Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan keterkaitan antara landasan teori dengan

pelaksanaan Asuhan Keperawatan Klien Ny. L dengan Post Seksio Sesarea Indikasi

Kala II Lama di Ruang Mawar RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Dalam membahas asuhan keperawatan ini, penulis menggunakan lima tahap

proses keperawatan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Proses keperawatan merupakan rangkaian dari kegiatan

atau tindakan sistematik dan menyeluruh yang digunakan untuk menentukan,

melaksanakan serta menilai asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Penulis

melakukan pembahasan berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan meliputi:

A. Nyeri berhubungan dengan luka post operasi seksio sesarea

Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif Klien mengatakan nyeri di

daerah luka operasi dan data obyektif ditemukan ,klien post seksio hari ke-I,

terdapat luka post operasi vertikal diatas simpisis pubis dengan panjang 10 cm ,

ekspresi wajah meringis, skala nyeri 6, TD : 110/70 mmHg, N : 80x/mnt, RR :

20x/mnt, T : 360C. Hal ini sejalan dengan menurut NANDA (2009-2011) yang

menjelaskan bahwa nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang

tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual dan potensial
atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (interentional

assosiation for the study of pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas

ringan hingga berat dan akhir dapat diantisipasi atau diperdiksi dengan

berlangsung kurang dari 6 bulan. Dari data tersebut dan berdasarkan keluahan

pasien, penulis memunculkan diagnosa nyeri akut, ini karena sesuai dengan tanda

dan gejala serta skala nyeri yang pasien rasakan.

Dalam masalah ini perawat memberikan tindakan mandiri yaitu

mengkaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas dan skala nyeri,

mengkaji tanda tanda vital, ajarkan teknik manajemen kontrol nyeri dengan

teknik relaksasi nafas dalam, atur posisi pasien yang nyaman, anjurkan klien

untuk beristirahat dan mengurangi aktivitas saat nyeri muncul.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah

teratasi dengan data subjektif bahwa Klien mengatakan masih terdapat nyeri

di daerah luka operasi. Dari hasil pemeriksaan ditemukan data objektif skala

nyeei 3, klien tampak sedikit meringis, TTV TD= 110/70mmHg, Nadi= 80x/i,

pernafasan=20xi, Suhu 360C.

Menurut asumsi penulis, masalah ini sebagian belum teratasi karena

pasien masih mengeluh nyeri sedikit dan luka bekas operasi hari ke -3 masih

basah..
Penulis mendelegasikan kepada perawat ruangan

untuk melanjutkan intervensi, sedangkan kepada pasien

disarankan agar lebih kooperatatif.

B. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan rasa nyaman (nyeri)

Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif klien mengatakan tadi

malam susah tidur karena nyeri dan data objektif ditemukan skala nyeri 6,

Tampak kurang tidur, terdapat lingkaran hitam di sekitar mata, jumlah jam tidur

tidak menentu, TD : 110/70 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 20x/mnt, T : 36 0C. Hal ini

sesuai penjelasan dari buku Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan

kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal yang menyebabkan rasa tidak

nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan(Carpenito,2007 dan

Nanda,2012).

Dalam masalah ini perawat memberikan tindakan mandiri yaitu mengkaji

kebiasaan tidur (waktu tidur klien) klien selama di rumah sakit dan di rumah, kaji

penyebab klien mengalami gangguan tidur, ciptakan lingkungan yang nyaman

bagi klien untuk beristirahat, rapikan tempat tidur klien dan lingkungan di sekitar

klien, dukung kebiasaan ritual (berdoa) sebelum tidur, berikan penjelasan kepada

klien tentang pentingnya istirahat/tidur untuk kesehatan klien.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah dapat

teratasi dengan data subjekif klien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak tadi

malam . Dari hasil pemeriksaan ditemukan data objektif tidak terdapat lingkar
hitam disekitar mata akibat kurang tidur, jumlah jam tidur klien selama di rumah

sakit dan di rumah sama TD= 110/70mmHg, Nadi= 80x/i, Pernafasan = 20xi,

Suhu = 36oC.

Menurut asumsi penulis, masalah ini dapat teratasi karena pemberian

obat nyeri yang diberikan kepada klien dapat mengurangi nyeri dan klien dapat

tidur dengan nyenyak.


Penulis mendelegasikan kepada perawat ruangan untuk melanjutkan

intervensi, sedangkan kepada klien agar dapat mengatur kebutuhan dan istirahat

tidurnya.

C. Defisit mobilisasi berhubungan dengan kelemahan fisik

Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif klien mengatakan saya

belum bisa jalan kekamar mandi sus, data obyektif ditemukan klien ditempat

tidur saja, klien masih dibantu suami untuk memenuhi kebutuhan, Hb : 8,9 gr

% , pada pemeriksaan TTV Tekanan Darah = 110/70 mmHg, Nadi = 80x/

menit, Pernafasan = 20x/ menit, Suhu = 36,oc. Hal tersebut sesuai dengan

penjelasan dari buku NANDA (2013) yang menjelaskan bahwa.

