Anda di halaman 1dari 13

27

Pembunuhan Anak Dengan Jerat Tali Pusat Di Leher


Disertai Kekerasan Tumpul Pada Kepala
Warih Wilianto, Hariadi Apuranto

Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Abstrak
Pembunuhan anak adalah pembunuhan bayi oleh ibu kandung pada saat bayi dilahirkan atau
sesaat sesudahnya dengan alasan takut ketahuan telah melahirkan bayi tersebut.
Pembunuhan anak sering dilakukan dengan cara yang menyebabkan asfiksia seperti pencekikan,
penjeratan, dan pembekapan, kekerasan benda tumpul dan tajam jarang ditemukan.
Pada kasus dugaan pembunuhan anak, pemeriksaan pada tersangka difokuskan pada:
identifikasi, tanda-tanda baru melahirkan anak, berapa lama telah melahirkan anak, tanda-tanda partus
precipitatus, dan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan pada bayi difokuskan pada: identifikasi,
viabilitas, bayi tersebut lahir hidup atau lahir mati?, tanda-tanda perawatan, waktu kelahiran, cara dan
sebab kematian, dan tindak pidana yang mungkin terjadi.
Harus dibuktikan bahwa tersangka adalah ibu kandung korban (bayi yang ditemukan).
Identifikasi menggunakan sidik jari DNA perlu dipertimbangkan.
Dilaporkan kasus dugaan pembunuhan anak dengan jerat menggunakan tali pusat disertai
kekerasan tumpul di kepala. Suatu kasus yang jarang terjadi.

Kata Kunci: Pembunuhan anak, jerat tali pusat, kekerasan tumpul

Pendahuluan dengan tanda-tanda perawatan, sedangkan 92


Manusia diciptakan sempurna, paling mulia bayi tanpa tanda-tanda perawatan.
dari seluruh ciptaan. Satu hal yang membuatnya Dengan demikian berarti dapat diduga 112
sempurna adalah bahwa manusia itu berkehendak. bayi tersebut: 92 (82,14%) bayi dengan dugaan
Karena berkehendak itulah manusia memiliki sisi- pembunuhan anak, 14 (12,50%) bayi dengan
sisi ekstrim dari tindakan menurut standar etika, dugaan hasil abortus, 6 (5,35%) kasus dengan
dikenal suatu istilah: sebaik baiknya sesuatu, tak dugaan penelantaran atau pembunuhan biasa.
ada yang lebih baik dari yang ada pada manusia, 92 (0,83%) kasus dugaan pembunuhan anak
tapi pun sejelek jeleknya sesuatu tak ada yang dari 10.968 kasus forensik memang secara
lebih jelek dari yang ada pada manusia. Pada sisi prosentase hanya sedikit. Tapi bahwa dalam 10
ekstrim itulah manusia mampu melakukan hal tahun terakhir ada 92 ibu kandung yang diduga
yang tidak pernah dijumpai pada mamalia yang tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri
paling ganas sekalipun, membunuh anak bukanlah hal yang bisa dimaklumi.
kandungnya sendiri. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa pada
Dari 10.968 kasus forensik (jenazah yang tahun 1983 terdapat lebih dari 600 kasus
dikirim dengan dugaan kematian tidak wajar) pembunuhan anak, dan dalam kurun waktu tahun
yang diterima Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik 1982 1987 kasus pembunuhan anak yang terjadi
dan Medikolegal RSU Dr. Soetomo Surabaya adalah 1,1 % dari seluruh kasus pembunuhan
sejak tahun 2000 2009, terdapat 112 (1,02%) yang dilaporkan. (Standley, 2007)
kasus jenazah bayi yang dikirim dengan dugaan Pada makalah ini dilaporkan kasus dugaan
pembunuhan, pembunuhan anak, penelantaran pembunuhan anak dengan jerat menggunakan tali
dan beberapa dengan SPVR (Surat Permintaan pusat disertai kekerasan tumpul di kepala. Suatu
Visum et Repertum) yang tidak mencantumkan kasus yang jarang terjadi.
dugaan penyidik.
Dari 112 bayi tersebut, menurut hasil otopsi Laporan Kasus
98 bayi dinyatakan viabel dan 14 bayi tidak Dikirim oleh penyidik jenazah bayi
viabel. Dari 98 yang viabel tersebut, 6 bayi dengan disertai Surat Permintaan Visum et

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


28

Repertum. Bayi tersebut diduga meninggal karena mulut normal, bibir warna merah kehitaman,
pembunuhan. mukosa mulut merah,
Bayi tersebut didapatkan lengkap dengan
e. Kepala:
palcenta dan tali pusat yang masih melekat pada
(1) Bentuk: asimetris. rambut: lurus, warna
tubuh di kebun pisang dalam tas kresek.
Pemeriksaan luar dan dalam dilakukan segera hitam, panjang rambut 1 cm. diameter
setelah bayi diterima. melalui frontal - occipital 36 cm. Wajah
nampak sembab.
(2) Didapatkan hematoma pada regio
parietalis kiri berukuran 4 x 7 cm. dan
pada regio temporalis kiri berukuran 3 x 4
cm.
(3) Mata: mata kanan dan kiri: konjungtiva
merah, kornea mata keruh, diameter pupil
0,3 cm, bentuk bulat. Pada kelopak mata
kiri sebelah atas didapatkan memar
berukuran 0,8 x 0,3 cm.
(4) Hidung: Simetris, tidak terdapat kelainan.
(5) Mulut: bentuk normal, bibir warna merah
Gambar 1: Bayi lengkap dengan placenta dan
tali pusat yang masih menempel.
kehitaman, mukosa mulut merah, mulut
terbuka, ujung lidah terlihat, lidah di atas
Pemeriksaan Luar gusi, warna merah kebiruan, gigi: belum
a. Jenazah bayi laki-laki, panjang badan 50 cm, tumbuh.
berat badan 2600 gram, kulit putih, tali pusat (6) Telinga: tidak ada kelainan, warna merah
dan placenta lengkap belum terpisah dari kebiruan.
bayi, keadaan gizi cukup. Tidak didapatkan (7) Dahi: Dahi kiri lebih menonjol. Terdapat
kelainan bawaan. Vernick caseosa didapatkan bintik bintik berwarna merah dengan
di lipatan paha, lipatan lutut, dan ketiak. ukuran 0,1 0,3 cm
Tidak didapatkan tanda pembusukan. (8) Pipi: Pipi kanan: didapatkan warna
b. Jenazah terletak di dalam tas plastik warna kehijauan ukuran 5 cm kali satu setengah
putih, tas plastik diletakkan di dalam kotak cm. Pipi kiri: didapatkan daerah warna
kardus mie instan. jenazah tidak mengenakan merah kebiruan ukuran 2 X 3 cm
pakaian (9) Dagu: didapatkan memar di dagu sebelah
c. Jenazah berlabel dan tidak bersegel. kiri ukuran 2 x 1 cm.
d. Lebam mayat didapatkan pada dada, perut,
tangan bagian depan dan kepala, kaku mayat
sebagian

