Anda di halaman 1dari 12

11/27/2015

PRINSIP MANUAL SISTEM


Menuliskan apa yang
dikerjakan

Mengerjakan apa yang


dituliskan

Metode Implementasi SJH Manfaat Manual SJH :


Memudahkan dalam mempelajari pengoperasian SJH
SJH harus dituliskan dalam Manual SJH di sebuah perusahaan.
Sebagai acuan saat pelatihan pada orang yang akan
Penerapan SJH dapat secara independen maupun bertanggung jawab menjalankan sistemnya.
terintegrasi dengan sistem manajemen lainnya. Mempermudah alur komunikasi antara sesama staf
yang bertanggung jawab.
Metode dan pendekatan penerapan sesuai kreasi Menjadi dasar dalam evaluasi, revisi dan
dan kondisi perusahaan (asalkan memenuhi kriteria pengembangan sistem lebih lanjut.
SJH). Menjadi acuan penilaian kinerja bagi Tim MHI.
Menghilangkan ketergantungan pada personal menjadi
tergantung pada Sistem.

1
11/27/2015

I. Kendali dokumen
Sistematika Dokumentasi SJH
1. Halaman Pengesahan
I. Kendali dokumen 2. Daftar Distribusi Dokumen
II. Pendahuluan (Copy Terkontrol / Tidak Terkontrol)
III. Kriteria SJH 3. Daftar Revisi Dokumen
IV. Lampiran-lampiran

Kebijakan Halal
III. Kriteria SJH 1.1. Menuliskan Kebijakan Halal Perusahaan
Kebijakan Halal merupakan pernyataan tertulis
Menuliskan tentang Kriteria SJH yang komitmen manajemen puncak perusahaan untuk
diimplementasikan perusahaan senantiasa menghasilkan produk halal secara
konsisten

Menjadi dasar bagi penyusunan dan penerapan


Sistem Jaminan Halal.

2
11/27/2015

1.2. Menuliskan Cara Sosialisasi Kebijakan Halal


Kepada Seluruh Stake Holders. Tim Manajemen Halal
Harus dipastikan mereka memahami kebijakan halal 2.1. Menuliskan Struktur Organisasi
perusahaan; Tim Manajemen Halal
Stake holders : jajaran top management, tim MHI,
karyawan/ pekerja, tempat maklon/fasilitas
produksi, supplier, dll; Tim ditunjuk oleh Manajemen Puncak
Contoh Sosialisasi : pelatihan, briefing, memo Tim harus mencakup semua bagian yang terlibat
internal, buku saku, buletin internal, leaflet, spanduk, aktivitas kritis.
banner, poster, komunikasi email, upload dalam web
Tim bertanggung jawab atas perencanaan,
perusahaan, ceramah umum, dll sesuai kebutuhan
perusahaan. implementasi, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan
SJH.

2.2. Menuliskan Persyaratan Tim MHI 2.3. Menuliskan Tugas, Tanggungjawab dan
Wewenang Ketua/Koordinator dan Anggota
Persyaratan Tim MHI diantaranya : Tim Manajemen Halal
Harus merupakan pegawai tetap perusahaan
Mengerti dan memahami persyaratan sertifikasi halal Tugas, tanggungjawab dan wewenang Tim
(Kriteria, Kebijakan dan Prosedur pada HAS 23000) manajemen halal harus dirumuskan dengan
Ketua Tim diutamakan seorang muslim jelas, ditetapkan dan disosialisasikan kepada
Diangkat melalui surat penunjukan dari manajemen semua pihak yang terlibat.
puncak atau bentuk penunjukkan lain yang berlaku.

