Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip Kerja PLTU

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,

karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU

merupakan konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi

energi listrik.

Proses konversi energi PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

1. Energi kimia dalam baham bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk

uap bertekanan dan temperatur tinggi.


2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gambar 1. Proses Konversi Energi pada PLTU (sumber : )


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.

Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan

sirkulasinya secara singkat aadalah sebagai berikut:

1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh permukaan pemindah panas.

Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan

bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.


2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan

untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.


3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi

listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga

ketika turbin berputar menghasilkan energi listrik dari terminal output generator.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air

pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air

kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

Demikian siklus tersebut berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

B. Bagian-bagian pada PLTU

PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri dari komponen utama dan

instalasi peralatan penunjang. Komponen utama PLTU terdiri dari empat, yaitu :

1. Boiler
2. Turbin uap
3. Kondensor
4. Generator
Sedangkan peralatan penunjang terdiri dari :

1. Water Treatment Plant (WTP)


2. Auxiliary Boiler.
3. Auxiliary Turbin.
4. Coal and Ash Handling

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan

sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut.

Gangguan atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat

menyebabkan terganggunya seluruh sistem PLTU.

C. Bahan Baku pada PLTU Barru

Tiga perempat permukaan bumi terdiri dari air, zat yang unik dan esensial.

Air penting sebagai pendukung kebutuhan di bumi. Air juga digunakan sebagai bahan

baku utama dalam banyak industri. Beberapa alasan mengapa air banyak digunakan

dalam industri adalah sebagai berikut :

a. Persediaan melimpah, mudah diperoleh dan murah


b. Tidak beracun
c. Dapat menyerap energi panas dalam jumlah yang besar
d. Tidak memuai dan menyusut secara signifikan pada temperatur dimana air sering

dipergunakan.

Akan tetapi air juga mempunyai beberapa kekurangan. Molekul air

mempunyai kemampuan melarutkan apa saja yang bersentuhan dengannya seperti

logam, tanah, batu, udara dan sebagainya. Sifat istimewa ini menyebabkan air disebut

sebagai pelarut universal. Terdapat tiga macam pengotor yang mengakibatkan

ketidakmurnianair yaitu :
a. Gas (oksigen, karbondioksida, dll)
b. Padatan terlarut, yaitu mineral yang terlarut (disolved solid)
c. Padatan tersuspensi (suspended solid), berupa tanah, pasir, lumpur dan

sebagainya.

Sumber air untuk penggunaan industri digolongkan sebagai air permukaan

dan air tanah. Sumber air tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda seperti

berikut :

a. Air permukaan (air sungai dan air danau)


Kandungan padatan terlarut rendah
Kandungan padatan tersuspensi tinggi
Kualitas terpengaruh oleh musim
b. Air tanah (air sumur)
Kandungan padatan
Kandungan padatan tersuspensi rendah
Kandungan besi dan mangan tinggi
Kandungan oksigen rendah dan kemungkinan mengandung gas sulfida
Kualitas relatif stabil
c. Air Laut

Air yang di gunakan sebagai bahan baku pada PLTU Barru adalah air laut. Air

laut mengandung 3.5 % garam-garam, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik, dan

partikel-partikel tak terlarut. Garam-garam utama yang terdapat dalam air laut adalah

Klorida (55%), Natrium (31%), Sulfat (8%), Magnesium (4%), Kalsium (1%),

Kalium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam

borak, stronsium, dan florida.

Air laut adalah sebuah larutan dari berbagai elemen, oraganik, anorganik, ion-

ion, senyawa-senyawa, dan beberapa gas. Total garam anorganik terlarut disebut

salinitas. Dalam pemanfaat air laut sebagai air proses yang nantinya akan digunakan
sebagai air umpan boiler yang memenuhi standar fisika dengan parameter berupa

Conducitivity sebesar 1500-5500 s/cm, turbidity (Efendi Hefni, 2003) sebesar 25

NTU, Suspended Solid ( Chaca, 2011) sebesar 70 mg/l, Total Dissolved Solid ( Zulfan

dkk,2006) sebesar 35000-40000 ppm, pH (Romimoharto Kasjian, 2012 ) sebesar 6.0 -

8.5.

