Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HEM 304

PUNGSI SUMSUM TULANG

Dosen Pembimbing :

Rodiyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Faridatul Umroh (151001014) 6. Inneke Oktaviani P (151001020)


2. Ferdy Yuswan A. (151001015) 7. Irma Maulinda D. (151001021)
3. Fitri Fajarwati Z. (151001016) 8. Mahda Faninda W. (151001022)
4. Galih Puji Prasetyo (151001017) 9. Makfiatul Abadyah (151001023)
5. Hasri Provitasari (151001019) 10. Mohamad Afandi (151001025)

11.

12.SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

13.PEMKAB JOMBANG

14.PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

15.TAHUN AJARAN 2015 2016

16.KATA PENGANTAR

1 | Page
17. Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang Pungsi Sumsum Tulang dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamanya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Rodiyah,
S.Kep.,Ns, M.Kes. Kep selaku dosen mata kuliah Hematologi 304 yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

18. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, dampak, penyebab, definisi, fungsi.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan yang
membaca makalah ini demi perbaikan makalah yang telah kami buat. Mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun untuk kami.

19. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan masa depan.

20.

21.

22. Jombang, 27 April 2016

23.

24. Penyusun

25.

26.
27.

28.

29.

2 | Page
30. DAFTAR ISI

31.
32. COVER..............................................................................................................i
33. KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
34. DAFTAR ISI....................................................................................................iii
35. BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................2
36.BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................2
2.1 Definisi Pungsi Sumsum Tulang................................................... 3
2.2 Indikasi Pungsi Sumsum Tulang....................................................3
2.3 Komplikasi Pungsi Sumsum Tulang..............................................5
2.4 Tujuan Pungsi Sumsum Tulang......................................................5
2.5 Tanggung Jawab.............................................................................6
2.6 Definisi Pungsi Lumbal.................................................................8
2.7 Tujuan Pungsi Lumbal...................................................................8
2.8 Kontra Indikasi Pungsi Lumbal.....................................................8
2.9 Peralatan Pungsi Lumbal...............................................................8
2.10Prosedur Pelaksanaan Pungsi Lumbal..........................................9
37.BAB 3 PENUTUP.........................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................11
38.DAFTAR PUSTAKA....................................................................12

