Pedoman SLHD 2013 PDF
Pedoman SLHD 2013 PDF
Kata Pengantar
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga
negara Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Oleh karenanya, hak dan kewajiban bagi
seluruh warga dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan.
Salah satu faktor kunci untuk memenuhi hak dan kewajiban dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah tersedianya data dan informasi lingkungan bagi seluruh pihak. Agar data dan informasi
mengenai lingkungan hidup dapat tersedia dan terakses, pemerintah pusat dan pemerintah daerah
mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup (SILH) sebagai pijakan untuk pelaksanaan dan
pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan Undang-undang
No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup dan Undang-undang No. 14 Tahun
2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
SILH dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat dengan
memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan
hidup lainnya. Seluruh data dan informasi mengenai lingkungan hidup daerah di himpun dalam Laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). SLHD menjadi bagian penting sebagai sarana penyediaan data dan informasi
lingkungan hidup untuk menjadi acuan kebijakan dan perencanaan pemerintah daerah dalam menentukan
prioritas pembangunan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup. Laporan SLHD dari provinsi
dan kabupaten/kota ini meliputi pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, dokumentasi kebijakan, dan
penyajian informasi dengan model P-S-R (Pressure-State-Response).
Laporan SLHD ini juga sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik sehingga dapat menunjang pencapaian
tata kelola pemerintahan yang baik sesuai semangat Reformasi Birokrasi. Sebagai penghargaan bagi Pemerintah
Daerah yang telah menyusun SLHD secara baik, setiap tahunnya Presiden Republik Indonesia memberikan
apresiasi terhadap penyusun laporan SLHD yang terbaik.
Agar kualitas data dan informasi lingkungan hidup dapat meningkat dari waktu ke waktu
(continous improvement), maka melalui Pedoman Penyusunan SLHD harus menjadi acuan sahih bagi seluruh pihak
dalam penyusunan SLHD. Dengan demikian, SLHD harus memberikan informasi lingkungan hidup terukur,
terverifikasi dan terlaporkan sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan serta bermanfaat bagi publik dalam
rangka upaya bersama dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup menjadi lebih baik.
Terima kasih.
Henry Bastaman
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Kerangka Kerja 2
Bab II Tata Laksana Laporan SLHD 10
A. Tujuan 10
B. Pengguna Produk Pelaporan Keadaan 11
Lingkungan Hidup
C. Prinsip Dasar Penyusunan SLHD 12
D. Mekanisme Penyampaian SLHD 12
E. Penanggungjawab dan Koordinasi 14
F. Mekanisme Penyusunan 14
Lampiran I Kumpulan Data SLHD Provinsi 23
Lampiran II Kumpulan Data SLHD Kabupaten/Kota 79
Lampiran III Rumus Perhitungan dan Keterangan Lainnya 135
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
1
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Berkaitan dengan akses informasi kepada publik, telah ditetapkan Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Sebagai Badan Publik
pemerintah wajib menyediakan, memberikan, dan atau menerbitkan informasi yang
berkaitan dengan kepentingan publik. Kategorisasi informasi berdasarkan KIP (nanti
dielaborasi). Pelaporan status lingkungan hidup merupakan informasi yang disediakan
secara berkala. Informasi tersebut disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau, dan
dalam bahasa yang mudah dipahami.
Pada tahun 2002 pemerintah mulai menerbitkan laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia
(SLHI). Bersamaan dengan itu pula pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di
Indonesia menerbitkan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD).
Penyediaan data dan informasi lingkungan hidup di daerah diawali pada tahun 1982 melalui
penerbitan Neraca Lingkungan Hidup (NLH). Kemudian pada tahun 1986 dirubah menjadi
Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Selanjutnya pada tahun 1994
berubah menjadi Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD).
Penyusunan laporan SLHD yang dilakukan sejak 2002 didasarkan pada surat Menteri
Lingkungan Hidup kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk menyusun
Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dengan mengacu kepada Pedoman Umum
Penyusunan SLHD yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
B. Tujuan
Ruang Lingkup
Permasalahan lingkungan hidup pada umumnya menyangkut dimensi yang luas, yaitu
lintas ruang, lintas pelaku, dan lintas generasi.
2
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Dimensi lintas ruang adalah suatu kondisi permasalahan lingkungan hidup yang
melewati batas wilayah administrasi. Sebagai contoh pada kejadian banjir,
permasalahannya mungkin tidak terbatas pada satu administrasi daerah tertentu. Oleh
karena itu pengembangan informasi yang berhubungan dengan masalah banjir
memerlukan suatu jaringan informasi lingkungan hidup antar wilayah administrasi,
sedikitnya pada satu Daerah Aliran Sungai.
Dimensi Kedua, bahwa fenomena lingkungan hidup selalu berkaitan dengan lintas
pelaku. Salah satu contoh adalah pencemaran sungai dimana sumber pencemar tersebut
dapat berasal dari berbagai pihak misalnya sektor industri, pemukiman, dan pertanian.
Dimensi ketiga, permasalahan lingkungan hidup selalu menyangkut lintas generasi. Hal
ini sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dimana sumberdaya alam dan
lingkungan hidup harus dikelola untuk generasi sekarang dan masa datang.
3
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
a. Dinas dan instansi di daerah termasuk lembaga yang menangani lingkungan hidup
(termasuk BLH).
b. Hasil penelitian atau survei yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta.
c. Data dari pihak lainnya.
Analisa status lingkungan hidup didasari pada model P-S-R, yang dikembangkan oleh
UNEP. Model PSR (Pressure-State-Response) adalah hubungan sebab akibat (kasualitas)
antara penyebab permasalahan, kondisi lingkungan hidup, dan upaya mengatasinya.
4
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
5
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
II. Alam
1. Gempa Kerugian jumlah korban
2.
3. .