Gambar 3: Lilitan erat tali pusat di leher

f. Leher: didapatkan lilitan tali pusat 2,5 kali


Gambar 2: Pemeriksaan Kepala dan Leher. lilitan, setelah lilitan dilepas terdapat alur jerat
Bentuk kepala asimetris, rambut lurus hitam, dengan tanda intra vital.
keliling fronto occipital 36 cm. wajah g. Dada: simetris, didapatkan lebam mayat
sembab,memar di pipi kiri, hematoma pada
regio parietalis kiri. dan temporalis kiri, bentuk
hampir seluruh permukaan dada kecuali
daerah tengah dada bekas alur tali pusat.

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


29

h. Perut: warna pucat bekas alur tali pusat, dan atrium kiri. Ductus arteriosus bottali
terdapat bintik bintik berwarna merah terbuka menghubungkan ventrikel kanan
dengan ukuran berkisar 0,1 0,3 cm pada dengan aorta.
perut kanan, terdapat tali pusat yang masih (4) Paru: krepitasi (+), warna merah muda,
melekat di perut lengkap dengan placenta, tali tepi paru tumpul, pada irisan yang diperas
pusat melilit di leher dengan 2,5 kali lilitan dalam air didapatkan buih halus. Saluran
erat, panjang tali pusat dari pusat ke leher 16 pernafasan tidak didapatkan kelainan.
cm, panjang tali pusat dari leher ke ari-ari 10 Paru kanan berat 40 gram ukuran 8 x 4 x
cm, terdapat luka terbuka hampir memotong 1,5 cm. Paru kiri sebagian menutupi
tali pusat pada 3 cm dari pusat dengan tepi jantung, berat 35 gram ukuran 7 x 3,5 x
rata, panjang 1 cm. 1,5 cm.,
i. Punggung: memar di punggung kanan bawah b. Rongga Perut
ukuran 2 x 2 cm. (1) Jaringan bawah kulit, otot, selaput
j. Anggota gerak atas: terdapat bintik bintik dinding tidak didapatkan kelainan.
berwarna merah dengan ukuran bervariasi (2) Hati warna merah kehitaman, permukaan
antara 0,1 0,3 cm pada telapak dan licin, tepi tajam, konsistensi kenyal, berat
punggung tangan serta separuh lengan bawah 100 gram, ukuran 13 x 7 x 1,5 cm., pada
anggota gerak sebelah kanan depan. irisan didapatkan ekstravasasi darah.
(3) Limpa warna merah kehitaman,
permukaan licin, konsistensi lunak, berat
20 gram, ukuran 5 x 2 x 1 cm., pada irisan
tak didapatkan kelainan.
(4) Pankreas warna merah pucat, pada
konsistensi lunak, berat 3 gram, ukuran
4,5 cm., pada irisan tidak didapatkan
kelainan.
(5) Pada lambung tidak didapatkan makanan.
Lambung mengapung dalam air.
(6) Usus halus panjang 343 cm., selaput
Gambar 4: luka tajam pada tali pusat lendir tidak didapatkan kelainan.
(7) Usus besar panjang 67 cm., didapatkan
k. Anggota gerak bawah: terdapat bintik-bintik mekoneum, selaput lendir tidak
merah dengan ukuran bervariasi antara 0,1 didapatkan kelainan.
0,3 cm dari lutut sampai mata kaki. (8) Ginjal kanan dan kiri permukaan licin,
l. Alat kelamin luar: belum dikhitan, buah zakar konsistensi lunak, berat masing-masing
ada dua. Tidak didapatkan kelainan dan tidak 20 gram, ukuran masing-masing 4 x 2 cm
didapatkan tanda-tanda kekerasan. dan 5 x 1 cm..
m. Dubur: tidak didapatkan kelainan dan tidak (9) Buah zakar tidak didapatkan kelainan.
didapatkan tanda-tanda kekerasan.

Pemeriksaan Dalam
a. Rongga dada
(1) Bentuk barrel chest, jaringan bawah kulit,
otot, sternum dan tulang kosta tidak
didapatkan kelainan dan tidak didapatkan
tanda-tanda kekerasan.
(2) Rongga dada tidak ada perlekatan,
diafragma kanan pada sela iga 5,
diafragma kiri pada sela iga 5.
(3) Jantung konsistensi lunak, warna merah Gambar 5: Resapan darah pada jaringan bawah
tua, 25 gram, ukuran jantung 3,5 x 3 x 2 kulit kepala
cm. Darah hitam encer. Foramen ovale
terbuka menghubungkan atrium kanan c. Kepala

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


30

(1) Jaringan bawah kulit kepala terdapat dengan benda tumpul. Tidak didapatkan
bekuan dan resapan darah sepanjang regio tanda-tanda perawatan. Tidak didapatkan
parietalis kiri hingga regio occipitalis tanda-tanda pembusukan.
berukuran 5 X 20 cm. dan regio frontalis 3. Pada pemeriksaan dalam: Didapatkan paru-
bagian kiri berukuran 3 X 5 cm. paru telah mengembang sempurna, Lambung
(2) Atap tengkorak dan dasar tengkorak terisi udara. Didapatkan resapan darah di
terpisah diantara sutura. Terdapat robekan hampir seluruh jaringan bawah kulit kepala.
pada sutura parietooccipitalis sepanjang 8 Didapatkan resapan darah pada jaringan
cm. bawah kulit leher sepanjang alur jerat.
Didapatkan robekan pada jaringan
penghubung tulang kepala bagian belakang
(sutura parietooccipitalis), didapatkan
perdarahan di bawah selaput tebal otak dan di
bawah selaput laba laba otak.
4. Bayi meninggal dunia karena mati lemas oleh
karena jeratan tali pusat pada leher dan
perdarahan di bawah selaput laba-laba otak
karena persentuhan dengan benda tumpul.

