Anda di halaman 1dari 4

Stomata

Stomata adalah lubang pada epidermis yang masing-masing dibatasi oleh


dua sel penjaga. Fungsi utama dari stomata adalah memungkinkan gas
seperti karbon dioksida, uap air dan oksigen untuk bergerak cepat masuk
dan keluar. Pada daun stomata terdapat pada sisi adaksial dan abaksial
daun. Didasarkan pada susunan sel epidermis dan sel penjaga terdapat 25
jenis utama stomata pada tumbuhan dikotil ( Metcalfe & Chalk , 1979) .
Stomata juga merupakan struktur kuno yang diketahui dari fosil bersusia 400
juta tahun yang lalu (Edwards et al., 1998). Selain fungsi diatas stomata juga
dapa melakukan pompa ion.
Gerakan stomata di dorong oleh tekakan turgor yang dihasilakan
meningktanya potensi osmotic sel penjaga. Sel penjaga yang telah dewasa
mempunyai bentuk yang khas yaitu ginjal. Sel ini memamng secara
structural direkayasa untuk merperluas suatu bidang dengan demikian
membentuk pori stomata untuk pertukaran gas. Selanjutnya Campbel, Reece
and Mitchell (2000) mengemukakan bahwastomata adalah pori yang sangat
kecil yang diapit oleh sel epidermal yang telah
mengalami spesialisasi yang disebut sel penjaga (guard cell).
Stomata terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau,
terutama pada daun-daun tanaman. Pada daun yang berwarna hijau stomata
terdapat pada satu permukaannya saja (Kartosapoetra, 1991). Menurut
howard
dalam Salisbury dan Ross (1995) bahwa setiap melimeter persegi
permukaan
daun mempunyai kira-kira 100 stomata, tapi jumlahnya ini dapat mencapai
10 kali
lipat dan maksimum berjumlah 2230. Jumlah stomata dapat diklasifikasikan
menjadi: sedikit (1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat
banyak
(201- > 300) dan tak terhingga ( 301 - > 700), (Haryati, 2010). Jumlah
stomata
bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan. Keadaan lingkungan juga
mempengaruhi
kerapatan stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dan dibawah
cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dan
kecilkecil
dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan terlindung.
Variasi juga terjadi dalam distribusi stomata. Ada yang hanya di
permukaan epidermis atas saja atau di permukaan bawah dan ada juga di
kedua
permukaan, tetapi permukaan bawah umumnya berjumlah lebih banyak dari
pada
di permukaan atas. Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa stomata
terdapat
di permukaan bawah daun, tetapi sering ditemui di kedua permukaan,
meskipun
lebih banyak terdapat di bagian bawah. Pada tumbuhan air yang daunya
terapung
dipermukaan air hanya mempunyai stomata di bagian atas, dan tumbuhan
yang
terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Pada dikotil berdaun lebar
stomata tersebar secara acak, sedangkan pada monokotil berdaun sempit
memanjang stomata tersusun dalam baris-baris teratur sejajar dengan
panjang
daun.
Sutrian dalam Damayanti (2007) menyatakan bahwa pada daun dengan
sistem pertulangan menjalar stomata menyebar tidak teratur sedangkan
pada daun
dengan sistem pertulangan sejajar seperti pada Gramineae, stomata
tersusun
dalam barisan yang sejajar. Menurut Fahn, (1991) Stomata biasanya
ditemukan
pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun.
Stomata tidak ditemukan di akar dan seluruh permukaan beberapa
tumbuhan
parasit yang tanpa klorofil. Stomata dapat juga ditemukan pada daun
mahkota,
tangkai sari, daun buah dan biji tetapi biasanya stomata tersebut tidak
berfungsi.
Kerapatan stomata tidak saja bervariasi antar jenis tetapi juga antar daun
dari tumbuhan yang sama. Kimball dalam Sundari dan Atmaja (2011)
menjelaskan bahwa tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor
lingkungan
seperti: suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban. Semakin tinggi intensitas
cahaya, kerapatan stomata di kedua permukaan daun juga semakin
meningkat.
Kerapatan dan jumlah stomata yang banyak merupakan proses adaptasi dari
tanaman terhadap kondisi lingkungannya.
Intensitas cahaya yang berbeda-beda memperlihatkan bahwa jumlah
stomata dapat berkurang seiring dengan menurunnya intensitas cahaya
(Fahn
1991). Menurut Agustina dalam Rofiah (2010) bahwa kerapatan stomata
diklasifikasikan menjadi kerapatan rendah (<300/mm2), kerapatan sedang
(300-
500/mm2) dan kerapatan yang tinggi (>500/mm2)
Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak
tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat
penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari
lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya. Hal ini
karena jalan yang ditempuh molekul-molekul air yang lewat lubang itu tidak
lurus melainkan membelok akibat pengaruh sudut-sudut sel-sel penutup.
Bentuk stomata yang oval lebih memudahkan mengeluarkan air daripada
bentuk bundar. Deretan molekul-molekul air yang lewat lebih banyak jika
keliling perimeter stomata lebih panjang.pengeluaran air yang maksimal
terjadi jika jarak antara stomata-stomata tersebut 20 kali diameternya
(Dwijoseputro, 1978). Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh faktor luar dan
dalam. Faktor luar misalnya kecepatan angin, cahaya, air, kelembaban
udara, suhu, tekanan udara. Faktor dalam misalnya ketebalan daun, jumlah
stomata/ mm2, adanya kutikula, banyak sedikitnya trikoma/bulu daun dan
bentuk serta lokasi stomata di permukaannya. Sel epidermis yang menjadi
sel tetangga tidak mempunyai klorofil, sedangkan sel penutup stomata
mengandung klorofil, fosfat organik, enzim posporilase dan waktu pagi masih
kedapatan adanya sedikit amilum di dalamnya. Proses membuka dan
menutupnya stomata sangat dipengaruhi oleh cahaya. Sel penutup
mengandung amilum, dimana konsentrasinya lebih tinggi pada malam hari
dari pada siang karena telah berubah menjadi glukosa. Adanya cahaya
membangkitkan klorofil untuk fotosintesis, sehingga kadar CO2 dalam sel
tersebut menurun (mereduksi menjadi CH2O). Kenaikan pH lingkungan
memacu posporilase mengubah amilum menjadi glukosa-1-pospat. Terjadi
kenaikan osmose sehingga air masuk dari sel tetangga ke sel penutup,
bertambahnya volume menyebabkan turgor, sehingga terbukalah porus
stomata (Dwijoseputro, 1978).

Metcalfe, C.R. and L. Chalk. 1950. Anatomy of the Dicotyledons, Vol. I. Clarendon Press, Oxford.
Metcalfe, C.R. and L. Chalk. 1979. Anatomy of the Dicotyledons, Systematic Anatomy of the leaf
and stem.Vol. I. 2nd Ed. Clarendon Press, Oxford.
Edwards D, KerpH and Hass H (1998) Stomata in early land plants: an
anatomical and ecophysiological approach. Journal of Experimental
Botany 49: 255278.

Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai