mengukur perkembangan
Indeks Kelola Hutan dan Lahan (IKHL) telah dihasilkan sebagai bagian dari program penelitian
SETAPAK. Dikembangkan oleh Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL) dan Sekretariat
Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA), indeks ini menelusuri
tingkat transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan koordinasi di sektor kehutanan, pertambangan
dan perkebunan di tingkat kabupaten. Indeks ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosa
kelemahan-kelemahan dalam tata kelola hutan dan lahan, serta membandingkan antar kabupaten
dalam mencari praktekpraktek terbaik yang dapat digunakan sebagai model. Selain menyediakan
cara untuk mengukur dampak intervensi, IKHL juga menyediakan alat bagi CSO untuk merancang
kegiatan-kegiatan advokasi, serta memungkinkan melakukan dialog dengan pemerintah.
Indeks Tata Kelola Hutan dan Lahan ini tersedia dari situs SETAPAK: www.programsetapak.org
Apakah tata kelola hutan dan lahan?
Tata kelola hutan dan lahan meliputi proses, mekanisme, akses informasi tentang dimana saja lokasi penebangan
aturan dan kelembagaan untuk mengelola hutan dan lahan. (deforestasi) direncanakan atau dilarang, dan dalam kondisi
Hal ini bisa melibatkan pendekatan atas-bawah (top-down), apa saja. Hal ini memungkinkan adanya partisipasi masyarakat
Undang-Undang yang diinisiasi pemerintah, kebijakan yang lebih besar dalam debat kebijakan dan meningkatkan
atau program yang dirancang untuk mengatur hutan dan laporan pelanggaran. Peningkatan transparansi juga berarti
penggunaan hutan, serta pendekatan bawah-atas (bottom-up), bahwa badan-badan publik dan pejabatnya dapat dinilai
seperti laporan yang dikelola oleh masyarakat, lembaga- untuk memastikan bahwa mereka bekerja secara efektif dan
lembaga pengawas atau pembuat kebijakan. responsif terhadap masyarakat yang mereka layani.
Tata kelola yang baik penting bagi pengelolaan hutan dan Akuntabilitas mensyaratkan pemerintah dan pejabat publik
lahan yang berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan proses memberikan informasi tentang keputusan dan tindakan-
pembuatan kebijakan yang tranparan, akuntabel dan mereka serta memberikan pembenarannya kepada publik dan
kompeten, partisipasi masyarakat sipil, dan penegakan lembagalembaga yang bertugas melakukan pengawasan.
elemen hukum seperti hak-hak properti. Semua pemangku Peningkatan akuntabilitas artinya deforestasi illegal akan lebih
kepentingan - pemerintah, masyarakat sipil, dan swasta dari mungkin untuk diselidiki dan dicegah. Hakhak masyarakat
semua sektor aktif dinformasikan dan terlibat sangat penting atas tanah dan hutan akan semakin meningkat, peningkatan
dalam mengelola sumber-sumber daya alam secara efisien. hak tenurial akan mendorong penggunaan hutan berkelanjutan
dalam skala kecil serta mengurangi deforestasi) yang didorong
Transparansi dan akuntabilitas adalah dasar dari tata kelola faktor komersil.
yang baik, sehingga hal itu menjadi inti dari kegiatan-kegiatan
SETAPAK. Transparansi merujuk pada upaya-upaya pemerintah Sayangnya, tata kelola yang baik belum sepenuhnya tercapai di
dalam menyediakan akses informasi yang terbaru dan akurat. Indonesia. Kebijakan hutan dan lahan tidak diimplementasikan
Akuntabilitas terjadi ketika aksi dan keputusan pemerintah secara transparan dan partisipatif, serta akuntabilitasnya yang
tunduk pada pengawasan untuk memastikan bahwa upaya- rendah. Tata kelola hutan dan lahan yang buruk merupakan
upaya yang dilakukan tersebut memenuhi tujuan dan faktor yang berkontribusi terhadap tingkat deforestasi di
komitmen yang telah ditetapkan. Indonesia tertinggi di antara negara lainnya di dunia.
