3 (2014)
Indah Wijayanti
Indah_wijaya27@yahoo.com
Maswar Patuh Priyadi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out what sort of factors which influence the companys bond rating
prediction. There are five independent variables which are observed i.e.: company size, company growth,
guarantee, bond age, and auditors reputation.The samples are non-financial companies which are listed in the
Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2010-2012 and they have been rated by PT PEFINDO. The samples are 27
companies which have been selected by using purposive sampling method. The hypothesis test is carried out by
using logistic regression analysis in order to test the influence of company size, company growth, guarantee,
bond age, and auditors reputation to the bond rating.The result proves that company growth and bond age
variables have significant variable to the bond rating while company size, guarantee, and auditors reputation
have no influence to the bond rating.
Keywords: Company Size, Company Growth, Guarantee, Bond Age, Auditors Reputation, and Bond Rating
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prediksi
peringkat obligasi perusahaan. Terdapat lima variabel independen yang diteliti yaitu ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor.Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan rentang tahun 2010-2012 dan diperingkat oleh PT PEFINDO. Sampel penelitian diseleksi
menggunakan metode purposive sampling yang kemudian diperoleh sebanyak 27 perusahaan.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistik untuk menguji pengaruh dari ukuran
perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel pertumbuhan dan umur obligasi berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan variabel ukuran perusahaan, jaminan dan reputasi
auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi
Kata kunci: Ukuran Perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor,
peringkat obligasi.
PENDAHULUAN
Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri
(saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta (Husnan, 1994). Pasar modal
memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal menjalankan
dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memilki kelebihan dana (investor) dan
pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang
memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan
memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
pemeringkat sekuritas utang yang independen dapat menjadi nilai tambah perusahaan
dalam meningkatan kepercayaan investor.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsistensi hasil dari penelitian terdahulu
yang pernah dilakukan mengenai pengaruh terhadap peringkat obligasi karena terdapat
sejumlah perbedaan hasil dari penelitian-penelitian tersebut dan untuk membuktikan
apakah variabel tersebut merupakan prediksi dalam menentukan peringkat obligasi untuk
perusahaan non keuangan yang akan datang.
Obligasi
Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi adalah opini tentang kelayakan kredit dari penerbit obligasi
berdasarkan faktor-faktor risiko yang relevan. Peringkat yang diberikan bukan merupakan
sebuah rekomendasi untuk membeli, menjual, atau mempertahankan suatu obligasi. Opini
ini berfokus pada kapasitas dan kemauan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajibannya
secara tepat waktu. Opini yang diberikan juga tidak spesifik menunjuk suatu obligasi tetapi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
Lembaga Pemeringkatan
PT. PEFINDO atau PT Pemeringkat Efek Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal
21 Desember 1993, atas prakarsa BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus
1994, PT. PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No. 39/PM-PI/1994) dan menjadi
salah satu institusi pendukung di pasar modal Indonesia. Fungsi utama PT. PEFINDO
adalah memberikan peringkat yang obyektif, independen dan dapat dipercaya terhadap
risiko kredit (credit risk) sekuritas utang (debt securities) secara public.
PT.PEFINDO adalah perseroan terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat
dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi,
Bursa Efek Indonesia dan perusahaan sekuriti.
Berikut adalah derfinisi peringkat menurut agen PT. PEFINDO:
idAAA: Efek hutang yang peringkatnya paling tinggi dan berisiko paling rendah yang
didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibandingkan dengan entitas
Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban jangka panjang sesuai dengan perjanjian.
idAA : Efek hutang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi.
Didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban keuangan
jangka panjang sesuai dengan perjanjian dan relatif dibanding dengan entitas Indonesia
lainya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.
idA : Efek hutang yang mempunyai risiko investasi rendah dan memiliki kemampuan
dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban
keuangan sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang
merugikan.
idBBB : Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan
obligor yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi
kewajiban keuangan sesuai dengan perjanjian namun kemampuan tersebut dapat
diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
idBB : Efek hutang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah
relatif dibanding entitas Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka
panjang sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian
yang tidak menentu dan merugikan.
idB : Efek hutang yang menunjukan parametar perlindungan yang sangat lemah.
Walaupun obligor memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka
panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan
akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban keuangannya.
idCCC : Efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban keuangan serta hanya
bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
idD : Efek hutang yang macet atau emitenya sudah berhenti berusaha.
(small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan
(Machfoedz, 1994).
Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan,
atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang
memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap
kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap
memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga
mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba
dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Daniati dan Suhairi, 2006).
