Anda di halaman 1dari 4

Pengobatan Epilepsia dengan

Karbamazepin

Dr. Tanumihardja
Surabaya

PENDAHULUAN grand mal, 3 kasus psikomotor, 2 epilepsi tipe campuran dan 2


Di antara berbagai antikonvulsan yang kini beredar di kasus dengan' kesadaran menghilang tanpa kejang-kejang
pasaran, salah satu jenis di antaranya ialah Carbamazepine atau (tabel 2A dan 2B). Semua penderita epilepsi psikomotor, 5
5-Carbamoxyl-5-H-dibenz (b, f) azepine (= Tegretol, Geigy)1. kasus epilepsi grand mal dan satu kasus epilepsi tipe campuran
Carbamazepine dikatakan efektif untuk mengendalikan se- menunjukkan kelainan tingkah laku. Kesemua penderita
rangan epilepsi dari segala jenis, kecuali petit mal. Carbama- epilepsi ini tak seorang pun yang menderita meningitis atau
zepine juga dikatakan efektif untuk mengatasi gejala psikik cerebral palsy, baik pada awal pengobatan maupun selama
yang menyertai epilepsi tanpa menimbulkan sedasi yang me- pengobatan.
nyolok.
Berhubung hampir semua antikonvulsan yang beredar di CARA KERJA
pasaran dewasa ini memiliki sedikit efek sedasi, yang membuat Sebelum Carbamazepine diberikan, terlebih dahulu diambil
penderita epilepsi sering tidak dapat melanjutkan studi atau anamnesa klinik secara mendetail dari penderita sendiri, dari
sering diberhentikan dad pekerjaan mereka. Di samping itu, orang tuanya atau dari keluarga penderita lainnya dan dicatat
banyak penderita epilepsi sering memperlihatkan kelainan semua keluhan subjektif yang mendahului serangan kejang.
tingkah laku yang hingga kini masih belum berhasil diatasi Pemeriksaan fisik dilakukan pada waktu penderita pertama
dengan baik, meskipun dengan berbagai pengobatan gabungan. kali datang berobat. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada
Dengan terdapatnya sejenis obat antikonvulsan yang di- kunjungan pertama kali dan pemeriksaan trombosit dilakukan
katakan efektif untuk mengendalikan serangan dan sekaligus setiap bulan.
dapat menghilangkan gejala psikik yang menyertai epilepsi Rekaman E.E. Gram dan tes psikologik tidak dilakukan.
tanpa menimbulkan sedasi, akan mcmudahkan pengobatan Pencatatan hasil pengobatan dilakukan pada setiap kali
epilepsi dan juga tidak akan mengganggu kegiatan penderita penderita datang. Begitu pula mengenai efek samping obat,
sehari-hari. penderita ditanyakan tentang jenis efek samping obat pada tiap
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk menilai efek kali kunjungan. Diagnosa epilepsi dibuat semata-mata
Carbamazepine pada penderita epilepsi dan efek samping obat berdasarkan gejala klinik dan anamnesa penderita.
tersebut. Carbamazepine diberikan pada semua kasus epilepsi yang
baru, dimulai dengan dosis 2 x 100 mg sehari, dosis kemudian
BAHAN PENELITIAN dinaikkan secara perlahan-lahan sampai mencapai suatu dosis
Selama kurun waktu November 1982 Desember. 1983, yang cukup untuk dapat mencegah timbulnya serangan epi-
sebanyak 36 penderita epilepsi datang berobat ke tempat lepsi.
praktek penulis. Dua belas orang di antaranya dinyatalcan Bagi penderita yang menunjukkan kelainan tingkah laku,
gugur (drop out) karena mereka tidak kembali lagi. dosis Carbamazepine dinaikkan secara perlahan-lahan sampai
Di antara 24 penderita tersebut, 9 orang baru pertama kali mencapai dosis maksimal yang dianjurkan oleh para ahli (1200
berobat, sedang 15 orang lainnya sudah pernah mendapatkan mg/hari)1,2,3 dan dipertahankan selama sekurang-kurangnya
pengobatan untuk sekurang-kurangnya setengah tahun, tetapi 12 minggu. Apabila sesudah masa 12 minggu ini, penderita
tidak berhasil (retreatment cases). masih tetap tidak memperlihatkan tanda-tanda perbaikan
Di antara 24 kasus epilepsi ini, terdapat 17 kasus epilepsi tingkah lakunya, Carbamazepine kemudian dihentikan dan
pengobatan dengan Carbamazepine dianggap gagal. di Indonesia. Dapat dilihatjpula, meskipun frekuensi serangan
Bagi penderita yang tidak berhasil diobati dengan anti epilepsi dapat dikurangi dengan antikonvulsan lain, namun efek
konvulsan lainnya (retreatment cases), Carbamazepine ditam- samping dari obat dilaporkan oleh sejumlah besar penderita,
bahkan pada obat antikonvulsan terdahulu dengan dosis yang yang umumnya dalam bentuk keluhan: pusing, tidak sanggup
makin naik, sedang dosis obat antikonvulsan yang dipakai ter- mengikuti pelajaran di sekolah atau melaksanakan kegiatan se-
dahulu makin turun sampai akhirnya hanya Carbamazepine hari-hari karena perasaan lemah dan ngantuk.
yang dipakai. Hal ini penting untuk mencegah kemungkinan Kasus baru dari keadaan kejang dapat dilihat pada Tabel
terjadinya status epilepticus. ` 2B. Di sini terlihat, hanya satu kasus baru yang bukan epilepsi
grand mal (kasus no. 6). Dapat pula dilihat bahwa hanya satu
HASIL PENELITIAN kasus baru yang memperlihatkan kelainan tingkah laku, yaitu
Jumlah dan jenis kelamin penderita yang diikutsertakan kasus no. 5. Selanjutnya terlihat pula bahwa gejala mental
dalam penelitian ini dapat dili- Table 1 : Distribution by sex and age
hat pada Tabel I. Usia mereka
berkisar antara 5 55 tahun.
Kasus pengobatan ulang dari
keadaan kejang (retreatment
case of convulsive states) dapat
dilihat pada Tabel 2A. Di sini
dapat dilihat bahwa luminal,
difenilhidantoin dan valium me-
rupakan antikonvulsan yang
paling banyak digunakan sebe-
lum Carbamazepine dipasarkan
Table 2A : Carbamezepine group of the retreatment of convulsive states

Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987 45


Table 2B : Carbamazepine group of the fresh cases of convulsive states

hanya dijumpai pada ,penderita yang sudah lama menderita (kasus pengobatan ulang nomor 7).
epilepsi (sudah 2,5 tahun). Pada penelitian ini tidak dijumpai efek samping yang
Pada Tabel 3 dapat dilihat efek Carbamazepine pada fre- gawat kecuali pada seorang penderita muda usia (kasus
kuensi serangan epilepsi. Di sini dapat dilihat, epilepsi psiko- pengobatan ulang nomor 9), yang memperlihatkan bintik-bintik
motor memberi hasil pengobatan yang paling memuaskan merah di seluruh kulit muka. Bintik-bintik ini kemudian
(100%) dan epilepsi grand mal menempati urutan kedua menghilang setelah diberi Incidal 3 x 50 mg sehari, selama tiga
(82,3%). hari berturut-turut tanpa mengubah dosis Carbamazepine.
Gejala-gejala psikik yang menyertai epilepsi dapat dilihat
pada Tabel 4. Di sini terlihat, hiperkinesia dan aggressiveness PEMBAHASAN
merupakan gejala yang paling sering dijumpai, sedang kelam- Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa epilepsi psikomotor
batan psikomotor dan ketumpulan psikik merupakan gejala memberi respons yang paling baik (100%), disusul oleh
yang menempati urutan nomor dua. Selanjutnya dapat dilihat epilepsi grand mal (82,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan
pula bahwa gejala hiperkinesia dan aggressiveness kebanyakan hasil yang ditemukan oleh Markam dkk3 dan juga oleh penulis-
dijumpai pada penderita epilepsi grand mal. Gejala gangguan penulis di negara Barat lainnyat . Hasil pengobatan secara ke-
komprehensi dijumpai pada penderita epilepsi psikomotor seluruhan dalam arti pengendalian terhadap serangan kejang
adalah 75%, yaitu suatu angka yang cukup bermakna
Table 3 : The effect of Carbamazepine on the frequency of convulsive states bagi suatu uji coba klinik yang terbuka (open clinical
trial).
Kelambatan psikomotor dan gangguan komprehensi di
jumpai pada beberapa penderita yang sudah lama
menderita epilepsi. Hal ini mungkin disebabkan oleh
keadaan anoksia yang berulangkali terjadi dan oleh
meningkatnya tekanan intrakranial yang menyertai
kejang-kejang "yang berulang kali terjadi, sebagian 'lagi
mungkin disebabkan oleh keracunan (toxic effect) obat
antikonvulsan yang lama diminum4 .
Mengenai efek Carbamazepine pada gejala psikik
Table 4 : Distribution by the psychic symptoms penderita epilepsi, ada beberapa penderita yang mem-
perlihatkan perbaikan. Karena jumlah
penderita masih terlalu sedikit, belum
dapat ditarik suatu kesimpulan ten-
tang efek Carbamazepine pada pende-
rita epilepsi yang disertai kelainan
tingkah laku. Meskipun belum dapat
ditarik suatu kesimpulan mengenai
efek Carbamazepine pada penderita
epilepsi yang disertai gejala mental,
namun sejumlah besar penderita
mendapat manfaat dari Carbamaze

