Menggambar Mesin
Menggambar Mesin
Mekanik, yaitu :
1. Jenis-jenis garis
2. Proyeksi
3. Perspektif
4. Potongan
5. Penunjukkan ukuran
6. Toleransi
Hal di atas mutlak diperlukan untuk bisa membaca, mengerti dan membuat gambar teknik
mekanik dengan benar
1. JENIS-JENIS GARIS
1 Jenis-jenis garis dan pengunaannya
Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang digunakan sesuai dengan
maksud dan
3. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek diantaranya
Selain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang digunakan. Berdasarkan
tebalnya, garis dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis tebal dan garis tipis, dengan masing-
masing kegunaannya. Di bawah ini adalah contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel
keterangannya
Gambar 1
Contoh penggunaan variasi jenis garis
Tabel jenis-jenis garis dan penggunaannya
Contoh lain penggunaan garis
2. PROYEKSI
Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam bentuk 2
dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut pandang, dan oleh
sebab itu gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua komponen ukuran , yaitu panjang
dan lebar. Kekurangan satu elemen ukuran yang lain yaitu ukuran tinggi dikompensasi
dengan di buatkan proyeksi dari sudut pandang yang lain yang dapat memperlihatkan
ketinggian benda tersebut. Apabila benda yang hendak diproyeksikan memiliki kerumitan
yang tinggi, tidak menutup kemungkinan gambar proyeksi yang dibuat menampilkan banyak
sudut pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi diusahakan menampilkan sesedikit
mungkin pandangan dengan memperhatikan faktor kerapian dan kemudahan pembacaan
gambar.
Konsep proyeksi
Konsep proyeksi
Dalam pembuatan gambar teknik, ada kalanya satu pandangan tidak mencukupi untuk
menerjemahkan suatu benda ke dalam gambar proyeksi 2 dimensi. Perhatikan gambar contoh
di bawah;
Pada gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi yang
sama seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan pasti
bagaimana bentuk benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi tersebut
dengan mengambil sudut pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih,
tergantung dari tingkat kerumitan yang dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan dalam
menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit mungkin,
dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan keseluruhan gambar
tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat gambar 3 pandangan dengan
kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2 pandangan dengan kondisi yang
sulit dibaca).
Gambar proyeksi
Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7) diperlukan
paling sedikit 2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi pandangan, bisa tediri dari
pandangan depan + pandangan samping, atau pandangan depan + pandangan atas, atau yang
lainnya sepanjang semua informasi bentuk tercakup dalam gambar proyeksi tersebut.
Berikut ini adalah contoh-contoh proyeksi dari benda-benda sederhana, dilanjutkan dengan
soal-soal latihannya :
Penguasaan gambar proyeksi diperlukan terutama untuk membuat gambar teknik, bukan
untuk membaca gambar teknik, tetapi karena tingkat kesulitan dalam membuat gambar
berada di bawah tingkat kesulitan membaca gambar, maka pelajaran proyeksi sebaiknya
dilakukan pada tahap awal pengajaran, untuk pendahuluan dalam pelatihan daya bayang
dalam pembacaan bentuk gambar 3 dimensi (perspektif).
Konsep lay out (tata letak) dalam penggambaran gambar teknik terdapat dua macam konsep,
yang didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
Kamar-kamar yang terbentuk dari potongan bidang proyeksi tersebut disebut kwadran,
yang berarti masing-masing kamar dinamakan kwadran pertama, kwandran kedua
sampai keempat, apabila benda diletakkan pada kwadran pertama dan diproyeksikan pada
bidang proyeksi di dalamnya, maka cara seperti ini disebut cara pandang (cara proyeksi)
kwadran pertama (atau sudut pertama), demikian juga halnya apabila benda diletakkan pada
kwadran ketiga dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksinya, maka cara tersebut
dinamakan cara pandang sudut ketiga. Secara konsep, proyeksi sudut kedua dan keempat pun
bisa digunakan, tetapi pada prakteknya yang sekarang ini digunakan hanyalah proyeksi sudut
pertama dan ketiga.
Benda seperti yang tampak pada gambar 12a diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi
seperti pada gambar 12b. Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan
A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda tergambar
sebagai titik atau garis pada bidang proyeksi. Pada gambar 12b tampak juga proyeksi benda
pada bidang bawah menurut arah B, menurut arah C pada bidang proyeksi sebelah kanan ,
menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E pada bidang proyeksi atas,
dan menurut arah F pada bidang depan. Setelah terbentuk semua proyeksi (gambar 12b),
bentangkan semua bidang proyeksi menjadi bidang-bidang 2 dimensi (gambar 13a).
Gambar 12a
Gambar12b
Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga pandangan depan A sebagai
patokan, pandangan atas B terletak dibawah, pandangan kiri C terletak di kanan, pandangan
kanan D terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak diatas, dan pandangan belakang
F boleh ditempatkan disebelah kiri atau kanan. Hasil selengkap dapat di lihat pada Gambar
13b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan
garis-garis proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga
Cara E karena cara ini telah banyak dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti Jerman,
Swiss, Prancis, Rusia dsb.
Benda yang akan digambar diletak dalam peti dengan sisi-sisi tembus pandang sebagai
bidang-bidang proyeksi, seperti pada gambar 14a. Pada tiap-tiap bidang proyeksi akan
tampak gambar pandangan dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh anak
panah.
Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan lain
diproyeksikan pada bidang proyeksi lainnya menuerut gambar 14a, Sisi peti dibuka menjadi
satu bidang proyeksi lainnya menurut gabar 14b. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar
14c. Dengan pandangan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di atas, pandangan
kiri C diletakkan di kiri, pandangan kanan D diletakkan di kanan, pandangan bawah E
diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F dapat diletakkan di kiri atau kanan. Susunan
proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut ketiga, dan disebut juga Cara A karena
cara ini telah dipakai di Amerika.Negara-negara lain yang banyak mempergunakan cara ini
adalah Jepang, Australia, Canada dsb.
3. PERSPEKTIF
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari gambar 2
dimensi, jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar perspektif relatif
lebih sulit dibandingkan dengan menggambar proyeksi. Kesulitan pertama adalah
menggabungkan seluruh pandangan yang ada sehingga kita bisa membayangkan bentuk
benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua adalah, walaupun kita sanggup membayangkan
bentuk perspektif dari benda tersebut di pikiran kita, seringkali kita kesulitan dalam
menggambarkan bentuk tersebut di atas kertas. Menerjemahkan hasil pembacaan kita ke atas
kertas memang tidak mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat membantu apabila kita
sanggup melakukannya.
Proyeksi Perspektif
4. GAMBAR POTONGAN
Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan.
Bagian ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk
dalamnya akan lebih jelas lagi. Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya, dan gambar
16c sisa bagian depan setelah bagian yang menutupi disingkirkan. Gambar sisa ini
diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (gambar 16d. Gambarnya
diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam halhal tertentu bagianbagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu
digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar
dengan garis gores.
Gambar 16. Penjelasan Mengenai Potongan
Jika bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda
tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan utama (gambar
17a)
Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus
dijelaskan pada garis potongnya (gambar 17b).
Bagian bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan.
Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut
dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut
aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gambar
18b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar potongan demikian.
Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidangbidang yang
berdampingan melalui garis sumbunya.
gambar 18a
gambar 18b gambar 18c
Potongan Separuh
Potongan Setempat
Kadangkadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi,
misalnya benda pada gambar 20a. Gambargambar 20b dan 20c memperlihatkan gambar
yang dipotong setempat dan potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan pada
bagianbagian yang tidak boleh dipotong (gambar 20d).
gambar 20a gambar 20b
Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.
Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis
tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45 terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Arsiran
dari 2 bagian yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.
5. PENUNJUKKAN UKURAN
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :
2. Datum
Untuk memudahkan pemahaman, jenis ukuran dibagi dua, yaitu ukuran bentuk dan ukuran
posisi.
Ukuran bentuk yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk di
dalamnya ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah ukuran
yang menunjukkan jarak obyek tersebut dari suatu bidan referensi tertentu (datum). Contoh
ukuran bentuk : Obyek kotak segi empat akan memiliki ukuran bentuk panjang dan lebar,
lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter atau radius, segitiga akan memiliki ukuran
bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-lain.
Gambar
21. Contoh ukuran bentuk
Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih dahulu. Datum
adalah bidang referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun bidang pada suatu
benda. Penentuan datum ini didasarkan oleh hal-hal berikut ini :
2. Kemudahan pengerjaan
3. Kemudahan perakitan
Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya
penunjukkan ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar
yang berarti membuat gambar menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan
efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan bisa lebih besar (skala), dan pembacaan
akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa mengurangi fungsi dari
ukuran itu sendiri.
Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh
ISO.
Pada Gambar Teknik, kita mengenal ada beberapa 2 macam toleransi, antara lain
2. Toleransi ukuran.
Yang dimaksud dengan toleransi ukuran adalah batasan-batasan penyimpangan ukuran yang
diperbolehkan pada suatu benda kerja.
Pada artikel ini kita hanya akan membahas Toleransi ukuran, yang memang banyak kita lihat
dan kita pakai sehari-hari. Toleransi ukuran terbagi lagi atas beberapa jenis:
Toleransi Umum
Toleransi Khusus
Toleransi Suaian
Toleransi Umum
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang
terdapat pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka toleransi secara
khusus. Dengan kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh harga toleransi berarti mengikuti
harg atoleransi umum yang berlaku.
Contoh :
Gambar 25. Contoh toleransi umum
Toleransi Khusus
Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung
setelah angka nominalnya.
Toleransi Suaian
Biasanya toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya Poros
dan As. Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk lubang biasanya
menggunakan huruf Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros menggunakan huruf kecil.
Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan mengaplikasikannya pada bentuk
lubang dan poros yang berpasangan satu sama lain. Harga toleransi suaian yang dicantumkan
menentukan keadaan kelonggaran antara lubang dan poros tersebut. Keadaan suaian dibagi
menjadi 3 jenis :
Suaian longgar (clearance fit)
Harga toleransi yang menghasilkan keadaan longgar antara lubang dan poros
Harga toleransi yang menghasilkan keadaan luncur/halus antara lubang dan poros.m Pada
keadaan ini, antara poros dan lubang nyaris tanpa kelonggaran, gap yang tercipta antara
lubang dan poros berkisar antara 0.002-0.02mm (tergantung dari ukuran nominal lubang-
poros).
Harga toleransi yang meghasilkan keadaan sesak antara lubang dan poros. Pada keadaan ini
ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang memerlukan usaha tersendiri untuk
memasang poros ke lubang tersebut (menggunakan tenaga manusia dibantu alat ketok,
menggunakan mesin press, menggunakan metoda pemanasan lubang, dsb).
Ukuran yang menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol
toleransi dan angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya
apabila diperlukan, misalnya pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar suaian
ISO).
Khusus pada gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga
toleransi untuk kedua benda, lubang maupun poros.