Anda di halaman 1dari 4

Penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa narkoba telah menjadi bagian hidup

para pemuda.

Para pemuda yang hidup dalam kondisi social yang buruk, yang biasa nya hidup
nya termarginalisasi, memiliki kerentanan yang tinggi. Pemuda-pemuda ini
mengalami ketergantungan narkoba sebagai mekanisme pelarian diri dari impitan
hidup mereka sehari-hari. Misalnya, kesengsaraan hidup yang berasal dari
penderitaan fisik dan psikis, pengangguran, tidak memiliki tempat tinggal, wabah
penyakit, beraneka ragam kekerasan, bahkan perang.

Berbeda pada penyalahgunaan narkoba dilingkungan mapan. Para pemuda


dilingkungan ini menempatkan narkoba sebagai bagian dari budaya kesenangan.
Mereka secara sengaja masuk ke kondisi menurunnya kesadaran sebagai bentuk
anti-norma sekaligus solusi untuk mengatasi kebosanan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkoba


tersebut :
1. faktor ketersediaan narkoba ; Semakin mudah narkoba didapat maka pengguna
narkoba tentu akan semakin meningkat
2. Pengaruh lingkungan dan budaya :
- Pertama dari lingkungan keluarga, mis; komunikasi yang terhambat, orang tua
yg terlalu sibuk, orang tua yg tidak harmonis dan bercerai, orang tua yang punya
kalainan kepribadian, dls.
- Kedua Dari lingkungan sekolah, ini biasanya terjadi karena sistim pengawasan di
sekolah yang tidak ketat, tidak ada kebijakan yang jelas dengan yang berkaitan
dengan narkoba, dls
- Ketiga Dari pengaruh teman sebaya; disini biasanya pengaruh pertama remaja
menggunakan narkoba. Pengaruh kelompok teman sebaya ini sangat mengikat
kepada mereka untuk tidak terlepas dari penggunaan narkoba.
3. Faktor Individu :
- Yang pertama terjadi karena adanya rasa cemas, depresi, tidak percaya diri dan
juga tingkah laku anti sosial mis; sifatnya yang labil, suka memberontak, tidak suka
dikekang, tidak mampu mengendalikan emosi, mudah kecewa, dls
- Yang kedua Tidak mempunyai kecerdasan dan ketrampilan berkomunikasi.
Sehingga tidak mampu menolak ketika menghadapi penawaran untuk mencoba
dan memakai narkoba.
- Yang ketiga Kurangnya pengetahuan tentang narkoba dan dampak negatifnya,
membuat mereka berfikir narkoba bukan merupakan hal yang buruk, apalagi bila
selama ini mereka melihat bahwa pengguna narkoba sepertinya biasa saja.
4. Faktor dari perkembangan Tehnologi, baik melaui media massa, maupun
tayangan TV, yang sering menayangkan hal-hal yang semestinya buruk untuk
dilakukan tetapi menjadi trend yang menunjukkan kejantanan mis: minuman keras,
merokok, dls.

Jika diperhatikan tentang hal- hal tersebut, maka untuk menghindarkan remaja dari
pengaruh narkoba, hal utama yang harus dilakukan adalah kepedulian dan
perhatian dari orang-orang terdekat baik itu dari keluarga, dari lingkungan
sekolahnya maupun dari komunitas yang peduli pada perkembangan remaja, dan
tidak kalah pentingnya adalah kepedulian pemerintah, sebagai penentu kebijakan
pemerintah harus memiliki program program yang jelas yang dapat
menyelesaikan permasalahan tentang narkoba.

FAKTOR INTERNAL

Jiwa manusia teridiri dari tiga aspek, yaitu kognisi (pikiran), afeksi
(emosi), konasi (kehendak, kemauan, psikomotor). Selain mengalami
pertumbuhan fisik, manusia juga mengalami perkembangan jiwa. Didalam masa
perkembangan kejiwaan inilah kepribadian terbentuk yang dipengaruhi oleh
dinamika perkembangan konsep diri yang dialami secara berbeda antar individu
satu dengan yang lain.