Pembahasan
Pada kasus dugaan pembunuhan anak,
Gambar 6: Robekan sutura parietooccipitalis
pemeriksaan oleh dokter bisa jadi dilakukan pada
tersangka (ibu kandung bayi). Jika pemeriksaan
(3) Robekan pada duramater di bawah sutura ini dilakukan maka akan difokuskan pada:
perietooccipitalis. Terdapat perdarahan identifikasi, tanda-tanda baru melahirkan anak,
subdural pada hemisfer kiri belakang berapa lama telah melahirkan anak, tanda tanda
seluas 5 X 5 cm. Terdapat perdarahan partus precipitatus, dan pemeriksaan
subarachnoid pada hemisfere kiri histopatologi.
belakang berukuran 3 X 2 cm. Tanda tanda baru melahirkan anak dapat
(4) Didapatkan pembuluh darah otak dilihat dari: Robekan baru pada alat kelamin,
prominen. Jaringan otak tidak ada ostium uteri dapat dilewati ujung jari, keluarnya
kelainan, berat otak besar dan otak kecil darah dari rahim, ukuran rahim, payudara yang
350 gram, konsistensi lunak. mengeluarkan air susu, hiperpigmentasi aerola
d. Leher: Pada jaringan bawah kulit leher di mamma, perubahan warna striae gravidarum dari
sepanjang alur lilitan tali pusat didapatkan merah menjadi putih. (Hoediyanto, 2010)
resapan darah. Berapa lama telah melahirkan dapat dilihat
dari: ukuran rahim yang dalam 2-3 minggu
Pemeriksaan Tambahan kembali ke ukuran semula, perubahan warna
a. Tes apung paru: positif. getah nifas, dan derajat kesembuhan luka di jalan
b. Inti penulangan: terdapat inti penulangan di lahir.
kalkaneus, talus, distal femur dan proksimal Tanda-tanda partus precipitatus dapat
tibia. dilihat dari robekan tak teratur pada jalan lahir,
c. Tes golongan darah: 0 bisa terjadinya inversio uteri, adanya robekan
pada tali pusat, dan adanya luka di kepala akibat
Kesimpulan Pada Visum et Repertum persentuhan tumpul.
1. Jenazah bayi berjenis kelamin laki laki, usia Pada kasus ini pemeriksaan-pemeriksaan
bayi cukup bulan dalam kandungan, pernah pada tersangka tidak dilakukan kerena penyidik
bernafas. tidak mengajukan seorang pun tersangka.
2. Pada pemeriksaan luar: Didapatkan tanda- Penyidik hanya mengirim jenazah bayi saja.
tanda mati lemas. Didapatkan tali pusat yang Karena itu pemeriksaan hanya dilakukan pada
menjerat erat pada leher, didapatkan alur jerat jenazah bayi saja.
pada leher. Didapatkan luka memar luas di Pemeriksaan pada jenazah bayi dalam
kepala bagian belakang akibat persentuhan kasus ini difokuskan pada: identifikasi bayi,

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


31

viabilitas bayi, bayi tersebut lahir hidup atau lahir sebagian jaringan dari tubuh bayi untuk disimpan
mati?, tanda-tanda perawatan, waktu kelahiran, dalam jangka waktu tidak ditentukan. Sampel
cara kematian, penyebab kematian bayi dan tindak jaringan ini akan digunakan untuk pemeriksaan
pidana apa saja yang mungkin terjadi. DNA jika sudah ada tersangka dan ada pihak yang
menanggung biaya pemeriksaan tersebut.
Identifikasi Bayi Sampel jaringan yang dianjurkan adalah
Identifikasi adalah hal pertama yang harus jaringan tulang bayi karena tulang adalah jaringan
dilakukan pada setiap kasus forensik, baik pada yang paling tahan lama dengan metode
korban hidup ataupun korban mati. pengawetan yang paling sederhana sekalipun.
Pada kasus dugaan pembunuhan anak, ibu
korban adalah tersangka utama. Harus dibuktikan Viabilitas Bayi
bahwa tersangka adalah ibu kandung bayi yang Pada hakekatnya menentukan viabilitas
ditemukan sebagai korban, sehingga mencari bayi sama artinya dengan melakukan penilaian
kesesuaian identitas antara bayi dan tersangka terhadap tingkat kemampuan bayi untuk dapat
adalah penting. mempertahankan hidupnya di luar kandungan
Identifikasi pada bayi tidak banyak berbeda tanpa peralatan khusus. (Dahlan, 2000)
dengan identifikasi pada orang dewasa. Tetapi Seorang bayi dikatakan viabel jika bayi
beberapa hal sehubungan dengan ukuran tubuh tersebut dapat hidup di luar kandungan tanpa
terkait perkembangan secara antropologi ragawi mendapat perawatan dari peralatan khusus. Syarat
membedakan identifikasi bayi dengan orang bayi viabel ialah:
dewasa, sedemikian hingga ciri-ciri fisik pada - Usia dalam kandungan
bayi hampir tidak membantu untuk mencari lebih dari 28 minggu.
kesesuaian antara bayi dan tersangka. - Panjang badan diukur
Pada kasus ini diambil sampel darah untuk dari puncak kepala hingga tumit lebih dari 35
pemeriksaan golongan darah. Didapatkan cm.
golongan darah bayi O. Pemeriksaan golongan - Berat badan lebih dari
darah dalam kasus ini hanyalah bersifat 1500 gr.
menyingkirkan tersangka, bukan menetapkan - Lingkaran kepala,
tersangka. Seorang bergolongan darah O tidak sircumferensia fronto-oksipitalis lebih dari 32
mungkin memiliki orang tua bergolongan darah cm.
AB. Tetapi bukan bersarti jika tersangka - Tidak didapatkan
bergolongan darah A, B, atau O langsung bisa kelainan bawaan yang berat. (Hamdani, 1992)
ditetapkan jadi pelakunya. Jadi pemeriksaan Pada kasus ini didapatkan bayi dengan
golongan darah dalam kasus ini minimal sekali berat badan 2.600 gr. Panjang badan 50 cm.
kegunaannya, apalagi tersangkanya juga tidak diameter fronto occipital 39 cm. Pada
ada. pemeriksaan luar tidak didapatklan kelainan
Penggunaan metode DNA finger printing bawaan.
untuk kepentingan idenifikasi perlu Usia bayi dalam kandungan dapat
dipertimbangkan pada kasus dugaan pembunuhan ditentukan dari adanya inti penulangan pada
anak. lokasi-lokasi tertentu. Dari adanya inti penulangan
Tapi apalah artinya identifikasi pada kasus di distal femur dan proksimal tibia serta sudah
ini jika tersangka tidak dihadapkan oleh penyidik? turunnya skrotum maka dapat disimpulkan bahwa
Memang identifikasi pada kasus ini tidak banyak bayi ini cukup bulan.
berguna, lagipula metode DNA finger printing Umur dalam kandungan dapat juga
untuk identifikasi tidak dapat dilakukan jika tidak
diperkirakan melalui rumus Haase, diketahui
ada tersangka sebagai pembanding.
Permasalahan lain jika dilakukan bahwa perkiraan umur bayi dengan panjang
pemeriksaan DNA adalah: siapa yang akan badan 50 cm adalah 10 bulan.
menanggung biayanya pemeriksaan tersebut? Umur bayi dalam kandungan juga dapat
Perlu diketahui pemeriksaan DNA untuk diperkirakan dengan menilai pertumbuhan
identifikasi memerlukan biaya yang tidak sedikit. organ-organ tubuh. Berdasar lengkap dan
Yang paling mungkin dan praktis serta sempurnanya pertumbuhan organ organ bayi
murah yang dapat dilakukan adalah mengambil