3
11/27/2015

2.4. Menuliskan sumberdaya yang disediakan


oleh Manajemen Puncak bagi Tim
Pelatihan dan Edukasi
Manajemen Halal

Sumberdaya yang diperlukan Tim MHI untuk


perencanaan, implementasi, evaluasi dan perbaikan
berkelanjutan sistem jaminan halal dapat berupa
sumberdaya manusia, sarana/fasilitas, prosedur dan
pembiayaan

3.1. Menuliskan Prosedur Pelaksanaan 3.2. Menuliskan cara evaluasi yang dilakukan
Pelatihan Sistem Jaminan Halal dalam pelaksanaan Pelatihan SJH.
Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, Pelaksanaan pelatihan mencakup kriteria kelulusan
keterampilan dan sikap semua personel yang terlibat dalam untuk menjamin kompetensi personel;
aktivitas kritis, termasuk karyawan baru.
Aktifitas kritis mencakup : seleksi supplier dan approval Indikator : setiap peserta memahami
material baru, formulasi produk (jika ada), pembelian, tanggungjawabnya dalam implementasi dan
pemeriksaan barang datang, produksi, dan penyimpanan perbaikan berkelanjutan SJH
bahan dan produk.
Bentuk Evaluasi kelulusan : tertulis, lisan atau bentuk
Pelatihan (internal) dilaksanakan terjadwal minimal setahun
sekali atau lebih sering jika diperlukan. lain yang berlaku di perusahaan.

4
11/27/2015

3.3. Menuliskan Cara Edukasi SJH kepada Bahan


Seluruh Stake Holders Perusahaan

Bahan baku atau bahan tambahan adalah bahan


Contoh bentuk Edukasi JH : briefing, memo yang digunakan untuk menghasilkan produk dan
internal, buku saku, buletin internal, leaflet, menjadi bagian dari komposisi produk (ingredient).
spanduk, banner, poster, komunikasi email,
upload dalam web perusahaan, ceramah umum Bahan penolong adalah bahan yang digunakan
atau bentuk lain yang sesuai dengan kebutuhan. untuk membantu produksi tetapi tidak menjadi
bagian dari komposisi produk.

4.1. Menuliskan prosedur untuk menjamin 4.2. Membuat Daftar Bahan


semua dokumen pendukung bahan yang (Dapat menjadi lampiran)
digunakan selalu dalam keadaan masih
berlaku Daftar bahan adalah tabel yang berisi data
bahan yang digunakan untuk produk yang
Bahan mencakup bahan baku, bahan tambahan dan didaftarkan.
bahan penolong.
Data mencakup : nama bahan, kode bahan
Dokumen pendukung bahan dapat berupa Sertifikat (bila ada), nama produsen, negara produsen
halal, diagram alir proses, spesifikasi teknis, MSDS,
CoA, atau Statement of Pork free facility. dan jenis dokumen pendukung.

5
11/27/2015

Khusus untuk Produk dengan Kategori


Beresiko Sangat Tinggi (Very High Risk)

4.3. Membuat Neraca Massa


Produk
(Dapat menjadi lampiran)

Neraca Massa adalah uraian kesetimbangan


masa antara potensi ketersediaan sumber bahan
baku halal dengan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.

5.1. Menuliskan Ketentuan dari Produk


yang Disertifikasi Halal
(i) Produk tidak boleh menggunakan nama yang mengarah pada
yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai dengan syariah
Islam, seperti : seperti nama minuman keras dan nama produk
yang berasosiasi dengan turunan babi, seperti bacon
(ii) Karakteristik/profil sensori tidak boleh memiliki kecenderungan
Fasilitas Produksi
(bau/rasa) mengarah kepada produk haram.
(iii) Produk pangan eceran (retail) dengan merk sama yang beredar di
Indonesia harus didaftarkan seluruhnya, tidak boleh hanya
didaftarkan sebagian;
(iv) Untuk produk pangan bukan eceran (non retail) yang mempunyai
merk/brand dan hanya didaftarkan sebagian, maka harus
mencantumkan logo halal MUI untuk produk yang disertifikasi.