Mata di langit
SETAPAK telah mendukung penggunaan pesawat yang dikendalikan melalui remote, yang disebut
wahana tanpa awak (WTA), untuk memantau penggunaan lahan dan pelanggaran hutan. WTA,
dilengkapi dengan video yang dapat menangkap gambar detil lahan hinga 25 kilometer, banyak
digunakan untuk tujuan konservasi, karena WTA mampu mensurvei derah yang luas dan tak dapat
diakses. Mitra SETAPAK yaitu SAMPAN telah mengembangkan ketrampilan dalam merakit WTA,
dan pada Juni 2014 didukung WALHI Sumatera Selatan telah mensurvei luasan kebakaran hutan di
propinsi Riau, Sumatera. Penggunaan WTA ini mengungkap 80 kasus pembakaran lahan gambut di
daerah konsesi perkebunan sawit, dan hasil temuan akan digunakan untuk menuntut pemerintah
propinsi agar meningkatkan pemantauan dan responnya terhadap kebakaran lahan gambut.
meningkatkan pemantauan
Pemantauan dimaksudkan untuk melakukan penilaian di tingkat propinsi dan daerah. Moderator menyusun dan
terhadap dampak kegiatan industri berbasis lahan dan menilai memeriksa data spasial, yang kemudian dimasukan ke
bahwa hukum dan regulasi yang melindungi lingkungan dan data KPK. Inisiatif KPK untuk mengawasi legalitas perizinan
masyarakat ditaati dan ditegakkan. Pemantauan ini termasuk pertambangan dianggap sebagai salah satu upaya yang paling
memeriksa apakah izin penggunaan lahan dikeluarkan secara menjanjikan terhadap akuntabilitas pemerintah di sektor
sah dan apakah pendapatan pemerintah diperoleh secara penggunaan lahan.
efisien dan didistribusikan secara merata. Meningkatkan
pemantauan lingkungan dengan cara partisipasi dan akses Mitra SETAPAK juga telah memperkuat desakan bagi
publik terhadap informasi merupakan cara efektif untuk pelaksanaan penegakan hukum lewat masyarakat sipil melalui
menggunakan sistem yang ada untuk mendukung tata kelola inisiatif pememantauan pelaksanaan izin penggunaan lahan
yang baik dan mengurangi pelanggaran terhadap peraturan dan kebijakan pengelolaan hutan, dan pelaporan mengenai
dan per-undang-undangan. penggunaan lahan dan deforestasi. The Indonesian Centre for
Environmental Law (ICEL), misalnya, telah mengembangkan
Mitra SETAPAK telah melakukan advokasi demi tercapainya alat untuk investigasi lapangan untuk memeriksa kepatuhan
pemantauan pemerintah yang lebih efektif dan pengawasan izin penggunaan lahan dan telah melatih para investigator dari
terhadap keputusan penggunaan lahan dan hal-hal yang seluruh daerah SETAPAK.
illegal, termasuk penerbitan izin-izin di tingkat kabupaten,
dan telah aktif berpartisipasi dalam memperkuat upaya-upaya Inisiatif lainnya adalah dalam hal penerbitan perizinan ilegal,
pemantauan melalui kerjasama dengan Komisi Pemberantasan dimana izin ini memperbolehkan izin konsesi pertambangan
Korupsi (KPK) dan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan atau perkebunan tumpang tindih dengan kawasan konservasi
Pengendalian Pembangunan (UKP4). yang dilindungi, menyelidiki pelanggaran-pelanggaran prosedur
dalam operasi konsesi, menilai kerugian negara dari industri
Untuk meningkatkan penegakan hukum di kehutanan, ekstraktif, mengembangkan pedoman untuk melaporkan
Silvagama telah mengembangkan sebuah alat untuk pencucian uang di sektor kehutanan, memantau akses
melaporkan pelanggaran hutan dan penggunaan lahan ke KPK. terhadap informasi, dan pembakaran lahan gambut.