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


32

pada kasus ini, umur bayi diperkirakan 7 Pada bayi yang sistem pernafasannya
bulan atau lebih. pernah berfungsi akan didapatkan tanda-tanda
Dengan demikian berdasarkan sebagai berikut:
terpenuhinya syarat-syarat viabilitas, bayi - Dada sudah mengembang
dalam kasus ini dapat dikatakan viabel. - Tulang iga terlihat lebih datar
- Sela iga melebar
Bayi tersebut lahir hidup atau lahir mati? - Paru paru memenuhi rongga dada, tepi paru
Pada Pemeriksaan jenaazah bayi yang baru tumpul, warna paru merah muda, pada
lahir, diharapkan dapat dibedakan bayi tersebut perabaan teraba derik paru, tes apung paru
lahir hidup atau lahir mati. Bila bayi lahir mati positif, pada pemeriksaan histopatologi paru
maka kasus tersebut bukan kasus pembunuhan, terlihat alveoli mengembang, dan diselaputi
atau kasus penelantaran anak hingga oleh membran hialin yang terbentuk akibat
menyebabkan kematian. Jika bayi lahir mati, ibu kontak dengan oksigen.
bayi hanya dapat dikenakan tuntutan Pada pemeriksaan sistem pernafasan yang
menyembunyikan kelahiran atau kematian perlu diwaspadai adalah jika sudah mulai terjadi
seseorang. pembusukan atau sebelumnya sudah pernah
Untuk mengetahui bayi lahir hidup atau dilakukan resusitasi sehingga dapat memberikan
lahir mati, harus diketahui dahulu definisi bayi hasil positif palsu.
lahir hidup dan definisi bayi lahir mati. Bayi dapat pula dipastikan pernah hidup
Bayi dikatakan lahir hidup bila setelah bayi jika di dalam saluran pencernakan didapatkan
terpisah lengkap/sama sekali dari ibu, makanan.
menunjukkan tanda tanda kehidupan seperti: Sistem kardiovaskuler dapat memberi
jantung aktif, pernafasan, pergerakan anggota petunjuk dengan melihat foramen ovale, duktus
tubuh, menangis dan sebagainya. Sedangkan lahir arteriosus bottali dan arteri/vena umbilicalis. Pada
mati ialah keadaan bila setelah bayi terpisah bayi yang dilahirkan hidup, seiring dengan
lengkap/sama sekali dari si ibu, tidak bernafas berfungsinya sistem pernafasan bayi maka
atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan lain. peredaran darah bayi akan mengalami perubahan
(Hoediyanto, 2010) sedemikian hingga foramen ovale perlahan akan
Definisi lain mengatakan: Lahir hidup menutup dan arteri/vena umbilicalis serta duktus
adalah tiap hasil konsepsi yang tanpa memandang arteriosus bottali akan mengalami obliterasi dalam
masa hamil setelah dilahirkan spontan atau tidak, beberapa minggu.
masih atau tidak lagi berhubungan dengan Pada kasus ini didapatkan lambung dalam
placenta, dapat bernafas atau menunjukkan gejala keadaan kosong (tidak ada sisa makanan). Tali
hidup lain, misalnya denyut jantung atau tali pusat dan placenta dalam keadaan segar (tidak
pusat, kontraksi otot otot. Sedangkan lahir mati membusuk) dan belum mengering.
adalah tiap hasil konsepsi dengan masa 28 Hal ini menunjukkan bahwa bayi mungkin
minggu atau lebih, yang sebelumnya lahir spontan lahir mati atau mungkin juga lahir hidup tapi
atau tidak, telah meninggal dunia. (Idris, 1997) dalam waktu yang tidak beberapa lama meninggal
Jika hanya berdasar definisi-definisi lahir dunia. Hal ini diperkuat pula dengan masih
hidup dan lahir mati diatas, memang rasanya sulit terbukanya foramen ovale dan arteri/vena
bagi dokter yang melakukan otopsi untuk umbilicalis serta duktus arteriosus bottali belum
menentukan bayi lahir hidup atau lahir mati. mengalami obliterasi.
Karena dokter hanya memeriksa jenazah, dokter Pada pemeriksaan sistem pernafasan bayi
tidak menunggui proses kelahiran bayi tersebut. ini didapatkan warna paru merah muda, tepi paru
Tetapi ada hal hal yang terjadi pada bayi tumpul, pada irisan yang diperas dalam air
hidup dan hal-hal tersebut meninggalkan jejaknya mengeluarkan buih halus. Didapatkan sebagian
pada jenazah bayi. Dalam rangka itu, yang perlu paru kiri menutupi jantung. Tes apung paru
dilakukan dokter adalah melakukan pemeriksaan positif, semua lobus paru mengapung. Hal ini
terhadap sistem pernafasan, sistem pencernakan, menunjukkan bahwa paru telah mengembang.
tunggul (potongan) tali pusat, dan sistem Tetapi mengembangnya paru bukanlah
kardiovaskuler. (Dahlan, 2000) tanda pasti bahwa bayi lahir hidup. Hal itu hanya
menunjukkan bahwa paru pernah bernafas atau