Dalam masalah ini perawat memberikan tindakan mandiri yaitu kaji

kemampuan klien untuk melakukan pergerakan, membantu klien mobilisasi

miring kiri/kanan, duduk, berdiri dan berjalan disekitar tempat tidur, kamar ke

kamar mandi secara bertahap, menjelaskan pentingnya mobilisasi dini secara

bertahap mengkaji tanda tanda vital klien.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah

teratasi dengan data subjektif klien mengatakan sudah bisa miring kiri/kanan,

duduk, berdiri, dan berjalan secara bertahap, kamar kekamar mandi secara

bertahap. Dari hasil pemeriksaan ditemukan data objektif klien sudah bisa

mandi sendiri.

Menurut asumsi penulis, masalah ini teratasi karena pasien sudah bisa

mirng kiri/kanan, duduk, berdiri dan berjalan kekamar mandi sendiri.

Penulis mendelegasikan kepada perawat ruangan

untuk melanjutkan intervensi, sedangkan kepada pasien

disarankan agar jangan takut untuk bergerak lebih

banyak bergerak lebih baik.

D. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ptosedur invasif


Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif -, dan data objektif

ditemukan, Ada luka jahitan post operasi SC 10 cm vertikal, Terpasang IVFD

vemplon ditangan kanan, klien post SC hari ke- I, TD : 110/70 mmHg, N :

80x/mnt, RR : 20x/mnt, T : 36 0C. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bahwa

Resiko infeksi adalah keadaan dimana seorang individu beresiko terserang oleh

agens patogenik atau opotunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit)

dari sumber-sumber eksternal, sumber-sumber endogen atau eksogen(Carpenito,

2007). infeksi dapat terjadi akibat kurangnya mempertahankan teknik aseptif

pada prosedur invasive contohnya dengan memberikan perawatan pada kulit

yang merupakan infeksi nasokomial yaitu infeksi oleh mikroorganisme yang


dialami oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit diikuti dengan

manifestasi klinis yang muncul sekurang-kurangnya 3x24 jam (Darmadi, 2008).

Dalam masalah ini perawat memberikan tindakan mandiri dengan

mengkaji tanda-tanda infeksi seperti demam, memberikan/mengajarkan

menganjurkan klien mencuci tangan sebelum dan sesuadah melakukan tindakan,

gunakan teknik aseptik dan septik pada prosedur invasif, lakukan perawatan

verban infus, lakukan perawatan luka menggunakan teknik steril, pantau tanda-

tanda vital, kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian obat sesuai

indikasi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah

belum dapat teratasi dengan data subjektif klien mengatakan masih nyeri di

daerah luka operasi, dan data objektif ditemukan luka operasi masih basah.

Menurut asumsi penulis, masalah ini belum dapat teratasi karena luka

bekas operasi masih basah dan klien masih mengeluh nyeri.

Penulis mendelegasikan kepada perawat ruangan untuk melanjutkan

intervensi, sedangkan kepada klien disarankan agar memperhatikan kebersihan

luka operasinya.

E. Kurang pengetahuan tentang perawatan tali pusat dan perawatan payudara


Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif Klien mengatakan tidak

tahu cara perawatan tali pusat dan perawatan payudara dan data objektif klien

banyak bertanya tentang bagaimana cara perawatan tali pusat, Klien tampak
bingung, tali pusat bayi belum lepas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dari

buku NANDA (2005-2006) yang menjelaskan bahwa kurang pengetahuan adalah

tidak ada atau kurang informasi kognitif berhubungan dengan topik yang

spesifik. Pada pengkajian pasien dan keluarga menunjukkan adanya kurang

pengetahuan . dikarenakan pasien dan keluarga belum mendapatkan informasi

dari petugas kesehatan yang lain mengenai cara perawatan tali pusat dan

perawatan payudara.

Dalam masalah ini perawat memberikan tindakan mandiri kepada klien

dalam mengkaji tingkat pengetahuan klien, memberikan informasi mengenai cara

perawatan tali pusat dan perawatan payudara, memberikan informasi dalam

bentuk tertulis dan verbal, meminta klien memberikan umpan balik dalam

menyebutkan kembali apa yang sudah dijelaskan dan memberikan reward jika

klien mampu menyebutkan informasi yang diberikan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 jam masalah dapat

teratasi dengan data subjektif klien mengatakan sudah mengerti tentang

perawatan tali pusat dan perawatan payudara dengan data objektif Klien dapat

menjelaskan ulang dan mendemonstrasikan cara perawatan tali pusat dan

perawatan payudara.

Menurut asumsi penulis, masalah ini dapat teratasi karena memberikan

pendidikan kesehatan atau informasi dalam bentuk tertulis dan verbal serta klien

dapat memberikan umpan balik/mengulang kembali informasi yang diberikan

dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien.


Penulis memberikan saran kepada perawat dengan memberikan

pengetahuan saja tidak cukup kepada klien, tetapi membuat klien menjadi lebih

paham dan mengerti tentang perawatan selanjutnya dan tindakan apa yang

seharusnya dilakukan tanpa pantauan dari seorang tenaga medis, perawat serta

teman sejawat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB III Yang Fix
    BAB III Yang Fix
    Dokumen8 halaman
    BAB III Yang Fix
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data Emmy
    Analisa Data Emmy
    Dokumen1 halaman
    Analisa Data Emmy
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat
  • Bab V Wiwin
    Bab V Wiwin
    Dokumen3 halaman
    Bab V Wiwin
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Ayupras LoveForever
    Belum ada peringkat