengan konstitusi.
Politik versus Prinsip
Aturan perilaku menghendaki suatu proses politik. Para penetap setandar dalam lingkungan
ini mencoba membuat aturan hanya bila aturan tak dapat dihindari, dan kemudian membuat
aturan agar kekuatan itu tetap seimbang. Penyeimbang kekuatan-kekuatan ini dapat
menghasilkan aturan yang menguntungkan satu kelompok saja atau mungkin menghasilakan
aturan yang menciptakan atau mempertahankan alat bantu. Konsistensi logis dan realitas
ekonomi tidak dapat mengalahkan tujuan. Penentu penghasilan adalah bayangannya,
kekuatan politik realitasnya.
Aturan pengukuran di lain pihak, menghendaki suatu proses riset yang
terdiri atas observasi dan eksperimentasi yaitu suatu pencarian uji coba untuk mengetahui
dimensi-dimensi penghasilan bisnis. Obyeknya adalah melaporkan penghasilan jika memang
itu penghasilan. Penetapan standar mencoba untuk membuat aturan yang menghubungkan
laporan penghasilan itu dengan periode timbulnya. Dari hal tersebut, menyiratkan bahwa
pendekatan politis secara diametris bertentangan dengan pendekatan teknis.

Pencarian Konsensus
Kunci keberhasilan FASB adalah kemampuannya membentuk konsensus. Kebutuhan akan
konsensus ini sudah dihargai sejak awal. Hal itu terlihat jelas dari pilihan frasa prinsip
akuntansi akuntansi yang berlaku umum. Yang kurang jelas adalah oleh siapa prinsip ini
harus diterima. Dasar pemikirannya adalah menetakan suatu konsensus dengan meletakkan
suatu fondasi intelektual untuk menjadi dasar bagi masing-masing perusahaan dalam
membentuk praktik mereka sendiri, dengan disertai oleh pngungkapan kebijakan mereka
secara lengkap. Para akuntan sebagai ahlinya adalah orang-orang yang wajar jika diminta
untuk membentuk fondasi itu.
Konsensus diupayakan dengan suatu sistem due process yang rinci, yang
mengirimkan memorandum diskusi, draf eksposur, mengadakan dengar pendapat umum, dan
seterusnya. Konsensus juga diapayakan melalui suatu proyek Kerangka Dasar Konseptual
yang dimaksudkan untuk meletakkan fondasi yang dapat menjadi dasar bagi penetapan
standar-satandar khusus secara logika.

Anda mungkin juga menyukai