Air yang diguanakan sebagai air umpan boiler harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut (PLTU Barru. 2009):

Silika 20 g/L
Conductivity 0.2 S/cm
pH : 6.5-8.5
Hardness : 0 mol/L

Air laut mengandung unsur jarang air laut yang di tunjukkan pada Tabel 1

sebagai berikut:

Tabel 1. Unsur jarang air laut

(Sumber: Nybakken, J.W., Biologi laut, 1992)

D. Karakteristik Air Umpan Boiler

Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air

yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang

dapat membentuk kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak

mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air

boiler. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku

dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

Batasan batasan air boiler (disebut sebagai parameter air boiler) dapat dilihat

pada Tabel. 2 dibawah ini:

Tabel 2. Parameter Air Umpan Boiler


Parameter Satuan Pengendalian Batas
pH Unit 10.5 11.5
Conductivity mhos/cm 5000, max
TDS Ppm 3500, max
P Alkalinity Ppm -
M Alkalinity Ppm 800, max
O Alkalinity Ppm 2.5 x SiO2, min
T. Hardness Ppm -
Silica Ppm 150, max
Besi Ppm 2, max
Phosphat residual Ppm 20 50

( Sumber : PT.Nalco Indonesia )

Untuk menganalisa air umpan boiler ada beberapa parameter yang harus di

tetapkan, diantaranya: turbidity (kekeruhan), derajat keasaman (pH), kesadahan, daya

hantar listrik (konduktivitas), total suspended solid (TSS), total dissolved solid

(TDS), hydrazine, phosphat, dan silika.

1. Turbidity ( kekeruhan )

Turbidity (kekeruhan) air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi seperti

lampung, lumpur, zat organik, plankton, dan zat-zat halus lainnya. Kekeruhan
merupakan pengukuran sampai sejauh mana sinar diserap atau dipantulkan oleh

suspended solid di dalam air. (Alaerts dan Santika. 1984).

Kekeruhan dapat dihilangkan melalui pembunuhan sejenis bahan kimia

dengan sifat-sifat tertentu yang disebut koagulan-flokulan. Umumnya koagulan

tersebut tawas (Al2SO4)2) dan flokulan berupa polyacrylamide. Selain pembubuhan

koagulan-flokulan diperlukan pula pengadukan sampai ke flok-flok terbentuk dan

akhirnya mengendap bersama-sama

2. Derajat keasaman (pH) air

Sebagai pengukur sifat keasaman atau kebasaan air diambil nilai pH yang

didefinisikan sebagai logaritma dari pulang baliknya konsentrasi ion hidrogen dalam

mol per liter dari tiap-tiap jenis. Dengan demikian, pH dari air netral adalah 7. Air

yang pH-nya kurang dari 7, sifat asam, sedangkan yang pH-nya lebih dari itu, bersifat

basa. Nilai pH air biasanya didapat dengan suatu pontensiometer yang mengukur

potensial listrik yang dibangkitkan oleh ion-ion H+ atau dengan bahan celup

penunjuk warna, misalnya metil orange atau phenolphtalein (Linsley, K.Ray, 1986).

3. Kesadahan

Kesadahan digunakan untuk menunjukkan kandungan garam kalsium dan

magnesium yang terlarut, dinyatakan sebagai ekuivalen ( setara) kalsium karbonat,

kesadahan air dapat dibagi atas dua kelompok: karbonat dan nonkarbonat, atau

kesadahan sementara (temporary) dan kesadahan permanen (kekal) . Tingkat

kesadahan sementara biasanya dapat diturunkan dengan pemanasan, untuk


Universitas Sumatera Utara menurunkan kesadahan permanen disebabkan oleh sulfat

dan klorida kalsium dan magnesium.