Burton et al (dalam Almalia dan Devi 2007) menyatakan bahwa pertumbuhan yang
positif dalam annual surplus dapat mengindikasikan atas berbagai kondisi financial. Para
pemegang obligasi yang memiliki pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun dalam
bisnis adalah lebih besar kemungkinan secara sukarela untuk kredit rating dari pada insurer
yang memiliki pertumbuhan lebih rendah. Dengan kata lain, insurer yang mempunyai
pengalaman growth dalam pelaporan annual surplus akan mendapat resiko penjaminan
yang lebih tinggi.
Pottier and Sommer (dalam Ikhsan et al, 2012) menyatakan bahwa pertumbuhan
(growth) perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade
yang diberikan oleh pemeringkat obligasi. Pada umumnya dengan pertumbuhan
perusahaan yang baik akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Investor
didalam memilih investasi terhadap obligasi akan melihat pengaruh growth atau
pertumbuhan perusahaan apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan
penerbit obligasi akan memiliki peringkat obligasi investment grade.
Jaminan (secure)
Dilihat dari segi jaminan atau koleteralnya, obligasi dibedakan menjadi dua jenis
yaitu secured bond dan unsecured bond. Almalia dan Devi (2007) berpendapat bahwa utang
obligasi bisa merupakan obligasi dengan jaminan atau obligasi tanpa jaminan. Obligasi
dengan jaminan yaitu obligasi yang harus disertai dengan jaminan aktiva tertentu. Misalnya
mortage bond yang dijamin dengan bangunan atau aktiva lain atau collateral bond yang
dijamin dengan surat-surat berharga milik perusahaan lain yang dimiliki. Jenis obligasi
tanpa jaminan adalah junk bond yaitu obligasi yang memiliki tingkat bunga sebab memiliki
tingkat risiko kredit yang besar.
Reputasi Auditor
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi.
Onji (2013) menyatakan bahwa obligasi pada perusahaan-perusahaan besar kurang
beresiko dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil. Di samping itu ukuran
perusahaan juga bisa mempunyai korelasi terhadap tingkat resiko kebangkrutan atau
kegagalan sehingga dapat mempengaruhi peringkat obligasi.
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
yang cukup lama, resiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja
perusahaan menurun bisa saja terjadi. Oleh karena itu obligasi dengan umur jatuh tempo
yang lebih pendek mempunyai peringkat yang lebih baik dibanding dengan obligasi dengan
umur jatuh tempo yang lama.
H4 : Umur obligasi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel
adalah sebagai berikut: (1) Semua perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia sampai
dengan periode 2012, (2) Semua obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan selain perusahaan
yang bergerak di dalam sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2012, (3) Perusahaan yang masuk dalam Corporate
Bond dan diperingkat oleh PT PEFINDO periode 2010 sampai dengan 2012, (4) Perusahaan
yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2010
sampai dengan 2012.
d. Umur Obligasi
Umur obligasi atau tanggal jatuh tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang
obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Skala pengukuranya menggunakan skala nominal karena merupakan
variabel dummy, yaitu:
1 (satu) = obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima tahun.
0 (nol) = obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun.
e. Reputasi Auditor
Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy,
yaitu:
1 (satu) = jika diaudit oleh KAP The Big 4.
0 (nol) = jika diaudit oleh selain KAP The Big 4.
Variabel Dependen
Peringkat Obligasi
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala nominal, karena merupakan variabel dummy.
1 (satu) = Investment Grade (AAA, AA, A, dan BBB).
0 (nol) = non-Investment Grade (BB, B, CCC, dan D).
Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan Metode Backward stepwise (wald) yang digunakan
untuk mengeliminasi variabel independen yang tidak memiliki kontribusi yang signifikan
pada persamaaan melalui serangkaian proses trial and error berdasarkan nilai Wald statistic
yang paling rendah. Persamaan yang tersisa pada langkah terakhir berisi variabel
independen yang memiliki nilai Wald statistic paling tinggi pada tingkat signifikansi tertentu.
Maka dengan begitu diharapkan dapat menjawab hipotesis-hipotesis penelitian yang
sebelumya telah diajukan dalam penelitian ini.
Hipotesis penelitian akan diuji dengan satu persamaan regresi logistik, yaitu :
P IG NIG I E G O TH E T T D
e
Keterangan:
P(IG/NIG) = Probabilitas untuk memprediksi investment grade atau non investment grade
= Ukuran perusahaan (size) / SIZE
= Pertumbuhan Perusahaan (Growth) / GROWTH
= Jaminan (secure) / SCRE
= Umur obligasi (maturity) / MTRTY
= Reputasi auditor / RAUD
e = Bilangan eksponensial 2,71
= Konstanta
10
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan untuk goodness of fit dalam pengujian ini dilakukan dengan Hosmer
and Lameshow dengan pendekatan Chi Square.
