Dhe & Karies
Dhe & Karies
1. Definisi karies
1
Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses
demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam
organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi
merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-
sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama
kesehatan gigi dan mulut.1
2. Faktor etiologi karies
Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak,
diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan
proses terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya
karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme
penyebab karies dan waktu. Karies gigi hanya akan terbentuk apabila terjadi
interaksi antara keempat faktor berikut.2
2
Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di
dalam.Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di
bawahnya, karenalebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat
menentukan dalam proses terjadinya karies.2
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap
karies. Diketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah
gigi yang sangat rentanterhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan
maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini.Saliva merupakan sistem
pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresioleh tiga kelenjar
utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis, dan
glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil. Sekresi saliva
akanmembasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak
menjadi kering.Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris
makanan sehingga bakteri tidakdapat turnbuh dan berkembang biak.3
2.2 Substrat atau diet
Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada
pada permukaan email.Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme
bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan
untuk memproduksi asam serta bahanyang aktif yang menyebabkan
timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang
banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang
banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali
tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa
karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.4
2.3
Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya
karies.Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang
3
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Komposisi mikroorganisme dalam plakber beda-beda. Pada awal
pembentukan plak, bakteri yang paling banyak dijumpai adalah
Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan
Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai
jugaLactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme
menempel di gigi bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme
(70 %) dan bahan antar sel(30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya
karbohidrat, sedangkan karies akan terbentuk apabila terdapat plak dan
karbohidrat.4
2.4 Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi
substrat menempel di permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu
yang dibutuhkan kariesuntuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.4
3. Mekanisme terjadinya karies
Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di
permukaangigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktutertentu berubah menjadi asam laktat yang akan
menurunkan pH mulut menjadi kritis(5,5).Hal ini menyebabkan
demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.1
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies
pun dimulai daripermukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal)
meluas ke arah pulpa.1
4
Gambar 1 proses terjadi karies
5
Gambar 2. Bagan proses terjadinya karies gigi
6
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada
semua permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua
permukaan gigi.
Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang
terbuat dari nilon.Floss ini digunakan untuk menghilangkan
plaque dan memoles daerah interproximal (celah di antara dua
gigi), serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di
bawah titik kontak.
Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari
dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari
makanan yang mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula,
permen, demikian pula makanan yang lengket hendaknya
dihindari. Adapun yang disarankan dalam plaque control
adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. Jenis
makanan ini memiliki efek self cleansing yang baik serta
vitamin yang terkandung di dalamnya memberikan daya tahan
pada jaringan penyangga gigi.
Kontrol secara periodic
Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk
mengetahui kelainan dan penyakit gigi dan mulut secara dini.
Fluoridasi
Fluor adalah suatu bahan mineral yang digunakan oleh
manusia sebagai bahan yang dapat membuat lapisan email
tahan terhadap asam. Menurut YKGI (1999),6 penggunaan
fluor ada dua macam yaitu secara sistemik dan lokal. Secara
sistemik dapat dilakukan melalui air minum mengandung
kadar fluor yang cukup.
sehingga fluor dapat diserap oleh tubuh. Secara lokal
dapat dilakukan dengan diteteskan/dioleskan pada gigi, kumur-
7
kumur dengan larutan fluor dan diletakkan pada gigi dengan
menggunakan sendok cetak.
Menyikat gigi
Menyikat gigi dalah cara yang dikenal umum oleh
masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan
maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut
Manson dan Elley (1993),7 menyikat gigi sebaiknya dilakukan
dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui,
yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian
posterior sisi lainnya. Beberapa alat dan bahan yang digunakan
dalam menyikat gigi yang baik, antara lain:
b. Sikat gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-
ciri, seperti: bulu-bulu sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai
jaringan lunak dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat
menjangkau seluruh permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran
mulut. Dalam memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah
kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu sikat yang terbuat dari nilon karena
sifatnya yang elastis.8
c. Pasta gigi
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor,
karena fluor akan bereaksi dengan email gigi dan membuat email lebih
tahan terhadap serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluor
apabila digunakan secarateratur akan dapat mencegah kerusakan gigi.
Pasta gigi mengandung bahan abrasif ringan seperti kalsium karbonat
dan dikalsium fosfat, tetapi baru sedikit bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan efisiensi
pembersihan plaque. Pasta gigi yang mengandung fluorida ternyata
sudah terbukti dapat meningkatkan absorpsi ion fluor pada permukaan
gigi yang akan menghambat kolonisasi bakteri dari permukaan gigi.
8
Beberapa pasta gigi tentu juga mengandung bahan-bahan kimia seperti
formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu
mengurangi sensitivitas dari akar gigi yang terbuka akibat resesi
gingiva.7
d. Alat bantu menyikat gigi
Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa alat bantu yang
digunakan untuk membersihkan gigi adalah: benang gigi, tusuk gigi,
dan sikat sela-sela gigi. Penggunaan benang gigi akan membantu
menghilangkan plaque dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela
gigi dan di bawah gusi. Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan
dengan sikat gigi.7
e. Waktu menyikat gigi
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur berkurang
sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Sisa-sisa makanan
pada gigi jika tidak dibersihkan, maka mulut semakin asam dan
kumanpun akan tumbuh subur membuat lubang pada gigi. Sifat asam
ini bisa dicegah dengan menyikat gigi.8
f. Teknik menyikat gigi
Menurut Depkes RI (1996), teknik menyikat gigi adalah:9
Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan
gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah,
sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi.
Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan
gerakan naik turun.
Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan
gerakan naik turun agak memutar.
Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat
dengan gerakan maju mundur.
Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah
disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.
9
Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja
agar sisa fluor masih ada pada gigi.
Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan
dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas.
10
Komponen pendidikan adalah:11
11
formal akan memperoleh ijazah atau surat tandatamat belajar. Pendidikan
kesehatan di sekolah harus diterapkanmelalui Mata Pelajaran Olahraga dan
Kesehatan. Penanaman pendidikan kesehatan akan berpengaruh terhadap
pembentukan sikap pelihara diri yang diharapkan akan terus tertanam sampai
akhirhayat.
c. Masyarakat
Pendidikan ini biasanya dilakukan untuk menambah atau melengkapi
pendidikan di sekolah.
4. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan Gigi
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel
and Clark sebagai berikut:11
12
kesadaran masyarakat mengenaikesehatan gigi, sehingga seringkali mereka
membiarkan giginya yang berlubang tidak segera ditambal dan
mengakibatkan penyakit yang lebih parah.
13
2. Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan individu
untuk meningkatkan dan melestarikan kebiasaan pelihara diri didalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.
3. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut baik sendiri
maupunkesehatan keluarga.
4. Mampu menjalankan upaya mencegah terjadinya penyakit gigi
danmulut serta menjelaskan kepada keluarganya tentang
pemeliharaankesehatan gigi dan mulut.
5. Mampu mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin
kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar.
14
interproximal.Saat ini terdapat beberapa bentuk pegangan pada sikat gigi yang
dibuat untukmemperoleh kenyamanan saat menyikat gigi dan sesuai dengan
posisi telapaktangan yang dapat meningkatkan kualitas penyikatan.American
Dental Association (ADA) menganjurkan bentuk sikat gigi yang baik harus:12
1. Kepala sikat kecil, panjangnya 1-1,25 inci (2,5 cm-3 cm). Lebarnya
5/16-3/8 inci, dengan 2-4 baris tiap serabut sikat, tiap serabut terdiri
15
Tidak seperti sikat gigi manual, bulu kepala sikat dari sikat gigi
elektrik yang telah bertambah/rusak dapat diganti dengan kepala sikat
yang baru. Sikatgigi elektrik dapat menimbulkan gerakan menyikat di
atas 30.000 stroke permenit. Telah diketahui bahwa tindakan
penyikatan gigi dengan kuat dapat menyebabkan kerusakan pada
gingiva.11
16
cara penyikatan gigiyang baik, beberapa hal dibawah ini perlu diperhatikan
sebagai pedoman:13
1. Teknik penyikatan harus dapat membersihkan semua permukaangigi,
khususnya daerah celah gingiva dan daerah interdental. Teknikmenyikat dapat
membersihkan konveksitas gigi dengan baik, tetapitidak dapat membersihkan
daerah yang terlindungi.
2. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupunjaringan keras:
Metode penyikatan vertikal dan horisontal dapatmenimbulkan resesi gingiva
dan abrasi gigi.
3. Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari.
4. Metode harus diatur dengan baik, sehingga setiap bagjan gigi geligidapat
disikat bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan.
17
Teknik menyikat gigi dengan gerakan vertikal ini, dimulai pada
rahangatas dimana gerakan penyikatannya dari atas ke bawah dan pada rahang
bawahdimana gerakan penyikatannya dari bawah ke atas.15
Teknik menyikat gigi dengan arah horizontal ini biasanya dianjurkanpada anak - anak
dan gerakannya dalam arah horizontal pada permukaan oklusalgigi.15
18
7.3 Teknik Vibratory (metode Stillman 1932)
Dengan sikat gigi lembut, tempatkan kepala sikat gigi sejajar oklusalplane
dengan "puncak" distal sikat gigi di molar terakhir. Tempatkan bulu sikatgigi di
margin gingiva membentuk sudut 45 terhadap sumbu memanjang bulusikat, dan
dorong bulu sikat ke dalam sulkus gingival dan kedalam embrasureinterproksimal.
Gerakan sikat gigi ke depan ke belakang tanpa merubah puncakbulu sikat lakukan
gerakan yang sama sebanyak 20 kali. Gerakan ini akanmembersihkan gigi bagian
fasial 1/3 apikal mahkota, demikian pula dengan batas sulkus gingival dan permukaan
proksimal sejauh jangkauan bulu sikat. Angkatsikat gigi, gerakkan ke anterior dan
ulangi proses tersebut di daerah kaninus danmolar. Tempatkan sikat gigi sedemikian
hingga tetap berada di bagian distal kaninus. Gerakan ini akan membersihkan distal
19
kaninus dan premolar, Kemudian angkat sisi gigi dan gerakkan sehingga puncaknya
berada di bagian mesila kaninus. Gerakan ini akan membersihkan mesial kaninus
dan insisivus.Teruskan ke lengkung di sebelahnya, bagian demi bagian dengan
meliputi 3 gigisatu kali gerakan, sehingga seluruh gigi rahang atas selesai disikat.7
2. Gerakan ini memusatkan aksi pembersihan pada bagian servikal dan interproksimal
gigi.
