Anda di halaman 1dari 25

Anatomi gigi

a. Mahkota : merupakan bagian yang menonjol dari rahang


b. Email : merupakan jaringan yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi
dengan zat yang sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi, di
kenal juga dengan istilah enamel
c. Dentil : jaringan penyusun gigi yang paling besar jumlahnya
d. Pulpa : merupakan rongga yang didalamnya terdapat pembuluh darah
kapiler dan serabut-serabut saraf
e. Sementum : merupakan bagian dari akar gigi yang berdampingan dan
berbatasan langsung dengan bagian tulang rahang
f. Akar : merupakan bagian yang tertanam dalam rahang

1. Definisi karies

1
Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses
demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam
organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi
merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-
sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama
kesehatan gigi dan mulut.1
2. Faktor etiologi karies
Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak,
diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan
proses terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya
karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme
penyebab karies dan waktu. Karies gigi hanya akan terbentuk apabila terjadi
interaksi antara keempat faktor berikut.2

Gambar 3 Faktor terjadinya karies gigi

2.1 Host (gigi dan saliva)

2
Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di
dalam.Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di
bawahnya, karenalebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat
menentukan dalam proses terjadinya karies.2
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap
karies. Diketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah
gigi yang sangat rentanterhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan
maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini.Saliva merupakan sistem
pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresioleh tiga kelenjar
utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis, dan
glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil. Sekresi saliva
akanmembasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak
menjadi kering.Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris
makanan sehingga bakteri tidakdapat turnbuh dan berkembang biak.3
2.2 Substrat atau diet
Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada
pada permukaan email.Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme
bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan
untuk memproduksi asam serta bahanyang aktif yang menyebabkan
timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang
banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang
banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali
tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa
karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.4
2.3
Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya
karies.Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang

3
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Komposisi mikroorganisme dalam plakber beda-beda. Pada awal
pembentukan plak, bakteri yang paling banyak dijumpai adalah
Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan
Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai
jugaLactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme
menempel di gigi bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme
(70 %) dan bahan antar sel(30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya
karbohidrat, sedangkan karies akan terbentuk apabila terdapat plak dan
karbohidrat.4
2.4 Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi
substrat menempel di permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu
yang dibutuhkan kariesuntuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.4
3. Mekanisme terjadinya karies
Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di
permukaangigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktutertentu berubah menjadi asam laktat yang akan
menurunkan pH mulut menjadi kritis(5,5).Hal ini menyebabkan
demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.1
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies
pun dimulai daripermukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal)
meluas ke arah pulpa.1

4
Gambar 1 proses terjadi karies

5
Gambar 2. Bagan proses terjadinya karies gigi

4. Pencegahan Karies Gigi


Menjaga kebersihan mulut adalah merupakan cara terbaik untuk
mencegah terjadinya penyakit-penyakit dalam mulut, seperti: karies gigi dan
radang gusi. Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling sering
ditemukan dalam mulut, penyebab utama penyakit tersebut adalah plaque.
Beberapa cara pencegahan karies gigi antara lain:5
a. Plaque control
Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan
mencegah akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan tingkatan
utama dalam mencegah terjadinya karies dan radang gusi. Menurut
Wirayuni (2003), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan plaque control, antara lain:
Scalling

6
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada
semua permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua
permukaan gigi.
Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang
terbuat dari nilon.Floss ini digunakan untuk menghilangkan
plaque dan memoles daerah interproximal (celah di antara dua
gigi), serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di
bawah titik kontak.
Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari
dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari
makanan yang mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula,
permen, demikian pula makanan yang lengket hendaknya
dihindari. Adapun yang disarankan dalam plaque control
adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. Jenis
makanan ini memiliki efek self cleansing yang baik serta
vitamin yang terkandung di dalamnya memberikan daya tahan
pada jaringan penyangga gigi.
Kontrol secara periodic
Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk
mengetahui kelainan dan penyakit gigi dan mulut secara dini.
Fluoridasi
Fluor adalah suatu bahan mineral yang digunakan oleh
manusia sebagai bahan yang dapat membuat lapisan email
tahan terhadap asam. Menurut YKGI (1999),6 penggunaan
fluor ada dua macam yaitu secara sistemik dan lokal. Secara
sistemik dapat dilakukan melalui air minum mengandung
kadar fluor yang cukup.
sehingga fluor dapat diserap oleh tubuh. Secara lokal
dapat dilakukan dengan diteteskan/dioleskan pada gigi, kumur-