3 | Page
39.BAB I
PENDAHULUAN
40.
1.1 Latar Belakang
41. Tubuh manusia terpapar oleh bermacam-macam kuman secara terus
menerus setiap harinya. Diantaranya banyak kuman berbahaya atau patogen yang
apabila menginvasi ke jaringan yang lebih dalam dapat mengganggu fisiologis
manusia, menimbulkan sakit bahkan kematian (Guyton, 2006). Namun tubuh kita
mempunyai sistem proteksi untuk melawan kuman-kuman tersebut. Leukosit atau sel
darah putih merupakan satuan unit yang melakukan fungsi tersebut. Namun, leukosit
juga dapat mengalami kelainan sehingga fungsinya terganggu. Jika jumlahnya terlalu
sedikit, tubuh akan jatuh ke status immunocompromised dimana tubuhnya tidak dapat
melindungi dari infeksi. Kebalikannya, jika produksi leukosit terlalu tinggi, hal ini
dapat menyebabkan terganggunya fungsi proteksi dari leukosit sendiri, begitu juga
dengan sel-sel darah lainnya. Banyak atau sedikitnya jumlah leukosit seseorang
ditentukan dari banyak faktor. Salah satunya adalah tempat produksinya, yaitu di bone
marrow. Kelainan yang terjadi di bone marrow merupakan penyebab utama malafungsi
leukosit dan sel darah lainnya, yang paling sering terjadi adalah keganasan atau biasa
disebut Leukemia. Penyakit keganasan atau yang biasa disebut sebagai kanker
merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Pada tahun 2005, terdapat 11
juta orang terdiagnosa kanker dan terdapat 7 juta kematian akibat kanker, 70 %
diantaranya terdapat di negara berkembang (Perhimpunan Onkologi Indonesia, 2007).
World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 84 juta orang
meninggal dalam rentang waktu 2005 dan 2015 akibat kanker. Di Indonesia sendiri,
kanker merupakan penyebab kematian peringkat ketujuh setelah strok, TB, Hipertensi,
cedera, perinatal dan DM (Riskerdas, 2007). Leukemia merupakan salah satu kanker
dengan prevalensi yang cukup tinggi. Di Amerika Serikat, diperkirakan 47.150 orang
akan terdiagnosa leukemia pada tahun 2012 dan 23.450 diantaranya akan meninggal
dunia. Hal ini dihitung berdasarkan insidensi kejadian leukemia di Amerika Serikat
pada tahun 2005- Universitas Sumatera Utara 2009. Menurut data statistik rumah sakit
dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, kasus leukemia berada pada
peringkat kelima setelah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker hati dan saluran
empedu intrahepatik, limfoma non-Hodgkin dari seluruh pasien kanker rawat inap
rumah sakit di Indonesia. Hasil penelitian Simamora (2009), melaporkan bahwa di
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2007 tercatat 162 penderita leukemia,
dengan perincian sebagai berikut. Leukemia Limfositik Akut (LLA) 87%; Leukemia
Granulositik / Mielositik Akut (LGA/LMA) 6,2% ; Leukemia Granulositik / Mielositik
Kronik (LGK/LMK) 2,5%, dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK) 4,3%. Dalam
menegakkan diagnosis leukemia, banyak pemeriksaan yang harus dilakukan seorang
dokter. Salah satunya adalah pemeriksaan bone marrow yang didapatkan melalui bone
marrow puncture (BMP) atau pungsi sumsum tulang. Pemeriksaan bone marrow
merupakan salah satu gold standard dalam menentukan apakah seseorang menderita
leukemia atau tidak. Selain menjadi media diagnostik, BMP juga merupakan
pemeriksaan penting dalam membagi jenis-jenis leukemia untuk sistem klasifikasi.
Sistem klasifikasi ini sangat penting karena setiap jenis leukemia berbeda cara
penanganannya. Saat ini, data yang menunjukkan pembagian yang jelas dari jenis-jenis
leukemia masih belum memadai. Sementara data ini sangat penting untuk penentuan
klasifikasi leukemia, sehingga nantinya pemberian penatalaksanaan juga lebih sesuai.
Begitu juga dengan penentuan prognosis akan lebih mudah ditentukan. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk mengamati karakteristik gambaran hasil BMP tersebut sehingga
nantinya akan diperoleh data terbaru mengenai pembagian jenis leukemia berdasarkan
hasil pemeriksaan bone marrow tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pungsi sumsum tulang?
2. Apa tujuan dilakukannya pungsi sumsum tulang?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dalam pungsi sumsum tulang?
4. Bagaimana prosedur kerja pungsi sumsum tulang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pungsi sumsum tulang?
2. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya pungsi sumsum tulang?
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam pungsi sumsum tulang?
4. Untuk mengetahui prosedur kerja pungsi sumsum tulang?
42.

43.
44.

45.BAB II
46.PEMBAHASAN
47.
2.1 Definisi Pungsi Sumsum Tulang
48.BMP (Bone Marrow Puncture) atau pungsi sumsum tulang merupakan
tindakan medis diagnostik yang seringkali diperlukan untuk membantu diagnosa suatu
penyakit. Selain itu juga digunakan untuk penentuan tahap dan monitoring terapi.
49.Seseorang baru akan divonis menderita LEUKEMIA ataupun tidak, setelah
menjalani proses BMP atau pungsi. Dan dengan menjalani proses ini, secara otomatis
akan dapat pula menentukan type dari leukemia yang diderita orang tersebut, dimana
penentuan type itu sangatlah penting sekali, karena perawatan setiap type leukemia itu
bisa berbeda beda bahkan satu sama lain bisa saling bertolak belakang. Begitu juga
perlakuan dan penggunaan obat SITOSTATIKA (kemoterapy) yang diberikan pun
berbeda beda satu sama lain.Umumnya proses punksi dilakukan oleh seorang dokter
ahli darah yang didampingi oleh seorang analis khusus sumsum tulang.
50.Caranya yaitu dengan mengebor pada ruas tertentu di tulang belakang
pasien dalam posisi duduk atau tiduran menyamping dan tubuh ditekuk agar
membungkuk hingga mudah bagi dokter untuk memasukkan jarum dari bawah ruas
tulang belakang yang berbuku buku itu. Jika pada pengambilan pada tulang panggul
atau tulang paha, pasien cukup hanya berbaring telungkup saja.
2.2 Indikasi Pungsi Sumsum Tulang
51.Beberapa indikasi pungsi adalah :
1. Diagnosis, penentuan tahap dan evaluasi pengobatan :
a kanker darah atau leukemia
b multiple myeloma
c kelainan lymphoproliferatif dan myeloproliferatif yang lain