III. Demografi
1. Penduduk laju pertumbuhan, jumlah, usia, kebutuhan perubahan lahan
tingkat pendidikan
2. Pendidikan kebutuhan
B STATE Lahan Kerusakan tanah di lahan kering Ketebalan tanah kurang dari 20 cm Tabel SD.5A
akibat erosi
Luas tanah yang terangkut erosi antara
0,2-1,3 mm3/tahun
dst
Kerusakan tanah di lahan kering Jumlah ketebalan solum tanah yang
hilang
Jumlah kebatuan permukaan lebih dari
40%
dst
Kerusakan tanah di lahan basah Tabel SD.5C
Jumlah ketebalan gambut yang hilang
Kedalaman lapisan berpirit dari
permukaan tanah
Kedalaman air tanah dangkal lebih dari
25 cm
dst
Air Kualitas air sungai Status mutu air
Parameter air (PH, BOD, COD, TSS)
dst
Kualitas air sumur Status mutu air
Parameter air (Total coli, Fecal coli)
dst
Kualitas air danau/situ/embung Status mutu air
Parameter air (Total coli, Fecal coli)
dst
Kualitas air laut Status mutu air
Parameter air (PH, BOD, COD, TSS)
dst
Udara Kualitas udara ambien Status kualitas udara
Parameter udara (SOX, NOX, CO)
dst
Kehati Jumlah spesies Flora dan fauna yang diketahui dan
dilindungi
Folra dan fauna yang diketahui
C RESPONSE Lembaga : lembaga yang jumlah lembaga jumlah LSM
mengelola LH
Kebijakan peraturan jenis produk hukum daerah
Anggaran alokasi anggaran bidang LH alokasi anggaran fungsi LH
Program/Kegiatan rehabilitasi lingkungan kegiatan penghijauan dan reboisasi
(jumlah pohon dan luasan), kegiatan
fisik lainnya (jumlah pembangunan
tempat sampah)
pengawasan amdal rekomendasi dan pengawasan UKL/UPL
Data dari beberapa komponen lingkungan hidup yang ada di provinsi, kabupaten/kota dilihat
dan dinilai kecenderungannya, kemudian dianalisis untuk diformulasikan dalam bab atau
bagian. Beberapa permasalahan lingkungan hidup yang terjadi tentunya akan mendapatkan
reaksi sebagai wujud keperdulian dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, LSM
maupun masyarakat dalam kegiatan yang nyata.
Kerangka laporan SLHD didasarkan kepada konsep hubungan sebab akibat dimana kegiatan
manusia memberikan tekanan kepada lingkungan hidup (pressure) dan menyebabkan
perubahan pada sumber daya alam dan lingkungan hidup baik secara kualitas maupun
kuantitas (state). Selanjutnya pemerintah dan masyarakat/stakeholder melakukan reaksi
terhadap perubahan ini baik melakukan adaptasi maupun mitigasi melalui berbagai
6
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
kebijakan, program, maupun kegiatan (societal respons). Hal yang terakhir merupakan
umpan balik terhadap tekanan melalui kegiatan manusia.
Aktivitas manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam akan menimbulkan tekanan pada
lingkungan hidup dan merubah keadaannya, atau kondisinya. Manusia kemudian
memberikan respons terhadap perubahan tersebut dengan membangun dan
mengimplementasikan kebijakan. Analisis terhadap tekanan yang muncul, kondisi eksisting
yang terjadi berikut dampaknya serta respons yang dilakukan kemudian dikenal sebagai
pendekatan P-S-R (Pressure State Respons) seperti terlihat dalam diagram alir pada Gambar I-
1.
Beban Pencemaran
PRESSURE (Tekanan) STATE (Status/Kondisi)
Laju Kerusakan
1. Kegiatan Manusia 1. Lahan
Pertambangan 2. Air
Pertanian 3. Udara
Perindustria 4. Kehati
Transportasi 5. Pesisir dan Laut
Peternakan
Pemukiman
2. Alam (gempa) Pemanfaatan
3. Demografi
Penduduk
Pendidikan
Faktor Dampak
Pembatas
Dengan demikian ada tiga indikator utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis, yaitu:
7
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tekanan terhadap lingkungan hidup meliputi aktivitas seperti konsumsi energi, transportasi,
industri, pertanian, kehutanan dan urbanisasi.
Tekanan ini akan mengubah kondisi lingkungan hidup, yang pada gilirannya kembali
mempengaruhi kesejahteraan manusia itu sendiri. Kondisi lingkungan hidup ini meliputi
kualitas air, udara, lahan, ketersediaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati. Respon
masyarakat terhadap perubahan ini pada tingkat yang berbeda dapat berbentuk peraturan,
teknologi, dan peningkatan kapasitas lainnya. Respon ini untuk mempengaruhi kondisi
lingkungan hidup dan aktivitas manusia. Kemampuan untuk merespon ini tergantung
kepada kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia.
Pengambilan
Keputusan Legislasi Rencana Aksi
Lembaga
Perencanaan atau
Lingkungan
Rencana Aksi
Alat Bantu:
Sistem Pakar
Informasi
Indikator
Indeks
Isu Terkait
8
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Model bagi proses analisis lingkungan hidup, seperti yang diberikan dalam Gambar I-2, akan
memfasilitasi pemrosesan serta pentransformasian data ke dalam informasi yang relevan
untuk pengambilan keputusan. Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, data biofisik dan
data sosio-ekonomis haruslah dikumpulkan, diintegrasikan, serta dianalisis untuk dapat
mempresentasikan dan menganalisis keadaan lingkungan hidup secara lebih menyeluruh
dan multisektoral. Kemampuan untuk mengevaluasi secara akurat perubahan lingkungan
hidup sangatlah bergantung pada adanya data dasar di mana perubahan itu akan
dibandingkan.
Pada umumnya data status lingkungan hidup daerah ini meliputi atmosfer, topografi,
geologi, hidrologi, tanah, serta flora dan fauna. Selain itu ditunjang oleh data sosio-ekonomi
seperti data populasi, kesehatan, kemiskinan, pendidikan, keterbatasan administratif, tata
guna lahan, perdagangan, infrastruktur, serta pemukiman. Data dasar yang berbeda akan
digunakan untuk mempelajari isu yang berbeda.
