Anda di halaman 1dari 10

A.

Topik
Respirasi Bakteri
B. Tujuan
a. Untuk memperoleh keterampilan membuat medium cair
b. Untuk mengetahui sifat respirasi bakteri
C. Dasar Teori

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.


Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel
hewan dan manusia. Kegiatan respirasi ini berlangsung pada semua makhluk hidup baik
itu hewan, tumbuhan maupun manusia. Secara umum, dalam ilmu biologi dikenal ada
dua jenis respirasi. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam (Syamsuri, 1980).

Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat
tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada
respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi
pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi karena semua bagian
tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi
pada sel (Champbell, 2002).

Kebutuhan akan oksigen bebas dari udara bagi bakteri untuk respirasi sel sangat
berbeda, tergantung pada adanya system enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies
sehingga dikenal adanya respirasi aerob dan anaerob.respirasi yang menggunakan
oksigen bebas sebagai penerima electron disebut respirasi aerob, sebagai yang
menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima electron disebut respirasi anaerob
(Utami, 2004)

Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan


karbon diokside. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respon
terhadap oksigen bebas dan atas dasar tersebut maka mudah sekali untuk membagi
mereka menjadi empat kelomok aerobic ,anaerob, anaerob fakultatif, mikroanaerob, dan
kelompok ini dapat dibedakan menurut pola pertumbuhan didalam tabung-tabung reaksi
(Pelczar, 1986).

1 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


Menurut Wheeler dan Volk (1993) dalam pemanfaatan oksigen untuk
respirasinya, bakteri dibagimenjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Mikroaerofilik, yang dimana bakteri hanya memanfaatkan oksigen sangat sedikit,


bakteri jenis ini akan memiliki posis pada bagian tengah dari medium cair tabung
reaksi
2. Aerob, yang dimana bakteri ini sangat membutuhkan oksigen dalam repirasinya,
sehingga posisi bakteri ini pada medium cair berada pada permukaan medium cair
tabung reaksi. Banyak organisme dapat menggunakan oksigen sebagai penerima
hydrogen terakhir, dalam hal demikian, tidak perlu mereduksi hasil antara seperti
halnya pada fermentasi sebagai akibat, hasil antara semacam itu dapat dioksidasi
secara sempurna menjadi CO2 Dan H2O. Hal ini merupakan keuntungan luar biasa
bagi organisme itu karena banyaknya energi yang tersedia dari oksidasi sempurna
molekul glukosa lebih besar dari pada energi yang diperoleh dari fermentasi glukosa.
Hal ini terjadi karena jalan bertahap setiap pasangan electron dari NADH ke oksigen
melalui serangkaian pengangkutan tiga molekul ATP.
3. Anaerob obligat, dimana bakteri ini sangat tidak toleran dan hidup tanpa danya
oksigen, sehingga posisi bakteri ini pada bagian dasar medium cair tabung reaksi. Ada
kelompok organisme terakhir yang terpisahkan karena organisme ini bukan pula
fermetatif. bakteri ini adalah anaerob obligat, tetapi, bukannya menggunakan hasil
antara mtabolismenya, organisme tersebut menggunakan ion-ion anorganik sebagai
penerima electron terakhir. organize semacam ini dapat dibagi lagi menjadi tiga tipe:
pereduksi netrat , pereduksi sulfat, pereduksi metan.
4. Anaerob fakultatif, dimana bakteri ini dapat hidup dengan adanya oksigen dan dengan
kadar oksigen yang sedikit bahkan tidak ada, sehingga posis dari bakteri ini yaitu
pada seluruh bagian dari medium cair tabung reaksi sehingga tanpak terlarut di dalam
medium cair.