52.

53. Gambar 1. Sel darah pada kelainan lymphoproliferatif dan myeloproliferatif

5. Evaluasi dari sitopenia (menurunnya jumlah sel, contohnya trombositopenia,


anemia, leukopenia, pansitopenia, bisitopenia), thrombositosis, leukositosis, anemia
dan status cadangan besi.
6. Kondisi nonhematologik : investigasi panas yang tidak diketahui terutama pada
pasien AIDS, mikroorganisme yang terdapat pada sumsum tulang seperti
tuberculosis, Mycobacterium Avium Intracellulare (MAI), histoplasmosis.
Leishmaniasis dan infeksi jamur yang lain.

7. Penilaian kanker yang telah metastase atau menyebar

54.

55. Gambar 2. Sel darah pada kanker yang telah metastase

56.

57.Juga terdapat indikasi relatif, yaitu :

1. ITP (idiopathic tombocytopenic purpura).

2. Peningkatan level serum paraprotein.

3. Anemia defisiensi besi.

4. Defisiensi B12/Folat.

5. Polycitemia vera.

6. Infeksi mononucleosis.
58.

59. Gambar 3. Infeksi mononucleosis.

2.3 Komplikasi Pungsi Sumsum Tulang

Pendarahan

Infeksi

Cardiac Temponade(Pengumpulan sel yang berlebihan di perikardium,jika sternum


ditebuk-jika salur darah yang besar tertebuk di jantung

60.

2.4 Tujuan Pungsi Sumsum Tulang

Untuk mengambil spesimen dalam membantu diagnosis penyakit berkaitan darah


seperti Leukemia, Hodgkins Disease, Lymphoma, plastic Anemia.

Menentukan keserasian sum-sum tulang bagi penderma dengan penerima sebelum


bonemarrow transplant dijalankan.

Menilai kemajuan penyakit darah dan respon kepada rawatan.

2.5 Tanggung Jawab

A Sebelum

a) Persediaan pasien

1. Nilai pemeriksaan darah-FBC (platelet count)


2. Beri keterangan kepada pasien mengenai

1) Prosedure Bone Marrow dan tujuannya

2) lokasi penebukan

Tulang sternum

Iliac crest anterior dan posterior

Tibial crest-bagi kanak-kanak bawah 3 tahun

Scapula

3) Akan rasa sakit sedikit semasa penebukan

4) Pemberian sedatif eg suntikan dormicum 10mg (mengikut berat badan)


sebelum prosedur.

3. Tentukan surat izin (consent) bertulis diambil

4. Pemerhatian kepada tanda vital sebagai baseline

5. Buat temu janji dengan staf patologi (HAEMATO LAB-2631)

sekurang-kurangnya satu hari sebelum tatacara

6. Sediakan botol digunakan untuk contoh/specimen

b) Persediaan untuk prosedur

1. Semak nota doktor (arahan Doktor)

2. Sediakan troli secara aseptik teknik , pastikan alatan dan kelengkapan


cukup.

