KERINGAT PARA
PENGAYUH BECAK
Penulis
merna
Becak yang kini sudah mengalami pergeseran makna, yakni dari kendaraan
berkelas menjadi kendaraan rakyat. Dulunya becak digunakan untuk kaum
bangsawan untuk bepergian dalam jarak dekat. Tapi keadaan sekarang
tentunya sangat berbeda, becak yang tadinya hanya mengangkut 1-2 orang,
kini mengangkut semuanya termasuk pindahan barang.
Jika ada orang yang menggunakan jasa pengayuh becak, pastilah dari
kalangan menengah ke bawah. Mereka bisanya menggunakan jasa becak
untuk mengangkut barang-barang dalam jumlah besar, seperti pindahan,
barang belanjaan dari pasar, malah kadang jasa becak ini digunakan untuk
mengangkut lebih dari tiga orang. Ibaratnya jika dipakai jasanya, tentu
becak digunakan untuk pekerjaan berat. Terlintas dalam pikiran kita
pengayuh becak yang usianya sudah renta harus mengayuh beban yang
lumayan berat di tengah teriknya matahari.
Meski hidup dalam penghasilan yang tidak pasti, para tukang becak tetap
memilih bertahan dengan profesinya sekarang. Pasalnya untuk menggeluti
bidang pekerjaan lain situasinya tidak memungkinkan. Para tukang becak
sedang dalam kondisi yang serba sulit. Lapangan kerja sulit didapat
sementara kebutuhan hidup keluarga setiap harinya harus tetap terjaga.
Namun, susahnya hidup sebagai pengayuh becak tidak lantas menjadi
penyesalan yang berkepanjangan.
Pernahkah kalian melihat ada tukang becak yang masih muda dan sehat
bugar? Rata-rata pengayuh becak itu sudah lanjut usianya, mereka sudah
mengayuh becak sejak mereka masih muda hingga sekarang. Apa daya,
mereka yang hanya berpendidikan terbatas hanya mampu mengais rezeki
lewat mengayuh becak. Mereka yang sewaktu muda menjadi pengayuh
becak, sampai saat ini kebanyakan masih menjadi pengayuh becak, bahkan
ada anak mereka yang meneruskan profesi orangtuanya sebagai pengayuh
becak. Lagi-lagi semua karena faktor ekonomi yang membuat anak tersebut
tidak bisa melanjutkan sekolah dan berakhir sebagai pengayuh becak.