Oleh :
Rizky ananda prawira marpaung
1112103000011
Pembimbing :
dr. Ika Fitriana, Sp.PD
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah presentasi kasus .
Makalah presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
dalam kepaniteraan klinik di bagian Geriatri Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada :
1. dr. Ika Fitriana, Sp.PD selaku pembimbing penulis kasus penulis
2. Semua dokter dan staf departemen geriatri FKUIN Jakarta
3. Rekan-rekan Kepaniteraan Klinik di stase geriatri FKUIN Jakarta
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
2
I. IDENTITAS PASIEN
No. RM : 130024
Nama pasien : Tn. AG
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal Lahir : 1 Januari 1942
Umur : 74 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kp. Bulak RT 002/RW 009, Benda baru,
Tangerang
Pendidikan : Tamat SMP
Jumlah Anak : 4 anak
Jumlah Cucu : 8 cucu
Masuk RS : 15 November 2016
Pengambilan Data : 19 November 2016
Cara Datang : Dibawa keluarga
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis pada tanggal 19
november 2016
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas memberat sejak 3 hari
SMRS.
Keluhan Tambahan
Nyeri dada, mual, nyeri uluh hati dan nafsu makan menurun.
3
tidak berdarah. 1 hari smrs pasien juga mengeluhkan mual dan muntah
sebanyak satu kali berisi cairan berwarna bening . keluhan juga disertai rasa
nyeri di uluh hati. Keluhan BAB normal. Pasien juga mengeluhkan
sering bolak-balik ke toilet karena ingin BAK terus-menerus.
Namun setiap pasien BAK, sedikit yang keluar. Sesekali
pasien mengompol pada malam hari karena tidak kuat
menahan rasa ingin BAK. Sehari-harinya pasien
menggunakan pampers. BAK tidak disertai keluhan nyeri,
nyeri pinggang yang menjalar dan hilang timbul disangkal.
Sejak 1 bulan terakhir, pasien merasa kedua tungkai kaki bengkak, dan
semakin bertambah besar. Pasien merasa nafsu makan berkurang, sehari
pasien maksimal makan 2 kali sehari, bahkan menurut adik ipar pasien,
pasien terkadang hanya minum teh manis pagi dan malam. Pasien juga
merasa semakin kurus, namun tidak mengetahui pasti turun berapa kilonya.
Sejak 1 minggu smrs, pasien mengeluh nyeri dada kiri. nyeri yang
dirasakan tidak menjalar ke bahu dan lengan kiri. pasien merasa nyeri dada
seperti tertusuk, dan hilang timbul. Pasien mengatakan nyeri bisa timbul
kapan saja dan tidak berhubungan dengan aktivitas. Keluhan keringat dingin,
dada terasa terbakar disangkal pasien.
Sejak dirawat di rsu tangsel (15 november 2015), pasien diberikan
pentalaksanaan awal untuk mengurangi sesak. Kemudian pasien dipasangi
selang kateter. 1 hari kemudian, pasien merasa sakit ketika buang air kencing.
Warna air kencing juga menjadi merah kehitaman. Akhirnya selang kateter
dilepas. Seluruh aktivitas sehari-hari pasien hanya dilakukan di tempat tidur.
Waktu Perjalanan klinik penyakit Perubahan status
fungsional
10 tahun HIPERTENSI Tidak ada perubahan
SMRS
1 bulan Kedua tungkai kaki bengkak Aktivitas terbatas
SMRS
1 Bulan Penurunan nafsu makan, sesak napas Aktivitas terbatas
SMRS
1 minggu Nyeri dada kiri, tidak menjalar, Aktivitas terbatas
smrs hilang timbul. Timbul saat pasien
beraktivitas. Sesak napas, mual.
3 hari SMRS Sesak semakin parah, bahkan saat Hanya dapat duduk di
beristirahat masih sesak. Sejak satu tempat tidur.
hari SMRS semakin sulit bernapas.
Kedua tungkai semakin bengkak,
batuk tidak berdahak, nafsu makan
menurun, disertai mual.