Dalam kaitannya dengan penyalahgunaan narkoba, yang termasuk dalam


faktor-faktor internal adalah:
1. Gangguan kepribadian

a. Gangguan cara berfikir: distorsi kognitif/ cara berfikir yang salah (negatif
thinking/ negatif outlook) atau penalaran yang salah
Dapat berupa pandangan-pandangan yang negatif atau pesimistis melalui
cara berfikir yang keliru atau menyimpang dari pandangan umum yang menjadi
norma-nilai-nilai hakiki dari apa yang dianggap benar oleh komunitas

b. Gangguan emosi (emotional disturbance): emosi yang labil dan kurang percaya
diri
Dengan adanya gangguan emosi, antara lain: emosi labil, mudah marah,
mudah sedih dan seringkali putus asa, ingin menuruti gejolak hati, maka
kemampuan penguasaan dirinya akan terlambat sehingga tidak jarang orang yang
mengalami gangguan emosi menjadi takut kehilangan teman. Pengalaman yang
menyakitkan hati berkepanjangan, luka batin yang sangat dalam dapt
menimbulkan gangguan emosi. Misalnya: luka hati karena perlakuan orang tua
yang terlalu keras.

c. Gangguan kehendak dan perilaku: motivasi rendah dan tidak tekun


Jika pikiran dan emosi sudah mengalami gangguan, maka dapat
dipastikan perilaku atau keinginannya juga akan mengalami dampak dari
gangguan pada pikiran emosinya. Sikap dan perilaku akan berpengaruh dan
biasanya dapat terjadi hilangnya kontrol sehingga bertindak tidak terkendali atau
bertindak tidak sesuai dengan norma yang ada di dalam lingkungannya

2. Tingkat religiusitas
Anak yang tumbuh dan berkembang didalam keluarga yang tingkat
religiusitasnya rendah, bahkan tidak pernah mendapat pengajaran dan pengertian
mengenai Allah SWT atau Tuhannya secara benar, biasanya memiliki kecerdasan
spiritual yang rendah sehingga tidak ada acuan untuk mengontrol perilakunya dan
tidak tahu mengenai perbuatan baik atau buruk yang ia lakukan.
Mangunwijaya dalam Ismail (2003:123) membedakan antara istilah religi
dan tingkat religiusitas. Jika agama (religi) menunjuk pada aspek-aspek formal
yang berkaitan dengan aturan dan kewajiban, sedangkan aspek tingkat religiusitas
adalah religi yang telah dihayati oleh seseorang dalam hati. Adanya berbagai
pendapat yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
religiusitas menunjuk pada tingkat keterikatan individu terhadap agamanya
Factor eksternal

Lingkungan menjadi penyebab lain yang ikut andil dan mempunyai


pengaruh yang besar terhadap tindak penyalahgunaan narkoba. Adapun factor eksternal yang
menyebabkan penyalahgunaan narkoba diantaranya:

1. Factor keluarga
Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan
pendidikan dan pembentukan karakter. Sejak seorang anak dilahirkan, diasuh
dalam keluarga, sehingga pertumbuhan dan perkembangan hidupnya tidak akan
terlepas dari apa yang disediakan dan diberikan oleh keluarganya. Dengan kata
lain, karakter atau kepribadian seseorang terbentuk oleh pola asuh yang
diperolehnya sejak kecil. Oleh karena itu, keluarga mempunyai peranan yang
penting dalam perkembangan anak

Adapun keadaan keluarga yang dapat menjadi sebab timbulnya


penyalahgunaan narkoba dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home)
yang dipandang memberikan kemungkinan besar terhadap penyalahgunaan
narkoba karena secara psikologis perpisahan orang tua mempengaruhi
perkembangan anak

2. Peran teman sebaya


Kelompok teman sebaya (peer group) dapat menjadi media awal bagi
seseorang terutama remaja dalam mengenal narkoba (Napza). Dalam mekanisme
terjadinya penyalahgunaan narkoba, teman sebaya mempunyai pengaruh yang
dapat mendorng mencetuskan penyalahgunaan narkoba pada diri seseorang bukan
hanya remaja. Pada banyak kasus, perkenalan pertama pada narkoba biasanya dari
teman sebaya. Teman sebaya dapat berupa teman sepermainan dilingkungan
masyarakat, sesama angggota klub yang memiliki usia, karakteristik,
permasalahan dan pola pikir yang hampir sama

Anda mungkin juga menyukai