Unsur-unsur kesadahan (seperti Mg, Ca dan lain-lain) menyebabkan erosi

pada sudu-sudu turbin. Dengan demikian diperlukan proses pelunakan air, yaitu

demineralisasi dan softener untuk menghilangkan unsur-unsur perusak tersebut.

( Iyung Pahan, 2008).

4. Daya hantar listrik ( Konduktivitas )


Daya hantar listrik adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik dan

kemampuan tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat

pengukuran. Konduktivitas arus listrik mengalirkan arusnya tergantung pada

mobilitas ion dan kadar yang terlarut. Senyawa anorganik merupakan konduktor kuat

dibandingkan dengan senyawa organik. Pengukuran daya hantar listrik ini untuk

melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota.

( Agusnar, H, 2008).
5. Total Suspended Solid (TSS)
Zat Padat Tersuspensi (TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan

air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel

yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-

bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution,M.I, 2008).


Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia

yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal
dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan

dan Edward, 2003).


TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS

sangat bervariasi, mulai kurang dari 5 mg L-1 yang yang paling ekstrem 30.000 mg

L-1 di beberapa sungai. TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di alur sungai,

juga berhubungan erat dengan transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama

fosfor), logam, dan berbagai bahan kimia industri dan pertanian (Anonymous, 2002).
6. Total Dissolved Solid (TDS)
Zat Padat Terlarut (TDS) merupakan konsentrasi jumlah ion kation

(bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Oleh karena itu,

analisa total padatan terlarut menyediakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion

terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian

tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena

itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan

kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation

dan anion terlarut (Oram, B.,2010).


Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian,

limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium,

fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion,

molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya

adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut

alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Standar kualitas air

minum yang telah ditentukan oleh Amerika Serikat sebesar 500 mg / l (Anonymous2,

2010).
7. Phosphat (PO4)

Trisodium phospate dapat menyebabkan korosi alkali, untuk menghindari

terjadinya alkali bebas sebagai akibat injeksi phospat maka harus memperhatikan

kordinat phospat, yaitu hubungan antara pH, konsentrasi ion phospate dan

perbandingan mol antara Na : PO4.

Permasalahan lain yang diakibatkan oleh injeksi phospate ialah adanya

fenomena phospate tersembunyi (hideout phosphate). Kelarutan ion phospate di

dalam air sangat dipengaruhi oleh temperatur kerja boiler, semakin tinggi temperatur

kerja maka kelarutan phospate akan semakin kecil. Oleh karena itu ion Phosphat ini

harus terus dikontrol.

8. Hydrazine (N2H4)

Kadar hydrazine di analisa dengan tujuan menetahui hydrazine yang

diinjeksikan sudah tepat, sehingga oksigen yang ada dalam air umpan boiler sudah

hilang. Hydrazine ini berfungsi sebagai oksigen. Kadar hydrazine kurang dari batasan

parameter, bisa berbahaya karena bisa menyebabkan korosi pada logam peralatan pada

unit pembangkit.

9. Silika
Silikon Dioksida (SiO) atau silika merupakan senyawa yang paling umum.

Silika murni dialam yang paling gampang ditemukan yakni pasir kuarsa. Kadar silika

dalam bidang perairan tidaklah suatu masalah yang penting bagi makhluk hidup

namun dalam dunia industri adanya silika dapat menyebabkan masalah pada ketel uap

(boiler) karena dapat menimbulkan deposit silika seperti kerak dan sludge atau
lumpur sehingga menyebabkan gangguan pada perputaran turbin yang dapat

mengurangi efisiensi energi yang dihasilkan dan kerusakan

E. Water Treatment Plant

Water Treatment Plant (WTP) merupakan bagian dari power plant yang

bertugas untuk menyediakan air pengisi boiler dalam sebuah powerplant. Fungsi

Water Treatment Plant ( WTP ) pada PLTU adalah mengolah air baku menjadi air

bebas mineral (air denim), yang mana air demin digunakan untuk memproduksi uap

penggerak turbin uap.