RIWAYAT OBAT-OBATAN
Pasien rutin mengonsumsi obat-obat yang diresepkan oleh dokter, yaitu:
5
No. Obat-obatan (sebelum masuk rumah sakit)
1 Dengan resep dokter:
- Captopril 3x 12,5 mg
- Salbutamol 3x10 mg
Anamnesis sistem
Sistem Keluhan
Penglihatan Sudah mulai buram
Pendengaran Tidak ada keluhan
Kardiovaskular Hipertensi grade 1, sesak nafas, nyeri dada kiri
Paru-paru Sesak nafas, batuk tidak berdahak
Pencernaan Oral hygiene baik, mual +. muntah +, nyeri ulu
hati+, nafsu makan menurun.
Saluran Kemih Sering ingin BAK, tapi sedikit
Hematologi Tidak ada keluhan
Endokrin Tidak ada keluhan
Saraf Tidak ada keluhan
Muskuloskeleta Tidak ada keluhan
l
7
PEMERIKSAAN FISIK
1. PEMERIKSAAN
SISTEM
Ekstremitas Akral hangat, capilary refil time < 2 detik, edema pitiing (+/
+), palmar eritem (-/-), sianosis (-/-), clubbing finger (-/-)
Status Neurologis
GCS : E4M5V6
9
Refleks Kornea : +/+
Refleks Masetter : +/+
7 N. VII Motorik
Orbitofrontal baik dan simetris
Sudut bibir dan plica nasolabialis dekstra dan sinistra
simetris
Tidak ada kebocoran pipi dekstra et.sisnistra saat pasien
diminta menggembungkan pipi & pemeriksa menekan pipi
pasien
Pemeriksaan Motorik
Trofi : Eutrofi
Tonus : Normotonus
S. Motorik : Ekstremitas : Atas 5555 | 5555
Bawah 5555 | 5555
Sistem Sensorik : baik
Refleks Fisiologis :
Biseps : +2 / +2
Triseps : +2 / +2
Radius : +2 / +2
Patella : +2 / +2
Achiles : +2 / +2
Refleks Patologis : Hoffman Tromer : - / -
Babinski : - / -
Chaddok : - / -
Oppenhein : - / -
Schafer : - / -
Gonda : - / -
Rossolimo : - / -
Fungsi serebelar : Ataksia : - / -
Jari-jari : koordinasi baik
Jari-Hidung : koordinasi baik
Fungsi Bicara : Disfoni : -
Disatria : -
Fungsi Menelan : Disfagia : -
Dari penilaian indeks ADL diatas didapatkan hasil bahwa sebelum sakit
pasien mengalami ketergantungan ringan namun setelah sakit pasien mengalami
ketergantungan berat.
11
.
1. Umur.. tahun.. Benar 1
2. Waktu/ jam sekarang.. Benar 1
3. Alamat tempat tinggal Benar 1
4. Tahun ini.. Benar 1
5. Saat ini berada dimana Benar 1
6. Mengenali orang lain di RS Benar 1
7. Tahun kemerdekaan RI Benar 1
8. Nama presiden RI Benar 1
9. Tahun kelahiran pasien Salah 0
10. Menghitung terbalik (20 s/d 1) Benar 1
SKOR AMT Total 9
0 3 : gangguan ingatan berat
4 7 : gangguan ingatan sedang
8 10 : Normal
11. Perasaan hati (afeksi) Baik
13
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak Tidak 0
ada harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik Tidak 0
keadaannya dari anda?