9
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
BAB II
TATA LAKSANA LAPORAN SLHD
A. Tujuan
Pelaporan keadaan lingkungan hidup yang baik dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan seperti berikut:
1. Secara rutin menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan hidup kini dan
prospeknya dimasa mendatang yang akurat, berkala, dan terjangkau bagi publik,
pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta pengambil keputusan;
2. Memfasilitasi pengembangan, penilaian dan pelaporan indikator dan indeks lingkungan
hidup yang disepakati pada tingkat nasional;
3. Menyediakan peringatan dini akan masalah potensial, serta memungkinkan adanya
evaluasi akan rencana mendatang;
4. Melaporkan keefektifan kebijakan dan program yang dirancang untuk menjawab
perubahan lingkungan hidup, termasuk kemajuan dalam mencapai standar dan target
lingkungan hidup;
5. Memberikan sumbangan dalam menelaah kemajuan bangsa dalam menjamin
keberlanjutan ekologis;
6. Merancang mekanisme integrasi informasi lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi, untuk
menyediakan gambaran yang jelas tentang keadaan bangsa;
7. Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) pengetahuan tentang kondisi dan
kecenderungan lingkungan hidup, serta merekomendasikan strategi penelitian dan
pemantauan untuk mengisi kesenjangan tersebut, serta membantu pengambil
keputusan untuk membuat penilaian yang terinformasi mengenai konsekuensi luas dari
kebijakan dan rencana sosial, ekonomis dan terkait lingkungan hidup, serta untuk
memenuhi kewajiban bangsa untuk pelaporan lingkungan hidup.
10
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Gambar II-1. Hubungan antara Indikator, Data dan Informasi menurut Pengguna
Pengetahuan tentang pengguna informasi SLHD adalah penting untuk menentukan sistem
pelaporan SLHD yang paling tepat. Laporan SLHD memiliki pengguna potensial yang
beragam dalam kaitannya dengan fungsi pelaporan dan pemantauan. Berikut ini adalah
daftar beberapa pengguna potensial tersebut:
1. Masyarakat umum;
2. Lembaga kemasyarakatan;
5. Sekolah, pada tingkat dasar, menengah, serta tingkat lanjut;
6. Kelompok industri;
7. Pengambil keputusan di bidang pemerintahan;
8. Perencana dan pengelola sumber daya alam;
9. Media cetak dan elektronik; serta;
10. Lembaga internasional.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data tersebut perlu mengembangkan basis data
sebagai sarana penyusunan laporan keadaan lingkungan hidup di suatu daerah. Pada
umumnya dibutuhkan data deret waktu (time series) untuk mendapatkan analisis
kecenderungan kualitas lingkungan hidup.
11
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Dengan adanya basis data time series tersebut akan mendukung pengembangan kebijakan
pada tingkat daerah dan nasional.
1. Laporan SLHD harus didasarkan pada informasi yang akurat dan ilmiah. Mutu dari SLHD
tergantung pada transformasi data mentah menjadi informasi terolah yang berguna
dalam meningkatkan kesadaran lingkungan hidup dan pengambilan keputusan.
2. Informasi harus disajikan tanpa bias dan modifikasi dari sumbernya, termasuk sistem
monitoring, survei lapangan, serta sumber-sumber jarak jauh (citra satelit, foto udara).
3. Kemitraan dan kerjasama dengan komunitas, industri, organisasi non-pemerintah, serta
pemerintah adalah perlu untuk keberhasilan SLHD.
4. Laporan SLHD juga perlu memasukkan informasi tentang isu-isu global, universal, dan
regional. Sebagai contoh: perubahan iklim dan kerusakan lapisan ozon. Isu global dan
regional memerlukan tindakan tingkat lokal dan nasional untuk pemandu tindakan
tingkat global. Isu universal mempengaruhi semua negara, misalnya tekanan populasi
penduduk, akan tetapi untuk merubahnya memerlukan tindakan tingkat lokal.
5. Laporan SLHD harus selalu berusaha menganalisis informasi dan isu lingkungan hidup
menurut prinsip pembangunan berwawasan ekologis.
6. Laporan SLHD harus dipandu dengan kerangka konseptual yang memfasilitasi
pengembangan informasi untuk menjawab pertanyaan dasar berikut:
Apa yang terjadi? Di mana terjadi?
(Apa yang merupakan kondisi dan kecenderungan dari lingkungan hidup?)
Mengapa terjadi? Bagaimana terjadinya?
(Apa penyebab perubahan yang dikarenakan oleh manusia dan alam?)
Mengapa perubahan signifikan?
(Apa implikasi biofisik dan sosio-ekonomisnya?)
Apa respons kita?
(Apa respons masyarakat untuk melindungi lingkungan hidupnya?)
Apakah respons itu cukup?
7. Keberhasilan laporan SLHD tergantung pada tingkat pemahaman terhadap konservasi
ekosistim dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
Inisiasi tindakan penanganan lingkungan hidup ini dapat diperoleh dari laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah yang ideal.
12
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Dasar dari proses penyusunan laporan yang ideal adalah penelaahan lingkungan hidup
secara kolektif dan kooperatif antar negara, serta kerangka pelaporan yang didukung oleh
basis data informasi lingkungan hidup (Environmental Information Database) yang
komprehensif.
Database informasi lingkungan hidup tersebut terdiri dari data dan informasi yang lengkap
dan mendalam berdasarkan suatu set indikator secara berkala direview dan dilaporkan.
Dengan demikian tujuan utama penyusunan database ini adalah untuk membangun dan
menyediakan mekanisme yang disepakati untuk memperbaharui jaringan komprehensif dari
database dan komplementernya.
Informasi yang disarikan dari database lingkungan hidup ini dapat diolah untuk penyusunan
laporan SLHD, di samping untuk menelaah dan mengawasi sumberdaya yang berada pada
kondisi kritis, untuk menentukan respons ekosistem, mengevaluasi efek kerusakan
ekosistem utama, serta untuk menentukan kebijakan yang sensitif lingkungan hidup.
SLHD dari suatu daerah atau wilayah adalah merujuk pada kondisi yang teramati dari dua
perspektif, yaitu kondisi biofisik dan kondisi sosio-ekonomis. Pelaporan keadaan lingkungan
hidup ini menyediakan gambaran umum tentang keadaan kondisi biofisik dan sosio-
ekonomi, menyediakan pemahaman akan pengaruh kegiatan manusia pada lingkungan
hidup serta implikasinya pada kesehatan manusia dan kesejahteraan ekonomis. Pelaporan ini
juga menyediakan gambaran umum tentang hasil dari respons seperti inisiatif kebijakan,
reformasi legislatif, serta perubahan tingkah laku publik.
Selain itu pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan
informasi lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai dan menentukan
prioritas masalah, dan membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan
untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menerapkan
mandat pembangunan berkelanjutan.
