Case Report
Case Report
para pemuda.
Para pemuda yang hidup dalam kondisi social yang buruk, yang biasa nya hidup
nya termarginalisasi, memiliki kerentanan yang tinggi. Pemuda-pemuda ini
mengalami ketergantungan narkoba sebagai mekanisme pelarian diri dari impitan
hidup mereka sehari-hari. Misalnya, kesengsaraan hidup yang berasal dari
penderitaan fisik dan psikis, pengangguran, tidak memiliki tempat tinggal, wabah
penyakit, beraneka ragam kekerasan, bahkan perang.
Jika diperhatikan tentang hal- hal tersebut, maka untuk menghindarkan remaja dari
pengaruh narkoba, hal utama yang harus dilakukan adalah kepedulian dan
perhatian dari orang-orang terdekat baik itu dari keluarga, dari lingkungan
sekolahnya maupun dari komunitas yang peduli pada perkembangan remaja, dan
tidak kalah pentingnya adalah kepedulian pemerintah, sebagai penentu kebijakan
pemerintah harus memiliki program program yang jelas yang dapat
menyelesaikan permasalahan tentang narkoba.
FAKTOR INTERNAL
Jiwa manusia teridiri dari tiga aspek, yaitu kognisi (pikiran), afeksi
(emosi), konasi (kehendak, kemauan, psikomotor). Selain mengalami
pertumbuhan fisik, manusia juga mengalami perkembangan jiwa. Didalam masa
perkembangan kejiwaan inilah kepribadian terbentuk yang dipengaruhi oleh
dinamika perkembangan konsep diri yang dialami secara berbeda antar individu
satu dengan yang lain.
a. Gangguan cara berfikir: distorsi kognitif/ cara berfikir yang salah (negatif
thinking/ negatif outlook) atau penalaran yang salah
Dapat berupa pandangan-pandangan yang negatif atau pesimistis melalui
cara berfikir yang keliru atau menyimpang dari pandangan umum yang menjadi
norma-nilai-nilai hakiki dari apa yang dianggap benar oleh komunitas
b. Gangguan emosi (emotional disturbance): emosi yang labil dan kurang percaya
diri
Dengan adanya gangguan emosi, antara lain: emosi labil, mudah marah,
mudah sedih dan seringkali putus asa, ingin menuruti gejolak hati, maka
kemampuan penguasaan dirinya akan terlambat sehingga tidak jarang orang yang
mengalami gangguan emosi menjadi takut kehilangan teman. Pengalaman yang
menyakitkan hati berkepanjangan, luka batin yang sangat dalam dapt
menimbulkan gangguan emosi. Misalnya: luka hati karena perlakuan orang tua
yang terlalu keras.
2. Tingkat religiusitas
Anak yang tumbuh dan berkembang didalam keluarga yang tingkat
religiusitasnya rendah, bahkan tidak pernah mendapat pengajaran dan pengertian
mengenai Allah SWT atau Tuhannya secara benar, biasanya memiliki kecerdasan
spiritual yang rendah sehingga tidak ada acuan untuk mengontrol perilakunya dan
tidak tahu mengenai perbuatan baik atau buruk yang ia lakukan.
Mangunwijaya dalam Ismail (2003:123) membedakan antara istilah religi
dan tingkat religiusitas. Jika agama (religi) menunjuk pada aspek-aspek formal
yang berkaitan dengan aturan dan kewajiban, sedangkan aspek tingkat religiusitas
adalah religi yang telah dihayati oleh seseorang dalam hati. Adanya berbagai
pendapat yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
religiusitas menunjuk pada tingkat keterikatan individu terhadap agamanya
Factor eksternal
1. Factor keluarga
Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan
pendidikan dan pembentukan karakter. Sejak seorang anak dilahirkan, diasuh
dalam keluarga, sehingga pertumbuhan dan perkembangan hidupnya tidak akan
terlepas dari apa yang disediakan dan diberikan oleh keluarganya. Dengan kata
lain, karakter atau kepribadian seseorang terbentuk oleh pola asuh yang
diperolehnya sejak kecil. Oleh karena itu, keluarga mempunyai peranan yang
penting dalam perkembangan anak