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


33

secara ekstrim hanya menunjukkan bahwa paru pusat yang melilit leher. Yang terjadi adalah
pernah kemasukan udara. solusio placenta totalis karena panjang sisa tali
Karena adanya udara dalam paru bisa pusat hanyalah 10 cm (terlalu pendek).
terjadi pada janin yang bernafas dalam uterus Solusio placenta totalis akan menyebabkan
(vagitus uterinus) yang terjadi pada waktu terputusnya sama sekali hubungan bayi dengan
ketuban pecah dan membawa udara dari luar ibunya, bayi akan mati dalam waktu singkat. Jika
masuk ke dalam rahim. Bisa juga terjadi pada pengandaian ini diteruskan dan bayi dipaksakan
janin yang benafas dalam vagina (vagitus lahir spontan pervaginam, maka sudah pasti lahir
vaginae), atau bahkan bernafas pada waktu kepala mati yang pasti akan menunjukkan tes apung paru
janin keluar dari mulut vagina tapi badan dan negatif.
ekstremitas masih ada dalam jalan lahir. Dari fakta-fakta yang tersusun sedemikian
Lalu adakah tanda-tanda lain yang memberi rupa dan saling mengait satu dengan yang lainnya
petunjuk bahwa bayi dalam kasus ini lahir hidup? maka dokter pemeriksa memastikan bahwa bayi
Pada pemeriksaan luar dan dalam (otopsi), dalam kasus ini lahir hidup.
didapatkan memar-memar pada kepala dan
resapan darah didapatkan di bawah memar Tanda-tanda perawatan
tersebut. Memar juga didapatkan di leher pada Tanda-tanda perawatan dipertanyakan
jalur jerat oleh tali pusat. Didapatkan pula wajah karena erat sekali dengan tindak pidana yang
yang sembab dan adanya hiperemia disertai mungkin dilakukan tersangka. Jika didapatkan
ptechiae pada konjungtiva pelpebra. Secara tanda-tanda perawatan berarti tindak pidana
sederhana, tanda tanda ini adalah vital sign yang pembunuhan anak tidak mungkin dilakukan, yang
hanya terjadi jika kekerasan terjadi pada saat mungkin adalah pembunuhan atau bahkan
organ tubuh dalam keadaan hidup. pembunuhan berencana.
Pada akhirnya kesimpulan bahwa bayi ini Tanda-tanda perawatan pada bayi dapat
lahir hidup timbul dari fakta bahwa tidak mungkin dilihat dari tali pusat, verniks caseosa, dan
bayi ini lahir mati. pakaian yang dikenakan oleh bayi.
Jika bayi ini lahir mati maka tidaklah Pada bayi yang dirawat akan didapatkan
mungkin dengan adanya lilitan tali pusat yang tali pusat yang sudah dipotong secara tajam,
sedemikian erat pada leher dapat menimbulkan tes diikat, dan pada ujung potongan dilumuri dengan
apung paru yang positip pada paru. Dengan antiseptik. Jika ujung tali pusat dimasukkan dalam
adanya lilitan sejak dalam rahim tidaklah air maka akan terlihat tepi potongan tali pusat
mungkin paru terisi udara karena jalan nafas yang yang rata.
tertutup erat oleh lilitan tali pusat. Karena itu, Pada bayi yang dirawat, verniks caseosa
pastilah bayi ini lahir hidup dan oleh karena (lemak bayi) akan sudah dibersihkan, demikian
sesuatu hal maka tali pusat dililitkan di lehernya pula bekas bekas darah.
dengan erat. Khusus untuk verniks caseosa adalah khas
Mengandaikan bayi tersebut lahir mati dan bahwa tidak akan hilang jika tidak dengan sengaja
seseorang kemudian melilitkan tali pusat pada dibersihkan, karena sifat lemaknya yang lengket.
leher bayi yang telah mati tersebut adalah tidak Sedemikian hingga pada bayi yang dibuang di air
masuk akal. pun verniks caseosa akan tetap dapat ditemui di
Mengandaikan tali pusat tersebut sudah lipatan-lipatan kulit bayi seperti pada lipat paha,
terlilit sejak dalam kandungan juga sangat tidak lipat leher dan daerah kulit kepala pada belakang
masuk akal, karena panjang sisa tali pusat yang telinga.
tidak melilit leher yang terhubung dengan Pada kasus ini bayi didapatkan lengkap
placenta hanyalah 10 cm. Sehingga dalam kondisi dengan palcenta dan tali pusat yang belum
seperti itu bayi tidak mungkin dapat dilahirkan terpotong. Sedangkan lemak bayi didapatkan di
karena leher bayi akan tersangkut dikarenakan lipatan paha dan leher. Hal ini memastikan bahwa
jarak dari placenta yang melekat pada dinding bayi ini belum mendapatkan perawatan.
rahim ke mulut jalan lahir pastilah jauh lebih
panjang dari 10 cm. Berapa lama bayi tersebut hidup?
Jika dalam keadaan seperti tersebut di atas Berapa lama bayi hidup di dunia juga
bayi terpaksa dilahirkan maka yang terjadi adalah sangat behubungan dengan dugaan tindak pidana
solusio placenta, karena placenta tertarik oleh tali yang mungkin terjadi.