Seluruh masyarakat sangat memperhatikan isu-isu tentang kualitas lingkungan hidup seperti
polusi udara, polusi air, polusi laut, hilangnya keanekaragaman hayati, dan erosi tanah
pertanian. Pengambil kebijakan memerlukan data yang andal pada isu-isu tersebut serta
pada indikator kunci keadaan lingkungan hidup lainnya. Tanpa informasi yang cukup dan
terjangkau maka mungkin akan terjadi kerusakan ekosistem alami dibanding tercapainya
keberlanjutan ekologis. Pembangunan sosio-ekonomi mungkin tak tercapai karena tidak
faham akan dampak potensial dari suatu kegiatan.
13
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Laporan SLHD pada dasarnya merupakan laporan kinerja pemerintah daerah di bidang
pengelolaan lingkungan hidup dan merupakan informasi yang terbuka untuk publik. Karena
pengelolaan lingkungan hidup sifatnya multi sektoral, maka dalam penyusunan SLHD
Gubernur/Bupati/Walikota dibantu oleh:
1. Bapedalda/BPLHD/Lembaga yang mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup
hidup, sebagai penanggung jawab penyusunan laporan.
2. Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota.
3. BPS Provinsi/Kabupaten/Kota.
4. Dinas dan instansi terkait sebagai sumber data.
5. Perguruan tinggi.
F. Mekanisme Penyusunan
14
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka proses penyusunan SLHD adalah sebagai
berikut:
1. Penetapan Tim Penyusun SLHD oleh Kepala Daerah
2. Pengumpulan data hasil pemantauan secara berkala oleh masing-masing institusi yang
terkait
3. Melakukan evaluasi data secara berkala yang dilakukan oleh forum Tim SLHD
4. Menyampaikan hasil evaluasi data kepada pimpinan instansi terkait untuk dibahas pada
forum pimpinan daerah
5. Mendokumentasikan kesepakatan atau hasil rapat pimpinan daerah.
6. Menyusun Laporan SLHD.
Jadwal kegiatan penyusunan Laporan SLHD adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
G. Penyampaian Laporan
H. Penyajian SLHD
1. Fisik Laporan
Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari dua buah buku, yaitu:
15
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
mengatasi permasalahan lingkungan hidup, dan data penunjang lainnya yang diperlukan
untuk melengkapi analisis.
Kedua buku tersebut disajikan dengan prinsip rapi, formal, dan estetis (bebas dan akan
menjadi penilaian). Dicetak menggunakan kertas ukuran A4.
16
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
17
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Buku Laporan SLHD (Buku I) terdiri dari empat bab dengan perincian sebagaimana dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
18
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
F. Iklim
- Menyajikan informasi luas bencana, korban jiwa dan perkiraan kerugian akibat
banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan/hutan, dan gempa bumi.
19
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
F. Pertambangan
Menyajikan informasi produksi dan luas areal konsesi pertambangan yang perizinan dan atau
- pengawasannya merupakan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota
- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu
- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)
G. Energi
Menyajikan informasi perkiraan konsumsi energi untuk kegiatan transportasi, industri, dan rumah
- tangga
- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu
- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)
H. Transportasi
Menyajikan informasi panjang jalan, kondisi, dan kepadatan lalulintas dan jumlah limbah padat dan cair
- yang bersumber dari pelabuhan
- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu
- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)
I. Pariwisata
- Menyajikan informasi perusahaan penghasil limbah B3 serta perusahaan yang mendapatkan izin untuk
menyimpan, mengumpulkan, mengolah, memanfaatkan, mengangkut, dan memusnahkan limbah B3.
- Menyajikan informasi rekomendasi Amdal yang diberikan dan hasil pengawasan pelaksanaan UKL/UPL
C. Penegakan Hukum
- Menyajikan informasi masalah lingkungan yang diadukan masyarakat dan tindak lanjutnya
D. Peran Serta Masyarakat
Parameter dan data dari indikator yang diperlukan untuk menyusun Status Lingkungan
Hidup Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi terfomulasikan dalam beberapa tabel pokok
seperti dalam lampiran, maupun tabel tambahan. Tabel tambahan tidak termuat dalam buku
petunjuk namun untuk mempertajam suatu uraian atau analisis dapat ditambahkan data lain
dalam tabel tambahan yang formatnya diserahkan kepada daerah masing-masing.
20
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel tambahan merupakan dukungan atau penjelasan dari tabel pokok, oleh karena itu
dalam penyusunannya tidak terpisah dari tabel pokok. Sebagai contoh tabel pokoknya DE-1,
kalau ada tabel tambahan maka tabel tambahan diberi kode DE-1A, DE-1B dan seterusnya
dan maksimal lima tabel tambahan saja.
Data dalam tabel-tabel dikelompokkan dalam masing-masing judul tabel dan kode sebagai
berikut:
DE: Demografi
Hubungan timbal balik antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan aktivitas dan
pengembangannya
Identifikasi terhadap sumber dan beban pencemaran yang menekan lingkungan hidup
Intensitas kejadian bencana yang telah terjadi di suatu daerah menurut jenis dan jumlah
kerugian
21
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Buku Data (Buku II) tetap disertai Kata Pengantar yang sama dengan Buku Laporan (Buku I)
yang ditandatangani oleh Kepala Daerah (gubernur, Bupati datau Walikota).
Lampiran :
22
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
LAMPIRAN I
Total
Keterangan:
Sumber:
(8) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak/empang dan danau dalam satuan hektar (Ha).
