344815925.doc-1
Nur Yuliani
Komunikasi Data
344815925.doc-2
Datanya terdiri dari kode ASCII 7 bit dan bit stop, Pada awal terdapat flag, begitu juga pada
maka : akhir yang panjangnya 8 bit yang berguna
sebagai awal dan akhir untuk penerima
010000011001000011011000011 ..1111
Perbandingan asinkron dan sinkron
data data data
start start start Untuk blok-blok data yang cukup besar,
stop stop stop transmisi sinkronisasi jauh lebih efisien
daripada asinkron. Transmisi asinkron
Kode 7 bit memakai panjang 1 bit untuk bit start memerlukan overhead 20 % atau lebih.
dan 1 bit untuk bit stop, maka overheadnya 2 / 9 = Bila menggunakan transmisi sinkron biasanya
0,22. lebih kecil dari 1000 bit, yang mengandung 48
bit kontrol informasi (termasuk flag), maka
2. Synchronous / timing untuk pesan 1000 bit, overheadnya adalah
48 / 1048 X 100% = 4.6%
Nur Yuliani
Komunikasi Data
344815925.doc-3
1. Klas 1 (P1) : Sebuah frame datang dengan tidak ditambahkan supaya banyaknya 1 untuk
ada bit error (jadi tidak berarti dalam tiap karakter / data adalah ganjil
mendeteksi error, karena nggak ada error!)
2. Klas 2 (P2) : Sebuah frame datang dengan 1 Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi
atau lebih bit error yang tidak terdeteksi kesalahan, yaitu :
3. Klas 3 (P3) : Sebuah frame datang dengan 1 a. Vertical Redundancy Check / VRC
atau lebih bit error yang terdeteksi dan tidak Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit)
ada bit error yang tidak terdeteksi. (nggak diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa
berarti juga, semua error udah terdeteksi) oleh penerima untuk mengetahui apakah
karakter yang dikirim benar atau salah.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan : Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan
1. Forward Error Control berguna melacak kesalahan yang terjadi
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan pada pengiriman berkecepatan menengah,
atau frame berisi informasi tambahan karena kecepatan tinggi lebih besar
(redundant) sehingga bila penerima tidak hanya kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu
juga menjelaskan dimana aliran bit yang ia tidak dapat melacaknya karena paritinya
diterima error. akan benar.
2. Feedback (backward) Error Control Contoh :
Dimana setiap karakter atau frame memilki ASCII huruf "A" adalah 41h
informasi yang cukup untuk memperbolehkan 100 0001 ASCII 7 bit
penerima mendeteksi bila menemukan 1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah 0100 0001 ASCII dengan pariti genap
transmisi kontro digunakan untuk meminta Akibatnya huruf "A" kode ASCII dalam Hex :
pengiriman ulang, menyalin informasi yang - 41 bilamana pariti genap
dikirimkan. - A1 bilamana pariti ganjil
Nur Yuliani
Komunikasi Data
344815925.doc-4
VRC
1 0 1 1 0 1 1 1 1=5
1 1 0 1 0 1 1 1 1=5
0 0 1 1 1 0 1 0 1=4
1 1 1 1 0 0 0 0 1=4
1 0 0 0 1 0 1 1 1=3
0 1 0 1 1 1 1 1 1=5
0 1 1 1 1 1 1 LRC
1=4 1=3 1=3 1=5 1=3 1=3 1=5
Satu blok informasi dilihat sebagai Pendekatan yang umum dipakai adalah data
sederetan bit yang ditransmisikan. Bit yang link layer memecah aliran bit menjadi frame-
ditransmisikan dimasukkan kedalam register frame diskrit dan menghitung checksum setiap
geser siklis yang disebut generator CRC. framenya. Ketika sebuah frame tiba di tujuan,
Operasi ini didasarkan atas pembagian checksum dihitung kembali. Bila hasil
deretan bit dengan sebuah fungsi khusus. perhitungan ulang checksum tersebut berbeda
Hasil bagi pembagian diabaikan. Sisanya dengan yang terdapat pada frame, maka data
disalurkan sebagai BCS (Block Check link layer akan mengetahui bahwa telah terjadi
Sequence). Fungsi khusus tersebut disebut error dan segera akan mengambil langkah
generator polynominal. tertentu sehubungan dengan adanya error
tersebut (misalnya, membuang frame yang
Realisasi Generator CRC / Penguji buruk dan mengirimkan kembali laporan error).
Data dimasukkan kedalam register geser
pada berbagai titik melalui gerbang XOR Salah satu cara untuk melaksanakan
yang mempunyai hubungan langsung pembuatan frame ini adalah dengan cara
dengan generator polynominal yaitu rumus menyisipakn gap waktu di antara dua buah
matematika untuk membagi bit data. Lebih frame, sangat mirip seperti spasi antara dua
baik dari VRC / LRC, 99% error dapat buah katan dalam suatu teks. Akan tetapi,
terdeteksi. jaringan jarang memberikan jaminan tentang
pewaktuan. Karena itu, mungkin saja gap ini
Contoh hasil pada register geser 16 bit dibuang, atau diisi oleh gap lainnya selama
dengan gerbang XOR, dimana input pada bit proses transmisi, karena sangat besar risikonya
0, 5, 12 dan output pada bit 15, maka : dalam menghitung pewaktuan untuk menandai
CRC-CCITTT = X16 + X12 + X5 + 1 awal dan akhir frame, telah dibuat metode
CRC-16 = X16 + X15 + X2 + 1 lainnya, yaitu 4 buah metoda :
CRC-12 = X12 + X11 + X3 + X2 + 1 1. Karakter penghitung
2. Pemberian karakter awak dan akhir, dengan
LRC = X8 + 1
pengisian karakter
RC-32 = X32 + X26 + X23 + X22 + X16 3. Pemberian flag awal dan akhir, dengan
+ X12 + X11 + X10 + X8 + X7 pengisian bit
+ X5 + X4 + X2 + X1 + 1 4. Pelanggaran pengkodean physical layer.