7
kumur dengan larutan fluor dan diletakkan pada gigi dengan
menggunakan sendok cetak.
Menyikat gigi
Menyikat gigi dalah cara yang dikenal umum oleh
masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan
maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut
Manson dan Elley (1993),7 menyikat gigi sebaiknya dilakukan
dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui,
yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian
posterior sisi lainnya. Beberapa alat dan bahan yang digunakan
dalam menyikat gigi yang baik, antara lain:
b. Sikat gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-
ciri, seperti: bulu-bulu sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai
jaringan lunak dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat
menjangkau seluruh permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran
mulut. Dalam memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah
kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu sikat yang terbuat dari nilon karena
sifatnya yang elastis.8
c. Pasta gigi
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor,
karena fluor akan bereaksi dengan email gigi dan membuat email lebih
tahan terhadap serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluor
apabila digunakan secarateratur akan dapat mencegah kerusakan gigi.
Pasta gigi mengandung bahan abrasif ringan seperti kalsium karbonat
dan dikalsium fosfat, tetapi baru sedikit bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan efisiensi
pembersihan plaque. Pasta gigi yang mengandung fluorida ternyata
sudah terbukti dapat meningkatkan absorpsi ion fluor pada permukaan
gigi yang akan menghambat kolonisasi bakteri dari permukaan gigi.

8
Beberapa pasta gigi tentu juga mengandung bahan-bahan kimia seperti
formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu
mengurangi sensitivitas dari akar gigi yang terbuka akibat resesi
gingiva.7
d. Alat bantu menyikat gigi
Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa alat bantu yang
digunakan untuk membersihkan gigi adalah: benang gigi, tusuk gigi,
dan sikat sela-sela gigi. Penggunaan benang gigi akan membantu
menghilangkan plaque dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela
gigi dan di bawah gusi. Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan
dengan sikat gigi.7
e. Waktu menyikat gigi
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur berkurang
sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Sisa-sisa makanan
pada gigi jika tidak dibersihkan, maka mulut semakin asam dan
kumanpun akan tumbuh subur membuat lubang pada gigi. Sifat asam
ini bisa dicegah dengan menyikat gigi.8
f. Teknik menyikat gigi
Menurut Depkes RI (1996), teknik menyikat gigi adalah:9
Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan
gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah,
sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi.
Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan
gerakan naik turun.
Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan
gerakan naik turun agak memutar.
Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat
dengan gerakan maju mundur.
Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah
disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.

9
Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja
agar sisa fluor masih ada pada gigi.
Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan
dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas.

1. Pengertian Dental Health Education (DHE)


Dental Health Education (DHE) atau yang biasa juga dikenal sebagai
Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG) merupakan suatu usaha terencana dan
terarah dalam bentuk pendidikan non formal yang berkelanjutan. Pendidikan
kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang timbul oleh karena adanya
kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas perseorangan
atau masyarakat dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan yang baik.10
Menurut Noor (1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah:10

a. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentangpentingnya


pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan
gangguan lainnya pada gigi dan mulut.