Inisatif ini disebut Indonesia Memantau Hutan merupakan
sebuah kerjasama dengan KPK, dan dimaksudkan untuk
memeriksa dan mengevaluasi perizinan yang dikeluarkan
West Kalimantan
LOKASI DAN MITRA SETAPAK I
Gemawan
Aceh http://www.gemawan.org/
Gemawan bekerja untuk memberdayakan masyarakat lokal
Sejak tahun 2011, SETAPAK telah memperluas cakupan
mitra masyrakat sipil nasional dan daerah. Program
Aceh Documentary untuk mencapai kemandirian ekonomi dan otonomi politik, ini mencakup 26 kabupaten di enam propinsi :
untuk mempertahankan kearifan lokal, dan mengadopsi
http://acehdocumentary.com/ Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
kesetaraan gender.
Aceh Documentary menggunakan film dan Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Aceh
video untuk meningkatkan kesadaran terhadap JARI
tranparansi dan akuntabilitas JARI mendukung insiatif kebijakan yang mempromosikan
hak hak masyarakat dan melindungi lahan gambut, bakau
Bina Rakyat Sejahtera (BYTRA) dan kawasan hutan di zona hutan, dan di wilayah hutan yang
Kerja BYTRA fokus pada reformasi kebijakan diperuntukkan untuk kegunaan lainnya.
dan revatalisasi lembaga masyarakat adat untuk
Sahabat Masyarakat Pesisir Pantai (SAMPAN)
Kalimantan timur &
mendukung pengelolaan hutan masyarakat.
http://sampankalimantan.wordpress.com
SAMPAN bekerja untuk meningkatkan keadilan bagi Kalimantan utara
Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) masyarakat pesisir dan hutan.
AMAN Kalimantan Timur
http://www.gerakaceh.or.id/
Aliansi Masyarwakat Adat Kepulauan
GERAK bekerja untuk mempromosikan transparansi Titian http://www.aman.or.id/
dan akuntabilitas di sektor pertambangan untuk http://www.titian.or.id/ AMAN memiliki tujuan untuk mencapai kesetaraan dan
Titian bekerja untuk mencapai pengelolaan sumber daya alam kemakmuran bagi masyarakat adat di Indonesia.
mengurangi kerugian negara.
yang adil dan berkelanjutan di Sintang, Kalimantan Barat.
Jaringan Advokasi Pertambangan (JATAM) dan
Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh Bumi Kalimantan Timur
(HAKA) http://english.jatam.org/
http://www.haka.or.id/ Bumi dan JATAM bermitra dalam meningkatkan
kebijakan pertambangan di Kalimantan Timur.
HAKA bekerja untuk mendukung restorasi
ekosistem dan penegakan hukum. Perkumulan MENAPAK
http://menapak.org/
Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) MENAPAK fokus pada reformasi tata kelola hutan dan
lahan di Berau, Kalimantan Timur.
http://www.jkma-aceh.org/ sumatera selatan
JKMA bekerja untuk mendukung dan menguatkan Yayasan PADI Indonesia
peran masyarakat adat dalam tata kelola hutan dan Pilar Nusantara (PINUS) Yayasan PADI bekerja untuk mempromosikan
http://www.pinus.org/ pembangunan yang berdasarkan prinsip-prinsip
lahan dengan meningkatkan kebijakan daerah.
PINUS bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat miskin pembangunan yang berkelanjutan.
dengan mmperkuat kapasitas masyarakat lokal dan tata kelola lokal.
Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) Prakarsa Borneo
http://mataaceh.com/ Wahana Bumi Hijau (WBH) http://prakarsa-borneo.org/
MaTA bekerja untuk meningkatkan transparansi dan WBH fokus pada peningkatan tata kelola hutan di Musi Banyuasin, Prakarsa Borneo berfokus pada masalah hukum sumber
daya alam dalam rangka untuk mempromosikan keadilan
akuntabilitas dalam tata kelola hutan dan lahan di Aceh. Banyuasin dan Organ Komiring Ilir, dan di tingkat propinsi di Sumatera
dan pembangunan berkelanjutan..
Selatan.