(9) Diisi dengan jumlah total luas lahan per kabupaten/kota dalam satuan hektar (Ha)
23
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
24
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya
Provinsi:
Tahun Data:
1. Sempadan Pantai
2. Sempadan Sungai
3. Kawasan Sekitar Danau
atau Waduk
4. Ruang Terbuka Hijau
Jumlah
C. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian
Alam dan Cagar Budaya
25
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Lanjutan
Luas Tutupan Lahan (Ha)
No. Nama Kawasan Kawasan Area Tanah Badan
Vegetasi
(Ha) Terbangun Terbuka Air
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
iii. Kawasan Keunikan
Proses Geologi
Jumlah
2. Kawasan Rawan Bencana
Alam Geologi
i. Kawasan Rawan
Letusan Gunung
Berapi
ii. Kawasan Rawan
Gempa Bumi
iii. Kawasan Rawan
Gerakan Tanah
iv. Kawasan yang
Terletak di Zona
Patahan Aktif
v. Kawasan Rawan
Tsunami
vi. Kawasan Rawan
Abrasi
vii. Kawasan Rawan Gas
Beracun
Jumlah
3. Kawasan yang
Memberikan Perlindungan
Terhadap Air Tanah
i. Kawasan Imbuhan
Air Tanah
ii. Sempadan Mata Air
Jumlah
Jumlah
F. Kawasan Lindung Lainnya
1 Cagar Biosfer
2 Ramsar
3 Taman Buru
4 Kawasan Perlindungan
. Plasma Nutfah
5 Kawasan pengungsian
. Satwa
6 Terumbu Karang
7 Kawasan Koridor bagi Jenis
. Satwa atau Biota Laut yang
Dilindungi
Jumlah
Jumlah Total Kawasan Lindung
II. Kawasan Budidaya
Jumlah Total Kawasan Budidaya
Keterangan
Sumber :
26
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
27
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan
Hutan
Provinsi:
Tahun Data:
1. Kab/Kota A
a.Hutan
b.Non Hutan
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara batas administrasi, tutupan lahan (hutan-non
hutan) dan kawasan hutan berdasarkan penetapan Kementerian Kehutanan (RTRW) atau Perda, SK
Gub/Bupati/Walikota dan peraturan lainnya
28
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
No. Kabupaten/Kota Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha) Jumlah Total (Ha)
Total
Keterangan :
Sumber :
Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air
Provinsi:
Lokasi:
Tahun Data:
Ambang Kritis Erosi Besaran erosi Status
No. Tebal Tanah
(mm/10 tahun) (mm/10 tahun) Melebihi/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5)
1 < 20 cm 0,2 - 1,3
2 20 - < 50 cm 1,3 - < 4
3 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,0
4 100 150 cm 9,0 12
5 > 150 cm > 12
Keterangan :
Sumber :
29
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
30
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
31
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan yang dapat dikonversi Menurut Peruntukkan
Provinsi:
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber:
32
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
33
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
dst
Keterangan :
Sumber :
34
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
35
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Lokasi Sampling
No Parameter Satuan
1 2 3 4 5 dst
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Data Nama Lokasi
Sungai Koordinat
Waktu Pemantauan
FISIKA
C
Tempelatur
1
Residu Terlarut mg/ L
2
Keterangan :
Sumber :
36
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
37
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Lokasi Sampling
No Parameter Satuan
1 2 3 4 5 dst
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Data Nama Lokasi
Danau Koordinat
Waktu Pemantauan
FISIKA
C
Tempelatur
1
Residu Terlarut mg/ L
2
Keterangan :
Sumber :
38
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
39
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Lokasi Sampling
No Parameter Satuan
1 2 3 4 5 dst
Nama Lokasi
Data Koordinat
Sumur
Waktu Pemantauan
FISIKA
o
1 Tempelatur C
2 Residu Terlarut mg/ L
3 Residu Tersuspensi mg/L
KIMIA ANORGANIK
4 pH
5 BOD mg/L
6 COD mg/L
7 DO mg/L
8 Total Fosfat sbg P mg/L
9 NO 3 sebagai N mg/L
10 NH3-N mg/L
11 Arsen mg/L
12 Kobalt mg/L
13 Barium mg/L
14 Boron mg/L
15 Selenium mg/L
16 Kadmium mg/L
17 Khrom (VI) mg/L
18 Tembaga mg/L
19 Besi mg/L
20 Timbal mg/L
21 Mangan mg/L
22 Air Raksa mg/L
23 Seng mg/L
24 Khlorida mg/l
25 Sianida mg/L
26 Fluorida mg/L
27 Nitrit sebagai N mg/L
28 Sulfat mg/L
29 Khlorin bebas mg/L
30 Belereng sebagai H2S mg/L
MIKROBIOLOGI
31 Fecal coliform jml/100 ml
32 Total coliform jml/100 ml
RADIOAKTIVITAS
33 Gross-A Bq /L
34 Gross-B Bq /L
Keterangan:
Sumber :
40
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
41
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
1 Warna CU
2 Bau
3 Kecerahan M
4 Kekeruhan NTU
5 TSS mg/l
6 Sampah -
7 Lapisan Minyak -
o
8 Temperatur C
Kimia
9 pH
10 Salinitas
11 DO mg/l
12 BOD5 mg/l
13 COD mg/l
15 NO2-N mg/l
16 NO3-N mg/l
17 PO4-P mg/l
-
18 Sianida (CN ) mg/l
20 Klor mg/l
22 Fenol mg/l
23 Pestisida mg/l
24 PCB mg/l
Keterangan :
Sumber :
42
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber:
43
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
(7) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi rusak
44
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
Keterangan :
Sumber :
45
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
Keterangan :
Sumber :
46
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
47
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
B. Bencana Alam
Keterangan :
Sumber :
Keterangan :
Sumber :
48
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
49
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, Kerugian
Provinsi:
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
50
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
C. Demografi
Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan
Penduduk menurut Kecamatan
Provinsi:
Tahun Data :
Keterangan :
Sumber :
