Anda di halaman 1dari 32

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN

JEMBATAN GANTUNG TYPE 60 Meter

1. PERSIAPAN
1. Persiapan peralatan
Tambang
Lier tangan, tackle kapasitas 3 ton, takle 5 ton
Kunci pas/ring
Kunci sock
Pipa atau box bantu
Roda katrol
Balok kayu atau batang kelapa
2. Pemeriksaan komponen
Periksa komponen sesuai dengan packing list terlampir, jumlahnya kodenya, dan
jenisnya.
Kumpulkan atau pisahkan komponen sesuai dengan jenis dan ukurannya, agar
tidak terjadi pencampuran jenis, sehingga mengakibatkan keterlambatan
pelaksanaan pemasangan.
Misalnya :
Komponen Portal
Komponen Girder
Komponen hanger
Dan lain sebagainya

2. LANGKAH KERJA

1. Pekerjaan Site Plan


2. Pekerjaan bangunan bawah/pondasi
3. Pekerjaan pemasangan portal
4. Pekerjaan pemasangan roller
5. Pekerjaan pemasangan kabel utama
6. Pekerjaan pemasangan hanger
7. Pekerjaan merangkai girder dan batang tegak sandaran
8. Pekerjaan pemeriksaan chamber
9. Pekerjaan pemasangan sandaran
10. Pekerjaan pemasangan lantai jembatan
11. Pekerjaan pemeriksaan chamber kembali
12. Pekerjaan pemasangan kabel angin dan ikatan angin
13. Pekerjaan pengecoran plat injak
14. Pemeriksaan akhir.
PEKERJAAN SITE PLAN

1. Persiapan peralatan
Theodolit atau water pass
Patok dari kayu atau bambu
Meteran

2. Langkah kerja
Tentukan As jembatan gantung yaitu dari pondasi portal ke pondasi portal yang
satunya lagi dengan ketentuan yang berlaku.
Penentuan angkur block kabel utama yang perlu diperhatikan adalah jarak antara
pondasi kolom ke angkur block kabel utama tetapi ini tidaklah mutlak, karena yang
sangat menentukan dan perlu diperhatikan adalah sudut kemiringan kabel utama
yaitu 21,80 derajat.
Menentukan pondasi kabel angin, yang perlu diperhatikan adalah jarak antara pondasi
kolom dengan pondasi kabel angin. Jika tidak memungkinkan sesuai dengan gambar
maka diperbolehkan untuk merubah posisi atau kedudukkan pondasi kabel angin.

3. Gambar
PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH ATAU PONDASI PORTAL

1. Persiapan peralatan
Cangkul
Meteran
Gergaji
Palu
Papan kayu
Kayu kaso
Paku secukupnya

2. Langkah kerja
Tentukan lokasi yang akan dipergunakan untuk mendirikan pondasi portal, dengan
ketentuan jarak pondasi dari tepi sungai 5.00 meter dari tepi sungai.
Mulailah menggali sesuai dengan ukuran, bentuk dan struktur pondasi portal.
Siapkan alat-alat bantu seperti , kayu, papan kayu, clan lain sebagainya untuk
persiapan pengecoran bagian bawah pondasi portal.
Siapkan juga bahan-bahan pengecoran seperti, semen, pasir, kapur, batu kali, batu
kerikil,dan lain sebagainya.
Tentukan perbandingan bahan-bahan adukan, sesuai dengan ketentuan yang benar.

3. Gambar
PEKERJAAN BLOK ANGKUR KABEL UTAMA

1. Persiapan peralatan
Cangkul
Meteran
Gergaji
Kayu kaso
Papan kayu
Palu
Paku secukupnya

2. Langkah kerja
Tentukan lokasi atau tempat yang akan dipergunakan untuk mendirikan blok angkur
kabel utama.
Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk serta setruktur bangunan blok
angkur kabel utama
Siapkan dan pasang alat-alat bantu seperti, kayu kaso, papan kayu, dan lain
sebagainya untuk persiapan pengecoran
Pasang angkur utama pada kedudukkannya
Setelah angkur utama terpasang, pasanglah as waltermur sesuai dengan ketentuan,
agar nantinya bisa memudahkan dalam pemasangan kabel baja utama.
Jika semua sudah terpasang dengan benar dan siap untuk dicor, langsung dicor
dengan adukan beton.