6
11/27/2015

6.1. Jika ada bahan yang berasal dari babi atau Catatan :
turunannya, maka tuliskanlah prosedur untuk
menjamin bahan tersebut tidak masuk ke dalam Fasilitas produksi yang pernah digunakan untuk
menghasilkan produk yang mengandung babi
fasilitas produksi yang digunakan untuk atau turunannya, jika akan digunakan untuk
menghasilkan produk yang didaftarkan. menghasilkan produk halal, maka harus dicuci
tujuh kali dengan air dan salah satunya dengan
Prosedur harus menjamin : tanah atau bahan lain yang mempunyai
(i) bahan tersebut tidak masuk ke dalam fasilitas kemampuan menghilangkan rasa, bau dan
produksi yang digunakan untuk menghasilkan warna;
produk yang didaftarkan,
Fasilitas produksi yang sudah dicuci tersebut tidak
(ii)bahan tersebut tidak mengkontaminasi produk boleh digunakan kembali untuk memproduksi
yang didaftarkan/disertifikasi.
produk yang mengandung babi atau turunannya.

6.2. Menuliskan Prosedur Maklon Prosedur Tertulis


(Jika terdapat jasa maklon) Aktivitas Kritis
Prosedur maklon harus menjamin tidak Aktivitas kritis adalah aktivitas pada rantai
terkontaminasinya produk dengan bahan proses produksi yang dapat mempengaruhi
najis atau haram. status kehalalan suatu produk.
Prosedur harus menjamin setiap bahan yang
akan digunakan untuk produk yang
disertifikasi telah disetujui LPPOM MUI

7
11/27/2015

Contoh Proses Bisnis Umum Pada Manufaktur

Prosedur (SOP)
Suatu perangkat instruksi yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.

Mencakup :
- Apa yang dilakukan
- Bagaimana prosedur melakukannya
- Siapa (pelaksana dan otoritas)
- Dokumen apa yang dipersiapkan, dll

HAP : adalah aktifitas dalam rantai produksi yang harus dikontrol dengan SOP
Halal untuk mencegahHAP : Halal perubahan
terjadinya Assurance Point
status halal suatu produk

Cara Penyusunan Prosedur dalam SJH 7.1. Menuliskan Prosedur


Penggunaan Bahan Baru
Mengidentifikasi kegiatan kritis dan tetapkan sebagai
aktifitas yang memiliki HAP (Halal Assurance Point) Bahan baru adalah bahan yang sebelumnya tidak
Menetapkan tujuan dan lingkup masing-masing tercantum dalam daftar bahan yang telah disetujui
kegiatan kritis. LPPOM MUI.
Menetapkan siapa (pelaksana dan otoritas) Bahan yang sudah ada dalam daftar bahan namun
Menetapkan referensi (Kriteria SJH) jika terdapat bahan dengan produsen baru
dikategorikan sebagai bahan baru.
Menetapkan prosedur (proses/operasi)
Bahan dalam Positive List dapat langsung
memenuhi standard kecukupan halal dimasukkan dalam daftar bahan tanpa meminta
Melengkapi dengan dokumen pendukung surat persetujuan penggunaan bahan.

8
11/27/2015

7.2. Menuliskan Prosedur


7.3. Menuliskan Prosedur Formulasi
Pembelian Bahan
Produk/Pengembangan Produk Baru
(jika ada)
Prosedur pembelian bahan harus menjamin
semua bahan yang dibeli untuk produk yang
Prosedur harus menjamin semua bahan yang
disertifikasi masuk dalam daftar bahan yang
digunakan telah disetujui LPPOM MUI dan
telah disetujui LPPOM MUI.
tersedia formula baku tertulis

7.4. Menuliskan Prosedur 7.5. Menuliskan Prosedur Produksi


Pemeriksaan Bahan Datang (Pembuatan Produk)
Prosedur harus menjamin kesesuaian informasi yang
tercantum dalam dokumen pendukung bahan dengan
Prosedur harus menjamin seluruh bahan yang
yang tercantum di label bahan. digunakan dalam proses produksi telah
disetujui LPPOM MUI, serta formula yang
mencakup nama bahan, nama produsen, negara
asal produsen dan logo halal bila dokumen digunakan pada proses produksi sesuai
pendukung bahan mempersyaratkannya, dan untuk dengan formula baku.
sertifikat halal pengapalan biasanya mencakup
nomor lot dan tanggal produksi.