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


34

Pada pasal 341 KUHP tentang pembunuhan tali pusat di tubuh bayi akan timbul lingkaran
anak terdapat batasan waktu tindakan yang kemerahan dalam waktu 30-36 jam. Tali pusat
menjadi syarat tindak pidana pembunuhan anak mengering dan terlepas dalam waktu 6-8 hari,
yaitu: pada saat dilahirkan atau tidak lama sedangkan bekas tempat melekatnya akan
kemudiaan. Memang tidak dijelaskan berapa menyembuh dalam 10-12 hari.
tenggang waktu yang dimaksud sehingga Setelah bayi lahir akan terjadi obliterasi
menimbulkan beberapa tafsir. arteri dan vena umbilikalis dalam waktu 3-4 hari.
Kalau dikaitkan dengan motif takut Duktus venosus, foramen ovale dan duktus
ketahuan melahirkan anak maka batas tidak lama arteriosus bottali akan menutup dalam 3-4
kemudian itu seharusnya sampai ada orang lain minggu. Pada beberapa kasus duktus venosus,
mengetahui kelahirannya. Ibu harus foramen ovale dan duktu arteriosus bottali tidak
menyembunyikan kelahirannya dari masyarakat di menutup sempurna bahkan hingga dewasa.
sekitarnya sebab jika masyarakat sudah tahu Pada bayi dalam kasus ini didapatkan: tali
kehamilannya tentunya motif ketahuan pusat yang segar, tidak ada tanda-tanda
melahirkan anak menjadi tidak reliabel. (Dahlan, pengeringan maupun pembusukan. Lambung yang
2000) berisi udara, tidak didapatkan makanan dalam
Oleh karena itu pengertian sesaat setelah lambung. Pada usus besar didapatkan mekoneum.
melahirkan haruslah diartikan sedemikan rupa sedangkan duktus venosus, foramen ovale dan
sehingga tenggang waktunya hanya berlangsung duktus arteriosus bottali belum menutup.
dalam tempo yang amat singkat sehubungan Dari tanda tanda tersebut diperkirakan bayi
dengan motivasi tidak ingin kelahirannya hanya hidup beberapa saat saja, paling lama kira-
ketahuan oleh orang lain kira 1 jam sejak dilahirkan.
Menurut ilmu kebidanan, suatu kelahiran
dianggap selesai bila placenta sudah dilahirkan Penyebab kematian bayi
sehingga tidak ada hubungan lagi antara anak Untuk membahas penyebab kematian bayi
dengan ibu. Menurut ilmu kedokteran jiwa, suatu dalam kasus ini sebaiknya dimulai dari tanda-
kelahiran selesai bila si ibu sudah tenang kembali tanda yang didapat pada pemeriksaan luar
dari melahirkan anak. Biasanya kasih sayang ibu maupun pemeriksaan dalam.
timbul bila ia sudah merawat dan menyusui Pada pemeriksaan luar didapatkan wajah
anaknya. Mengenai apa yang dimaksud dengan sembab, ptechiae didapatkan pada konjungtiva
tidak lama kemudian, waktunya diserahkan pelpebra, sianosis pada mukosa bibir, sianosis
kepada hakim. (Hamdani, 1992) juga didapatkan pada dan kuku jari tangan serta
Jika pada bayi didapatkan tanda-tanda kuku jari kaki. Pada pemeriksaan dalam
bahwa bayi pernah hidup dalam waktu yang lama, didapatkan darah pada jantung yang hitam dan
maka dugaan pembunuhan anak mestilah encer, pembuluh darah otak yang prominen. Hal
disingkirkan. hal yang didapatkan tersebut adalah tanda-tanda
Lama bayi hidup dapat diketahui dari asfiksia.
perubahan perubahan yang terjadi pada bayi Wajah yang sembab dan ptechiae pada
setelah dilahirkan. kojungtiva pelbebra disebabkan karena adanya
Bila di dalam lambung dan atau di dalam bendungan darah pada vena jugularis eksterna
duodenum didapatkan udara, diperkirakan bayi dan vena jugularis interna pada leher, sehingga
hanya hidup sesaat saja. Bila udara didapatkan darah dari kepala melalui vena (venus return) sulit
hingga di usus halus diperkirakan bayi hidup kembali ke jantung.
hingga 1-2 jam, bila didapatkan di kolon Ptechiae disebabkan oleh peningkatan
diperkirakan bayi telah hidup hingga 5-6 jam, bila tekanan vena secara akut yang kemudian
didapatkan di rektum diperkirakan bayi telah menyebabkan penggelembungan dan pecahnya
hidup hingga 12 jam. dinding vena perifer yang tipis khususnya pada
Mekoneum diperkirakan akan keluar semua vena-vena perifer yang sedikit memiliki jaringan
dari saluran pencernakan dalam 24 jam setelah penyangga seperti konjungtiva pelpebra. (Knight,
lahir. 1991)
Pengeringan tali tali pusat pada tempat Konsekuensi peningkatan tekanan vena
melekatnya di tubuh bayi terjadi dalam wakti 18- adalah sembab jaringan yang disebabkan oleh
24 jam setelah kelahiran. Pada tempat melekatnya karena tekanan intravena itu sendiri dan

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


35

transudasi cairan intravaskuler ke jaringan. Warna merah muda yang normal pada kulit yang
(Knight, 1991) teroksigenasi akan berubah menjadi ungu atau
Bendungan ini tidak terjadi penuh pada biru ketika terjadi kekurangan oksigen. Pada
arteri jugularis karena letak arteri secara anatomi bendungan darah vena di leher, sianosis terjadi
memang lebih profundus dari pada vena, sehingga karena darah vena yang banyak mengandung
aliran darah ke kepala relatif tidak terganggu. hemoglobin yang tereduksi (reduced
Selain itu ada arteri yang sulit terganggu haemoglobin) terbendung dan akan membuat
oleh jeratan jenis apapun karena letaknya secara warna semakin biru seiring dengan semakin
anatomi yaitu arteri vertebralis yang melalui terakumulasinya darah vena. (Knight, 1991)
canalis vertebra cervikalis. Meskipun pada bayi Jerat pada leher yang menyumbat jalan
struktur tulang vertebra cervikalis belum nafas tidak hanya menyebabkan udara tidak dapat
sepenuhnya sempurna seperti pada dewasa masuk ke paru-paru, tetapi juga menyebabkan
sehingga canalis arteri vertebralis hanya berupa udara tidak dapat keluar dari paru paru. Oksigen
struktur tulang rawan tetapi kedalaman letak arteri yang dibutuhkan untuk pernafasan tidak dapat
vertebralis tersebut menyebabkan relatif aman masuk ke paru-paru, sedangkan karbondioksida
dari jeratan. yang merupakan sisa metabolisme dalam tubuh
Jenis alat jerat yang digunakan juga tidak dapat dikeluarkan melalui paru paru. Yang
berpengaruh terhadap kedalaman tekanan pada terjadi kemudian adalah kurangnya oksigen dan
leher. Alat jerat berpenampang sempit meningkatnya karbondioksida dalam darah.
menghasilkan tekanan yang besar sedangkan alat Darah yang encer disebabkan oleh
jerat berpenampang lebar menghasilkan tekanan meningkatnya proses fibrinolisin. Hal ini karena
yang kecil. Hal ini disebabkan karena besarnya faktor-faktor pembekuan yang terletak di luar
tekanan berbanding terbalik dengan luas pembuluh darah tidak sempat masuk ke pembuluh
penampang. darah karena proses kematian yang berlangsung
Pada kasus ini alat jerat yang digunakan cepat.
adalah tali pusat. Tali pusat terdiri dari jaringan Pada irisan organ hati didapatkan
ikat yang di dalamnya terdapat pembuluh darah. ekstravasasi dan adanya kongesti organ yang
Tali pusat memiliki konsistensi yang kenyal lunak merupakan tanda klasik dari asfiksia. Seperti telah
serta berpenampang tidak sempit sedemikian tersebut di atas bahwa kongesti disebabkan oleh
hingga tekanan yang dihasilkan relatif tidak besar peningkatan tekanan vena secara akut.
sedemikian hingga tidak cukup besar untuk Kongesti sering dihubungkan dengan
menekan arteri. pembengkakan jaringan (edema) jika bendungan
Ptechiae juga diperberat oleh meningkatnya pada vena berlanjut. Edema tersebut disebabkan
permeabilitas pembuluh darah perifer sebagai karena transudasi yang cepat melalui kapiler dan
akibat langsung dari asfiksia. dinding vena-vena keci. Hipoksia pada endotel
Bendungan vena-vena di leher pada kasus vaskuler diduga keras meningkatkan
ini menyebabkan melebarnya vena vena di otak. permeabilitas dinding pembuluh darah. (Knight,
Pembuluh darah arteri pun mengalami 1991)
peningkatan tekanan sebagai hasil dari mekanisme Pada pemeriksaan luar juga didapatkan
kompensasi dari jantung yang merespon hipoksia memar-memar yang luas pada kepala, sedangkan
pada otak dengan meningkatkan stroke volume. pada pemeriksaan dalam didapatkan resapan
Sebagaimana diketahui bahwa otak adalah organ darah yang luas pula di bawah kulit kepala
yang mendapat prioritas utama oksigenasi disertai robeknya sutura parietooccipitalis dan
jaringan. Hal tersebut di atas yang menyebabkan perdarahan subarachnoid berukuran 3 x 2 cm.
dalam pada otopsi didapatkan pembuluh darah Perdarahan subarachnoid tersebut
otak yang prominen. disebabkan oleh pecahnya vena cerebri superior.
Sianosis yang didapatkan pada mukosa Perdarahan tersebut dapat menyebabkan
bibir dan kuku disebabkan karena kurangnya kematian.
kadar oksigen dan meningkatnya karbondioksida Perdarahan di regio kepala pada kasus ini
dalam darah. bisa jadi diperparah oleh kondisi asfiksia pada
Warna darah tergantung dari jumlah absolut bayi. Pada keadaan asfiksia permeabilitas
oksihemoglobin (HbO) dan hemoglobin yang pembuluh darah meningkat sehingga mudah
tereduksi (reduced haemoglobin) pada eritrosit. terjadi perdarahan. Apalagi disertai dengan