3. Gambar
PEKERJAAN BLOK ANGKUR KABEL ANGIN

1. Persiapan peralatan
Cangkul
Meteran
Gergaji
Kayu kaso, papan
Palu
Paku secukupnya

2. Langkah kerja
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan lokasi yang akan
digunakan untuk mendirikan blok angkur kabel angin sesuai dengan jarak yang
diperbolehkan
Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk
Kemudian pasanglah alat bantu untuk persiapan pengecoran
Kemudian pasanglah angkur angin dan as warfel mur kabel angin
Bila semua sudah siap maka angkur mulai kita cor.

3. Gambar
MENDIRIKAN KAKI PORTAL

1. Persiapan peralatan
Lier
Tacle 3 ton
Pipa (box bantu + 5,00 m )
Tambang
Seling
Mur angkur dia 7/8"

2. Langkah kerja
Siapkan kaki portal dengan jumlah 8 batang dirikanlah pipa (box bantu yang telah
terpasang seling dan tacle 3 ton) yang gunanya untuk mendirikan kaki-kaki portal.
Periksalah bahwa pipa (box bantu itu benar-benar aman, dan mampu untuk
mendirikan kaki portal, sehingga waktu pemasangan tidak mengalami kecelakaan.
lkatlah seling (rantai tacle 3 ton) tersebut pada kaki portal.
Mulailah pemasangan, paskan lubang kaki portal (plat yang telah terpasang) dengan
angkur kolom
Jika sudah terpasang, pasanglah mur angkur dia 7/8" lalu kencangkan.
Pasang kaki portal lainnya sate persatu, untuk mempersingkat waktu pasanglah kaki
portal untuk dua lokasi (dua pondasi) secara bersamaan.

3. Gambar
PEKERJAAN PAMASANGAN ROLLER

1. Persiapan peralatan
Kunci pass
Mur baut dia 3/4"
Ticle
Tambang

2. Langkah kerja
Naikkan roller dengan menggunakan tacle dan box bantu
Pasang dan paskan kedudukkannya
Pasang mur baut dan kencangkan
Dalam pemasangan roller ini, tutupnya harus di buka terlebih dahulu
Untuk mempersingkat waktu pemasangan roller ini dapat dilakukan pada dua portal
secara bersamaan
Dalam pemasangan jangan lupa menggunakan alat pengaman.

3. Gambar
PEKERJAAN PEMASANGAN KABEL UTAMA

1. Persiapan peralatan
Tacle
Tambang
Drum /perahu.

2. Langkah kerja
Setelah roller terpasang di portal, mulailah persiapan untuk pemasangan kabel utama.
Langkah pertama gulungan kabel utama harus dibuka terlebih dahulu, kemudian
kuncikan salah satu ujung kabel utama ke waltermur utama. .
Dan untuk ujung yang satu lagi kita seberangkan dengan menggunakan alat
penyeberangan yang ada.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini jangan lupa menggunakan alat pengaman.

3. Gambar
PEMASANGAN KABEL UTAMA KE ROLLER

1. Persiapan peralatan
Tambang atau seling
Tacle
Katrol roda
Box bantu.

2. Langkah kerja
Jika ujung salah satu kabel telah terkunci diblok angkur dan ujung satunya lagi telah
diseberangkan maka kita bersiap untuk menaikkan kabel utama ke roller.
Terlebih dahulu kita ukur panjang kabel utama antara blok angkur ke as portal
Untuk memudahkan dalam menaikkan kabel utama, terlebih dahulu kabel
dilengkungkan dan diikat dengan tambang, kemudian ditarik keatas dengan
menggunakan tacle yang sudah disiapkan sebelumnya.
Setelah kabel berada di atas, masukkan kabel ke roller atau dudukan kabel,
kemudian lepaskan ikatan lengkungan kabel tadi dan roller pun dipasang tutupnya.

3. Gambar

PEKERJAAN PENYETELAN LAY OUT KABEL UTAMA

1. Persiapan peralatan
Tacle
Balok kayu
Seling atau tambang.

2. Langkah kerja
Putar warfel mur
Apabila setelah kita putar warfel mur kabel utama ternyata masih kurang juga maka,
kita kendorkan buldoggrip lalu tekukan kabel agak di majukan lebih ke depan.