STABIL
WALHI Sumatera Selatan STABIL berfokus pada peningkatan tata kelola lahan dan
http://walhi-sumsel.blogspot.com/ hutan di kabupaten Bulungan, dan di Kalimantan Timur
WALHI bekerja untuk meningkatkan tata kelola hutan di Sumatera Selatan. yang lebih luas.
National partners
Indonesian Forum for Budget Transparency (Seknas Fitra)
AURIGA (formerly Silvagama) http://seknasfitra.org/
http://www.silvagama.org/ Seknas Fitra bekerja untuk mempromosikan transparansi anggaran di
AURIGA bekerja untuk menciptakan kelestarian alam dengan mendukung Indonesia.
pengawasan hutan.
International NGO Forum on Indonesian Development (INFID)
Forest Watch Indonesia dam Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF)
http://fwi.or.id http://www.infid.org/ http://www.forestfinance.org/
Forest Watch Indonesia bekerja untuk membuat pusat data informasi peta NFID dan IWGFF bekerja sama untuk mempromosikan perubahan
tutupan hutan dan jenis-jenis perijinannya dengan tujuan untuk memastikan kebijakan perbankan dan pembiayaan untuk mencapai pengelolaan hutan
pengawasan dan penegakan penggunaan lahan dan hutan yang efektif. dan lahan yang berkelanjutan.
Perempuan di tepi
SETAPAK mendukung penelitian untuk menginformasikan sebuah kertas posisi tentang gender, yang
menemukan bahwa dalam pembangunan lingkungan, ada khwatiran bahwa CSO yang bekerja pada
strategi atau program konservasi hutan kurang memiliki kemampuan dalam hal keadilan gender.
Kekurangan ini mungkin akan melemahkan kemampuan CSO untuk mengatasi ketidakadilan gender
yang membatasi partisipasi perempuan dan kaum marginal dalam tata kelola hutan. Hal ini juga
menghambatkemampuan CSO untuk membangunkan konstituensi akar rumput, yang merupakan hal
penting untuk reformasi. Kertas posisi gender memberikan gambaran mengenai isu gender utama
yang terkait dengan isu tata kelola hutan dan lahan, dan menawarkan rekomendasi kunci untuk
membantu CSO membangun advokasi dan program yang lebih peka gender, untuk memberikan
kontribusi kepada tujuan utama untuk mengingatkan keadilan gender (termasuk partisipasi
perempuan) dalam tata kelola hutan.
Mencapai keadilan gender dalam sektor tata kelola hutan dan lahan di Indonesia: Bagaimana masyarakat
sipil bisa respond kepada dampak industri tambang dan perkebunan Lies Marcoes, Januari 2015.
Keadilan gender
Keadilan gender merupakan tujuan yang menyeluruh dari Oleh karena itu, mitra SETAPAK bekerja sama dengan
program SETAPAK. Program ini menyadari bahwa tata kelola masyarakat dan pemerintah mendukung inisiatif yang
hutan dan lahan yang baik adalah yang sensitif gender, dan memperluas partisipasi perempuan dalam proses pembuatan
bahwa keadilan gender perlu diprioritaskan dalam semua kebijakan, meningkatkan perwakilan perempuan, memastikan
proses tata kelola, kelembagaan dan mekanisme untuk alokasi anggaran yang adil, dan meningkatkan kesadaran tentang
mempromosikan dan melindungi keterlibatan dan hak-hak masalah gender untuk melindungi hakhak perempuan. Sumber
perempuan. Memadukan gender ke dalam tata kelola hutan daya hutan sangat penting untuk mata pencaharian banyak
dan lahan dengan mempertimbangkan kebutuhan yang penduduk Indonesia yang hidup dalam kemiskinan. Terutama
berbeda dari perempuan dan laki-laki pada tingkat sosial perempuan yang sering bergantung pada properti umum.