9
11/27/2015

7.6. Menuliskan Prosedur Pencucian 7.7. Menuliskan Prosedur Penyimpanan


(Fasilitas Produksi dan Peralatan Pembantu) dan Penanganan Bahan dan Produk
Prosedur termasuk penyimpanan di gudang
Prosedur harus menjamin proses pencucian antara (jika ada).
dapat menghilangkan berbagai pengotor,
termasuk bahan haram/najis selain babi, serta Prosedur dapat menjamin tidak terjadinya
tidak terjadinya kontaminasi bahan/produk oleh kontaminasi bahan/produk oleh bahan
bahan haram/najis. haram/najis selama penyimpanan dan
Bahan yang digunakan untuk pencucian bukan penanganan bahan/produk.
merupakan bahan haram/najis.

7.8. Menuliskan Prosedur Transportasi Kemampuan Telusur

Menuliskan prosedur untuk menjamin


Prosedur harus menjamin tidak
kemampuan telusur produk yang disertifikasi.
terjadinya kontaminasi produk halal
oleh bahan haram/najis.
Kemampuan telusur adalah kemampuan telusur produk
bahwa produk yang disertifikasi berasal dari bahan
yang telah memenuhi kriteria bahan (tercantum dalam
daftar bahan) dan diproduksi di fasilitas produksi yang
memenuhi kriteria fasilitas produksi.

10
11/27/2015

Penanganan Produk
Yang Tidak Memenuhi Kriteria
Audit Internal

Menuliskan prosedur untuk menangani


produk yang tidak memenuhi kriteria.

Produk yang tidak memenuhi kriteria adalah produk


Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh
yang terlanjur dibuat dari bahan yang tidak disetujui
tim manajemen halal untuk menilai pelaksanaan
LPPOM MUI atau menggunakan fasilitas yang tidak
memenuhi kriteria fasilitas. sistem jaminan halal di perusahaan dengan
persyaratan Sertifikasi Halal.

10.1. Menuliskan Prosedur


Pelaksanaan Audit Internal
Mengetahui kesesuaian implementasi SJH dengan
standar LPPOM MUI (HAS 23000).
Ruang lingkup audit internal adalah implementasi
seluruh aspek Sistem Jaminan Halal (11 kriteria) dan
Mendeteksi penyimpangan yang terjadi serta bukti pelaksanaannya.
menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
Dilakukan terjadwal setidaknya enam bulan sekali
Memastikan bahwa permasalahan yang ditemukan Dilaksanakan oleh auditor halal internal yang
pada audit sebelumnya telah diperbaiki sesuai jadwal. kompeten dan independen.
Menyediakan informasi tentang pelaksanaan SJH Hasil audit internal disampaikan ke pihak yang
kepada manajemen dan LPPOM MUI. bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang
diaudit.

11
11/27/2015

Ketentuan Audit Internal SJH (lanjutan)

Jika terdapat temuan, maka tindakan koreksi dan


batas waktunya harus ditentukan.
Hasil tindakan koreksi harus dipastikan dapat KAJI ULANG MANAJEMEN
menyelesaikan kelemahan yang ditemukan dan
(Management Review)
menghindari terulang kembali di masa mendatang.
Hasil audit internal disampaikan ke LPPOM MUI
dalam bentuk laporan berkala setiap 6 (enam) bulan Kaji ulang adalah evaluasi
sekali. efektifitas implementasi
Bukti pelaksanaan audit internal harus dipelihara. sistem jaminan halal yang
dilakukan oleh manajemen.

Menuliskan Prosedur Pelaksanaan Kaji Ulang


Review Sistem
Manajemen atas Pelaksanaan SJH

Kaji ulang manajemen dilakukan sedikitnya


sekali dalam setahun.
Hasil kaji ulang disampaikan kepada pihak yang Sudah
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas; Efektif ?
Terdapat bukti tindak lanjut hasil
Bukti dari kaji ulang manajemen harus
dipelihara.

12

Anda mungkin juga menyukai