3. Gambar
PEKERJAAN PEMASANGAN HANGER.

1. Persiapan peralatan
Tangga yang dibuat dari tambang atau bambu
Tacle
Kunci pas dan kunci ring
Mur baut secukupnya.

2. Langkah kerja
Setelah kabel utama terpasang dan sesuai dengan aturan lay outnya, siapkanlah
batang-batang hanger.
Langkah pertama ialah dengan cara memasang hanger yang lebih panjang atau
hanger yang paling ujung dengan menggunakan tangga yang terbuat dari tambang
atau seling.

3. Gambar

PEKERJAAN MERANGKAI RANGKA GIRDER

1. Persiapan peralatan
Kunci-kunci
Tambang
Tacle.

2. Langkah kerja
Pertama sekali persiapkan rangkaian pertama yang terdiri dari batang melintang dan
batang memanjang yang telah dirangkai menjadi satu.
Setelah itu diangkat atau dipasang dengan menggunakan tali atau tambang.
Pemasangan girder ini sebaiknya dimulai dari kedua ujung jembatan.
Dalam pelaksanaan pemasangan jangan lupa menggunakan alat pengaman.
3. Gambar

PEKERJAAN PEMERIKSAAN CAMBER

1. Persiapan peralatan
Theodolit atau water pass

2. Langkah kerja
Pemeriksaan ini dilakukan setelah semua konstruksi atas selain papan lantai sudah
terpasang
Pemeriksaan di mulai dari salah satu ujung jembatan dengan menggunakan theodolit
atau water pass.

3. Gambar
PEKERJAAN PEMASANGAN SANDARAN

1. Persiapan peralatan
Kunci pass dan kunci ring
Mur baut.

2. Langkah kerja
Setelah girder terpasang dan chamber telah kita periksa maka pekerjaan selanjutnya
adalah memasang sandaran (frame) telah dirakit sebelumnya, tetapi belum
terpasang sandaran penutup.
Setelah sandaran (frame) terpasang semua maka kita pasang sandaran penutup dan
kawat ram.
3. Gambar

PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN LANTAI

1. Persiapan peralatan
Kunci pass dan kunci ring
Mur baut
Papan lantai
Plat pengait papan atau klem papan.

2. Langkah kerja
Siapkan papan lantai yang sudah diserut atau di haluskan dengan standart ukuran
tebal = 50 mm, lebar = 250 mm, panjang 1700 mm
Dalam pemasangan papan lantai sebaiknya dilakukan dari kedua belah ujung
jembatan yang nantinya akan bertemu ditengah jembatan. Hal ini dimaksudkan agar
beban jembatan selama pemasangan lantai dapat seimbang,sehingga memudahkan
dalam pemasangan dan menghemat waktu.

3. Gambar

PEKERJAAN PEMERIKSAAN CAMBER KEMBALI

1. Persiapan peralatan
Theodolit atau water pass.

2. Langkah lerja
Setelah sandaran dan papan lantai terpasang maka sebaikmya kita adakan
pemeriksaan terhadap camber kembali dengan cara yang sama dengan cara
pemeriksaan camber pertama tadi.

3. Gambar
PEKERJAAN PEMASANGAN KABEL ANGIN

1. Persiapan peralatan
Tambang
Buldoggrip
Kunci pass dan kunci ring.

2. Langkah kerja
Setelah sandaran terpasang dan kawat ram serta papan lantai jembatan juga telah
terpasang maka kita bersiap untuk memasang kabel angin
Langkah pertama yaitu kita buka gulungan kabel terlebih dahulu, kemudian kita
bentangkan sejajar dengan bentangan jembatan
Kemudain salah satu ujungnya kita kuncikan pada waltermur kabel angin lalu kita
pasang ikatan kabel angin dengan catatan buldoggrip sudah terpasang tetapi mur
baut nya jangan dikencangkan dahulu
Setelah semua ikatan kabel angin terpasang maka ujung kabel angin yang belum
terkunci kita tank dan kita kuncikan pada waltermur ujung satunya.
Untuk mempercepat waktu pemasangan, stel kedua kabel angin secara bersamaan
Setelah semua kabel angin terpasang periksa kelurusan dan goyangan jembatan
dengan cara :
Melihat as pondasi ke as jembatan (untuk kelurusan jembatan)
Merasakan ayunan jembatan pada saat dilalui (untuk goyangan )
o Apabila kondisi jembatan tidak lurus, berarti kabel angin mempunyai
kekencangan yang tidak sama.