Water Treatment Plant terbagi menjadi 2 system, yaitu:

1. Sistem Pre Water Treatment proses penjernihan yang terdiri dari pengendapan

dan penyaringan.
2. System Demineral Plant sebagian pengolahan air baku yang dihasilkan oleh

prewater treatment untuk menghasilkan air bebas mineral ( Demineral Water)

sehingga memenuhi syarat sebagai air make-up untuk keperluan siklus air uap

pada PLTU

Proses utama pada water treatmen plant dapat di gambarkan pada flow diagram

sebagai berikut :
Gambar 3. Diagram Proses Water Treatment Plant PLTU Barru
MAU DIGANTI GAMBARNYA

Peralatan Utama pada water treatment plant di PLTU Barru meliputi :

a) Clarifier

Clarifier merupakan tempat proses pretreatment air baku di mana akan terjadi

pengikatan partikel pada air yang kemudian mengendapkan lumpur/kotoran ke bawah

menggunakan PAC (Polyaluminium chloride).Clarifier sendiri berfungsi untuk

memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel halus yang menghasilkan liquid yang

jernih, yang bebas partikel-partikel solid atau suspensi. Teknologi pemisahan liquid-

solid umumnya dipakai pada proses pengolahan air bersih pada berbagai industri

antara lain pada pengolahan air minum PDAM dan pengolahan air baku untuk Demin

Plant maupun Cooling Water System.Di dalam Clarifier terjadi proses yang kita sebut

dengan proses klarifikasi yang mana proses ini berfungsi menghilangkan suspended

solid. Suspended solid merupakan bagian dari kotoran (impurities) yang

menyebabkan air menjadi keruh.

Didalam clarifier akan terjadi tiga proses yaitu :

1) Koagulasi
Adalah suatu mekanisme penetralan dimana partikel-partikel koloid

yang bermuatan dinetralkan muatannya, setelah penetralan maka partikel akan

saling mendekat satu sama lain sehingga membentuk floc yang kecil melalui

suatu proses penambahan koagulan. Koagulasi sering diartikan dengan

penambahan bahan kimia (koagulan) disertai dengan pengadukan cepat (rapid

mixing) sehingga membentuk suspensi halus. Sedangkan flokulasi yaitu

pengadukan lambat untuk membentuk flok yang mengendap dengan cepat.

Zat koagulan yang paling umum digunakan dalam proses pengolahan

air adalah garam besi (ion Fe+3) atau alumunium (ion Al+3) yang terdapat

dalam bentuk berbeda-beda seperti polyalumunium chloride (PAC). Koagulan

umumnya dikenal sebagai bahan kimia yang digunakan pada pengolahan air.

Koagulan merupakan zat kimia yang menyebabkan destabilizasi

muatan negative partikel di dalam suspense yang mana donor zat muatan

positif yang di gunakan untuk mengstabilisasikan muatan negative partikel.

Tujuannya adalah untuk mengikat atau mengumpulkan kotoran-

kotoran yang tidak bisa disaring melalui filter biasa.

2) Flokulasi

Adalah suatu mekanisme dimana floc kecil tersebut akan dilalui suatu

media flokulan (Polyelektrolit) digabungkan menjadi floc yang lebih besar

sehingga massa bertambah agar dapat mengendap. Flok-flok yang semakin

membesar itu akan mengendap sejalan dengan pertambahan luas permukaan

aliran, sehingga waktu pengaliran akan lebih lama dan reaksi yang terjadi
akan semakin sempurna. Sedangkan perluasan permukaan aliran akan

dilakukan dengan penambahan sekat-sekat pada bak flokulasi. Sehingga

butiran-butiran yang sudah terbentuk akan saling bertumbukan dan akan

menghasilkan flok-flok yang semakin membesar, ini dikarenakan flok-flok

tadi akan saling melekat antara satu dengan yang lainnya.

