Anda di halaman 1dari 3

Penyakit Parkinson (bahasa Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease) adalah penyakit

degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An Essay on the Shaking Palsy)
oleh Dr. James Parkinson dengan gejala yang paling sering dijumpai adalah adanya tremor pada
saat beristirahat di satu sisi badan, kemudian kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan
otot. Parkinson menyerang sekitar 1 di antara 250 orang yang berusia di atas 40 tahun dan sekitar
1 dari 100 orang yang berusia di atas 65 tahun. Parkinson Primer disebabkan berkurangnya
dopamin, karena bertambahnya usia, sedangkan Parkinson Sekunder disebabkan terhambatnya
pengaliran dopamin yang bisa saja disebabkan oleh tumor, stroke, gangguan pembuluh darah dan
trauma.

Daftar isi
1 Patofisiologi
2 Diagnosis
o 2.1 Simtoma klinis
3 Pengobatan
o 3.1 Levodopa
o 3.2 Sel punca dewasa
4 Lihat Pula
5 Referensi
6 Pranala luar

Patofisiologi
Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah kurangnya jumlah neurotransmitter dopamin di
dalam susunan saraf.
Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di
dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan
sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan
menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik
di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia
basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga
pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih
sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak
diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang
peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang
sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak).
Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi
atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan
untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.

Diagnosis
Simtoma klinis
Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan.
Dari inspeksi dapat ditemukan adanya kelainan gaya berjalan (lambat dan kasar). Biasanya
penderita mengeluh tangnnya bergetar saat beristirahat, namun tidak saat melakukan aktivitas.
Pada beberapa penderita ditemukan ujung jari tangan yang keras dan menekuk ke dalam secara
tidak normal (yang dapat dihilangkan dengan pemberian obat antiparkinson umum)
Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika
sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan
menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya
tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai.
Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor
semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami
tremor.
Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika
lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa
kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan
kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil
di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya
mengancingkan baju, menulis dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.
Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana
lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita sudah mulai berjalan, mereka
mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga
mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk
dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.
Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi
tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi,
walaupun memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan
tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali ileran
atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan
menelan. Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena
mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki
intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.

Pengobatan
Obat poten (pilihan utama) untuk parkinson sampai sekarang ini adalah levodopa, wlaupun
penggunaannya sudah mulai dikurangi disebabkan oleh banyaknya efek samping yang
ditemukan.
Obat-obat pilihan yang tersedia tidak dapat menyembuhkan penyakit parkinson, namun dapat
mengurangi gejala atau memperpanjang waktu bagi penderita untuk bebas dari gejala.
Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas terpenting
kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran
kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari, namun beberapa lintasan utama telah
ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini
belum diketahui, pada patologi molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti
Alzheimer, penyakit Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik. Pencarian senyawa organik
penghambat yang spesifik bekerja pada kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan dalam
perawatan penyakit tersebut di atas.[1]
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin, pergolid,
selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi, propanolol
dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau
menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah
melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan kekakuan
otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya
secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi kembali
mandiri.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan karbidopa
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi
efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Mengkonsumsi levodopa selama bertahun-
tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendakik, wajah
menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa ahli
percaya bahwa menambahkan atau mengganti levodopa dengan bromokriptin selama tahun-
tahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki.
Sel-sel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang dicangkokkan ke dalam otak
penderita Parkinson bisa memperbaiki kelainan kimia tetapi belum cukup data mengenai
tindakan ini.
Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan kegiatan
sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin. Terapi fisik dan
pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri.
Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi dan
beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu memperlancar buang air
besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena kekakuan otot bisa
menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi
(malagizi).
Levodopa
Levodopa dikombinasikan dengan karbidopa merupakan pengobatan utama untuk Parkinson
Diberikan bersama karbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek
sampingnya Mulai dengan dosis rendah, yg selanjutnya ditingkatkan sampai efek terbesar
diperoleh Setelah beberapa tahun digunakan, efektivitasnya bisa berkurang bromokriptin atau
pergolid Pada awal pengobatan seringkali ditambahkan pada pemberian levodopa untuk
meningkatkan kerja levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping levodopa
menimbulkan masalah baru Jarang diberikan sendiri. Seleglin Seringkali diberikan sebagai
tambahan pada pemakaian levodopa Bisa meningkatkan aktivitas levodopa di otak. Obat
antikolinergik (benztropin & triheksifenidil), obat anti depresi tertentu, antihistamin
(difenhidramin) Pada stadium awal penyakit bisa diberikan tanpa levodopa, pada stadium lanjut
diberikan bersamaan dengan levodopa, mulai diberikan dalam dosis rendah Bisa menimbulkan
beberapa efek samping. Amantadin Digunakan pada stadium awal untuk penyakit yg ringan Pada
stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek levodopa Bi
sa menjadi tidak efektif setelah beberap bulan digunakan sendiri
Sel punca dewasa
Sel punca dewasa dapat digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson/Parkinson's disease
(PD) contohnya adalah sel punca dewasa yang berasal dari sumsum tulang belakang dapat
menggantikan sel-sel neuron (saraf) otak yang rusak akibat penyakit Parkinson[2].

Anda mungkin juga menyukai