2 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


Gambar 3.1 Tipe Respirasi Bakteri

D. Alat dan Bahan

No. Alat Bahan


1. Timbangan Beef extract
2. Sendok Bacto peptone
3. Jarum inokulasi berkolong Aquades
4. Kaca pengaduk Kapas
5. Labu Erlenmeyer Kain kassa
6. Inkubator Alkohol 70%
7. Gelas ukur 10 ml Lisol
8. Otoklaf Vaseline
9. Kompor gas Sabun cuci
10. Rak tabung reaksi Lap
11. Gunting Benang kasur
12. Tabung reaksi Biakan bakteri

E. Prosedur Kerja

3 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


DTMaiebbduuinautgmmreeaadknisuiqducadresdeenngigatarmlfoesdramiuiudleanssgeeabpanrmtyiemknge5dmuulakNnAottaknlpaf enambhnagr
DDKiietpduunlaghm2mc1axc2s4ubjpaameknteiribyaakntegrikdnodkipuelarskisanecar septik dalm ediumcar.Tipmac supenibakteridnokulasi ndalm ediumcarsebnyak1 olngjaruminokulasiberkolng.
TBPeaabrktuutenmigdbrehnaakknusibdaskipteurtniadrp-aadmstuidhsiean3tl7arh1kxe2d4uajabmlhtang sehingadiperolhsupeniyagmerat
F. Tabel Data Pengamatan

No. Letak Distribusi Sel Tipe Respirasi Gambar


Koloni Bakteri dalam Tabung Bakteri

4 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


I Permukaan Aerob

II Menyebar Anaerob fakultatif

G. Analisis Data
Praktikum respirasi bakteri dilakukan dengan menggunakan dua koloni bakteri
lempeng (NC). Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data bahwa pada koloni I letak
distribusi sel bakteri dalam tabung berada di permukaan dan memiliki tipe respirasi
aerob. Sedangkan pada koloni II letak distribusi sel bakteri dalam tabung menyebar dan
memiliki tipe respirasi anaerob fakultatif.

H. Pembahasan
Menurut Hastuti (2015), medium cair merupakan medium yang tidak
mengandung bahan pemadat (misalnya serbuk agar). Medium cair dapat dipakai untuk
menumbuhkan bakteri yang akan dipelajari sifat respirasinya. Sifat respirasi bakteri
tersebut dapat diketahui dari tempat terkumpulnya sel-sel bakteri yang ditandai dari letak
zone keruh pada medium cair itu. Oleh karena itulah medium cair dipilih untuk
pengamatan sifat respirasi bakteri.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada Senin, 22 Februari 2016 diperoleh
data bahwa zona keruh dari koloni pertama dan kedua letaknya berbeda. Pada koloni
pertama, zona keruh berada di permukaan medium, sedangkan koloni kedua zona
keruhnya tersebar ke seluruh medium. melalui data tersebut dapat ditarik hasil bahwa
koloni pertama bersifat aerob sedangkan koloni kedua bersifat anaerob fakultatif. Hal ini

5 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


didukung dengan teori menurut Dwidjoseputro (1989) yang menyatakan, antara anaerob
dan aerob itu ada tingkatan-tingkatan sebagai berikut: semata-mata anaerob (anaerob
obligat), anaerob fakultatif, aerob dan mikroaerofil. Jika diinokulasikan di dalam medium
cair, bakteri anaerob akan tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri yang
anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar di seluruh medium, bakteri mikroaerofil akan
tumbuh mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri aerob
akan tumbuh pada permukaan medium.
Menurut Kusnadi (2003), kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan
mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Pada anaerob
fakultatif dan obligat, metabolismenya bersifat fermentatif kuat. Pada anaerob fakultatif,
cara metabolisme respirasi dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi tidak terjadi fermentasi.
Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat udara, terjadi sejumlah reaksi enzimatik
dan mengakibatkan produksi hidrogen peroksida dan radikal superoksida. Pada bakteri
aerob, aerobtoleran, anaerob fakultatif, enzim dismutase superoksida mencegah
akumulasi ion superoksida, tapi pada anaerob obligat enzim tersebut tidak ada. Pada
bakteri anaerob fakultatif dan aerobik, hidrogen peroksida yang dibentuk dalam reaksi
dismutase secara cepat dirusak oleh katalase.