ekonomi yang berbeda sangat penting untuk perencanaan
dan pemograman. Di tingkat nasional, mitra SETAPAK yaitu JATAM telah
membentuk Tim Kerja Perempuan Tambang, yang fokus
Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengelolaan hutan pada perempuan baik sebagai korban dan pelopor advokasi
dan lahan diyakini akan meningkatkan tata kelola, alokasi lingkungan. Para mitra juga telah mendukung petani
sumber daya dan kelestarian sumber daya hutan. Secara perempuan yang menjadi saksi kunci dalam tuntutan hukum
khusus, meningkatkan partisipasi perempuan dalam komite berkaitan dengan hutan, dan akitivis dalam perlindungan
pengambilan keputusan di lembaga-lembaga kehutanan hutan. Di beberapa daerah kelompok perempuan juga menjadi
masyarakat telah meningkatkan tata kelola hutan dan fokus pelatihan paralegal.
kelestarian sumber daya. Namun demikian, dibandingkan
dengan laki-laki, perempuan memiliki lebih sedikit keterlibatan Perbaikan tata kelola hutan dan lahan lebih mungkin terjadi
dalam proses pengambilan keputusan yang membatasi akses ketika ada partisipasi setiap orang dalam masyarakat, termasuk
mereka atas hutan dan lahan dimana mereka bergantung perempuan, yang adil dan sepenuhnya ditampung dalam
sebagai mata pencaharian, dan diakui bahwa mengekslusi menyuarakan kepentingan dan keprihatinannya.
perempuan dan ketidakadilan berbasis gender lainnya dalam
kepemilikan dan tata kelola hutan yang sejauh ini belum
ditangani dengan baik di Indonesia.
Mongabay.co.id
Mempelajari Lingkungan
Mitra SETAPAK, Mongabay, telah mengadakan lokakarya lingkungan untuk pelajar sekolah
menengah dan mahasiswa universitas di seluruh daerah SETAPAK. Bekerja dengan tema Cintai
lingkunganmu, cintai masa depanmu, lokakarya tersebut fokus pada penekanan bahwa lingkungan
perlu dijaga agar kehidupan manusia tetap lestari. Menghubungkan penebangan dan degradasi hutan
dengan perubahan iklim global dan kebutuhan untuk melindungi hewan langka, lokakarya telah
memberikan gambaran tentang fungsi hutan, termasuk pentingnya hutan dalam menjaga pasokan
air dan mengendalikan banjir, bahaya status lahan yang tidak jelas, dan keharusan untuk menjaga
keanekaragaman hayati dan lahan gambut. Peserta juga menanam pohon di halaman lembaga
mereka, dan telah didorong untuk mempromosikan lingkungan hidup pada akun sosial mereka.
Media, pendidikan dan penyiaran
Meskipun difokuskan pada daerah SETAPAK, program sawit, kebakaran hutan, dampak pertambangan pada
media, pendidikan dan inisiatif-inisiatif penggapaian telah masyarkat daerah, masalah hukum, dan ancaman terhadap
mencapai penonton diseluruh Indonesia. Melalui media cetak, Ekosistem Leuser.
video, radio, dan layanan online kegiatankegiatan ini telah
membangun kesadaran masyarakat dan dukungan masyarakat Pengarahan media bagi wartawan juga telah diselenggarakan
untuk perbaikan tata kelola dalam penggunaan lahan dan di Jakarta dengan fokus pada kesempatan untuk perbaikan
kehutanan. Lokakarya tatap muka juga telah melakukan koordinasi antar pemerintah dan masyarakat, dan isuisu
advokasi ke sekolahsekolah, universitas-universitas dan lingkungan yang berhubungan dengan rencana revisi tata ruang
forumforum publik. di Aceh. Kunjungan lapangan bagi wartawan telah dilakukan
untuk menyoroti dampak lingkungan dari pertambangan biji
Mitra SETAPAK yaitu Mongabay Indonesia dan Green besi dan mangan di Sulawesi Tengah, dan untuk melaporkan
Radio telah bekerja untuk meningkatkan representasi pengamanan kepemilikan atas lokasi hutan masyarakat.
isuisu lingkungan di media masa dan gelombang udara. Kunjungan lapangan lainnya di Aceh menyoroti masalah revisi
Mongabay, sebuah layanan berita lingkungan, telah tata ruang, dan kerja masyarakat untuk mengganti perkebunan
membentuk koordinator lapangan baru di lima propinsi kelapa sawit dengan hutan.