Jenis Kelamin
No. Kabupaten/Kota Jumlah
Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2
3
4 Dst..
Total
Keterangan :
Sumber :
51
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
52
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
D. Demografi Sosial
Tabel DS-1A. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan
Provinsi:
Tahun Data:
Tidak Sekolah SD SLTP SLTA
No. Kabupaten/Kota Laki- Perempuan Laki- Perempuan Laki- Perempuan Laki-Laki Perempuan
Laki Laki Laki
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
2
3
4
5
Jumlah
Keterangan :
Sumber :
Penjelasan Isi Tabel :
Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1 sampai dengan DS-4 pada pedoman sebelumnya
(1) Cukup jelas
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada diprovinsi penyusun laporan
(3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam satuan jiwa
Tabel DS-1B. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan
Provinsi :
Tahun Data :
Diploma S1 S2 S3
No. Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
2
3
4
5
Jumlah
Keterangan :
Sumber :
53
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
E. Sosial Ekonomi
Keterangan :
Sumber :
54
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
55
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SE-3. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan Pupuk
Provinsi :
Tahun Data :
Keterangan :
Sumber :
56
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk
Provinsi:
Tahun Data :
Pemakaian Pupuk (Ton)
No. Jenis Tanaman
Urea SP.36 ZA NPK Organik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Padi
2. Jagung
3. Kedelai
4. Kacang tanah
5. Ubi kayu
6. Ubi jalar
7. Lainnya (sebutkan)
Total
Keterangan :
Sumber :
Kolom (3) wajib Diisi, kolom (4) s.d (7) tidak wajib
57
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Jenis Penggunaan
No. Luas (Ha)
Baru
(1) (2) (3)
1 Permukiman
2 Industri
3 Tanah kering
4 Perkebunan
5 Semak belukar
6 Tanah kosong
7 Perairan/kolam
8 Lainnya (sebutkan)
Total
Keterangan :
Sumber :
Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian
Provinsi:
Tahun Data :
5. dst
Keterangan :
Sumber
58
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, Produksi per
Hektar
Provinsi :
Tahun Data :
Keterangan :
Sumber :
59
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Sapi Sapi
No. Kabupaten/Kota Perah Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Keterangan :
Sumber :
60
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber
61
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
E. Sumber Pencemar
Tabel SP-1. Jumlah Jenis Industri/Kegiatan Usaha
Provinsi:
Tahun Data:
62
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakan
Provinsi :
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
63
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-3.Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar
Provinsi :
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
64
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
65
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Volume
Nama Tempat
Luas Kawasan Limbah
No. Sarana Tipe/Jenis/Klasifikasi Lokasi
(Ha) Padat
Transportasi
(m3/hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Darat
1
2
Air
1
2
Udara
1
2
Keterangan:
Sumber:
66
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-6. Perkiraan Jumlah Limbah Padat berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung,
dan Luas Kawasan
Provinsi:
Tahun Data:
Nama Obyek Jenis Obyek Jumlah Pengunjung Luas Kawasan Volume Limbah Padat
No.
Wisata Wisata (orang per tahun) (Ha) (m3/Hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.
2.
3.
4. dan seterusnya
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel : SE-24 dan SP-13 pedoman sebelumnya
67
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-7. Perkiraan beban Limbah padat dan cair berdasarkan Sarana Hotel/Penginapan
Provinsi:
Tahun Data:
Beban Limbah Cair
Kelas Tingkat Limbah Padat
No. Jumlah Kamar (Ton/Tahun)
Hotel/Penginapan Hunian (%) (m3/Hari)
BOD COD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan:
Sumber:
(7) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair COD dalam ton per tahun.
Tabel ini merupakanpenggabungan dari tabel SE-25 dan SP-14 pedoman sebelumnya
68
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-8. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Provinsi:
Tahun Data:
Sumber :
Keterangan :
Definisi Sendiri adalah jamban/kakus yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, alaupun
kadang-kadang ada yang menumpang.
(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar bersama.
Definisi Bersama adalah jamban/kakus yang digunakan beberapa rumah tangga tertentu.
(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar umum.
Definisi Umum adalah jamban/kakus yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu,
tetapi siapapun dapat menggunakannya.
(6) Diisi dengan jumlah rumah tangga tanpa fasilitas tempat buang air besar.
Definisi Tidak ada adalah tidak ada fasilitas jamban/kakus, misalnya lahan terbuka yang bisa
digunakan untuk buang air besar (tanah lapang/kebun/Halaman/semak belukar), pantai, sungai,
danau, kolam, dan lainnya.
69
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Jumah Timbulan
No Kabupaten/Kota
Penduduk Sampah
(1) (2) (3) (4)
1
2
3
4
dst
Keterangan :
Sumber :
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsipenyusun laporan
(3) Diisi dengan jumlah penduduk yang ada di kabupaten/kota
(4) Diisi dengan perkiraan timbulan sampah dalam satuan meter kubik per Hari
Tabel SP-10. Perkiraan Volume Limbah Padat dan Limbah Cair dari Rumah Sakit
Provinsi:
Tahun Data:
Nama Rumah Volume Limbah (m3/hari) Volume Limbah B3 (m3/hari)
No. Tipe/Kelas Rumah Sakit
Sakit Padat Cair Padat Cair
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
4. Dst
Total
Keterangan :
Sumber :
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan nama rumah sakit yang ada dikabupaten/kota/provinsi
(3) Diisi dengan tipe kelas rumah sakit A, B, C, D
(4) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah padat dalam satuan meter kubik per Hari
(5) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah cair dalam satuan meter kubik per Hari
(6) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 padat dalam satuan meter kubik per Hari
(7) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 cair dalam satuan meter kubik per Hari
70
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
dst
Keterangan :
Sumber :
71
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
G. UPAYA PENGELOLAAN
Definisi Penghijauan:
Kegiatan penghijauan adalah penanaman kembali lahan kritis di luar kawasan hutan yang ditujukan
untuk mempertaHankan dan memulihkan kondisinya sehingga fungsinya sebagai media produksi,
tata air maupun pendukung kehidupan dalam DAS dapat dipertaHankan dan ditingkatkan sesuai
dengan peruntukannya.
Definisi reboisasi:
Reboisasi atau rehabilitasi hutan lindung bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan
hutan lindung kritis di wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang dilaksanakan bersama masyarakat
secara partisipasif.
72
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
dst
Keterangan :
Sumber :
dst
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
Definisi AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
Definisi UKL/UPL adalah pengelolaan dan pemantauan usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
terHadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
73
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
dst
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan Hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012. Izin lingkungan
terdiri dari AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
dst
Keterangan :
Sumber :
74
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Dst
Keterangan :
Sumber :
dst
Keterangan :
Sumber :
75
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Instansi Waktu
Kelompok
No. Nama Kegiatan Penyelenggara Penyuluhan
Sasaran
(Bulan/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
dst
Keterangan :
Sumber :
dst
Keterangan :
Sumber :
76
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Peruntukan
Sumber Jumlah Anggaran
No. Anggaran
Anggaran
Tahun ... Tahun ...