3. Gambar

PEKERJAAN PENGECORAN PLAT INJAK

1. Persiapan peralatan
Papan atau kayu
Paku secukupnya
Palu.

2. Langkah kerja
Setelah kabel angin dan ikatan kabel angin terpasang, dan bentangan jembatan
gantung telah lurus maka selanjutnya kita bisa melakukan pengecoran plat injak
yang berada di ujung jembatan.

3. Gambar

PEKERJAAN PEMERIKSAAN AKHIR

1. Persiapan peralatan
Water pass atau theodolit
Meteran.

2. Langkah kerja
Setelah segalanya telah terpasang dan bentangan jembatan gantung telah lurus
maka yang harus kita lakukan adalah mengadakan pemeriksaan menyeluruh
atau pemeriksaan akhir.
Pertama yang hares selalu kita periksa adalah kekencangan mur baut
Kemudian ketepatan camber
Kemudian kita periksa kelendutan dan goyangan jembatan serta kelurusan jembatan.

3. Gambar

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA

Sebagian besar jalan raya di Indonesia masih menggunakan Asphalt concrete sebagai
lapisan permukaannya. Berikut adalah metode pelaksanaan kontruksi jalan raya yang
menggunakan Asphalt concrete.
Daftar Pekerjaan
A. Pekerjaan Perkerasan
1 Tanah Dasar (Sub Grade)

a Pembersihan Lahan

b Galian

c Timbunan Dan Pemadatan

d Tes Kepadatan

2 Perkerasan Bawah (Sub Base Course)

a Penghamparan

b Pemadatan

c Tes Kepadatan

3 Perkerasan Atas (Base Course)

a Penghamparan

b Pemadatan

c Tes Kepadatan

B Lapis Permukaan (Surface Course)

1 Penyiraman Aspal Emulsi (Prime Coat)

2 Asphalt Concrete

a Penghamparan

b Pemadatan

3 Slurry Seal

4 Marka Jalan

C Pengerjaan Drainase

1 Galian

2 Pekerjaan Struktur

Uraian Teknis Pekerjaan


A. Pekerjaan Perkerasan
1. Tanah Dasar (Sub Grade)
Dalam pekerjaan tanah pada umumnya kita menemui 2 macam:
Galian- cut
Timbunan- fill
a. Galian- cut
Kalau tanah dari galian akan dipergunakan untuk timbunan pertama- tama kita harus
bersihkan dari tumbuh- tumbuhan dan lapisan humusnya harus dibuang, tebal lapisan
ini umumnya setebal 10- 30 cm pekerjaan ini disebut juga Top Soil Stripping. Dapat
tidaknya tanah/ material galian ini dipakai untuk timbunan akan dilakukan
pengetesan oleh laboratorium. Jadi, dalam hal ini material itu boleh dapat dipakai
untuk timbunan setelah ada hasil atau ketetapan tertulis Dario laboratorium.
Teknik penggalian:
Setiap akan berhenti pekerjaan sedapat mungkin diusahakan kalau hujan datang air
tidak tergenang. Sebab, kalau sampai air tergenang mengakibatkan menyulitkan kerja
dan selanjutnya akan mempengaruhi mutu/klasifikasi dari material.
b. Timbunan :fill- embankment.
Materialnya:
Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang juga
disebut Common excavation atau material atau bahan galian yang didatangkan dari
luuar daerah pekerjaan disebut Borrow Excavation.
Jenis tanah:
- Tanah- clay
- Tanah bercampur batu- rock clay
- Pasir + Batu (sirtu)- Granular material
- Batu hasil dari pemecahan (memakai dynamit)-rock.
- Pasir sand.
Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan badan jalan.
Cara pelaksanaan :
Setelah diketahui dengan pasti daerah yang dilaksanakan serta siap segala persiapan
patok- patok dan lain- lain (pengukuran/ surveyor) maka dapat dikerjakan pekerjaan
sebagai berikut:
- Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon- pohon besar/ kecil.
- Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/ lapisan atas, akar- akar kayu
dan umumnya setebal 10-30 cm.
- Compaction of foundation of Embankment.
- Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan.
- Lapisan ini perlu di test (density- test of proof rolling test) baru diteruskan
pekerjaan selanjutnya- penimbunan.
- Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by layer setebal 20 cm dan
didapatkan dibawah 1.00 dari sub-grade pengetesan(density test dapat dilaksanakan
setiap 3 lapis, jadi setiap lapisnya cukup dengan test proof rolling).
2. Sub-Base Course
Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah memenuhi syarat- syarat evalasi dan
kepadatan kita akan mulai pekerjaan sub-base course.
Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai ketebalan yang
dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut potongan melintang (X
section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut potongan memanjang atau
profil.
Cara pengamparan :
Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/ ketebalannya
maka kita dapat mendatangkan material seb-base ini kelapangan. Patok- patok itu
dipasang harus cukup kuat, dan kita lindungi sekelilingnya dengan material sub-base
tersebut 30 cm.
Cara pemadatan:
Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah /tinggi.
Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama kita
laksanakan dengan road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller).
Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/ keadaan
memerlukan sambil menyiram.
Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller. Sudah cukup
padat, melihat dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman). Sebelumnya
meneruskan pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor) dan kepadatan.
Density Test oleh Soil Material Enginer/ Laboratorium.
Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya) secara
tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course.