Dalam pernafasan aerob, bakteri dapat menggunakan glukosa atau zat organik
yang lain sebagai substrat yang dioksidasikan menjadi karbondioksida dan air, sedang
bakteri sendiri beroleh energi. Menurut penyelidikan energi yang terlepas sebagai hasil
pembakaran 1 grammol glukosa adalah 675 kcal. Jika pengoksidasian substrat tersebut
tidak sempurna, maka energi yang timbul tidak akan sebanyak jumlah tersebut di atas.
Sedangkan untuk pernafasan anaerob adalah dimana bakteri mampu hidup tanpa
menggunakan oksigen bebas, bahkan ada bakteri yang justru mati, jika terkena udara
bebas. Ada pula bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas meskipun gas ini tersedia
baginya (Dwidjoseputro, 1989).
Pernafasan anaerob dapat terlaksana secara antarmolekulatau secara intramolekul.
Pernafasan antarmolekul itu hampir serupa dengan pernafasan aerob; bedanya ialah,
bahwa untuk mengoksidasikan substrat tidak diperoleh dari udara bebas, melainkan dari
suatu senyawa, sedangkan yang direduksikan bukan oksigen, melainkan suatu senyawa

6 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


pula. Penerima hidrogen dapat berupa nitrit, karbonat, atau sulfat. Energi yang
ditimbulkan di dalam proses ini tidak banyak.

I. Kesimpulan
a. Medium cair dibuat dengan bahan yang sama dengan NA yaitu beef extract dan
pepton tanpa penambahan agar.
b. Sifat respirasi bakteri pada koloni I adalah aerob yang ditandai dengan letak distribusi
sel dalam tabung yang berada di permukaan.
c. Sifat respirasi bakteri pada koloni II adalah anaerob fakultatif dengan letak distribusi
sel dalam tabung menyebar.

J. Diskusi
1. Mengapa digunakan medium cair untuk pengamatan sifat respirasi bakteri?
Jawaban:
Medium cair adalah medium yang tidak mengandung bahan pemadat (misalnya:
serbuk agar). Medium cair dapat dipakai untuk menumbuhkan bakteri yang akan
dipelajari sifat respirasinya. Medium ini dipilih karena untuk mengetahui sifat
respirasi suatu bakteri dapat dilihat dari zona keruh pada medium cair tersebut. Zona
keruh tersebut diakibatkan oleh terakumulasinya sel-sel bakteri untuk mendapat
oksigen guna respirasi.

2. Mengapa terjadi perbedaan tempat akumulasi sel-sel bakteri?


Jawaban:
Perbedaan tempat akumulasi sel-sel bakteri akibat perbedaan pada kebutuhan oksigen
dari tiap bakteri. Bakteri aerob atau yang membutuhkan oksigen untuk pernafasan
cenderung terakumulasi di permukaan. Hal tersebut mempermudah mereka untuk
mendapatkan oksigen. Bakteri yang cenderung tidak terlalu memerlukan oksigen
akan tersebar ke seluruh medium (anaerob fakultatif), sedangkan bakteri yang tidak
membutuhkan oksigen akan terakumulasi di dasar medium. adapun bakteri yang
membutuhkan sedikit oksigen sehingga terakumulasi sedikit di bawah medium
(mikroaerofil).

7 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


K. Daftar Rujukan

Champbell, N.A,dkk. 2002. Biologi. Edisi Lima Jilid Satu. Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Hastuti, Utami Sri. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Kusnadi., Peristiwati., Ammi Syulasmi., Widi Purwianingsih., dan Diana Rochintiawati.
2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA.
Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Syamsuri, I. 1980. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Utami, Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam Negeri
Malang.
Wheeler dan Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga

8 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


L. Lampiran

No. Gambar Keterangan


1. Hasil pengamatan respirasi bakteri pada
koloni I yakni aerob karena letak distribusi
sel bakteri berada di permukaan

2. Hasil pengamatan respirasi bakteri pada


koloni II yakni anaerob fakultatif karena
letak distribusi sel bakteri menyebar

3. Hasil perbandingan respirasi bakteri pada


perlakuan kontrol dengan koloni I

4. Hasil perbandingan kelompok perlakuan


kontrol dengan koloni II

5. Gambar skematis hasil pengamatan pada:

9 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri


a. Atas : koloni I dengan tipe respirasi
a. aerob
b. Bawah : koloni II dengan tipe
respirasi anaerob fakultatif

b.

10 | Laporan Mikrobiologi Respirasi Bakteri

Anda mungkin juga menyukai