3. Framing Check Metoda framing pertama menggunakan sebuah
Dipakai pada transmisi asinkron dengan field pada header untuk menspesifikasikan
adanya bit awal dan akhir. Data berada diantara jumlah karakter di dalam frame. Ketika data link
bit awal dan bit akhir. Dengan memeriksa layer pada mesin yang dituju melihat karakter
kedua bit ini dapat diketahui apakah data dapat penghitung, maka data link layer akan
diterima dengan baik atau tidak. Transmisi mengetahui jumlah karakter yang mengikutinya,
asinkron mempunyai bentuk bingkai sesuai dan kemudian juga akan mengetahui posisi
dengan ketentuan yang dipergunakan ujung frame-nya. Masalah yang dijumpai
dalama algoritma ini adalah bahwa hitungan
dapat dikacaukan oleh error transmisi. Misal
Nur Yuliani
Komunikasi Data
344815925.doc-5
bila hitungan karakter 5 frame menjadi 7, maka Teknik baru memungkinkan frame data berisi
tempat yang dituju akan tidak sinkron dan tidak sembarang sejumlah bit dan mengijinkan kode
dapat mengetahui awal frame berikutnya. karakter dengan sembarang jumlah bit per
karakter. Teknik ini bekerja seperti berikut,
Bahkan bila cheksum tidak benar sehingga setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit
tempat yang dituju mengetahui bahwa frame khusus, 01111110 yang disebut flag. Kapanpun
yang bersangkutan buruk, maka tidak mungkin data link layer pada pengirim menemukan lima
untuk menentukan awal frame berikutnya. buah flag yang berurutan pada data, maka data
Pengiriman kembali sebuah frame ke sumber link layer secara otomatis mengisikan sebuah
untuk meminta pengiriman ulangpun tidak bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog
akan menolong, karena tempat yang dituju dengan pengisian karakter, dimana sebuah
tidak mengetahui jumlah karakter yang terlewat DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum
untuk mendapatkan awal transmisi. Untuk DLE pada data. Ketika penerima melihat 5
alasan ini, metoda hitungan karakter ini sudah buah bit 1 masuk yang berurutan, yang diikuti
jarang digunakan lagi. oleh sebuah bit 0, maka penerima secara
otomatis mengosongkan (menghapus) bit 0
Metode framing yang kedua mengatasi tersebut. Seperti halnya pengisian karakter
masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu transparan sepenuhnya bagi network layer
error dengan membuat masing-masing frame pada kedua buah komputer, demikian pula
diawali dengan sederetan karakter DLE STX halnya dengan pengisian bit. Bila data
ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX pengguna berisi pola flag 01111110, maka flag
(DLE=Data Link Escape, STX=Start Of Text, ini akan ditransmisikan kembali sebagai
ETX=End Of Text). Dalam metoda ini, bila 011111010 tapi akan disimpan di memory
tempat yang dituju kehilangan track batas-batas penerima sebagai 01111110. Dengan pengisian
frame, maka yang perlu dilakukan adalah bit, maka batas antara dua frame dapat dikenal
mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE jelas oleh pola flag. Jadi bila penerima
ETX. Masalah serius yang terjadi pada metoda mengalami kehilangan track frame tertentu,
ini adalah ketika data biner, seperti program yang perlu dilakukan adalah menyisir input
object, atau bilangan floating point, deretan flag, karena flag tersebut hanya
ditransmisikan. Karakter-karakter DLE STX dan mungkin terdapat pada batas frame saja dan
DLE ETX yang terdapat pada data mudah tidak pernah berada pada data.
sekali menganggu framing. Satu cara untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan Metode framing terakhir hanya bisa digunakan
membuat data link pengirim menyisipkan bagi jaringan yang encoding pada medium
sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum fisiknya mengandung beberapa redundansi
karakter DLE "insidentil" pada data. Data link (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN
layer pada mesin penerima membuang DLE melakukan encode bit 1 data dengan
sebelum data diberikan ke network layer. Teknik menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit1
ini disebut character stuffing (pengisian merupakan pasangan tinggi-rendah dan bit 0
karakter). DLE-DLE pada data selalu adalah pasangan rendah-tinggi. Kombinasi
digandakan. Kerugian penting dalam memakai pasangan tinggi-tinggi dan rendah-rendah tidak
metoda framing ini sangat berkaitan erat digunakan bagi data. Proses itu berarti bahwa
dengan karakter 8-bit secara umum dan kode setiap bit data memiliki transisi di tengah, yang
karakter ASCII pada khususnya. Dengan memudahkan penerima untuk mencari batas
berkembangnya jaringan, kerugian dari bit. Manfaat kode fisik yang invalid merupakan
melekatkan kode karakter dalam mekanisma bagian standard LAN 802.2.
framing menjadi semakin jelas, sehingga suatu
teknik baru perlu dibuat untuk memungkinkan
pemakaian karakter berukuran sembarang.
Nur Yuliani