(1) (2) (3) (4) (5)
1. APBD
2. APBN
Total
Keterangan :
Sumber :
77
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel UP-11. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi:
Tahun Data:
Jumlah
No. Tingkat Pendidikan
Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
1. Doktor (S3)
2. Master (S2)
3. Sarjana (S1)
4. Diploma (D3/D4)
5. SLTA
Total
Keterangan :
Sumber :
Tabel UP-12. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti Diklat
Provinsi:
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
78
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
LAMPIRAN II
Total
Keterangan:
Sumber:
(8) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak/empang dan danau dalam satuan hektar (Ha).
(9) Diisi dengan jumlah total luas lahan per kecamatan dalam satuan hektar (Ha)
79
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
80
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
1. Sempadan Pantai
2. Sempadan Sungai
3. Kawasan Sekitar Danau
atau Waduk
4. Ruang Terbuka Hijau
Jumlah
C. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian
Alam dan Cagar Budaya
81
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Lanjutan
Luas Tutupan Lahan (Ha)
No. Nama Kawasan Kawasan Area Tanah Badan
Vegetasi
(Ha) Terbangun Terbuka Air
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
iii. Kawasan Keunikan
Proses Geologi
Jumlah
2. Kawasan Rawan Bencana
Alam Geologi
i. Kawasan Rawan
Letusan Gunung
Berapi
ii. Kawasan Rawan
Gempa Bumi
iii. Kawasan Rawan
Gerakan Tanah
iv. Kawasan yang
Terletak di Zona
Patahan Aktif
v. Kawasan Rawan
Tsunami
vi. Kawasan Rawan
Abrasi
vii. Kawasan Rawan Gas
Beracun
Jumlah
3. Kawasan yang
Memberikan Perlindungan
Terhadap Air Tanah
i. Kawasan Imbuhan
Air Tanah
ii. Sempadan Mata Air
Jumlah
Jumlah
F. Kawasan Lindung Lainnya
1 Cagar Biosfer
2 Ramsar
3 Taman Buru
4 Kawasan Perlindungan
. Plasma Nutfah
5 Kawasan pengungsian
. Satwa
6 Terumbu Karang
7 Kawasan Koridor bagi Jenis
. Satwa atau Biota Laut yang
Dilindungi
Jumlah
Jumlah Total Kawasan Lindung
II. Kawasan Budidaya
Jumlah Total Kawasan Budidaya
Keterangan
Sumber :
82
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
83
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan
Hutan
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
1. Kab/Kota A
a.Hutan
b.Non Hutan
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara batas administrasi, tutupan lahan (hutan-non
hutan) dan kawasan hutan berdasarkan penetapan Kementerian Kehutanan (RTRW) atau Perda, SK
Gub/Bupati/Walikota dan/atau peraturan lainnya
84
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
No Jumlah Total
Kecamatan Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha)
. (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
Total
Keterangan :
Sumber :
Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air
Kabupaten/Kota:
Lokasi:
Tahun Data:
Ambang Kritis Erosi Besaran erosi Status
No. Tebal Tanah
(mm/10 tahun) (mm/10 tahun) Melebihi/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5)
1 < 20 cm 0,2 - 1,3
2 20 - < 50 cm 1,3 - < 4
3 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,0
4 100 150 cm 9,0 12
5 > 150 cm > 12
Keterangan :
Sumber :
85
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
86
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
87
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan yang dapat dikonversi Menurut Peruntukkan
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber:
88
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
89
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
dst
Keterangan :
Sumber :
90
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
91
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Lokasi Sampling
No Parameter Satuan
1 2 3 4 5 dst
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Data Nama Lokasi
Sungai Koordinat
Waktu Pemantauan
FISIKA
C
Tempelatur
1
Residu Terlarut mg/ L
2
Keterangan :
Sumber :
92
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
93
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Lokasi Sampling
No Parameter Satuan
1 2 3 4 5 dst
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Data Nama Lokasi
Danau Koordinat
Waktu Pemantauan
FISIKA
C
Tempelatur
1
Residu Terlarut mg/ L
2
Keterangan :
Sumber :
94
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
95
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan:
Sumber :
96
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
97
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
98
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber:
99
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
100
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
Keterangan :
Sumber :
101
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
Keterangan :
Sumber :
102
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
103
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
B. Bencana Alam
Keterangan :
Sumber :
Keterangan :
Sumber :
104
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
105
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, Kerugian
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
106
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
C. Demografi
Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan
Penduduk menurut Kecamatan
Kabupaten/Kota:
Tahun Data :
Keterangan :
Sumber :
Jenis Kelamin
No. Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2
3
4 Dst..
Total
Keterangan :
Sumber :
107
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
108
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
D. Demografi Sosial
Tabel DS-1A. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Tidak Sekolah
SD SLTP SLTA
Sekolah
No. Kecamatan
Laki- Perempuan Laki- Perempuan Laki- Perempuan Laki- Perempuan
Laki Laki Laki Laki
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
2
3
4
5
Jumlah
Keterangan :
Sumber :
Penjelasan Isi Tabel :
Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1 sampai dengan DS-4 pada pedoman sebelumnya
(1) Cukup jelas
(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan
(3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam satuan jiwa
Tabel DS-1B. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan
Kabupaten/Kota :
Tahun Data :
Diploma S1 S2 S3
No. Kecamatan Laki- Perempuan Laki- Perempuan Laki- Perempuan Laki- Perempuan
Laki Laki Laki Laki
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
2
3
4
5
Jumlah
Keterangan :
Sumber :
109
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
E. Sosial Ekonomi
Keterangan :
Sumber :
110
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
111
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SE-3. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan Pupuk
Kabupaten/Kota :
Tahun Data :
Keterangan :
Sumber :
112
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk
Kabupaten/Kota:
Tahun Data :
Pemakaian Pupuk (Ton)
No. Jenis Tanaman
Urea SP.36 ZA NPK Organik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Padi
2. Jagung
3. Kedelai
4. Kacang tanah
5. Ubi kayu
6. Ubi jalar
7. Lainnya (sebutkan)
Total
Keterangan :
Sumber :
Kolom (3) wajib Diisi, kolom (4) s.d (7) tidak wajib
113
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Jenis Penggunaan
No. Luas (Ha)
Baru
(1) (2) (3)
1 Permukiman
2 Industri
3 Tanah kering
4 Perkebunan
5 Semak belukar
6 Tanah kosong
7 Perairan/kolam
8 Lainnya (sebutkan)
Total
Keterangan :
Sumber :
Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian
Kabupaten/Kota:
Tahun Data :
5. dst
Keterangan :
Sumber
114
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, Produksi per
Hektar
Kabupaten/Kota :
Tahun Data :
Keterangan :
Sumber :
115
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Sapi Sapi
No. Kecamatan Perah Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Keterangan :
Sumber :
116
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber
117
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
118
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakan
Kabupaten/Kota :
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
119
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-3. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar
Kabupaten/Kota :
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
120
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
121
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Volume
Nama Tempat
Luas Kawasan Limbah
No. Sarana Tipe/Jenis/Klasifikasi Lokasi
(Ha) Padat
Transportasi
(m3/hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Darat
1
2
Air
1
2
Udara
1
2
Keterangan:
Sumber:
122
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-6. Perkiraan Jumlah Limbah Padat berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung,
dan Luas Kawasan
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Nama Obyek Jenis Obyek Jumlah Pengunjung Luas Kawasan Volume Limbah Padat
No.