beserta korespondennya yang telah menghasilkan ratusan
artikel tentang tata kelola hutan dan lahan di Indonesia Dalam lingkungan media sosial Indonesia yang sibuk,
(www.mongabay.co.id) dan Inggris (www.mongabay.com). Lembaga Kebijakan Publik (PVI) telah mempromosikan
Artikel tersebut telah membahas prioritas mitra, termasuk aktivisme masyarakat sipil dengan serangkaian lokal karya
pelanggaran izin, korupsi dan praktek ilegal dalam industri yang meliputi kampanye advokasi media sosial, dan Aceh
berbasis lahan, dan kerugian pendapatan pemerintah. Documentary telah mengadakan kompetisi dokumenter yang
Mongabay juga telah membentuk sebuah blog untuk para kompetitif dengan kategori khusus yaitu isu hutan. Aceh
pembaca aktif (http://readersblog.mongabay.co.id/ ). Documentary juga memproduksi serangkaian film untuk mitra
SETAPAK di Aceh, mendokumentasikan masalah yang dialami
Green Radio telah memproduksi program radio mingguan masing-masing organisasi.
bertema lingkungan disebut Jalan SETAPAK di Jakarta, yang
secara serentak disiarkan di stasiun radio di daerah SETAPAK.
Menggabungkan pendekatan penyelidikan dan pendidikan,
bidang yang telah mencakup perluasan perkebunan kelapa
Foto: Armin Hari
Kabupaten Konservasi atau Kabupaten Kompensasi? Studi ini, dilakukan oleh PPKLMB di UNTAN
di Kalimantan Barat, mengevaluasi efektifitas komunikasi mengenai kebijakan konservasi di daerah Kapuas Hulu yang berhutan lebat.
Studi ini mengidentifikasi tantangan dalam melaksanakan kebijakan daerah konservasi Kapuas Hulu melalui pendekatan komunikasi.
Meminjamkan Hutan, Menuai Bencana: Peraturan dan praktik izin pinjam pakai kawasan hutan untuk pertambangan batubara di Kalimantan
Timur. Studi ini dilakukan oleh Prakarsa Borneo di Kalimantan Timur yang menyelidiki isu-isu seputar izin pinjam pakai, sebuah persyaratan untuk
pertambangan di kawasan hutan negara. Ditemukan kurangnya arahan yang jelas dalam mengeluarkan izin pinjam pakai, yang berarti bahwa izin
yang dikeluarkan tanpa persetujuan masyarakat.
Saatnya mengembangkan kesatuan pengelolaan hutan bersama masyarakat setempat. Studi ini dilakukan oleh Pusat Perhutanan Sosial difokuskan
pada dua desa di unit pengelolaan hutan produksi Berau Barat dengan tujuan untuk memahami hubungan antara berbagai tingkat ketergantungan
dan pengelolaan hutan.
Konflik Agraria Musi Banyuasin: Perlu Penanganan Serius! Studi ini dilakukan oleh Spora Institute di Sumatera Selatan yang menganalisa konflik
agraria di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Studi ini mengidentifikasi ukuran untuk meningkatkan deteksi konflik dan mengurangi insiden konflik
serta umur panjang mereka.
Perencanaan tata ruang untuk kepentingan siapa? Studi ini dilakukan oleh Swandiri Institute di Kalimantan Barat yang menemukan bahwa lebih
banyak lahan telah dialokasikan untuk industri berbasis hutan dan lahan di Kalimantan Barat daripada adanya luas lahan.
Hutan Mangrove Batu Ampar: Keniscayaan Pengelolaan Kolaboratif. Studi ini dilakukan oleh PENA di Kalimantan Barat yang membahas efektivitas
keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan bakau di Kapuas Hulu.
Penerapan sistem PPK-BLUD KPHP Langkitan: PAD Meningkat, Hutan Selamat. Studi ini dilakukan oleh Pemali di Sumatera Selatan untuk
menganalisis praktik yang baik dari pengelolaan keuangan bagi unit pengelolaan hutan di propinsi ini.