3. Beri penjelasan pada pasien prosedur yang akan dijalankan dan berikan
dukungan emosi.
4. Beri privasi/perlindungan kepada pasien (sediakan tempat yang sesuai)

5. Baringkan pasien (bergantung pada lokasi yang hendak dibuat)

6. Dedahkan tempat yang hendak dibuat.

7. Alaskan bawah bahagian yang berkenaan.

c) Persedian Troli

1. Keperluan

1) Troli atas

Cleaning set

Cataract towel

Sponge holder,gauze

Gallipot

2) Troli bawah

Kotak ais

5cc syringe pemberian local

20cc syringe

Jarum-biru 23G & hijau 21G

Povidine

Spirit

2 receiver
1 untuk alat-alat yang telah digunakan

1 untuk swab kotor

3) Talam/alat

Steril glove

Lignocaine (LA)

Gunting yang tidak steril

Plaster

Botol-botol specimen

2. Semasa

1. Bantu doktor sepanjang prosedur dijalankan.

2. Berada disisi pasien sepanjang prosedur untuk menenangkannya dan


perhatikan keadaan pasien .

61.

3. Selepas

1. Selesakan pesakit
2. Monitor tanda vital setiap setengah jam selama 2 jam. (Laporkan sekiranya
ada tanda2 luar biasa).
3. Perhatikan kawasan tebukan: haematoma,pendarahan
4. Istirahatkan pasien dalam 4-6 jam
5. Rapikan sekeliling pasien
6. Bawa spesimen ke laboratorium mengikut arahan doktor dengan segera
(contoh2 specimen
62. eg :CYTOGENETIC & CROMOSOM, IMMUNOPHENOTYPING ,
ASPIRATION, TREPHINE BIOPSY)
7. Teruskan perhatikan tanda-tanda vital untuk mendeteksi tanda-tanda awal
pendarahan dan infeksi dalam masa 24 jam.
8. Dokumentasi dalam BHT.

63.

2.6 Definisi Pungsi Lumbal


64.Pungsi lumbal adalah tindakan memasukkan jarum pungsi ke dalam ruang
sub arachnoid meninges medula spinalis pada daerah cauda equina melalui daerah
segmen lumbalis columna vertebralis dengan teknik yang ketat dan aseptik
65.
2.7 Tujuan Pungsi Lumbal
1. Tujuan diagnostik
66. Mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan laboratorium
yaitu pemeriksaan kimia, sitologi, bakteriologi, dan neuropatologi Mengukur
tekanan cairan serebrospinalis Mengetahui ada tidaknya sumbatan total atau
sebagian dari aliran dinamis cairan serebrospinalis yang disebabkan tumor atau
kondisi patologis dari medula spinalis (Indeks Ayala dan Quinchens Stedts tes)
Memasukkan zat kontras atau agen radioaktif untuk visualisasi saraf sentral (px.
Myelografi, dll)
2. TUJUAN TERAPI
67. Mengeluarkan darah, pus dari ruang sub arachnoid Memasukkan
obat, serum, atau sitostatika Mengurangi tekanan intrakranial Anaestesi spinal
2.8 Kontra Indikasi Pungsi Lumbal
1. Adanya tekanan intrakranial yang tinggi (papil edema > 3D)
2. Adanya infeksi, luka di tempat lumbal pungsi
3. Jarak waktu yang dekat dengan rencana myelografi
4. Terdapat kelainan pada struktur tulang belakang (kifosis,skoliosis, lordosis)
5. Terdapat kelainan kongenital susunan tulang belakang (spina bifida, meningokel)
2.9 Peralatan lumbal pungsi
1. Jarum Spinal disposible no.20 atau 22
2. Spuit injeksi disposible
3. Lidocaine 1-2 ampul
4. Betadine antiseptik
5. Kassa steril
6. Kapas alkohol
7. Plester
8. Gunting
9. Sarung tangan steril
10. Botol steril (10cc) 3 buah
11. Bengkok
2.10 Prosedur Pelaksanaan Lumbal Pungsi
1. Memberikan penjelasan (cara dan tujuan) kepada pasien akan tindakan yang
dilakukan (tindakan invasif)
2. Mempersiapkan posisi pasien dengan benar yaitu posisi tidur miring dengan fleksi
maksimal dari lutut, paha, dan kepala semua mengarah ke perut, kepala dapat
diberi bantal tipis. Posisi lebih baik dibantu dan dijaga oleh paramedis.
3. Pemeriksa duduk menghadap punggung pasien
4. Pemeriksa cuci tangan dengan alkohol dan memakai sarung tangan dengan prinsip
aseptik
5. Membersihkan tempat untuk pungsi di daerah lumbal dengan mengolesi betadine
dan dicuci dengan alkohol dari arah dalam ke luar
6. Dapat atau tanpa dipasang kain duk lobang steril
7. Menentukan tempat tusukan untuk pungsi lumbal. Tusukan dilakukan di daerah
inter spinal L3-L4 dengan cara menarik garis lurus antara 2 SIAS dan
perpotongannya dengan columna vertebralis, dipilih yang paling longgar ruang
inter spinalnya dengan meraba tonjolan processus spinosus
8. Memberi anaestesi lokal pada tempat tusukan dengan suntikan lidocain, tusukan
secara tegak lurus kemudian disuntikkan di bagian subcutan, intramuskuler, dan
juga intraspinalis, dengan menggunakan spuit 3cc 9. Melakukan tusukan dengan
jarum pungsi sampai pada tempatnya. Jarum pungsi dimasukkan pelan-pelan
diarahkan ke ruang sub arachnoid. Pada waktu jarum menembus durameter terasa
ada hambatan.
9. Mandrin dilepas dan cairan serebrospinal akan keluar dan ditampung dalam 3
botol sesuai keperluan.
10. Bila cairan tidak keluar, tusukan dapat diteruskan atau diulangi dengan merubah
arah jarum pungsi, jangan lupa mandrin dimasukkan terlebih dahulu.
11. Bekas tusukan diberi betadine dan ditutup dengan kassa steril dan di plester
12. Mencabut jarum pungsi dengan benar, setelah cukup pengambilan cairan
serebrospinalis, jarum pungsi dapat ditarik kembali dengan memasukkan mandrin
terlebih dahulu
13. Pasien tiduran kembali dengan posisi terlentang selama 30 menit.
14. Memberikan penjelasan kepada pasien agar tirah baring selama 12 jam untuk
menghindari komplikasi