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


36

adanya bendungan pada vena dileher sedemikian Hal yang menyebabkan trauma di kepala
hingga tekanan pembuluh darah di kepala akan sulit diketahui dokter, dokter hanya dapat
meningkat. Dalam kondisi ini trauma ringan saja mengatakan bahwa telah terjadi trauma tumpul di
yang terjadi di kepala akan menyebabkan kepala bayi
perdarahan yang hebat.
Tindak pidana yang mungkin terjadi
Cara kematian bayi Jika dokter diminta untuk melakukan
Jika ditemukan jenazah bayi di dalam pemeriksaan, baik pemeriksaan luar dan atau
kardus, terbungkus plastik dan diletakkan di pemeriksaan dalam atas jenazah bayi yang diduga
kebun pisang seperti pada kasus ini, jelas korban tindak pidana, memang sebenarnya dokter
dipastikan bahwa peristiwa tersebut tidak wajar. tidak perlu terlalu mempersoalkan tindak pidana
Peristiwa yang tidak wajar tersebut menyebabkan apa yang menimpa bayi tersebut. Apakah yang
timbulnya dugaan bahwa cara kematian bayi terjadi pembunuhan anak atau pembunuhan anak
adalah tidak wajar. Karena jika kematian bayi berencana atau pembunuhan biasa atau apapun,
tersebut wajar, mengapa bayi mesti dibuang? hal itu adalah menjadi tugas pokok penegak
Bayi tersebut ditemukan lengkap dengan hukum, bukan tugas dokter.
tali pusat dan plecenta yang mesih melekat pada Tugas pokok dokter dalam masalah ini
tubuh bayi, sedangkan tali pusat dalam keadaan hanyalah menyingkap bukti-bukti medik terkait
melilit erat di leher dengan dua setengah kali upaya menbantu penegak hukum membuat terang
lilitan. Pada wajah terdapat tanda-tanda kekerasan suatu perkara.
tumpul. Hal-hal tersebut memperkuat dugaan Tetapi meskipun demikian pengetahuan
kematian tidak wajar. tentang dasar-dasar hukum pidana perlu dimiliki
Banyak sekali cara kematian yang mungkin agar dokter tidak sekedar menjadi alat yang
terjadi pada kasus ini. Kemungkinan- digunakan oleh penegak hukum, melainkan dokter
kemungkinan cara kematian tersebut dapat bisa menjadi pribadi utuh yang memiliki pendapat
disusun, dicermati, dicocokkan dengan fakta-fakta dan tahu betul atas dasar apa dia melaksanakan
yang ditemukan dan dianalisa seberapa mungkin tugas dari penegak hukum tersebut.
perkiraan-perkiraan tersebut dapat terjadi. Pada kasus ini tindak pidana yang perlu
Sebenarnyalah hal ini bukan kewajiban mendapat perhatian adalah:
dokter, melainkan tugas penyidik, tetapi tidak 1. Pembunuhan anak, tercantum dalam pasal 341
salah kalau seorang dokter mengerti sedikit KUHP:
banyak tentang kriminologi. Bahkan jika seorang Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan
dokter dihadirkan oleh penyidik ke tempat melahirkan anak, pada saat dilahirkan atau tidak
kejadian perkara (TKP) dokter dapat memberikan lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri,
pendapat pada penyidik tentang cara kematian. dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Dalam kasus ini dokter tidak dapat
menentukan pasti cara kematian karena dokter 2. Pembunuhan anak berencana, tercantum
tidak datang ke TKP. Jika penyidik bertanya dalam pasal 342 KUHP:
tentang kemungkinan-kemungkinan cara kematian
bayi maka dokter dapat menjelaskan Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang
ditentukan karana takut akan ketahuan melahirkan
kemungkinan-kemungkinan saja berdasar hal hal
anak, pada saat dilahirkan atau tidak lama
yang ditemukan pada pemeriksaan luar maupun kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
pemeriksaan dalam. anaknya, diancam karena melakukan
Dalam kasus ini cara kematian dengan jerat pembubunuhan anak sendiri dengan rencana,
adalah yang paling mungkin karena didapat tanda- dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
tanda asfiksia dan didapatkan tali pusat yang
masih melilit erat di leher yang tidak mungkin 3. Pembunuhan terkait dengan pembunuhan
terlilit dengan sendirinya. anak atau pembunuhan anak berencana ,
Didapatkannya memar di pipi kiri bayi bisa tercantum dalam pasal 343 KUHP:
jadi membuat adanya dugaan telah terjadi upaya
Bagi orang lain yang turut serta melakukan
pembekapan pada bayi, tetapi dengan dan kejahatan yang direncanakan dalam pasal 341 dan
bagaimana pembekapan itu terjadi tidak bisa
ditentukan.