3) Sedimentasi

Adalah suatu mekanisme dimana floc yang sudah cukup besar tersebut

akan mengendap dan turun ke permukaan air karena gaya gravitasi bumi.

b) Sea Water Pool

Sea Water Pool merupakan tempat penampungan air baku, yang sudah di

proses di clarifier. Sea water pool ini berukuran 380m3. Disini air ditampung sebelum

menuju proses selanjutnya.

c) Multi Media Filter


Multimedia filter merupakan penyaring pertama untuk partikel-partikel

tersuspensi dalam air yang juga berfungsi menghilangkan bau, warna, dan clorin pada

air. Multimedia filter berisikan pasir kuarsa (Quartz Sand) dan karbon aktif jenis batu

bara tua (Anthracite).


Karbon aktif ini sendiri akan mengadsorbsi bau dan sisa klorin. Selain itu,

Sifat bau yang ditimbulkan oleh aktivitas organik juga dapat dihilangkan dengan

catatan masih dalam ambang batas air bersih (bukan air kotor / waste water). Karbon

yang berongga, menyebabkan partikel-partikel itu masuk dalam celah-


celahnyasehingga hanya air dan ion-ion yang sangat renik yang melewati filter.

Bahan media karbon biasanya berasal dari arang batok kelapa atau batu bara. Berikut

spesifikasi & gambar multimedia filter:


d) Fine Sand Filter
Finesand filter merupakan penyaring kedua untuk partikel-partikel tersuspensi

dalam air yang lolos pada multimedia filter, finesand filter berisikan pasir kuarsa.

Fungsi dari pasir kuarsa ini sendiri ialah Menghilangkan kekeruhan (turbidity)

dengan daya hingga 30 micron.Kekeruhan berasal dari adanya suspended solid matter

dan koloid dalam air. Jika tidak ada sistem dalam WTP maka dapat menyumbat filter

lanjutan sehingga beban filter lanjutan menjadi bertambah berat, karena tidak ada pre-

filter di awal sistem.


e) Micron Filter

Micron filter adalah penyaring ketiga Yang berfungsi untuk menyaring

partikel Partikel yang sangat kecil serta mikroorganisme. Pada micron filter di

dalamya terdapat 75 catridge yang berukuran 5 m di mana catridgenya ini dapat

memisahkan partikel dengan diameter 3 0,05 .

f) High pressure Pump

High pressure pump adalah pompa bertekanan tinggi yang berfungsi

memompakan air laut sehingga menghasilkan keluaran air laut yang bertekanan

tinggi.Adapun tekanan pada high pressure pump ini ialah 5,1 MPA.

g) Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)


Reverse osmosis (Osmosis terbalik) atau RO adalah suatu metode

penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu

larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah

satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut

terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke

lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah

yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi

tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.

Osmosis adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup

dimana molekul pelarut (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi

rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel.

Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang

memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari pelarut

berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.

Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis

terbalik, suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan

melalui suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse

Osmosis).

Prinsip kerja filter Reverse Osmosis adalah air laut yang bertekanan tinggi

akan melewati membrane pada SWRO. Membrane pada SWRO adalah membran

yang terbuat dari selaput semipermeable yang dapat diisi ulang yang berfungsi untuk

menyaring atau memfilter air dari kandungan logam, virus atau bakteri sehingga
menghasilkan air murni bebas dari pencemaran. Membran ini dapat menurunkan tds

(total dissolved solids) karena mempunyai ukuran pemfilteran yang sangat halus yaitu

mencapai 1/10.000 mikron.