68.

69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.BAB III
90.PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pungsi sumsum tulang merupakan tindakan medis diagnostik yang seringkali
diperlukan untuk membantu diagnosa suatu penyakit. Selain itu juga digunakan
untuk penentuan tahap dan monitoring terapi
Tujuan Pungsi
Untuk mengambil spesimen dalam membantu diagnosis penyakit berkaitan
darah seperti Leukemia, Hodgkins Disease, Lymphoma, plastic Anemia.

Menentukan keserasian sum-sum tulang bagi penderma dengan penerima


sebelum bonemarrow transplant dijalankan.

Menilai kemajuan penyakit darah dan respon kepada rawatan.

Indikasi pungsi adalah :


Diagnosis, penentuan tahap dan evaluasi pengobatan
Evaluasi dari sitopenia (menurunnya jumlah sel, contohnya trombositopenia,
anemia, leukopenia, pansitopenia, bisitopenia), thrombositosis, leukositosis,
anemia dan status cadangan besi.
Kondisi nonhematologik : investigasi panas yang tidak diketahui terutama pada
pasien AIDS, mikroorganisme yang terdapat pada sumsum tulang seperti
tuberculosis, Mycobacterium Avium Intracellulare (MAI), histoplasmosis.
Leishmaniasis dan infeksi jamur yang lain.
Penilaian kanker yang telah metastase atau menyebar
Kontra Indikasi Pungsi

Pendarahan

Infeksi

Cardiac Temponade(Pengumpulan sel yang berlebihan di perikardium,jika


sternum ditebuk-jika salur darah yang besar tertebuk di jantung

3.2 Saran
91. Makalah ini kurang sempurna oleh karena itu saran dan perbaikan dari pembaca
sangat diperlukan untuk kesempurnaan dari makalah sebagai sarana pembelajaran yang lebih
baik.

92.DAFTAR PUSTAKA

93.

94. https://ocekojiro.wordpress.com/b-m-p-bone-marrow-puncture/

95. http://documents.tips/documents/aspirasi-sumsum-tulang.html

96. https://www.scribd.com/doc/100116831/Bone-Marrow-Aspiration

97. https://www.scribd.com/search?page=1&content_type=tops&query=bone
%20marrow%20puncture

98. http://duniaiptek.com/pungsi-sumsum-tulang/

99.

Anda mungkin juga menyukai