2. Komponen Pendidikan Kesehatan Gigi

10
Komponen pendidikan adalah:11

1. Anak didik sebagai masukan akan diproses menjadi


keluaran/lulusan.Anak didik biasa pula disebut sebagai peserta didik.
Peserta didik adalah individu, kelompok atau masyarakat yang sedang
belajar dengan berbagai latar belakang.
2. Tujuan pendidikan sebagai target, atau kualifikasi yang ingin
dicapai,yaitu perubahan tingkah laku ke arah perilaku sehat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Kurikulum, termasuk didalamnya metode, alat, materi atau bahan yang
akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat danatau
program kesehatan yang ditunjang.
4. Pelaksana pendidikan yaitu semua petugas kesehatan yang
dapatmempengaruhi individu atau masyarakat untuk
meningkatkankesehatan mereka (innovator kesehatan).
5. Lingkungan didik, lingkungan didik berpengaruh besar terhadap
pendidikan, keterlibatan pendidik dan anak didik dibatasi ruang
danwaktu.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan seumur hidup
sesuaidengan proses perkembangan psikis dan biologis manusia. Demikian
pula halnya dengan pendidikan kesehatan. Oleh karena itu lingkungan
pendidikan kesehatan dapat kita bedakan atas:11
a. Keluarga
Lingkungan pendidikan ini biasanya disebut sebagai pendidikan informal dan
merupakan pendidikan dasar yang diperoleh oleh setiap individu sebelum
mendapatkan pendidikan lain. Penanaman pendidikan kesehatan sedini
mungkin oleh orang tua terhadapanaknya akan berpengaruh besar dalam
perubahan sikap pelihara dirianaknya.
b. Sekolah
Pendidikan yang diperoleh di sekolah disebut sebagai pendidikanformal.
Sebagai bukti bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan

11
formal akan memperoleh ijazah atau surat tandatamat belajar. Pendidikan
kesehatan di sekolah harus diterapkanmelalui Mata Pelajaran Olahraga dan
Kesehatan. Penanaman pendidikan kesehatan akan berpengaruh terhadap
pembentukan sikap pelihara diri yang diharapkan akan terus tertanam sampai
akhirhayat.
c. Masyarakat
Pendidikan ini biasanya dilakukan untuk menambah atau melengkapi
pendidikan di sekolah.
4. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan Gigi
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel
and Clark sebagai berikut:11

1) Promosi Kesehatan (Health Promotion)


Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan gigi diperlukan
untukmeningkatkan derajat kesehatan gigi, misalnya dengan memilih
makanan yang menyehatkan gigi, mengatur pola makanan yangmengandung
gula.

2) Perlindungan Khusus (Specific Protection)


Yang termasuk dalam program upaya pelayanan perlindungan khusus
ini, misalnya pembersihan karang gigi, menyikat gigi segera setelah makan,
topical aplikasi, fluoridasi air minum dan sebagainya.Pendidikan kesehatan
gigi pada tingkat ini diperlukan agar masyarakat menjadi sadar untuk
memelihara kesehatan gigi, terutama untuk daerah yang belum menyadari
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.

3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt


Treatment)
Diagnosis dan pengobatan sedini mungkin perlu dilakukan, misalnya
pemeriksaan gigi dengan sinar-X secara berkala, penambalan gigiyang terkena
karies, penambalan fissure yang terlalu dalam dan sebagainya.Pada tingkat ini
pendidikan kesehatan diperlukan karena masih rendahnya pengetahuan dan

12
kesadaran masyarakat mengenaikesehatan gigi, sehingga seringkali mereka
membiarkan giginya yang berlubang tidak segera ditambal dan
mengakibatkan penyakit yang lebih parah.

4) Pembatasan Cacat (Disability Limitation)


Pembatasan cacat merupakan tindakan pengobatan penyakit yang
parah, misalnya pulp capping, pengobatan urat saraf, pencabutan gigidan
sebagainya.Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena mereka
sering tidak mengobati penyakitnya secara tuntas. Misalnya, padaperawatan
urat saraf yang memerlukan beberapa kali kunjungan ataumereka ingin segera
mencabut giginya walaupun sebenarnya masihdapat dilakukan penambalan.
5) Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan atau pengembalian
fungsidan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi
tiruan.Pendidikan kesehatan pada tingkat ini masih diperlukan
untukmenyadarkan masyarakat akan pentingnya mengembalikan
fungsipengunyahan setelah dilakukan pencabutan dengan pembuatan
geligitiruan. Selain itu, juga diberikan penerangan tentang kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukan pembuatangeligi
tiruan.

5. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut


Penyuluhan merupakan suatu usaha terencana dan terarah dalam
bentuk pendidikan non formal yang bertujuan merubah sikap dan tingkah laku
individuatau sekelompok orang. Pada dasarnya kegiatan penyuluhan adalah
suatu prosesbelajar yang memiliki karakteristik adanya perubahan tingkah
laku yang relatif menetap dan terbentuk karena latihan atau pengalaman.12
Adapun tujuan dari penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan sasaran di bidang kesehatangigi
dan mulut.

13
2. Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan individu
untuk meningkatkan dan melestarikan kebiasaan pelihara diri didalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.
3. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut baik sendiri
maupunkesehatan keluarga.
4. Mampu menjalankan upaya mencegah terjadinya penyakit gigi
danmulut serta menjelaskan kepada keluarganya tentang
pemeliharaankesehatan gigi dan mulut.
5. Mampu mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin
kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar.

6. Metode Dental Health Education paling umum


Metode yang paling sederhana,aman, dan efektif adalah menyikat gigi.
Faktor yang mempengaruhi efektifitaspenyikatan plak termasuk di dalamnya
tipe sikat gigi dan teknik penyikatan.13
a. Sikat Gigi Manual
Sikat gigi manual yang konvensional tersusun dari bulu nilon yang
dikelompokkan ke dalam rangkaian tumpukan-tumpukan bulu dan disusun
kedalam 2 sampai 4 baris-baris secara parallel, diameter yang terdapat pada
tiapbulu menentukan kekerasan, oleh karena itu jarak 0,007-0,009 inchi
dianggap lembut.13
Terdapat banyak sikat gigi yang dibuat dalam berbagai ukuran yang
berbeda, tersedia dalam ukuran yang besar, medium dan kecil. Sikat gigi
dengan ukuran-ukuran yang berbeda tersebut dibuat agar dapat disesuaikan
dengan anatomi rongga mulut pada setiap orang. Sikat gigi juga mempunyai
beberapajenis bulu sikat diantaranya: bulu yang keras, medium, bulu yang
halus atau ekstra halus.13
Jika dilihat dari samping, sikat gigi mempunyai tiga profil dasar
lateral,yaitu; cekung, cembung dan multilevel (rippled or scalloped). Bentuk
yang cekung dapat diguanakan untuk membersihkan permukaan fasial,
sedangkanbentuk yang cembung digunakan untuk membersihkan permukaan
lingual gigi.Sikat gigi dengan profil multilevel sangat bermanfaat pada daerah

14
interproximal.Saat ini terdapat beberapa bentuk pegangan pada sikat gigi yang
dibuat untukmemperoleh kenyamanan saat menyikat gigi dan sesuai dengan
posisi telapaktangan yang dapat meningkatkan kualitas penyikatan.American
Dental Association (ADA) menganjurkan bentuk sikat gigi yang baik harus:12

1. Kepala sikat kecil, panjangnya 1-1,25 inci (2,5 cm-3 cm). Lebarnya

5/16-3/8 inci, dengan 2-4 baris tiap serabut sikat, tiap serabut terdiri

dari 5-12 berkas.