3. Base Course
Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course pekerjaan base course
prinsipnya sama saja. Yaitu:
Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.
Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah melintang 5 titik
dan arah memanjang dengan jarak maksimal setiap 25 m) sesuai dengan station X-
section.

Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap jarak tertentu
volumenya yang diperlukan.

Toleransi ketinggian diambil 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu


pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. : tebal 15 cm padat,
sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya 16.5- 17.50. Ini jangan lupa bahwa lebih
kering akan banyak susut/ turunnya daripada materialnya basah. Menurut
pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan ketinggian dalam ketentuan
(toleransi) dan mengurangi segregation.

Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan barulah kita
apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata kelihatannya baru kita padatkan
(pertama dengan Mac Adam Roller atau Tandem Roller, dimana biasanya dapat
dilihat mana yang rendah dan tinggi perlu kita tambah/kurangi. Setelah kira-kira
rata lagi baru selanjutnya kita padatkan pakai Tire Roller sambil disiram. Untuk
finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam Roller lagi.

Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor (Check
level/permukaan) dan kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test)
dengan data tertulis, baru pekerjaan selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-
Coat.
B Lapis Permukaan (Surface Course)
1. Prime Coat
Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan dilaksanakan, base
coursenya betul- betul sudah memenuhi syarat yang dikehendaki, baik ketinggiannya
dan kepadatannya.
Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini :
Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk membersihkan
adalah kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom, atau power blower.
Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/ debu yang melekat pada
permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi dan karung goni saja sudah
cukup, dan adakalanya harus dipakai kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung
goni, prinsip harus bersih dari debu dan kotoran dan material yang terlepas harus
dibuang.
Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang dipersiapkan
ialah alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire Roller) atau distributor
(besar), juga disebut distributor- car distributor. Tentu semua alat ini telah diperiksa
baik dan berjalan lancar.
Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui beberapa
kali percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui sebelumnya.
Panas/temperature, kecapatan, menentukan volume yang keluar, jarak nozel dengan
permukaan base-course menentukan ratanya disamping juga ikut menentukan volume
tersebut.
Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun sudah ada
patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga bahagian laboratorium (Soil
Material Engineer) harus hadir untuk mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah
selesai dengan sempurna, dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan
selanjutnya/ asphalt concrete dilaksanakan.
Umumnya sesudah 48 jam sudah cukup kering, dan asphalt concrete dilaksanakan.
Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas matahari dan tebalnya
lapisan dari prime coat tersebut.