TOTAL 5
Skor 0 4 : Tidak depresi
Skor 5 9 : kemungkinan depresi
Skor > 10 : Depresi
ANALISIS GIZI
Asupan Gizi
Jenis Jumlah Frekuensi/hari Frekuensi/minggu
Nasi 1/2 piring 2 x/hari Setiap hari
Sayur + 1 mangkok 2 x/hari Setiap hari
Tempe/tahu 1 potong 2 x/hari Setiap hari
Buah-buahan 1 potong 1 x/hari 3xseminggu
Daging 1 potong 1 x/hari Setiap hari
Analisis Gizi
BB ideal = 90% x (164-100)= 90% x 64= 57kg
IMT = 60 : 1,642 = 22,54 (normal)
Kebutuhan kalori per hari :
- Kebutuhan kalori basal = 25 kal x 60 kg = 1500 kal
- Kebutuhan aktivitas (+10%) = 10% x 1500 = 150 kal
- Kebutuhan usia (-20%) = 20% x 1500 = 300 kal
- Stress karena sakit (+20%) = 20% x 1500= 300 kal
Total kebutuhan kalori/hari =1500+150-300+300= 1650 kal
Distribusi makanan
Karbohidrat 60% = 60% x 1500= 900 kal= 225 gr (900 kal : 4gr/kal
karbohidrat)
Protein 20% =20% x 1500 = 300 kal = 75 gr (300 kal: 4 gr/kal
protein)
Lemak 20%= 20% x 1500= 300 kal= 33 gr (300 kal: 9 gr/kal lemak)
15
rujukan
HEMATOLOGI
- Hemoglobin 10,6 g/dl 13,2-17,3
- Hematokrit 32 % 33-45 %
- Lekosit 7,2 5-10
ribu/Ul ribu/Ul
- Trombosit 161ribu/ 150-400
Ul ribu/Ul
- Eritrosit 4,4jt 4.40-5.90
juta/Ul ribu/Ul
HITUNG JENIS
- Basofil 01
- Eosinofil
24
- Neutrofil batang
- Neutrofil segmen 3 -5
- Limfosit
50 70
- Monosit
25 40
28
KIMIA KLINIK
a. Fungsi Hati
- SGOT 29 U/l 0-34 U/l
- SGPT 27 U/l 0-40 U/l
- Albumin 3,0 g/dl 3,4-4,8
b. Fungsi Ginjal
- ureum darah 25mg/dl 20-40
- creatinin darah 1.2 mg/dl
mg/dl 0.6-1.5
mg/dl
c. Diabetes
- Gula darah sewaktu 120 80-100
mg/dl mg/dl
- Gula darah puasa 90 mg/dl <100
mg/dl
d. Kolesterol
- Kolesterol total 101 <200
mg/dl mg/dl
- Trigliserida 54 mg/dl <150
mg/dl
- Kolesterol HDL
22 mg/dl 40-60
- kolesterol LDL 68 mg/dl <100
e. analisa Gas Darah
- pH 7.370-
7,443
7.440
mmHg
- pCO2 39,5
35.0-45.0
mmHg
- pO2
80 83.0-108.0
- mmHg
- HCO3
27 21.0-28.0
- mmol/L
- O2saturasi
99,5 %
- 95.0-99.0
- BE
%
2,3 -2.5 2.5
-
mmol/L
Total CO2 28
-
19.0-24.0
mmol/L
17
Keton - - Normal
Nitrit - - Normal
Mikroskopik
Leukosit >100/ LPB 0-4 Meningkat
Eritrosit >100/LPB 0-1 Meningkat
Sel epitel 11-15 /lpb 5-15
Siinder -/lpk 0-1 Normal
Kristal - /lpk 0-1 Normal
Baktteri + Negatif Susp.infeksi
Jamur - - Normal
Parasit - - Normal
Hasil pemeriksaan urinalisis (18/11/2016)
- EKG
:
o Sinus Rhytm
o Frekuensi : 65 x/menit
o Gel.p : normal
o PR Interval : normal
o QRS kompleks: normal
o QRS axis : normoaksis
o St segmen : deviasi (-)
o T inversi : (+) V2-V4
o RVH(-),LVH(-)
- USG Abdomen:
o Cystitis kronis dd keganasan
19
o Pembesaran prostat
o Efusi pleura
o Tidak tampak pembesara KGB paraaorta/parailiaka
o Lain-lain dalam batas normal
RESUME
Laki-laki 74 th datang dengan keluhan sesak memberat sejak 3 hari smrs. keluhan
sesak disertai batuk tidak berdahak, kedua tungkai kaki bengkak, mual dan
muntah, dan nyeri dada yang tidak khas. Biasanya pasien harus tidur dengan
bantal ditinggikan. Pasien juga mengeluh sering anyangan buang air kecil, namun
yang keluar sedikit dan terkadang ngompol. Aktivitas fisik setelah sakit
mengalami keterbatasan. Terdapat riwayat hipertensi dan memiliki kebiasaan
merokok.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran : Compos Mentis
TD berbaring : 130/90 mmHg Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,0 oC Pernapasan :24 x/menit
Paru: I : Normothoraks, pergerakan dada simetris saat statis maupun dinamis
P : Vokal fremitus kanan sama dikedua lapang paru
P : Sonor lapang paru kiri, lapang paru kanan bawah meredup
A : Vesikular(+ menurun/+), ronkhi +/+, wheezing -/-
Cor: I : Ictus cordis tidak terlihat, JVP 5+3 cmH2O
P : Ictus Cordis teraba di ICS V 3 jari midclavicular line sinistra
P : Batas kanan jantung sela iga IV linea parasteernalis dextra
Batas kiri jantung sela iga V, 2 jari lateral linea midclavicula sinistra
Batas pinggang jantung sela iga III, linea parasternalis sinistra
A : BJ S1-S2 reguler normal, gallop (-), murmur (-)
Eksremitas : udema di kedua tungkai kaki
21
terdapat tanda atau gejala kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang simtomatik Terdapat batasan aktifitas bermakna.