Wisata Wisata (orang per tahun) (Ha) (m3/Hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.
2.
3.
4. dan seterusnya
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel : SE-24 dan SP-13 pedoman sebelumnya
123
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-7. Perkiraan beban Limbah padat dan cair berdasarkan Sarana Hotel/Penginapan
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Beban Limbah Cair
Kelas Hotel Tingkat Limbah Padat
No. Jumlah Kamar (Ton/Tahun)
/Penginapan Hunian (%) (m3/Hari)
BOD COD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan:
Sumber:
(7) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair COD dalam ton per
tahun.
Tabel ini merupakanpenggabungan dari tabel SE-25 dan SP-14 pedoman sebelumnya
124
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel SP-8. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Sumber :
Keterangan :
Definisi Sendiri adalah jamban/kakus yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun
kadang-kadang ada yang menumpang.
(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar bersama.
Definisi Bersama adalah jamban/kakus yang digunakan beberapa rumah tangga tertentu.
(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar umum.
Definisi Umum adalah jamban/kakus yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu,
tetapi siapapun dapat menggunakannya.
(6) Diisi dengan jumlah rumah tangga tanpa fasilitas tempat buang air besar.
Definisi Tidak ada adalah tidak ada fasilitas jamban/kakus, misalnya lahan terbuka yang bisa
digunakan untuk buang air besar (tanah lapang/kebun/Halaman/semak belukar), pantai,
sungai, danau, kolam, dan lainnya.
125
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Keterangan :
Sumber :
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan
(3) Diisi dengan jumlah penduduk yang ada di kecamatan
(4) Diisi dengan perkiraan timbulan sampah dalam satuan meter kubik per Hari
Tabel SP-10. Perkiraan Volume Limbah Padat dan Limbah Cair dari Rumah Sakit
Provinsi:
Tahun Data:
Nama Rumah Volume Limbah (m3/hari) Volume Limbah B3 (m3/hari)
No. Tipe/Kelas Rumah Sakit
Sakit Padat Cair Padat Cair
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
4. Dst
Total
Keterangan :
Sumber :
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan nama rumah sakit yang ada dikabupaten/kota/provinsi
(3) Diisi dengan tipe kelas rumah sakit A, B, C, D
(4) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah padat dalam satuan meter kubik per Hari
(5) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah cair dalam satuan meter kubik per Hari
(6) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 padat dalam satuan meter kubik per Hari
(7) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 cair dalam satuan meter kubik per Hari
126
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
dst
Keterangan :
Sumber :
127
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Total
Keterangan :
Sumber :
Definisi Penghijauan:
Kegiatan penghijauan adalah penanaman kembali lahan kritis di luar kawasan hutan yang ditujukan
untuk mempertaHankan dan memulihkan kondisinya sehingga fungsinya sebagai media produksi,
tata air maupun pendukung kehidupan dalam DAS dapat dipertaHankan dan ditingkatkan sesuai
dengan peruntukannya.
Definisi reboisasi:
Reboisasi atau rehabilitasi hutan lindung bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan
hutan lindung kritis di wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang dilaksanakan bersama masyarakat
secara partisipasif.
128
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
dst
Keterangan :
Sumber :
dst
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
Definisi AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
Definisi UKL/UPL adalah pengelolaan dan pemantauan usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
terHadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
129
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel UP-4. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan (SPPL)
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
dst
Keterangan :
Sumber :
Tabel ini merupakan Hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012. Izin lingkungan
terdiri dari AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
dst
Keterangan :
Sumber :
130
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Dst
Keterangan :
Sumber :
dst
Keterangan :
Sumber :
131
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Instansi Waktu
Kelompok
No. Nama Kegiatan Penyelenggara Penyuluhan
Sasaran
(Bulan/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
dst
Keterangan :
Sumber :
dst
Keterangan :
Sumber :
132
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Peruntukan
Sumber Jumlah Anggaran
No. Anggaran
Anggaran
Tahun ... Tahun ...
(1) (2) (3) (4) (5)
1. APBD
2. APBN
Total
Keterangan :
Sumber :
133
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
Tabel UP-11. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Jumlah
No. Tingkat Pendidikan
Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
1. Doktor (S3)
2. Master (S2)
3. Sarjana (S1)
4. Diploma (D3/D4)
5. SLTA
Total
Keterangan :
Sumber :
Tabel UP-12. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti Diklat
Kabupaten/Kota:
Tahun Data:
Keterangan :
Sumber :
134
PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013
LAMPIRAN III
Limbah cair dari suatu kegiatan dapat dihitung bebannya dengan rumus :
Beban parameter-limbah = Volume limbah x konsentrasi parameter-limbah
dimana parameter limbah adalah zat yang terkandung di dalam air limbah seperti BOD, COD, dan
TSS.
Sebagai contoh, misalkan suatu industri tekstil yang beroperasi selama 8 jam per hari mengeluarkan
limbah cair dengan volume 10 liter per detik. Limbah cair tersebut mengandung BOD sebesar 15
mg/liter dan COD 45 mg /liter. Maka beban limbah cair dari industri tekstil tersebut adalah :
1. Pelabuhan internasional
2. Pelabuhan nasional
3. Pelabuhan regional
4. Pelabuhan lokal
135