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


37

pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan minimal dua alat bukti yang sah yang dapat
atau pembunuhan berencana. membuat hakim yakin.

Pada kasus ini kemungkinan pembuangan Kesimpulan


bayi sebagaimana tercantum dalam pasal 308 Pada kasus dugaan pembunuhan anak,
KUHP adalah tidak mungkin karena dalam kasus pemeriksaan pada tersangka difokuskan pada:
ini ditemukan tanda tanda kekerasan yang identifikasi, tanda-tanda baru melahirkan anak,
menyebabkan kematian, padahal kasus berapa lama telah melahirkan anak, tanda-tanda
pembuangan anak hanyalah dapat dikenakan pada partus precipitatus, dan pemeriksaan
ibu yang hanya membuang bayinya agar terlepas histopatologi. Pemeriksaan pada bayi difokuskan
tanggung jawabnya, tanpa disertai usaha untuk pada: identifikasi, viabilitas, bayi tersebut lahir
membunuh. hidup atau lahir mati?, tanda-tanda perawatan,
Penyembunyian kematian atau kelahiran waktu kelahiran, cara dan sebab kematian, dan
(lahir mati kemudian dibuang) sebagaimana tindak pidana yang mungkin terjadi.
tercantum dalam pasal 181 KUHP lebih tidak Harus dibuktikan bahwa tersangka adalah
mungkin lagi karena ada bukti-bukti kuat bahwa ibu kandung korban (bayi yang ditemukan).
bayi dalam kasus ini lahir hidup. Identifikasi menggunakan sidik jari DNA perlu
Tindak pidana yang paling mungkin dalam dipertimbangkan.
kasus ini adalah pembunuhan anak (pasal 341
KUHP), pembunuhan anak berencana (pasal 342 Saran
KUHP), pembunuhan terkait dengan pembunuhan Perlu disepakati metode dan prosedur
anak atau pembunuhan anak berencana (pasal 343 identifikasi korban dan tersangka pada kasus
KUHP). Bisa juga merupakan pembunuhan biasa dugaan pembunuhan anak.
(pasal 338 dan 339 KUHP), dan pembunuhan
berencana (pasal 340 KUHP)
Tindak pidana dalam kasus ini termasuk Daftar Pustaka
pembunuhan anak jika yang melakukan adalah
ibu kandung bayi tersebut dan dilakukan atas ______(2007) Infanticide in History.
motivasi malu ketahuan kalau melahirkan anak www.wikipedia.org/wiki/infanticide diakses
dan pembunuhan tersebut dilakukan pada saat 2 Februari 2007
melahirkan atau tidak lama sesudahnya. Termasuk ______ (2007) Homicide Trends in US, Bereau of
pembunuhan anak jika ibu kandung tersebut Justice Statictic www.ojp. usdoj.gow/bjs.
terbukti merencanakan tindakan pembunuhan diakses 2 Februari 2007
tersebut. Apuranto, H. (2010). Asphyxia, dalam Buku Ajar
Bisa dimasukkan dalam tindak pidana Ilmu Kedokteran Forensik dan
pembunuhan biasa jika misalnya yang melakukan Medikolegal, Edisi 7, eds. Hariadi A.,
pembunuhan adalah ayah bayi tersebut dengan Hoediyanto. Departemen Ilmu Kedokteran
motivasi tidak siap atau malu diketahui jika punya Forensik dan Medikolegal Fakultas
anak atau punya anak lagi, jika tindakan tersebut Kedokteran Universitas Airlangga,
dilakukan dengan rencana maka dimasukkan Surabaya p. 69 98.
dalam pembunhan berencana. Apuranto, H. (2010). Luka Akibat Benda Tumpul,
Bisa juga dimasukkan dalam pembunuhan dalam Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik
berencana jika dalam kasus ini yang melakukan dan Medikoegal. Edisi 7, eds. Hariadi A.,
pembunuhan bukanlah ibu kandung bayi, misal Hoediyanto. Departemen Ilmu Kedokteran
dilakukan oleh penolong persalinan dengan Forensik dan Medikolegal Fakultas
motivasi tertentu dan direncanakan terlebih Kedokteran Universitas Airlangga,
dahulu bahkan tanpa sepengetahuan ibu bayi Surabaya p. 36 45.
tersebut. Dahlan, S. (2000) Ilmu Kedokteran Kehakiman
Tetapi seperti tersebut di atas bahwa Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
keputusan tentang macam tindak pidana yang Hukum. Badan Penerbit Universitas
terjadi dalam kasus ini bukanlah tugas dokter, Diponegoro, Semarang.
melainkan tugas penegak hukum. Dalam Dharma, HM., et al (1981). Asphyxia. Indra
persidangan, keputusan hakim berdasar pada Press, Surabaya.

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


38

Hamdani, N. (1992) Ilmu Kedokteran Kehakiman. Idris, A. M. (1997) Pedoman Ilmu Kedokteran
Ed 2. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Forensik. Binarupa Aksara, Jakarta.
Hamzah, A (2004). KUHP & KUHAP. Rineka Knight, B (1991). Forensic Pathology. Edward
Cipta, Jakarta. Arnold, London
Hayes, FB. (2007) Philosopher on Abortion and Mason, JK. (1993) The Pathology of Trauma.
Infanticide. www.ul.ie/philos Edward Arnold, London
/vol2/lim1.html diakses 2 Feb 2007 Notosuhardjo, I., Kartika, P (1981). Trauma
Hoediyanto (2010). Pembunuhan Anak Komplikasi dan Sebab Sebab Kematian.
(Infanticide) dalam Buku Ajar Ilmu Indra Press, Surabaya.
Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Sobotta, J. (1989) Atlas Anatomi Manusia. ed. 19,
Edisi 7, eds. Hariadi A., Hoediyanto. Ed. Adji Darma. Penerbit Buku Kedokteran
Surabaya: Departemen Ilmu Kedokteran EGC, Jakarta.
Forensik dan Medikolegal Fakultas Standley, BE. (2007) Infanticide.
Kedokteran Universitas Airlangga, www.studioclub.com/infanticide1 diakses 2
Surabaya p. 302 310. Februari 2007

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012

Anda mungkin juga menyukai