Topik
Respirasi Bakteri
B. Tujuan
a. Untuk memperoleh keterampilan membuat medium cair
b. Untuk mengetahui sifat respirasi bakteri
C. Dasar Teori
Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat
tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada
respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi
pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi karena semua bagian
tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi
pada sel (Champbell, 2002).
Kebutuhan akan oksigen bebas dari udara bagi bakteri untuk respirasi sel sangat
berbeda, tergantung pada adanya system enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies
sehingga dikenal adanya respirasi aerob dan anaerob.respirasi yang menggunakan
oksigen bebas sebagai penerima electron disebut respirasi aerob, sebagai yang
menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima electron disebut respirasi anaerob
(Utami, 2004)
E. Prosedur Kerja
G. Analisis Data
Praktikum respirasi bakteri dilakukan dengan menggunakan dua koloni bakteri
lempeng (NC). Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data bahwa pada koloni I letak
distribusi sel bakteri dalam tabung berada di permukaan dan memiliki tipe respirasi
aerob. Sedangkan pada koloni II letak distribusi sel bakteri dalam tabung menyebar dan
memiliki tipe respirasi anaerob fakultatif.
H. Pembahasan
Menurut Hastuti (2015), medium cair merupakan medium yang tidak
mengandung bahan pemadat (misalnya serbuk agar). Medium cair dapat dipakai untuk
menumbuhkan bakteri yang akan dipelajari sifat respirasinya. Sifat respirasi bakteri
tersebut dapat diketahui dari tempat terkumpulnya sel-sel bakteri yang ditandai dari letak
zone keruh pada medium cair itu. Oleh karena itulah medium cair dipilih untuk
pengamatan sifat respirasi bakteri.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada Senin, 22 Februari 2016 diperoleh
data bahwa zona keruh dari koloni pertama dan kedua letaknya berbeda. Pada koloni
pertama, zona keruh berada di permukaan medium, sedangkan koloni kedua zona
keruhnya tersebar ke seluruh medium. melalui data tersebut dapat ditarik hasil bahwa
koloni pertama bersifat aerob sedangkan koloni kedua bersifat anaerob fakultatif. Hal ini
Dalam pernafasan aerob, bakteri dapat menggunakan glukosa atau zat organik
yang lain sebagai substrat yang dioksidasikan menjadi karbondioksida dan air, sedang
bakteri sendiri beroleh energi. Menurut penyelidikan energi yang terlepas sebagai hasil
pembakaran 1 grammol glukosa adalah 675 kcal. Jika pengoksidasian substrat tersebut
tidak sempurna, maka energi yang timbul tidak akan sebanyak jumlah tersebut di atas.
Sedangkan untuk pernafasan anaerob adalah dimana bakteri mampu hidup tanpa
menggunakan oksigen bebas, bahkan ada bakteri yang justru mati, jika terkena udara
bebas. Ada pula bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas meskipun gas ini tersedia
baginya (Dwidjoseputro, 1989).
Pernafasan anaerob dapat terlaksana secara antarmolekulatau secara intramolekul.
Pernafasan antarmolekul itu hampir serupa dengan pernafasan aerob; bedanya ialah,
bahwa untuk mengoksidasikan substrat tidak diperoleh dari udara bebas, melainkan dari
suatu senyawa, sedangkan yang direduksikan bukan oksigen, melainkan suatu senyawa
I. Kesimpulan
a. Medium cair dibuat dengan bahan yang sama dengan NA yaitu beef extract dan
pepton tanpa penambahan agar.
b. Sifat respirasi bakteri pada koloni I adalah aerob yang ditandai dengan letak distribusi
sel dalam tabung yang berada di permukaan.
c. Sifat respirasi bakteri pada koloni II adalah anaerob fakultatif dengan letak distribusi
sel dalam tabung menyebar.
J. Diskusi
1. Mengapa digunakan medium cair untuk pengamatan sifat respirasi bakteri?
Jawaban:
Medium cair adalah medium yang tidak mengandung bahan pemadat (misalnya:
serbuk agar). Medium cair dapat dipakai untuk menumbuhkan bakteri yang akan
dipelajari sifat respirasinya. Medium ini dipilih karena untuk mengetahui sifat
respirasi suatu bakteri dapat dilihat dari zona keruh pada medium cair tersebut. Zona
keruh tersebut diakibatkan oleh terakumulasinya sel-sel bakteri untuk mendapat
oksigen guna respirasi.
Champbell, N.A,dkk. 2002. Biologi. Edisi Lima Jilid Satu. Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Hastuti, Utami Sri. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Kusnadi., Peristiwati., Ammi Syulasmi., Widi Purwianingsih., dan Diana Rochintiawati.
2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA.
Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Syamsuri, I. 1980. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Utami, Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam Negeri
Malang.
Wheeler dan Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga
b.