h) Pressure Exchanger Booster Pump


PX Exchanger energi recovery merupakan alat penukar tekanan yang

dimanfaatkan pada sistem desalinasi. Alat ini memfasilitasi perpindahan tekanan dari

air laut bertekanan tinggi yang kemudian mengubah menjadi air laut bertekanan

rendah.
Air yang tidak tersaring di membrane, masih bertekanan tinggi sehingga

dapat di manfaatkan agar tidak terbuang sia sia. Sebelumnya air bertekanan rendah

langsung di alirkan melewati energy recovery (PX) yang dimana pada Px tersebut

memiliki dua saluran .saluran pertama merupakan saluran mengalirnya air bertekanan

rendah sedangkan saluran kedua ialah saluran tertutup. air yang bertekanan rendah

akan bertemu dengan concentrate yang bertekanan tinggi sehingga menghasilkan air

yang bertekanan tinggi yang selanjutnya akan di pompa dengan menggunakan PX

booster pump.Sedangkan concentrate yang betekanan rendah akan di alirkan menuju

pembuangan.
i) Fresh Water Tank

Fresh water tank adalah tempat penampungan air dari (SWRO) yang

memiliki kapasitas 2 x 800 Ton.

j) Fresh Water Reverse Osmosis (FWRO)


Fresh Water Reverses Osmosis adalah penyaring yang berfungsi memproses

air fresh/payau menjadi air pure/ro product,yang dapat menurunkan conductivity

sampai 10 microsiemen/cm.

k) Reverse Osmosis Tank

RO Tank merupakan tempat penampungan air product hasil dari fresh water

reverses osmosis (FWRO) yang memiliki kapasitas 30 ton.

l) Mixed Bed

Mixed bed adalah tempat proses penghilangan kandungan mineral pada air,

seperti na, mg, k, ca dan lain-lain yang sesuai dengan persyaratan standar air pengisi

boiler. Di mixed bed, resin kation dan anion dicampur dalam satu exchanger. Jadi

bisa dianggap sebagai sistem bed bertingkat senyawa disusun oleh banyak resin

kation dan resin anion diatur secara bergantian.

Pertukaran kation dan pertukaran anion dilanjutkan secara bersamaan. H +

berasal dari pertukaran model H dan OH- yang berasal dari model pertukaran OH

diakumulasikan bersama-sama dan mereka bereaksi satu sama lain. Reaksi pertukaran

Total berlangsung sepenuhnya. Jadi kualitas air keluar dari mixed bed campuran jauh

lebih baik daripada salah satu tempat bed senyawa utama.

m) Demin Water Tank

Demin tank adalah tempat penampungan air product hasil dari mixed bed

yang memiliki kapasitas 2x 400 ton.


F. Boiler
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan uap

(steam) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari

hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpidahan

panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi

panas atau berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis

yang lebih rendah dibandingkan dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi

perubahan berat jenis tinggi akan turun ke dasar. (Djokosetyardjo,M.J.1990)


Boiler berfungsi untuk memproduksi uap yang digunakan untuk berbagai

macam operasi antara lain : sebagai pembangkit listrik, bahan baku proses kimia,

media pemanas, dan lain-lain.


1. Akibat Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal,

misalnya:
a. Korosi

Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah

menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen

dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia.

Penyebab korosi Boiler:

Oksigen Terlarut
Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )

Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler

sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.


b. Kerak

Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :

Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya


Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan

tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah.


Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2,

Fe2(CO3)3, FePO4.
c. Endapan

Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari :

Oksida besi sebagai produk korosi


Materi organic ( kotoran bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity

jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.


Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )

Dari peristiwa peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa

superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya

deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi.

d. Pembentukan Busa

Pembentukan busa atau (foaming) adalah peristiwa pembentukan gelembung-

gelembung di atas permukaan air dalam drum boiler. Penyebab timbulnya adalah

adanya kontaminasi oleh zat-zat organik atau zat-zat kimia yang ada dalam air ketel

tidak terkontrol dengan baik. Busa dapat mempersempit ruang pelepasan uap-panas

(steam-release space) dan dapat menyebabkan terbawanya air serta kotoran-kotoran


bersama-sama uap air. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh hal ini adalah terjadinya

endapan dan korosi pada logam-logam dalam sistem ketel.

Anda mungkin juga menyukai