2. Permukaan serabut sikat datar/rata.

b. Serabut sikat elastic


Untuk memelihara keefektifan pembersihan plak, sikat gigi harus
diganti secara periodik. Pemakaian bentuk sikat yang berbeda secara luas
diantara individu dan dengan penggunaan sikat yang baik, menunjukkan batas
pemakaian Sedikitnya dalam beberapa bulan. Jika semua bulu berjumbai
sesudah 1 minggu, penyikatan mungkin sangat kuat, jika bulu masih lurus
sesudah 6 bulan, penyikatan dilakukan dengan sangat lembut atau sikat gigi
tidak dipakai setiap hari.13

c. Sikat Gigi Elektrik


Terdapat bentuk baru dari sikat gigi yang dapat bergerak secara
otomatis, sikat tersebut dinamakan sikat gigi elektrik. Sikat gigi elektrik
adalahsikat gigi yang menggunakan tenaga listrik untuk menggerakkan kepala
sikat.Biasanya pada pola berputar, meskipun sikat gigi elektrik kadang-kadang
disebut rotary toothbrushes.11
Bagian kepala sikat gigi elektrik ukurannya lebih kecil
biladibandingkan dengan ukuran dari kepala sikat gigi manual dan biasanya
bagiankepala sikat gigi elektrik, diantaranya:11
1. Reciprocating, gerakan maju dan mundur.
2. Arcuate, gerakan naik dan turun.
3. Elliptical, kombinasi dari gerakan reciprocating dan gerakan arcuate.

15
Tidak seperti sikat gigi manual, bulu kepala sikat dari sikat gigi
elektrik yang telah bertambah/rusak dapat diganti dengan kepala sikat
yang baru. Sikatgigi elektrik dapat menimbulkan gerakan menyikat di
atas 30.000 stroke permenit. Telah diketahui bahwa tindakan
penyikatan gigi dengan kuat dapat menyebabkan kerusakan pada
gingiva.11

7. Metode Penyikatan Gigi

Terdapat beberapa tujuan dari menyikat gigi, diantaranya ialah:

1. Untuk membersihkan permukaan gigi dari makanan, debris, dan stain


2. Untuk menghilangkan plak.
3. Untuk menstimulasi jaringan gingiva
4. Penggunaan pasta gigi dengan agen terapi yang spesifik untuk
menghindarikaries, penyakit periodontal atau masalah sensitifitas.
Selama 50 tahun terakhir banyak metode menyikat gigi yang sudah
diperkenalkan, dan kebanyakan metode tersebut diperkenalkan sesuai
dengannama penemunya, seperti Bass, Stillman, Charters, atau dinamakan
sesuaidengan gerakan pada metode tersebut, seperti roll atau scrub. Tidak ada
satu punmetode yang menunjukkan bahwa metode tersebut lebih baik dalam
pembersihanplak.13
Terdapat banyak teknik menyikat gigi, beberapa diantaranya sangat
rumit, tetapi ini yang paling mudah dan paling praktis. Seseorang
biasanyamenyikat gigi sesuai dengan cara dan teknik yang dianggap mudah
untukdilakukan selama plak gigi dan deposit lainnya dapat dihilangkan,
tanpamemperhatikan kekuatan penyikatan ataupun kerusakan pada jaringan
keras danjaringan lunak.13
Tidak ada satu cara menyikat gigi yang benar dan tepat yang
diapakaioleh setiap pasien. Cara paling baik adalah salah satu cara dari
sejumlah metodeyang paling sesuai untuk pasien tertentu. Untuk mengetahui

16
cara penyikatan gigiyang baik, beberapa hal dibawah ini perlu diperhatikan
sebagai pedoman:13
1. Teknik penyikatan harus dapat membersihkan semua permukaangigi,
khususnya daerah celah gingiva dan daerah interdental. Teknikmenyikat dapat
membersihkan konveksitas gigi dengan baik, tetapitidak dapat membersihkan
daerah yang terlindungi.
2. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupunjaringan keras:
Metode penyikatan vertikal dan horisontal dapatmenimbulkan resesi gingiva
dan abrasi gigi.
3. Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari.
4. Metode harus diatur dengan baik, sehingga setiap bagjan gigi geligidapat
disikat bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan.

Penerapan teknik penyikatan juga harus memperhatikan umur


penderita, pengetahuan awal dan kebiasaan penderita. Sangat penting
memberikan pelatihancara menyikat gigi sesuai dengan tingkatan umur,
karena kemampuan untukmenyikat gigi tergantung juga pada perkembangan
gerakan otot tangan.Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
membersihkan gigi kitaharus memperhatikan prinsip dasar penyikatan, antara
lain pegangan sikat harusdipegang dengan kuat agar control gerakan sikat
dapat tercapai, seluruh ronggamulut harus dapat disikat dengan baik sehingga
tidak ada daerah yangterakumulasi plak, tekanan penyikatan jaringan harus
disesuaikan dengananatomi gigi dan perlu konsentrasi dalam melakukan
penyikatan serta waktudalam melakukan penyikatan, pada umumnya sekitar
dua menit.14
Sejumlah besar teknik menyikat gigi telah diperkenalkan.
Greene(1966) membaginya kedalam 7 kelompok berdasarkan pada
gerakansikat. Antara lain: 1) Vertikal, 2) Horizontal, 3) Roll, 4) Vibrator
(Charters,Stillman, Bass), 5) Sirkular (Jones), 6) Phisiologi (Smith), 7)
TeknikScrub.5
7.1 Teknik menyikat vertical

17
Teknik menyikat gigi dengan gerakan vertikal ini, dimulai pada
rahangatas dimana gerakan penyikatannya dari atas ke bawah dan pada rahang
bawahdimana gerakan penyikatannya dari bawah ke atas.15

7.2 Teknik menyikat horizontal

Teknik menyikat gigi dengan arah horizontal ini biasanya dianjurkanpada anak - anak
dan gerakannya dalam arah horizontal pada permukaan oklusalgigi.15

18
7.3 Teknik Vibratory (metode Stillman 1932)

Semula digambarkan oieh Stillman merapakan metode yang didesain untuk


pijat dan baik untuk perangsangan gingiva seperti untuk pembersihandaerah servikal
pada gigi. Kepala sikat ditempatkan pada pada sudut 450terhadapapex, dengan ujung
bulu sikat gigi ditempatkan sebagian pada servikal gigi dansebagian pada servikal
gigi dan sebagian pada gingival. Dilakukan sedikitpenekanan pada gingival dan
ditambahkan sedikit gerakan memutar pada sikat,tanpa memindahkan posisi sikat dari
atas permukaan gigi.15

7.4 Metode Bass

Dengan sikat gigi lembut, tempatkan kepala sikat gigi sejajar oklusalplane
dengan "puncak" distal sikat gigi di molar terakhir. Tempatkan bulu sikatgigi di
margin gingiva membentuk sudut 45 terhadap sumbu memanjang bulusikat, dan
dorong bulu sikat ke dalam sulkus gingival dan kedalam embrasureinterproksimal.
Gerakan sikat gigi ke depan ke belakang tanpa merubah puncakbulu sikat lakukan
gerakan yang sama sebanyak 20 kali. Gerakan ini akanmembersihkan gigi bagian
fasial 1/3 apikal mahkota, demikian pula dengan batas sulkus gingival dan permukaan
proksimal sejauh jangkauan bulu sikat. Angkatsikat gigi, gerakkan ke anterior dan
ulangi proses tersebut di daerah kaninus danmolar. Tempatkan sikat gigi sedemikian
hingga tetap berada di bagian distal kaninus. Gerakan ini akan membersihkan distal

19
kaninus dan premolar, Kemudian angkat sisi gigi dan gerakkan sehingga puncaknya
berada di bagian mesila kaninus. Gerakan ini akan membersihkan mesial kaninus
dan insisivus.Teruskan ke lengkung di sebelahnya, bagian demi bagian dengan
meliputi 3 gigisatu kali gerakan, sehingga seluruh gigi rahang atas selesai disikat.7

Metode Bass memiliki kelebihan, diantaranya:16

1. Gerakan pendek maju mundur mudah dikuasai karena membutuhkangerakan


sederhana.

2. Gerakan ini memusatkan aksi pembersihan pada bagian servikal dan interproksimal
gigi.

7.5 Metode Charter

Metode ini semula diperkembangkan untuk meningkatkan keefektifan


pembersihan dan stimulasi gingival di daerah interproksimal. Metode ini
menggunakan posisi kepala sikat yang berlawanan bila dibandingkan denganmetode

20
Stillman. Dengan menggunakan bulu sikat gigi medium atau keras, bulusikat
ditempatkan pada gigi dengan bulu sikat yang mengarah ke mahkotadengan sudut
450 terhadap sumbu panjang gigi. Untuk membersihkan permukaanoklusal puncak
bulu sikat ditempatkan pada pit dan fissure dan sikat gigidigerakkan panjang pendek
depan belakang, sisi serabut diletakkan pada tepigingival dan gigi, sehingga bulu
sikat masuk ke daerah interproksimal dan menekan tepi gingiva. Gerakan memutar
dengan sedikit getaran, digunakan untuk membersihkan embrasure proksimal. Untuk
membersihkan permukaan oklusal, digunakan gerakan memutar dengan serabut sikat
diletakkanpada pit dan fisur gigi. Prosedur ini di ulang hingga seluruh permukaan
oklusaldibersihkan bagian perbagian.16

7.6 Metode Modifikasi Stillman

Dengan menggunakan bulu sikat gigi medium atau keras, ujung bulusikat
ditempatkan pada posisi servikal gigi dan sebgaian lagi pada batas gingival,mengarah
langsung ke apical dengan sudut oblique pada sumbu panjang gigi.Tekanan diberikan
secara lateral berlawanan margin gingival sehingga mengahasilkan pembersihan yang
diinginkan. Sikat gigi digerakkan depanbelakang pendek dan secara simultan
digerakkan kearah koronal sepanjang attached gingival, margin gingival, dan
permukaan gigi. Proses ini di ulang untuk semua permukaan gigi dilakukan secara
sistematis disekitar mulut, untuk mencapai permukaan insisivus rahang bawahdan
rahang atas dipegang dalam posisi vertikal, memperkuat ujung sikatPermukaan
oklusal gigi molar dan premolar dibersihkan dengan bulu sikat yang lurus terhadap
oklusal plane, lalu dipenetrasi jauh ke dalam sulkus danembrasureinterproksimal.
Dengan teknik ini sisi sikat gigi yang digunakan bukan ujungnya dan penetrasi bulu
sikat ke dalam sulkus gingiva sebaiknya dihindari. Metode ini direkomendasikan
untuk pembersihkan di daerah yang mengalami resesi gingiva dan terbukanya akar
untuk mencegah kerusakan jaringan abrasif.

21
7.7 Frekuensi Menyikat Gigi

Tidak terdapat konsensus yang jelas mengenai frekuensi optimum dalam


menyikat gigi. Seberapa sering dan seberapa banyak plak harus dibersihkan untuk
mencegah terjadinya penyakit gigi belum diketahui. Mayoritas individu,termasuk
pasien periodontal, kadang belum dapat membersihkan plak gigi secaratuntas dengan
menyikat gigi setiap hari. Namun demikian, pembersihan plaksecara utuh tampak
tidak begitu penting. Secara teoritis, derajat oral hygieneyang sesuai merupakan
perluasan dampak pembersihan plak yang dapat mencegah gingivitis atau penyakit
periodontal dan tooth decay pada pasien.Pencegahan inflamasi gingiva sangat penting
karena keadaan inflamasi darijaringan lunak juga berkaitan dengan akumulasi
plak.Hasil penelitian silang telah menjadi suam equivokal ketika frekuensi
pembersihan gigi memiliki kaitan dengan karies dan penyakit
periodontal.Kemunculan penyakit lebih berkaitan dengan kualitas pembersihan dari
pada frekuensi pembersihan.16

Kressin dkk (2003) mengevaluasi dampak penjagaan derajat oral hygiene


terhadap keberlangsungan kehidupan gigidi rongga mulut melalui sebuah penelitian
longitudinal dengan follow-up sekitar 26 tahun. Mereka mengamati bahwa
penyikatan gigi yang konsisten (paling tidaksekali dalam sehari) berdampak pada

22
pengurangan 49% resiko kehilangan gigi jika dibandingkan dengan kebiasaan bentuk
yang tidak menjaga keadaan oralhygiene secara konsisten.

Jika plak dibiarkan untuk berakumulasi secara bebas dibagian dentogingiva,


tanda subklinis infiamasi gingival (cairan gingival) muncul dalam kurun waktu 4 hari
(Engelberg 1964). Frekuensi pembersihan gigi minimum untuk mencegah gingivitis
adalah sekali sehari atau sekali dalam duahari. Bosman dan Powell melakukan
eksperimen mengenai gingivitis yangdisebabkan oleh proses eksperimental pada
sekumpulan siswa. Tanda infiamasigingival persisten pada siswa yang membersihkan
gigi mereka secara tepat sekaliatau sekali dalam dua hari, gingiva mereka mengalami
penyembuhan dalam 7-10 hari.16

Daftar Pustaka

1. Octiara E, Roesnawi Y. Karies gigi, oral hygiene dan kebiasaan


membersihkan gigi pada anak-anak panti Karya Pungai di
Binjai. Medan.Dentika Dental Journal 2001; 6 (1): 18-23.
2. Pertiwi AS. Gambaran pola karies gigi permanen ditinjau dari
dental neglectsiswa kelas 5-6 SDN Cikudayasa 2 Kecamatan
Cileunyi Bandung. JurnalKedokteran Gigi Anak. Bandung:
Bagian Kedokteran Gigi anak FKG Unpad,2008.
3. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak
sejak dini.Laboratorium Klinik Utama Pramita. Jurnal

23
Kedokteran Gigi Anak. Bandung:Bagian Kedokteran Gigi anak
FKG Unpad 2005.
4. Mozharta M. Perilaku ibu tentukan kesehatan gigi anak.
2008.http://gigi.klikdokter.com/artikel_arsip.php. (Agustus
2009).
5. Wirayuni, K.A., 2003, Plaque Control, Jurnal Kedokteran Gigi
Mahasarasawati, I,Denpasar.
6. YKGI, (1999), Pendidikan Kesehatan Gigi untuk Anak Sekolah
Dasar, Bagian V,Bandung.
7. Manson, J.D., dan Eley,D.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, Alih
Bahasa Anastasya S. Edisi II, Jakarta: Hipcrates.
8. Budiman, C. M., 2009, Manfaat Berbagai Jenis Pasta Gigi,
available from:http://wwwfajar.co.id/news.php?newsid=12984,
(21 Januari 2009).
9. Depkes RI., 1996, Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah,
Direktorat KesehatanGigi, Jakarta
10. Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan
Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Diunduh dari
:http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf . Diakses Oktober
2010.
11. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan Kesehatan
Gigi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. p.6-10.
12. Poernomo SD. Metode Pendidikan Kesehatan Gigi. Jurnal
Ilmiah danTeknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM. 2007; 4:65-6.
13. Anitasari S, Liliwati. Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi
Terhadap TingkatKebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi
Sekolah Dasar Negeri diKecamatan Palaran Kotamadya
Samarinda Propinsi Kalimantan Timur.Dentika. 2005; 10:22.
14. Pradopo S, Setyorini D, Sulistiyani. Rata-rata OHI-S
Setelah PendidikanMenyikat Gigi dengan Metode Roll pada
Anak Usia 4-7 Tahun di KlinikPedodonsia Fakultas Kedokteran

24
Gigi Universitas Jember. MajalahKedokteran Gigi. 2006;
13:128-9.
15. Hiremath S. Text Book of Preventive and Community
Dentistry. NewDelhi: Elsevier; 2007. p. 385-8.
16. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. Silabus Periodonti. 4th ed.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. p. 73-4.

25

Anda mungkin juga menyukai