Tabel 2
Hosmer and Lemeshow Test
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan nilai hasil dari pengujian Hosmer and Lameshows
goodtness of fit yang ditunjukkan dalam nilai Chi square adalah 7,571 dengan signifikansi
sebesar 0,477. Pada sebesar 0,05 maka dengan tingkat signifikansi sebesar 0,477 lebih besar
dari nilai yang sebesar 5% dapat disimpulkan bahwa H0 tidak ditolak (diterima). Hal ini
berarti model yang dihipotesiskan layak atau cocok sehingga model mampu memprediksi
nilai observasinya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
11
Nagelkerkes R Square
Nagelkerkes R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snells R Square
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Berikut ini adalah
hasil pengujian Nagelkerkes R Square, yaitu :
Tabel 3
Hasil pengujian Nagelkerkes R Square
Step
-2 Log likelihood Nagelkerke quare
4 27.446b .600
Sumber : Data SPSS diolah
Pengujian Hipotesis
Tabel 4
Variables not in the Equation
Score Df Sig.
Step 4c Variables Size .008 1 .927
Jaminan 3.276 1 .070
Reputasiaudit .109 1 .741
Overall Statistics 4.334 3 .228
Sumber : Data SPSS diolah
Tabel 4 merupakan hasil dari metode regresi logistik, dimana hanya ada dua dari lima
variabel yang secara signifikan berasosiasi dengan peringkat obligasi
Tabel 5
Variables in the Equation
12
Berdasarkan hasil tabel 4 dan 5 diatas menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
(size) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa signifikansi variabel (size) nilainya 0,927 dimana nilai ini lebih besar dari pada
taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Dengan demikian hipotesis kedua (H1 kuran
perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap peringkat o ligasi tidak terdukung.
Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan penjualan saat mengemisi obligasi tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Besar kecilnya ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligai.
Temuan ini mendukung penelitian Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan
bahwa ukuran perusahaan (size) tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Tidak
signifikannya hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena untuk melihat peringkat
obligasi dalam pengukuran (size) sebaiknya dilihat dari kewajiban atau hutangnya suatu
perusahaan bukan dari penjualannya, karena peringkat obligasi terkait dengan informasi
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban atau hutangnya. Sehingga seberapa
besar penjualan yang dimiliki perusahaan tidak akan mempengaruhi prediksi peringkat
obligasi.
b. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peringkat obligasi terlihat pada tabel 4 dengan nilai signifikansi 0,014. Dengan
demikian hipotesis kedua (H2 Pertum uhan perusahaan mem erikan pengaruh positif
terhadap peringkat o ligasi terdukung.
Semakin bertumbuh perusahaan, peringkat obligasi semakin tinggi. Dengan adanya
pertumbuhan perusahaan ini maka perusahaan mempunyai peluang investasi yang
artinya perusahaan mempunyai sesuatu yang menjanjikan dalam memberikan laba dari
hasil investasi yang dilakukan sehingga perusahaan bisa tetap membayar pokok dan
bunga obligasi dengan lancar menggunakan laba yang dihasilkan dari investasi. Oleh
karena itu semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka akan memberikan peringkat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
13
obligasi yang investment grade. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Ikhsan
(2012).
c. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi
Berdasarkan hasil pengujian variabel jaminan terhadap peringkat obligasi pada tabel
3 dapat diketahui bahwa signifikansi variabel jaminan nilainya 0,070 dimana nilai ini
lebih besar dari pada taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Variabel jaminan
berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Oleh karena itu, hipotesis ketiga (H3)
Jaminan perusahaan mem erikan pengaruh yang positif terhadap peringkat o ligasi
tidak terdukung.
Sesuai dengan hasil penelitian Estiyanti dan Yasa (2011) disimpulkan bahwa
kenaikan jaminan tidak mempengaruhi probabilitas kenaikan peringkat obligasi
perusahaan yang termasuk kategori investment grade dan non investment grade. Ini
mengindikasikan bahwa obligasi yang dijamin dengan aset maupun obligasi yang tidak
dijamin dengan aset tidak terlalu diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi.
d. Pengaruh Umur obligasi terhadap Peringkat Obligasi
Berdasarkan hasil pengujian variabel umur terhadap peringkat obligasi pada tabel 4
dapat diketahui bahwa signifikansi variabel UMUR nilainya 0,004 dimana nilai ini lebih
kecil dari pada taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Dengan demikian hipotesis
keempat (H4 mur o ligasi mem erikan pengaruh positif terhadap peringkat o ligasi
terdukung.
Dengan demikian peneliti menerima adanya hipotesis keempat ini yang menyatakan
bahwa umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Bentuk pengaruh yang
ditimbulkan adalah positif yang berarti semakin besarnya umur obligasi akan
berpengaruh terhadap semakin tingginya peringkat obligasi, begitu pula dengan
semakin kecilnya umur obligasi akan berpengaruh pada rendahnya peringkat obligasi.
Hal tersebut berbeda dengan peneliti Ikhsan (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara umur obligasi terhadap peringkat obligasi.
e. Pengaruh Reputasi auditor terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa
signifikansi variabel reputasi audit nilainya 0,741 dimana nilai ini lebih besar dari pada
taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Dengan demikian hipotesis ke lima (H5)
eputasi auditor mem erikan pengaruh yang positif terhadap peringkat o ligasi tidak
terdukung.
Khurana dan Raman (dalam Nindita dan Veronica, 2012) yang menunjukkan bahwa
kualitas audit yang lebih tinggi oleh KAP the big 4 hanya terjadi di Amerika Serikat,
namun tidak terjadi di Negara Australia, Kanada, dan Inggris. Hal tersebut disebabkan
oleh faktor risiko litigasi terhadap KAP the big 4 sebagai auditor besar lebih tinggi di
Amerika Serikat dibandingkan negara lainnya. Oleh sebab itu, KAP the big 4 lebih
memperhatikan kualitas auditnya. Hal ini mengindikasikan KAP the big 4 mungkin
tidak akan selalu memberikan kualitas audit yang tinggi karena risiko litigasi yang
dihadapi KAP the big 4 di Indonesia relatif kecil.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Onji (2012) yang menyatakan bahwa reputasi
auditor tidak berpengaruh karena KAP The Big 4 dan non the big 4 mempunyai kualitas
audit yang sama dan menghasilkan laporan keungan setransparan mungkin sehingga
mempunyai citra yang baik bagi publik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
14
DAFTAR PUSTAKA
Allen, A.C. 1994. The Effect of Large-Firm Audits on Municipal Bond Rating Decision.
journal of pratice & Theory (APT), Vol. 13, spiring.
Almilia, L.S. dan V. Devi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Seminar Nasional Manajemen SMART.Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, Jakarta.
Burton, B., M. Adams dan P. Hardwick. 1998. The Determinants of Credit Ratings in United
Kingdom Insurance Industry. Journal of business finance and accounting 30(3-4): 539-
572.
Daniati, N dan Suhairi, 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas,
Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang.
Darmadji, T dan F. Hendry . 2008. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab,
Edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta.
Diamonds, D. W. 1991. Debt maturity structure and Liquidity Risk, Quarterly Journal Of
Economics 106.
Hadianto dan Wijaya. 2010. Prediksi Kebijakan Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, dan
Status Perusahaan Terhadap Kemungkinan Penentuan Peringkat Obligasi. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan, Vol. 3, No. 3.
Harsono, A.S. 2010. Pengaruh current ratio, debt-to-equity ratio,Return on assets dan ukuran
perusahaan Terhadap peringkat obligasi. Tesis. Universitas Indonesia.
Hulwati, 2004. Obligasi Syariah Di Malaysia: Legitimasi Kontrak Bay AL Inah dan Bay Al-
Dayn, Simposium Nasional Sistem Ekonomi Islam II, h. 235-248.
Husnan, S . 1994. Dasar-Dasar Teori portofolio dan analisis sekuritas, Edisi kedua, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
15
Ikhsan, A, E., M. N. Yahya dan Saidaturrahmi. 2012. Peringkat Obligasi dan Faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal Pendidikan Bisnis, 4(2):115-123.
Kallapur, S dan M. A. Trombley. 1999. The Association Between Investment Opportunity Set
Proxies And Realized Growth, Journal Of Business And Accounting. 505-519.
Machfoedz, M. 1994, Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes in
Indonesia, Kelola, 3(7): 114-137.
Magreta dan N. Poppy, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi
Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
11(3).
Nindita, C dan S. S. Veronica. 2012. Analisis pengaruh ukuran kantor akuntan publik
terhadap kualitas audit di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.14, No.2 : 91-
104.
Ong, M. K. (2002). Credit rating: Methodologies, rationale and default risk. London: Risk Books.
Onji, B. D. P. 2013. Pengaruh Faktor-Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam
Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non Manufaktur yang
Terdafattar di Bursa Efek Indonesia.
Pottier, S. W and D. W. Sommer. 1999. Agency Theory and Life Insurer Ownership Structure.
The Journal of Risk ang Insurance,.64(3).
Rahardjo, S. 2004 . Panduan investasi obligasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Raharja dan M. P. Sari. 2008. Kemampuan Rasio Keuangan dalam memprediksi Peringkat
Obligasi (PT Kasnic Credit Rating). Jurnal Maksi. 8(2).
Restuti, M.I. 2007. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap peringkat dan yield
obligasi. Jurnal akuntansi dan keuangan. 1(3) : 235-248.
Ross, Waterfeld, Jaffe dan Jordan. 2008. Modern financial management: 8thedition. New York:
McGraw-Hill/Irwin.
Sartono, A. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi keempat,Jakarta, UPP AMP YKPN.
Susilowati, L dan Sumarto, 2010. Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur
yang Listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 1(2): 163-175.