20
Stillman. Dengan menggunakan bulu sikat gigi medium atau keras, bulusikat
ditempatkan pada gigi dengan bulu sikat yang mengarah ke mahkotadengan sudut
450 terhadap sumbu panjang gigi. Untuk membersihkan permukaanoklusal puncak
bulu sikat ditempatkan pada pit dan fissure dan sikat gigidigerakkan panjang pendek
depan belakang, sisi serabut diletakkan pada tepigingival dan gigi, sehingga bulu
sikat masuk ke daerah interproksimal dan menekan tepi gingiva. Gerakan memutar
dengan sedikit getaran, digunakan untuk membersihkan embrasure proksimal. Untuk
membersihkan permukaan oklusal, digunakan gerakan memutar dengan serabut sikat
diletakkanpada pit dan fisur gigi. Prosedur ini di ulang hingga seluruh permukaan
oklusaldibersihkan bagian perbagian.16
Dengan menggunakan bulu sikat gigi medium atau keras, ujung bulusikat
ditempatkan pada posisi servikal gigi dan sebgaian lagi pada batas gingival,mengarah
langsung ke apical dengan sudut oblique pada sumbu panjang gigi.Tekanan diberikan
secara lateral berlawanan margin gingival sehingga mengahasilkan pembersihan yang
diinginkan. Sikat gigi digerakkan depanbelakang pendek dan secara simultan
digerakkan kearah koronal sepanjang attached gingival, margin gingival, dan
permukaan gigi. Proses ini di ulang untuk semua permukaan gigi dilakukan secara
sistematis disekitar mulut, untuk mencapai permukaan insisivus rahang bawahdan
rahang atas dipegang dalam posisi vertikal, memperkuat ujung sikatPermukaan
oklusal gigi molar dan premolar dibersihkan dengan bulu sikat yang lurus terhadap
oklusal plane, lalu dipenetrasi jauh ke dalam sulkus danembrasureinterproksimal.
Dengan teknik ini sisi sikat gigi yang digunakan bukan ujungnya dan penetrasi bulu
sikat ke dalam sulkus gingiva sebaiknya dihindari. Metode ini direkomendasikan
untuk pembersihkan di daerah yang mengalami resesi gingiva dan terbukanya akar
untuk mencegah kerusakan jaringan abrasif.
21
7.7 Frekuensi Menyikat Gigi
22
pengurangan 49% resiko kehilangan gigi jika dibandingkan dengan kebiasaan bentuk
yang tidak menjaga keadaan oralhygiene secara konsisten.
Daftar Pustaka
23
Kedokteran Gigi Anak. Bandung:Bagian Kedokteran Gigi anak
FKG Unpad 2005.
4. Mozharta M. Perilaku ibu tentukan kesehatan gigi anak.
2008.http://gigi.klikdokter.com/artikel_arsip.php. (Agustus
2009).
5. Wirayuni, K.A., 2003, Plaque Control, Jurnal Kedokteran Gigi
Mahasarasawati, I,Denpasar.
6. YKGI, (1999), Pendidikan Kesehatan Gigi untuk Anak Sekolah
Dasar, Bagian V,Bandung.
7. Manson, J.D., dan Eley,D.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, Alih
Bahasa Anastasya S. Edisi II, Jakarta: Hipcrates.
8. Budiman, C. M., 2009, Manfaat Berbagai Jenis Pasta Gigi,
available from:http://wwwfajar.co.id/news.php?newsid=12984,
(21 Januari 2009).
9. Depkes RI., 1996, Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah,
Direktorat KesehatanGigi, Jakarta
10. Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan
Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Diunduh dari
:http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf . Diakses Oktober
2010.
11. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan Kesehatan
Gigi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. p.6-10.
12. Poernomo SD. Metode Pendidikan Kesehatan Gigi. Jurnal
Ilmiah danTeknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM. 2007; 4:65-6.
13. Anitasari S, Liliwati. Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi
Terhadap TingkatKebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi
Sekolah Dasar Negeri diKecamatan Palaran Kotamadya
Samarinda Propinsi Kalimantan Timur.Dentika. 2005; 10:22.
14. Pradopo S, Setyorini D, Sulistiyani. Rata-rata OHI-S
Setelah PendidikanMenyikat Gigi dengan Metode Roll pada
Anak Usia 4-7 Tahun di KlinikPedodonsia Fakultas Kedokteran
24
Gigi Universitas Jember. MajalahKedokteran Gigi. 2006;
13:128-9.
15. Hiremath S. Text Book of Preventive and Community
Dentistry. NewDelhi: Elsevier; 2007. p. 385-8.
16. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. Silabus Periodonti. 4th ed.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. p. 73-4.
25