2. Asphalt Concrete
Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, Asphalt- concrete baru dapat dilaksanakan
apabila prime- coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Harus sudah kering.
b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/ debu.
Yang Perlu diperhatikan sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan
dilaksanakan kita pakai form (bentuk atau mal) gunanya adalah :
a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki.
b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak lari/bergeser
keluar daerah yang kita perlukan.
Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah selesai/ memenuhi
syarat kita akan beralih pada alat- alatnya.
Tebal asphalt concrete
Ini tergantung perencanaan.
Pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya diampar 25% dari tebal yang
diperlukan.
Sebelum memulai pengamparan, finisher disetel/ diatur sedemikian rupa, supaya dapat
asphalt concrete yang kita perlukan.
Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope yang kita perlukan.
Asphalt concrete dapat dipakai/diampar setelah sampai dilapangan harus utuh/ tidak
basah (yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air hujan) dan panasnya memenuhi
syarat (spesifikasi)Ump. , dengan adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi
Asphalt Concrete) tentu aka nada penurunan/ perubahan panas. Dalam pengalaman
setiap jarak ditempuh 1 jam perjalanan penurunan panas adalah .
Pemadatan :
Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat- tempat tertentu kurang rata,
maka perlu ditambah pengamparan cukup dengan tenaga manusia.
Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas- panas/
temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar.
Sewaktu pemadatan roda roller harus disiram air secukupnya.
Cara pemadatan :
a. Apabila pertama dari lebar jalan belum ada asphalt concrete pemadatannya
dilakukan secara berturut- turut sebagai berikut:
1) Pada sambungan melintang/ Transverse joints.
2) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
3) Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama.
4) Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama.
5) Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua urutannya.
b. Apabila dibagian lain ( jalan) sudah ada asphalt concretenya pemadatan
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pada sambungan melintang (transverse joints)
2) Pada sambungan memanjang (4 center line)
3) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
4) Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan pertama.
5) Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama.
6) Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan kedua urutannya.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Slurry Seal
Slurry seal berfungsi sebagai :
1 Sebagai lapisan penutup(Sealing layer)
2 Sebagai lapis anti licin
3 Menutup retak rambut
4 Pelindung lapisan di bawahnya karena kedap air
5 Membuat permukaan tidak berdebu

Proses Pengerjaan

Slurry seal dituangkan kedalam spreader box perlahan-lahan, lalu Jalankan Pan
Mixer dengan alat penarik. Slurry Seal tidak perlu dipadatkan, proses pengerasan tidak
melalui pemadatan tetapi penguapan. Selama pengerjaan lalu lintas harus ditutup +/- 2
jam(kondisi panas). Slurry Seal tidak boleh dihamparkan pada kondisi mendung atau
hujan

4 Marka jalan
Pekerjaan terakhir adalah pembuatan marka jalan untuk mengarahkan arus lalu
lintas.
C Pengerjaan Drainase
1 Pengerjaan Galian
a Galian Biasa
Untuk pekerjaan galian Tanah Biasa dengan alat berat disini kami lakukan dengan
memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah
atau saluran terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah
ditentukan pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan Galian tanah Biasa
harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian Biasa, lereng sementara galian yang stabil dan
mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kan
sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus
dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana
diperlukan, menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak
dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
b Galian Batu
Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik
atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah
tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran. Galian
ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan
penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton
dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda) dengan
mengunakan alat berat setara excavator. Peralatan berat untuk pemindahan tanah,
pemadatan atau keperluan lainnya Pekerjaan ini merupakan ketelitian sangat hati-hati
yang mana dilokasi terdapat pipa PDAM, terkecuali bilamana pipa atau struktur
lainnya yang telah terpasang dalam galian dan ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.
2 Pekerjaan Struktur
Adukan beton harus memenuhi syarat syarat Peraturan Beton Indonesia. Beton
harus mempunyai kekukuatan karakteristik K 225 untuk beton konstruksi beton
biasa. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya tergantung yang
ditentukan. Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan sah.
Beton ready mix harus dicor pada tempatnya dalam waktu max. 2 jam dihitung
dari mulai truc mixer keluar dari plan sampai keluar dari proyek. Mortar beton,
dituangkan pada acuan beton yang telah disiapkan dan dipadatkan dengan
menggunakan Vibrator Concrete.
Pada pengecoran baru (sambungan antara yang lama dan beton baru) maka
permukaan beton lama terlebih dahulu dibersihkan dan dikasarkan sampai aggergat
kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen.
Yang perlu diperhatikan selama proses pengerasan :
a Perawatan dengan air yaitu dengan memercikkan air secara terus menerus atau
digenangi dengan air.
b Menutupnya dengan suatu lapisan penyerap (karung, goni, kantung semen) yang
selalu dijaga supaya basah konstan.

DAFTAR PUSTAKA

https://leosentosa0.files.wordpress.com/2010/03/35-pemasangan-
jembatan-gantung-pt-amarta-karya-30-m.pdf

www.scribd.com
UNIVERSITAS KATOLIK ST.THOMAS SU
FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Tugas Mata Kuliah Metode Konstruksi

Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Dan Jalan Raya

Oleh:

Aprido Simbolon (120310001)


Fakultas : Teknik Sipil

Jurusan : Teknik Sipil

Dosen : Oloan Sitohang, ST, MT.

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metode Konstruksi
Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai