Vulvitis
Vulvitis
A. Definisi
Vulvitis adalah peradangan pada alat kelamin perempuan eksternal, disebut
vulva. Hal ini dapat disebabkan oleh vulva berkontak dengan iritasi yang
seperti sabun mandi dan wewangian. Seorang wanita juga bisa mengalami
peradangan vulva akibat infeksi. Hal ini lebih sering terlihat pada wanita
E. Patogenesis
Meskipun penyebab dari bakterial vaginosis belum diketahui dengan
pasti, kondisi ini diduga karena perubahan keseimbangan flora normal di
vagina akibat peningkatan Phlokal yang mungkin merupakan akibat dari
berkurangnya Lactobacillus yang memproduksi hydrogen peroksida.
Normalnya, di dalam vagina terdapat Lactobacillus dalam jumlah yang
banyak. Sedangkan hampir semua bakteri anaerob hanya memiliki enzim
katalase peroksidase dalam jumlah sedikit sehingga tidak bisa menghilangkan
hydrogen peroksida. Pada bakterial vaginosis, jumlah Lactobacillus
berkurang, sehingga terjadi peningkatan jumlah bakteri anaerob, termasuk
G.vaginalis. Lactobacillus merupakan bakteri yang membantu metabolism
glikogen menjadi asam laktat di dalam vagina dan menjaga Ph normal vagina.
Kadar Ph normal membantu melawan proliferasi bakteri patogen. Jika
mekanisme pertahanan ini gagal, maka banyak bakteri patogen di dalam
vagina (misalnya: Bacteroide ssp, Pepto streptococcu ssp, Gardnerella
vaginalis, G.mobiluncus, Mycoplasma hominis) akan berploriferasi dan
menimbulkan keluhan. Sekitar 50% wanita terdapat G.vaginalis sebagai flora
di vaginanya tapi tidak berkembang menjadi infeksi.
Gardnerella vaginalis melekat pada sel-sel epitel vagina in vitro,
kemudian menambah deskuamasi sel epitel vagina, sehingga terjadi
perlekatan secret pada dinding vagina. Organisme ini tidak invasive dan
respons inflamasi lokal yang terbatas dapat dibuktikan dengan sedikitnya
jumlah leukosit dalam sekret vagina dan dengan pemeriksaan histopatologis
tidak ditemukan imunitas.
Penatalaksanaan
a. Terapi lama
1. Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan
air bisa membantu mengurangi jumlah cairan.
2. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai
dengan penyebabnya.
3. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau
anti-virus, tergantung kepada organism penyebabnya.
4. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina
dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh
dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan
resiko terjadinya peradangan panggul.
5. Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra)
menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama
7-10 hari.
6. Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam
propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi
pertumbuhan bakteri.
7. Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi,
kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
8. Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih
estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit
maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
b. Terapi baru
DAFTAR PUSKATA
Pardede, Sudung O. Vulvovaginitis Pada Anak. Sari Pediatri. Vol. 8, No. 1,
Juni : 2010 : 75-83.
The Womens Health Group. 2013. Vulvitis. Diunduh dari URL:http://www.whg-
pc.com/webdocuments/Menopause/Vulva-Vulvitis.pdf
Abdullah, Rozi. 2015.Vaginitis dan Vulvitis
http://bukusakudokter.org/2012/10/07/vaginitis-vulvitis/