berhubungan dengan penyakit Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
struktural jantung yang mendasari tetapi aktifitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau
sesak
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta Tidak dapat melakukan aktifitas fisik
gejala gagal jantung yang sangat tanpa keluhan. Terdapat gejala saat
bermakna saat istirahat walaupun sudah istirhat. Keluhan meningkat saat
mendapat terapi medis maksimal melakukan aktifitas
ADHF didefiniskan sebagai serangan cepat (rapid onset) dari gejala atau
tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa sakit
jantung sebelumnya.
keadaan yang menyebabkan Acute decompensated heart failure:
Gangguan takiaritmia /bradiaritmia yang berat
Sindrome koroner akut
Komplikasi mekanis pada ACS
Emboli paru akut
Krisis hipertensi
Diseksi aorta
Tamponade jantung
Masalah perioperatif dan bedah
Kardiomiopati peripartum
Dalam penanganan Acute decompensated heart failure dibutuh 5 hal yaitu
Identifikasi dan penanganan penyebab gagal jantung dan
eksaserbasi akut
Eliminasi penyebab munculnya gejala akut
Serta penanganan gejala gagal jantung menggunakan obat-obatan
farmakologis: kongesti paru dan vaskular,memperbaiki cardiac
output
Modulasi neurohormonal untuk mencegah remodelling
Memperpanjang survival rate
Sindrom koronari akut merupakan terjadinya sumbatan pembuluh darah coroner
yang menyebabkan terjadinya iskemik pada pembuluh darah jantung. Bahkan
dapat menyebabkan infark miokard dan kematian sel jantung. Proses ini dapat
berjalan dengan begitu cepat, sehingga identifikasi gejala dan pemeriksaan yang
cepat dan tepat perlu dilakukan. Penatalaksaan pada ska harus ditangani secara
cepat, dimana dibutuhkan vasodilatasi pembuluh darah dan duoantiplatelet. Pada
kurang dari 30 menit terapi antifibronilitik juga harus diberikan. Gejala ska
bisanya khas pada usia 45-70 tahun. gejala khas seperti nyeri dada yang menjalar
ke bahu dan lengan kiri, dirasa seperti tertindih dan berdurasi >20 menit. Pada
pasien geriatri mungkin gejala yang didapatkan tidak khas(atipikal). Gejala
atipikal seperti nyeri dada tidak menjalar dan sulit untuk digambarkan pasien.
pasien bisa merasa seperti tertusuk atau tertindih, rasa sesak napas disertai nyeri
uluh hati, mual, batuk tidak khas. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah EKG
dan biomarker jantung untuk menentukan SKA (STEMI,NSTEMI, UAP).
b. Keadaan yang ditemukan pada pasien
Pasien mengeluh sesak nafas yang memberat sejak 3 hari smrs. sesak nafas
sudah dirasakan dalam 1 bulan terakhir. Sesak nafas semakin memberat
saat beraktifitas. Keluhan disertai nyeri dada, kedua tungkai kaki
membengkak. Pada pasien ditemukan peningkatan JVP 5+3 cmH20.
c. Rencana diagnosis
a) Pemeriksaan enzim jantung
b) Pemeriksaan ekokardiografi
c) PT/APTT
d. Rencana tatalaksana
Non-Farmakologi
Manajemen perawatan mandiri bertujuan untuk menjaga stabilitas
fisik, menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan
mendeteksi gejala awal perburukan gagal jantung dengan cara:
Ketaatan pasien berobat
Pemantauan berat badan mandiri
Asupan cairan, retriksi cairan 25ml/kg BB
Pengurangan berat badan
23
Kehilangan berat badan tanpa rencana
Latihan fisik
Aktivitas seksual
Farmakologi
Tirah baring
O2 3-4 lpm
IVFD NaCl 0.9% 750 cc/24 jam
Aspirin 150-300 mg, dosis pemeliharaan 1x80 mg
PO
Clopidogrel 300 mg, pemeliharaan 1 x 75 mg
Captopril 3 x 12,5 mg po
Bisoprolol 1 x 5 mg po
ISDN 3 x 5 mg po
Simvastatin 1 x 20 mg po
Furosemide 5amp dalam 50cc2cc/jam
Spironolakton 1x25mg po
omeprazole 1 x 40 mg iv
2. Efusi pleura
a. Landasan teori
Efusi pleura merupakan penumpukan cairan berlebihan didalam
rongga pleura. Efusi pleura dapat terjadi akibat proses transudasi dan eksudasi
yang berlebihan, proses pembentukan yang lebih besar dari proses
penyerapannya, atau tunggal karena penyerapannya yang terganggu. Penyebab
lainnya akibat terjadinya peningkatan cairan interstial dan peningkatan tekanan
intravaskular pleura di paru akibat gagal jantung kiri, pneumonia, emboli paru.
Penyebab efusi pleura tersering adalah gagal jantung kongestif
(penyebab dari sepertiga efusi pleura dan merupakan
penyebab efusi pleura tersering), pneumonia, keganasan serta
emboli paru. Efek yang ditimbulkan akibat efusi pleura
tergantung dari jumlah dan penyebabnya. Efusi dalam jumlah
yang kecil sering tidak bergejala. Bahkan efusi dengan jumlah
yang besar namun proses akumulasinya berlangsung perlahan
hanya menimbulkan sedikit atau bahkan tidak menimbulkan
gangguan sama sekali. Gejala yang biasanya muncul pada
efusi pleura yang jumlahnya cukup besar yakni : nafas terasa
pendek hingga sesak nafas yang nyata dan progresif,
kemudian dapat timbul nyeri khas pleuritik pada area yang
terlibat, khususnya jika penyebabnya adalah keganasan. Nyeri
dada meningkatkan kemungkinan suatu efusi eksudat
misalnya infeksi, mesotelioma atau infark pulmoner.
b. Keadaan yang ditemukan pada pasien
Pasien mengeluh sesak napas memberat sejak 3 hari smrs. sesak napas
terkadang tidak berkurang jika istirahat.
c. Rencana diagnosis
- Aspirasi cairan pleura
- lab analis cairan pleura
d. Rencana tatalaksanaa
- Pungsi pleura
- Foto thorax post pungsi
3. BPH
a. Landasan teori
Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai
BPH sering diketemukan pada pria yang menapak usia lanjut.
Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa
LUTS (lower urinary tract symptoms) yang terdiri atas gejala
obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi (storage
symptoms) yang meliputi : frekuensi miksi meningkat, urgensi,
nokturia, pancaran miksi lemah dan sering terputus-putus
(intermitensi), dan merasa tidak puas sehabis miksi, dan tahap
25
selanjutnya terjadi retensi urine. Pemeriksaan urinalisis dapat
mengungkapkan adanya leukosituria dan hematuria.
b. Keadaan yang ditemukan pada pasien
Pasien mengeluh sering ingin buang air kecil. BAK yang keluar sedikit,
dan merasa yang keluar belum habis. Pasien juga terkadang tidak bisa menahan
BAK nya saat tidur, sehingga terkadang pasien mengompol.
c. Rencana diagnosis
- RT
- PSA
- Uroflowmetri
d. Rencana tatalaksana
- Tramsulosin HCL 1 x 0,4 mg po
- pro TURP
Diagnosis Psikiatrik:
Tidak ada
Diagnosis Fungsional:
Impairment : kardiovaskular impairent, respiratori impairent, urinary
impairent
Disabilitas : gangguan aktifitas, gangguan berjalan, gangguan berkemih ,
gangguan bernapas
Handicap : isolasi
27
Ad Sanationam : dubia ad malam
Ad Fungsionam : ad malam
DAFTAR PUSTAKA
29