46 Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987


pine. Selama pengobatan, sebagian penderita sudah dapat Dosis Carbamazepine adalah individual sekali, dimulai
mengikuti pelajaran di sekolah kembali dan sebagian lagi sudah dengan 2 x 100 mg sehari kemudian dinaikkan secara perlahan-
tidak dikucilkan dari kegiatan social. lahan sampai mencapai suatu dosis yang memadai untuk dapat
Diagnosa epilepsi pada penelitian ini ditegakkan semata- mencegah serangan epilepsi. Bagi pendcrita epilepsi yang di-
mata berdasarkan atas gambaran klinik dan anamnesa pen- sertai gejala mental; dosis Carbamazepine dinaikkan sampai
derita. E.E. Gram tidak direkam karena sering dijumpai mencapai dosis maksimal yang dianjurkan oleh para ahli dan
kelainan-kelainan yang aspesifik pada E.E. Grim meskipun dipertahankan selama sekurang-kurangnya 12 minggu.
manifestasi klinik jelas merupakan serangan epilepsi. Hasil pengobatan ialah : epilepsi psikomotor memberi
Walaupun E.E. Gram dapat menyumbangkan informasi untuk respons yang paling baik (100%), disusul epilepsi grand mal
menegakkan diagnosa epilepsi terutama di luar serangan klinik, (82,3%). Hasil pengobatan secara keseluruhan dalam arti
namun E.E. Gram tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya pengendalian terhadap kejang ialah 75%, suatu angka yang
kriterium diagnostik5 . cukup bermakna bagi suatu uji coba klinik yang terbuka.
Pada umuinnya, mekanisme kerja antikonvulsan ialah me- Berhubung jumlah penderita yang masih terlalu sedikit,
melihara keseimbangan polarisasi selaput-selaput sel di fokus maka pada penelitian ini belum dapat ditarik suatu kesimpulan
epilepsi dan memblokir sinaps di tempat-tempat tertentu dalam mengenai efek Carbamazepine pada pengendalian gejala men-
serebrum sehingga transmisi muatan listrik dapat dicegah. Efek tal yang menyertai epilepsi. Tidak dijumpai efek samping yang
yang berbeda-beda dari berbagai antikonvulsan mungkin sekali gawat.
disebabkan oleh aksinya pada tempat-tempat yang berbeda-
beda, di samping mekanisme kerja yang berbeda-beda. Telah KEPUSTAKAAN
dilaporkan pula bahwa amygdalotomi bilateral menunjukkan 1. Geigy. Tegretol (The Emergence of a First-line Anti Apileptic Agent.
efek yang sama seperti Carbamazepine, sehingga mungkin Tegretol (Psychotropic Anti Epileptic Agent).
sekali bahwa tempat kerja atau efek dari Carbamazepine ialah 2. Bernard Gilligan. Optimum Use of Antiepileptic Drugs. Med Frog
di nukleus amygdalae6 . 1986:4:5359.
3. Markam S et al. Pengobatan Epilepsi dengan Tegretol (Carbamazepine).
Dibacakan pada Second Annual Meeting PNPCH di Jogya, 1822
RINGKASAN September 1972.
Selama kurun waktu November 1982 Desember 1983, 4. Goodman and Gilman. Drugs Effective in Convulsive Disorder,
sebanyak 11 orang wanita dan 13 orang pria yang menderita Pharmacoligal Basis of Theurapeutica, 3rd ed. Mc Milian, 1965.
5. Mahar Mardjono. Beberapa Faktor yang Mendasari Serangan Epilepsi.
berbagai jenis keadaan kejang diberi pengobatan dengan Cermin Dunia Kedokteran 1979: 16: 511.
Carbamazepine (= Tegretol, Geigy). Umur mereka berkisar 5 6. Narabayashi H. Stereotoxic Amygdalgtomy for Behavioural Disorders.
55 tahun. Arch Neurology vol 9, Dec 1963.

Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987 47


4

Anda mungkin juga menyukai